Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/351

e-BinaAnak edisi 351 (3-10-2007)

Kelas Bayi

 

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                           351/Oktober/2007
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL (1)   : Memahami Bayi
  - ARTIKEL (2)   : Menyusun Rancangan Pembelajaran Kelas Bayi
  - BAHAN MENGAJAR: Bayi Musa
  - WARNET PENA   : Sunday School Fun Zone
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam dalam kasih Kristus,

  Senang berjumpa lagi dengan Anda melalui edisi pertama bulan Oktober
  ini. Kiranya semangat Anda dalam melayani anak-anak layan tetap
  menyala-nyala di dalam Tuhan. Sebagai sajian selama lima pekan ke
  depan, kami akan membagikan topik-topik menarik seputar metode
  mengajar yang tersaji setiap minggunya dalam topik-topik berikut.

    1. Kelas Bayi
    2. Kelas Batita
    3. Kelas Balita
    4. Kelas Pratama
    5. Kelas Madya

  Untuk edisi minggu pertama, kami membagikan metode mengajar untuk
  kelas bayi. Jika belum ada kelas bayi di sekolah minggu Anda, sajian
  ini kiranya dapat mendasari pembentukan kelas bayi di gereja Anda.
  Sebab kami percaya, kita semua memiliki kerinduan untuk membawa
  anak-anak kepada Tuhan, bahkan pada usia yang masih dini sekali pun.
  Jikapun sudah terselenggara, informasi berikut kiranya akan
  memperluas wawasan Anda.

  Selamat mengajar!

  Redaksi Tamu e-BinaAnak,
  Kristina Dwi Lestari

                   "lalu mereka berkata kepada-Nya:
         "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?"
   Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca:
          Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu
        Engkau telah menyediakan puji-pujian?" (Matius 21:16)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Matius+21:16 >


                          o/ ARTIKEL (1) o/

                             MEMAHAMI BAYI
                             =============

  Lembut, banyak tidur, merah, berkerut, menyenangkan untuk disayangi,
  lemah, kecil -- pilihlah kata apa saja untuk menggambarkan bayi.
  Siapa yang tidak menyukai anak kecil ini? Dan mendengar orang tua
  dan saudara-saudaranya dengan bangga dan bahagia mengatakan bahwa
  bayi mereka adalah bayi yang paling cantik dan disayangi oleh semua
  orang. Tentu saja seorang bayi merupakan suatu mukjizat. Dari sebuah
  telur yang dibuahi (kira-kira sebesar titik yang ada dalam huruf i),
  kira-kira sembilan bulan kemudian, menjadi seorang manusia yang
  benar-benar utuh. Hanya ciptaan Tuhan sajalah yang dirancang
  sesempurna itu.

  Sangat menyenangkan merenungkan fakta bahwa Tuhan telah memberi
  orang muda ini jiwa yang selalu mampu mengenal Tuhan. Kemudian
  menjadi tantangan bagi kita untuk mendampingi pertumbuhan dan
  perkembangan bayi ini dengan cara yang menjadikan ia suatu hari
  nanti akan memberi respons terhadap kuasa Tuhan atas hidupnya. Untuk
  bisa melaksanakan ini, kita harus memahami kehidupan kecil yang akan
  kita bentuk dan kita juga harus memahami beberapa metode yang bisa
  digunakan untuk memengaruhi kehidupan itu.

  PENTINGNYA USIA-USIA AWAL

  Sama halnya dengan fondasi sebuah rumah yang menentukan kestabilan
  bangunan di atasnya, demikian pula tahun-tahun dalam hidup
  menentukan keseluruhan arah dan karakteristik suatu kehidupan. Tidak
  ada periode dalam hidup seseorang yang sepenting dua tahun pertama
  hidupnya. Hal ini tidak berarti bahwa perubahan dan perkembangan
  tidak bisa terjadi pada tahun-tahun berikutnya; perubahan dan
  perkembangan itu tetap, bahkan harus terjadi pada tahun-tahun
  berikutnya. Tetapi para psikolog dan pendidik setuju bahwa tidak ada
  masa lain dalam kehidupan manusia yang memungkinkan ia untuk bisa
  belajar dengan cepat seperti pada dua tahun pertama kehidupannya.
  Seorang pendidik menulis, "Secara konservatif dapat dikatakan bahwa
  seorang mahasiswa yang kuliah selama empat tahun tidak membuat
  kemajuan yang sebanding dengan bayi yang dilatih dengan baik pada
  usia dua tahun pertama." (Bernice T. Cory, The Pastor dan His
  Interest in Preschoolers, Christian Education Monographs, Pastors`
  Series, No. 8 (Glen Ellyn, Ill.: Scripture Press Foundation, 1996),
  hal. 2)

  Bagi yang terlibat dalam pendidikan Kristen untuk anak, hal ini
  berarti bahwa dua tahun pertama dalam kehidupan sebaiknya tidak
  diabaikan atau dikesampingkan dalam program gereja. Tahun-tahun awal
  ini memerlukan pelayanan yang terbaik dari gereja. Demikian pula
  para orang tua Kristen, sebaiknya tidak menganggap atau memandang
  tahun-tahun awal ini sebagai tahun-tahun yang tidak produktif. Nilai
  dan konsep dasar yang disampaikan kepada bayi dan balita adalah
  nilai dan konsep dasar yang akan menentukan kelangsungan hidup anak.
  "Anak Anda tidak memiliki kekuatan apa pun terhadap orang-orang di
  sekitarnya. Ia dibentuk oleh orang-orang di sekitarnya; orang-orang
  di sekitarnya itulah yang menjadi cetakannya." (Anne Ortlund,
  Children Are Wet Cement (Old Tappan, N.J.: Revell, 1981), hal. 38)

  Karena masa dua tahun pertama sangat penting, penting pulalah bagi
  kita untuk sebisa mungkin benar-benar memahami mereka.

  MEMAHAMI BAYI

  Kata "bayi" (infant) digunakan untuk menyatakan seorang anak yang
  berusia 1 -- 12 bulan pertama. Pemahaman tentang bayi -- atau anak
  usia lainnya -- melibatkan dua hal. Pertama, ada sejumlah
  karakteristik umum bagi semua anak yang usianya sebaya. Kedua, ada
  beberapa karakteristik yang unik pada anak tertentu. Pelayan yang
  efektif akan mencari tahu karakteristik umum pada kelompok usia
  yang dilayaninya dan ia juga akan melakukan apa saja yang
  memungkinkan dirinya untuk bisa mengenal kepribadian anak tersebut.
  Kedua hal ini sangatlah penting. Namun dalam bagian ini, kita hanya
  akan membahas karakteristiknya secara umum saja.

  Sudah terbukti bahwa tidak ada dua bayi yang sama. Setiap bayi
  merupakan seorang pribadi dengan hak pribadi, dengan polanya sendiri
  dan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya sendiri. Namun, "Bayi
  tumbuh dan berkembang dengan cara-cara tertentu yang unik. Fakta
  yang menantang kita adalah bahwa bayi-bayi itu melewati tahap-tahap
  pertumbuhan yang sama tetapi setiap bayi tumbuh dengan tingkat
  kecepatan yang berbeda." (Florence Conner Hearn, Guiding Prescholler
  (Nashville: Convention, 1969), hal. 23). Kita perlu memahami pola
  dasar ini untuk memahami kepribadian anak-anak.

  MEMENUHI KEBUTUHAN BAYI

  Kebutuhan bayi dapat diringkas lebih mudah: kebutuhan fisiknya harus
  dipenuhi dan mereka harus ditempatkan dalam suasana yang penuh
  kasih di sekitar orang-orang yang mengasihinya. "Perkembangan
  rohani, mental, emosi, dan sosial tergantung pada cara pemenuhan
  kebutuhan fisik (Hearn, hal. 19). Bila kebutuhan fisik dipenuhi
  dengan cara yang lembut dan penuh kasih, bayi akan mendapatkan
  keamanan yang mendasar dan rasa percaya yang akan terus dibawa oleh
  anak itu sepanjang hidupnya.

  Pengertian-pengertian ini jelas bagi mereka yang melayani dalam
  program pelayanan bayi di gereja. Para pelayan ini tidak bisa
  memandang tugasnya sebagai pekerjaan rutin. Ia harus memandang tugas
  itu sebagai suatu jalan untuk melayani Tuhan, Ia yang benar-benar
  peduli pada anak-anak (Mrk. 10:16; Luk. 18:15-16). Pelayan harus
  memiliki kasih kepada setiap anak yang diwujudkan dalam caranya
  memberi perhatian kepada anak-anak yang dilayaninya. Pelayan di
  tempat perawatan anak memiliki tanggung jawab besar untuk membantu
  bayi membentuk kesan pertama dan yang paling mengesankan tentang
  suatu tempat yang disebut gereja. Jauh sebelum ia tahu segala
  sesuatu tentang apa yang diajarkan, ia akan tahu bagaimana rasanya.
  Dan apa yang ia rasakan sekarang bisa berpengaruh besar pada
  seberapa siapnya ia membuka dirinya sendiri terhadap aspek-aspek
  lain dalam program gereja saat ia sudah cukup umur untuk membuat
  keputusan bagi dirinya sendiri.

  Orang yang melayani bayi harus bersikap lembut dan sabar serta tidak
  mudah merasa terganggu. "Peganglah bayi itu dengan kuat, tetapi
  perlakukan mereka dengan perlahan-lahan dan lembut. Gunakan intonasi
  suara yang lembut dan berbicaralah dengan menggunakan kalimat yang
  sederhana dan pendek." Tidak perlu merengek; lagu-lagu dan irama
  sederhana, nada-nada yang menyejukkan, dan senandung lembut lebih
  menyenangkan dan efektif. Beberapa penerbit kurikulum menasihatkan
  supaya membawa bayi yang masih kecil diajar dengan duduk di kursi
  dan di depan meja meskipun ia belum bisa duduk sendiri. Bayi ini
  ditempatkan di kursi yang aman atau di kursi untuk bayi dan
  mendengarkan cerita, ikut serta dalam mendengarkan cerita Alkitab,
  dan mendengarkan lagu-lagu lainnya.

  Peranan orang dewasa dalam merawat bayi menjadi lebih diperhatikan.
  Semakin banyak gereja yang merekrut orang untuk melayani para bayi
  ini. James Hymes menyarankan bahwa "kehidupan seorang anak akan
  lebih kaya bila sejak awal dia mendapat manfaat, baik melalui
  pendekatan secara maskulin maupun feminim, terhadap dunia ...."
  Anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, perlu merasakan tangan
  yang berbulu, tangan yang lebih berotot, tangan yang lebih besar,
  dan tangan yang berkulit tebal. Bila pengalaman di gerejalah yang
  pertama kali didapatkannya, anak itu akan memiliki kepedulian untuk
  mengasihi sesamanya. Ia juga akan lebih mudah menyadari dan percaya
  ada kasih yang diberikan oleh Tuhan Yesus.

  Gereja tidak hanya mengirim sukarelawan untuk membantu bayi, tapi
  juga menyediakan sebuah tempat. Ruang kelas bayi harus benar-benar
  bersih dan memiliki peralatan yang memadai. Tidak ada orang tua yang
  mau meninggalkan anaknya di tempat yang kotor, berantakan, atau
  jorok. Gereja yang ingin melayani orang tua dan bayi harus
  menyediakan pelayanan yang paling bersih, bertanggung jawab,
  efisien, bersahabat, dan penuh kasih kepada bayi maupun orang tua
  mereka. Gereja yang demikian berarti sedang menanamkan investasi
  hidup. Tidak ada investasi lain yang bisa memberikan penghargaan
  ataupun keuntungan kekal! (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku        : Childhood Education in the Church
  Judul asli artikel: Understanding Infants and Toddlers
  Penulis artikel   : Valerie A. Wilson
  Penerbit          : Moody Press, Chicago 1986
  Halaman           : 83 -- 85, 88 -- 89


                         o/ ARTIKEL (2) o/

              MENYUSUN RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS BAYI
              ==========================================

  Riset membuktikan bahwa kegiatan bermain, tepatnya bermain bebas,
  adalah cara terbaik dalam proses perkembangan anak. Bermain
  menyediakan dasar yang kuat untuk pertumbuhan intelektual,
  kreativitas, dan penyelesaian masalah. Bermain juga membantu
  pertumbuhan emosional serta keterampilan sosial anak.

  Dalam bukunya yang berjudul Multiple Intelligences (MI), Howard
  Gardner mengungkapkan bahwa anak-anak balita sedang berada dalam
  tahap eksplorasi, yaitu masa perkembangan di mana anak secara alami
  memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menjelajah serta mengenali
  dunia sekitarnya dengan sangat antusias, dan mereka melakukannya
  dengan segala cara, masing-masing sesuai dengan keunikan pribadinya.

  Bagi anak balita, termasuk para bayi, bermain sama dengan belajar.
  Melalui aktivitas bermain inilah, anak-anak menyerap materi
  pelajaran dengan cara yang paling optimal. Bagi anak balita, bermain
  memiliki dampak serta manfaat positif yang sifatnya lebih menetap
  atau jangka panjang bagi masa depan mereka. Semakin orang tua
  ataupun guru memisahkan proses bermain dengan belajar, semakin tidak
  optimal pula proses perkembangan anak.

  Manfaat terbesar bagi anak-anak yang memiliki banyak waktu untuk
  bermain bebas adalah mereka menjadi lebih bahagia. Dan saat mereka
  bahagia, pelajaran apa pun dapat dicernanya dengan mudah serta
  bersifat lebih menetap dibandingkan dengan model pelajaran yang
  formal atau menggunakan pendekatan konvensional.

  Dalam tulisan ini, akan diberikan contoh bagaimana mendesain
  rancangan pembelajaran untuk Kelas Bayi dengan menggunakan filosofi
  Multiple Intelligences (MI).

  Kecerdasan Majemuk menurut Howard Gardner:
  Percayakah Anda bahwa setiap bayi itu "cerdas"?

  Cerdas di sini bukan berarti bahwa pada usianya yang pertama, bayi
  Anda sudah bisa membaca, atau pada usianya yang kedua, bayi Anda
  bisa menghafal perkalian. Bukan itu yang dimaksud. Namun, setiap
  bayi memiliki potensi kecerdasan di dalam dirinya yang siap dibentuk
  dan dikembangkan oleh Anda. Ternyata, kombinasi kecerdasan setiap
  bayi unik, tidak sama satu dengan lainnya.

  Mengapa Angeline selalu menampakkan ekspresi senang bila ia
  mendengar musik, sementara Julianne seolah tak peduli saat ada yang
  menyanyi atau memainkan musik? Mengapa Bryan aktif merangkak ke sana
  ke mari, sementara Fefe lebih menikmati duduk manis dan mengamati
  teman-temannya? Mengapa anak berusia satu tahun sudah tertarik huruf
  dan angka, sementara anak berusia tiga tahun masih ogah diajak
  mengenal angka? Tak ada bayi yang sama, setiap bayi unik adanya, dan
  setiap bayi ternyata memiliki kombinasi beragam jenis kecerdasan
  yang berbeda.

  Menurut Howard Gardner, ada sembilan jenis kecerdasan yang dimiliki
  oleh seorang anak. Masing-masing dengan kadar, porsi, dan kombinasi
  yang berbeda. Bersiaplah untuk mengenali potensi kecerdasan bayi
  Anda.

  1. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)
     -----------------------------------------------
     Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan
     kata-kata, baik untuk berkomunikasi, memengaruhi, maupun
     memanipulasi orang lain. Kegiatan linguistik antara lain:
     berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis. Seorang anak
     dengan kecerdasan linguistik tinggi biasanya terlihat sebagai
     anak yang "cerewet", pandai bicara, dan sejak dini tertarik
     kepada buku, serta ingin belajar mengenal huruf, bahkan ingin
     belajar membaca.

  2. Kecerdasan Logis Matematis (Logical-mathematical Intelligence)
     --------------------------------------------------------------
     Kecerdasan logis matematis adalah kemampuan untuk mengolah angka,
     menggunakan logika, atau kemampuan berpikir analitis-kritis,
     serta menggunakan akal sehat. Anak-anak dengan kecerdasan logis
     matematis tinggi umumnya suka permainan yang membutuhkan logika,
     suka bereksperimen sebab akibat, dan mungkin, pada usianya yang
     pertama, menyukai angka serta perhitungan sederhana.

  3. Kecerdasan Visual Spasial (Spatial Intelligence)
     ------------------------------------------------
     Kecerdasan visual spasial adalah kemampuan untuk
     memvisualisasikan gambar di dalam benak atau pikiran (visual),
     serta menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi
     (spasial). Aktivitas visual spasial, misalnya menggambar,
     mewarna, membangun balok, lacing, lego, dan berkhayal
     (membayangkan sesuatu).

  4. Kecerdasan Kinestetik (Bodily-Kinesthetic Intelligence)
     -------------------------------------------------------
     Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan untuk mengolah tubuh serta
     melakukan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan anggota tubuh
     tertentu, seperti keterampilan tangan. Anak dengan kecerdasan
     kinestetik yang tinggi dalam hal motorik kasar umumnya adalah
     anak yang tidak bisa diam, alias selalu bergerak ke sana kemari
     dan biasanya memiliki keseimbangan dan koordinasi tubuh yang baik
     (bisa dalam hal olahraga, bisa juga dalam hal tarian, atau
     senam). Adapun anak dengan kecerdasan kinestetik motorik halus
     mungkin sudah mulai suka corat-coret sebelum usianya yang
     pertama. Dan pada usianya yang kedua, sudah bisa memegang pensil
     dengan benar. Barangkali ia juga terampil dalam beberapa
     aktivitas meronce dan lain-lain, yang membutuhkan keterampilan
     jari-jari tangan.

  5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
     -----------------------------------------
     Kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk mencerna,
     mengapresiasi, serta memainkan musik. Seorang anak dengan
     kecerdasan musik tinggi mungkin akan mampu menikmati lagu,
     mengingat melodi, dan menghafal lagu, bahkan mampu menyanyi (bila
     ia sudah bisa menyanyi) dalam nada yang tepat atau benar.

  6. Kecerdasan Antarpribadi (Interpersonal Intelligence)
     ----------------------------------------------------
     Kecerdasan antarpribadi adalah kemampuan untuk memahami dan
     menjalin hubungan dengan orang lain, termasuk dalam hal ini
     adalah kemampuan berempati, berteman, hingga membujuk, bahkan
     memanipulasi orang lain. Anak-anak dengan kecerdasan antarpribadi
     yang tinggi biasanya sangat mudah bergaul, disukai banyak orang,
     dan acap kali pandai pula menggunakan tipu daya untuk memengaruhi
     orang lain agar menuruti keinginannya.

  7. Kecerdasan Intrapribadi (Intrapersonal Intelligence)
     ----------------------------------------------------
     Kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan untuk memahami diri
     sendiri dan percaya kepada diri sendiri. Anak-anak dengan
     kecerdasan intrapribadi tinggi umumnya lebih suka bermain
     sendiri, berkehendak kuat, dan tidak mudah dipengaruhi maupun
     diatur, bahkan mungkin kerap kali dicap keras kepala atau
     pemberontak. Padahal, yang sebenarnya diinginkan oleh anak-anak
     ini adalah melakukan segala sesuatu dengan caranya sendiri.

  8. Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)
     ----------------------------------------------
     Kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali bentuk-bentuk
     alam serta hidup harmoni bersama alam. Anak-anak dengan
     kecerdasan naturalis tinggi mungkin akan suka bermain tanah atau
     pasir, berani memegang anjing, kucing, atau binatang lainnya.
     Mereka suka bermain dan berada di alam terbuka.

  Saat ini telah ditambahkan jenis kecerdasan yang ke-9 yang disebut
  kecerdasan Eksistensialis, yaitu kemampuan untuk memikirkan
  nilai-nilai yang hakiki dan arti kehidupan. Untuk alasan praktis,
  karena bayi belum mampu mengekspresikan jenis kecerdasan yang ke-9
  tersebut, dalam tulisan ini hanya akan dibahas cara menyusun
  rancangan pembelajaran berdasarkan delapan jenis kecerdasan di atas.

  DAFTAR METODE MENGAJAR ALAMI YANG SESUAI UNTUK KELAS BAYI

  1. Kecerdasan Linguistik
     - Guru bercerita dan anak mendengarkan.
     - Bersama-sama mendengarkan kaset atau buku bersuara.
     - Bersama orang tua atau pengasuh, anak diajak membaca buku.
     - Melakukan permainan dengan kata-kata.
     - Mengajarkan sajak (rhyme).

  2. Kecerdasan Logis Matematis
     - Menyertakan angka dalam cerita atau aktivitas.
     - Melibatkan perhitungan sederhana dalam cerita.
     - Mengajak anak melakukan klasifikasi atau pengelompokan.
     - Bermain puzzle.
     - Melakukan kegiatan ilmiah (sains) sederhana.

  3. Kecerdasan Visual Spasial
     - Menggunakan gambar, poster, foto, tayangan, atau tampilan
       visual lainnya.
     - Melibatkan anak dalam kegiatan mewarna, melukis, mengecat,
       kolase, dan sejenisnya.
     - Menggunakan permainan balok, lego, hawkblocks, dan sejenisnya
       yang membutuhkan kemampuan bangun ruang.
     - Menonton film bersama.
     - Permainan labirin dan teka-teki visual lainnya.

  4. Kecerdasan Kinestetik atau Tubuh:
     - Segala macam permainan atau aktivitas yang membutuhkan gerakan
       motorik kasar (merangkak, berjalan, berlari, melompat,
       memanjat, dan sebagainya).
     - Segala macam permainan atau aktivitas yang membutuhkan gerakan
       motorik halus (memegang sesuatu dengan jari, fingerpainting,
       meronce, dan sebagainya).
     - Menggunakan gerakan saat menyanyi atau menyampaikan firman
       Tuhan.
     - Menggunakan bahasa tubuh saat berkomunikasi maupun menyampaikan
       firman Tuhan.
     - Anak melakukan kegiatan yang menyibukkan dirinya, seperti:
       mengutak-atik barang, mendorong, dan menarik.

  5. Kecerdasan Musikal
     - Menyanyikan lagu bersama.
     - Mendengarkan lagu atau musik instrumental dari alat musik.
     - Memainkan alat musik.
     - Menghubungkan lagu atau nada dengan konsep atau materi yang
       diajarkan.
     - Bersenandung, bersiul, bertepuk tangan, atau menghasilkan
       bunyi-bunyian lainnya, baik dari mulut, anggota tubuh, maupun
       peralatan yang ada.

  6. Kecerdasan Antarpribadi:
     - Anak melakukan aktivitas secara individu (sendiri).
     - Guru menghubungkan materi dengan kehidupan anak secara pribadi.
     - Anak mengerjakan tugas pribadi di rumah (tentu dengan bantuan
       orang tua atau pengasuh).
     - Anak melakukan permainan "pura-pura" atau "imajinasi".
     - Guru menyediakan waktu pribadi untuk setiap anak.

  7. Kecerdasan Intrapribadi:
     - Anak terlibat dalam aktivitas atau permainan kelompok.
     - Anak dilibatkan dalam kegiatan untuk saling berbagi dengan
       temannya.
     - Anak terlibat dalam aktivitas yang bergiliran, yang melibatkan
       kontak antara anak yang satu dengan lainnya.
     - Anak dilibatkan dalam sebuah drama dengan berbagi peran.
     - Anak diajak masuk dalam lingkungan sosial yang berbeda,
       atau menghadirkan "tamu".

  8. Kecerdasan Naturalis atau Alam:
    - Mengajak anak belajar di alam terbuka.
    - Menghadirkan benda-benda alam ke kelas, seperti: batu, daun,
      bunga.
    - Menggunakan binatang dan tanaman sebagai peraga mengajar.
    - Melakukan aktivitas yang terkait langsung dengan alam, seperti:
      berkebun, memancing, atau masuk ke kolam ikan.
    - Melakukan studi ekologi sederhana.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: Merintis dan Mengembangkan Kelas Bayi (0-2 tahun) di
              Sekolah Minggu
  Penulis   : Meilania
  Penerbit  : Gloria Graffa, Yogyakarta 2007
  Halaman   : 40 -- 47


                        o/ BAHAN MENGAJAR o/

                              BAYI MUSA
                              =========

  Musa diletakkan di dalam sebuah keranjang kemudian dihanyutkan di
  sungai Nil untuk menjadi seorang putra raja di Mesir. Silakan
  menggunakan ide ini untuk menyusun kurikulum atau untuk menyiapkan
  pelajaran di sekolah minggu Anda.

  SARAN UNTUK MENYAMPAIKAN CERITA

  Bacaan Alkitab
  --------------
  Keluaran 2:1-10

  Ide untuk permainan:
  --------------------

  1. Cari dan Sembunyikan

  Persiapan:
  ----------
  Buatlah daftar berupa enam benda sederhana, misalnya sendok plastik,
  batu, permen, balok, kancing warna biru, dan segulung tali. Ikatlah
  salah satu dari masing-masing benda itu pada sebuah pasak atau
  lekatkan benda-benda itu di papan tulis. Sebelum anak-anak datang,
  sembunyikan benda-benda itu dalam ruang kelas, satu benda untuk satu
  anak. Contoh: jika ada 10 anak yang datang, sembunyikan 10 sendok,
  10 permen, dan seterusnya. Semua sendok harus di tempat yang sama,
  semua kancing di tempat yang sama, dan seterusnya.

  Cara bermain:
  -------------
  Setiap anak harus mencoba mencari satu dari setiap benda, tetapi
  tidak boleh mengatakan kepada siapa pun di mana benda-benda ini
  disembunyikan. Berikan hadiah kecil untuk mereka yang berhasil
  menemukan keenam benda itu dalam waktu tertentu yang telah
  ditentukan. Atau jika Anda melihat seorang anak kesulitan untuk
  mengumpulkan semua benda itu sesuai dengan waktu yang ditentukan,
  Anda bisa mengajak mereka memainkan permainan lain sampai mereka
  juga bisa mendapatkan hadiah.

  2. Mengalahkan Rintangan

  Bahan-bahan:
  ------------
  Bantal, selimut dan/atau seprei, kotak kartu yang besar, meja dan
  kursi, segala sesuatu yang bisa digunakan sebagai
  penghalang/rintangan.

  Cara bermain:
  -------------
  Susunlah beberapa benda sehingga murid harus berpindah, berjalan di
  bawah, di sekitar, dan melalui benda itu. Susunlah benda-benda itu
  selama pelajaran berlangsung. Mulailah dari satu murid pada awal
  pelajaran dimulai dan katakan padanya untuk mencoba mencari jalan
  keluarnya.

  Ide keterampilan:
  -----------------

  Musa dalam Keranjang

  Bahan-bahan:
  ------------
  a. kardus kecil susu yang bersih,
  b. kertas lipat warna coklat,
  c. isolasi/perekat,
  d. stapler/pengokot (digunakan oleh pendamping/GSM),
  e. kain,
  f. jepitan baju berbentuk bulat kecil, dan
  g. spidol hitam (digunakan oleh pendamping/guru).

  Cara membuat:
  -------------
  Sebelum kelas dimulai, gambarlah wajah di setiap jepitan baju
  sehingga Musa siap ditaruh di keranjang.

  1. Guntinglah 1/3 bagian atas kardus susu.
  2. Bungkuslah kardus susu itu dengan kertas lipat coklat. Lekatkan
     dengan isolatip atau lem.
  3. Gunakan stapler untuk menyatukan satu strip kertas lipat itu ke
     atas sehingga bisa digunakan sebagai pegangan/gagang keranjang.
  4. Mintalah murid-murid untuk menghias keranjang mereka dengan
     krayon.
  5. Letakkan sehelai kain di keranjang.
  6. Pada penjepit baju, gambarlah wajah bahagia dan tempatkan
     di keranjang sebagai Musa.

  Doa yang disarankan:
  --------------------
  Tuhan terima kasih atas perlindungan-Mu kepadaku. Engkau
  melindungiku dan menjagaku. Sekarang tolonglah aku untuk
  menceritakan kepada orang lain tentang kasih-Mu yang luar biasa
  kepadaku. Amin.
  (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs        : Suite 101.com
  Judul asli artikel: Moses as a Baby
  Penulis           : Tidak dicantumkan
  Alamat URL        : http://baptist-church.suite101.com/article.cfm/moses_as_a_baby


                        o/ WARNET PENA o/

                      SUNDAY SCHOOL FUN ZONE
                      ======================
                 http://sunday-school-fun-zone.com/

  Tidak semua sekolah minggu memunyai kelas bayi atau kelas untuk anak
  prasekolah, mungkin termasuk sekolah minggu Anda. Oleh karena itu,
  menjadi sebuah tantangan tersendiri jika Anda menggagas pelayanan
  untuk kelas ini di gereja Anda. Sehingga sedari balita, anak-anak
  layan Anda sudah terbiasa untuk berkenalan intim dengan firman
  Tuhan. Dan situs Sunday School Fun Zone bisa menjadi salah satu
  referensi bagus bagi Anda mewujudkannya.

  Situs ini menyediakan berbagai macam kurikulum untuk kelas bayi
  dan prasekolah yang sangat menarik dan kreatif. Semua bahan, seperti
  cerita Alkitab, kreativitas, dan buku mewarnai dapat dicetak dan
  dijadikan pelengkap bahan mengajar. Kesempatan untuk menjadi anggota
  juga disediakan di situs ini. Ayo, segera kunjungi situs ini dan
  dapatkan banyak sekali bahan yang mendukung pelayanan anak Anda.
  Selamat melayani!

  Oleh: Kristina


                       o/ MUTIARA GURU o/

                      Mengajar di Kelas Bayi:
        Janganlah kita fokus pada para bayi yang belum siap,
  tetapi fokuskanlah pada mereka yang sudah siap bersama dengan Anda
                    untuk segera memulai ibadah.
                             - Meilania -


----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                  Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana
                  Redaksi tamu: Kristina Dwi Lestari
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org