Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/358

e-BinaAnak edisi 358 (21-11-2007)

Teknik Komunikasi


______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                          358/November/2007
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL             : Dapatkah Anak Anda Menafsirkan Pesan-Pesan
                          yang Terselubung?
  - TIPS 1              : Teknik Berkomunikasi
  - TIPS 2              : Berkomunikasi dengan Anak Anda
  - WARNET PENA         : Indolead: Situs Kepemimpinan Kristen
                          Indonesia
  - DARI ANDA UNTUK ANDA: Naskah Drama Natal
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam kasih,

  Sering kali perselisihan yang timbul antara anak dan orang tua atau
  gurunya bukan karena suatu permasalahan yang berat, akan tetapi
  semata-mata hanya karena ada yang kurang tepat dalam proses
  komunikasi di antara mereka. Pendekatan-pendekatan tertentu perlu
  dilakukan orang tua maupun guru sebagai pihak pendidik agar anak
  dapat mengerti maksud yang ingin disampaikan dan tidak terjadi
  distorsi dalam sebuah proses komunikasi.

  Anak merupakan pribadi yang unik. Masing-masing memiliki tingkat
  pemahaman yang berbeda terhadap apa yang disampaikan para
  pendidiknya tersebut. Oleh karena itu, orang tua dan guru perlu
  mengetahui teknik-teknik berkomunikasi dengan anak. Melalui
  sajian-sajian minggu ini, kita dapat bersama-sama melihat
  teknik-teknik komunikasi yang dapat kita terapkan dalam berinteraksi
  dengan anak. Kiranya kita semua dapat menjadi teladan yang baik bagi
  anak-anak layan kita dalam hal berkomunikasi. Sehingga mereka pun
  dapat memiliki teknik komunikasi yang baik untuk berinteraksi dengan
  orang lain.

  Selamat melayani!
  Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana

           "Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya
          sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."
                           (Yohanes 12:50)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+12:50 >


                           o/ ARTIKEL o/

                    DAPATKAH ANAK ANDA MENAFSIRKAN
                     PESAN-PESAN YANG TERSELUBUNG?
                    ===============================

  Cara kita duduk, memandang, merasakan sesuatu, apa yang kita
  katakan, dan apa yang tidak kita katakan, segala sesuatu yang kita
  lakukan, itu semua mengomunikasikan suatu pesan. Penelitian
  mengungkapkan bahwa hanya 7% dari komunikasi seseorang dilakukan
  secara lisan. Dari yang sisanya, 38% merupakan nada suara dan 50%
  adalah yang nonverbal, seperti bahasa tubuh. Itu sebabnya, penting
  sekali bagi anak-anak untuk belajar menafsirkan pesan-pesan
  terselubung yang diarahkan kepada mereka.

  Anak-anak yang lebih kecil memunyai kemampuan alamiah untuk dapat
  menangkap perasaan orang tuanya, tetapi mereka cenderung mengartikan
  secara harfiah apa yang dikatakan kepadanya. Mereka juga menjadi
  bingung jika bahasa gerakan tubuh dan nada suara seseorang itu
  menyampaikan pesan yang berbeda daripada apa yang dikatakan
  kepadanya secara lisan.

  Pada suatu hari, anak Pak Waylon O. Ward yang bernama Tim dan baru
  duduk di kelas 1 SD, pulang sekolah dengan menangis. Teman
  sekelasnya, Tommy, adalah seorang anak yang suka mengganggu anak
  yang lebih kecil dan tak berdaya; anak ini suka menjegal dan
  menendang Tim. Sambil menyeka air mata Tim, istri Pak Waylon
  menjelaskan kepada Tim bahwa mungkin Tommy itu kesepian, tak
  memunyai kawan, dan ia berbuat demikian itu hanya untuk menarik
  perhatian. Ibunya itu mengusulkan kepada Tim agar ia mengundang
  Tommy ke rumahnya sesudah sekolah usai kalau kelak ia melakukan hal
  semacam itu lagi. Beberapa hari kemudian ketika Tommy menendangnya
  lagi, Tim menafsirkan peristiwa itu dengan cara yang berbeda dan
  oleh karenanya, tanggapannya pun berbeda. Ia berkata, "Tommy,
  marilah kita berkawan. Maukah kamu datang ke rumah saya setelah
  sekolah usai?" Peristiwa itu merupakan permulaan dari banyak
  pengalaman yang menyenangkan bersama dengan Tommy.

  Kebanyakan, para ahli sependapat bahwa sebelum umur kira-kira
  sepuluh tahun, anak-anak tidak mampu untuk berpikir secara abstrak.
  Sebagai contoh, jika terjadi kecelakaan, mereka sering perlu
  ditolong supaya mengerti bahwa mereka bukan seorang yang "jahat"
  hanya karena mereka menumpahkan susu atau memecahkan piring.
  Kemarahan yang mungkin kita perlihatkan sebagai suatu reaksi spontan
  terhadap kejadian semacam itu, terutama melalui pandangan atau
  isyarat-isyarat yang nonverbal, dapat merupakan sikap yang
  menghancurkan seorang anak.

  Kemarahan semacam itu merupakan salah satu dari pesan-pesan
  terselubung yang lazim. Kita sering menyangkalinya dengan kata-kata
  kita, tetapi menegaskannya dengan emosi kita dan tindakan-tindakan
  kita yang nonverbal. Satu kali, anak itu dapat merasakan bahwa orang
  tuanya marah, kata-kata tidak akan dapat menghapus perasaan takut
  dan perasaan tidak dikasihi yang dialaminya. Cara lain yang jauh
  lebih baik ialah dengan mengakui bahwa Anda marah, tetapi
  yakinkanlah bahwa ia masih tetap sangat dikasihi. Dengan mengakui
  perasaan Anda yang sebenarnya, berarti Anda memberi penjelasan
  kepadanya tentang apa yang "ditangkap" anak itu secara nonverbal dan
  membebaskan dia dari sebagian besar ketakutannya. Sering kali, orang
  tua menggunakan pesan-pesan terselubung dengan memanipulasi
  anak-anak. Kita langsung menunjukkan perasaan "disakiti" apabila
  seorang anak melakukan sesuatu yang tidak kita sukai. Baru setelah
  lama sekali, anak itu mungkin menyadari bahwa sikap inilah yang
  merupakan sumber perasaan bersalah dan kemarahan yang terpendam.
  Kalau kita menyadari bahwa kita sedang memanipulasinya dengan cara
  demikian, kita perlu mengakuinya secara terang-terangan dan meminta
  maaf.

  Pada saat anak-anak memasuki usia praremaja, bertambah juga
  kemampuan mereka untuk berpikir secara masuk akal dan abstrak.
  Mereka sudah dapat menafsirkan pesan-pesan yang terselubung dengan
  lebih baik. Sebenarnya, kemampuan mereka yang makin meningkat untuk
  dapat membaca perasaan dan sikap orang tua itu akan memojokkan kita
  jika kita berlaku tidak konsisten. Misalnya, kita sering menyalahi
  idealisme kaum muda ketika kita menegaskan pentingnya pergi ke
  gereja di satu pihak, tetapi di pihak lain kita mengecam khotbah
  pendeta.

  Apakah mengenai soal pakaian, musik, atau apa saja, Anda dapat
  membangun suatu hubungan yang sehat apabila waktu ada perbedaan
  pendapat antara Anda dan remaja Anda, Anda menjernihkan ketegangan
  ini dengan mengungkapkan secara jujur, "Nak, saya menyadari bahwa
  ini hanyalah pandangan saya. Apakah kamu tidak akan menyetujuinya?"

  Berikut merupakan beberapa teknik komunikasi yang perlu diingat
  mengenai pesan-pesan yang terselubung.

  1. Sentuhan mungkin merupakan salah satu faset yang paling penting
     dari komunikasi nonverbal. Anak-anak perlu dipeluk, dibelai, dan
     berbagai pernyataan kasih yang lainnya, khususnya sesudah mereka
     didisiplin atau dihukum. Sekalipun jika kata-kata Anda tegas dan
     bersifat mengoreksi, sentuhan Anda akan dapat meyakinkan anak
     Anda bahwa di balik hukuman itu terdapat kasih.

  2. Perhatikanlah nada suara dan ekspresi wajah Anda pada waktu
     berbicara kepada anak. Tanyakan pada diri Anda sendiri apakah
     pesan-pesan yang disampaikan secara nonverbal itu sesuai dengan
     apa yang Anda katakan.

  3. Mengepal-ngepal tangan, memutar-mutar cincin, mencoret-coret
     sesuatu, menggaruk-garuk kepala, menarik-narik kancing atau
     perhiasan, atau memandang ke sekeliling ruangan; semua ini
     menunjukkan adanya perasaan-perasaan dan sikap-sikap yang tidak
     diucapkan, seperti kegelisahan, kebosanan, atau amarah.
     Waspadalah terhadap isyarat-isyarat seperti ini yang terdapat
     pada diri Anda dan pada anak Anda.

  4. Tolonglah anggota keluarga Anda supaya mereka dapat menafsirkan
     sikap diam; sikap diam ini dapat mengungkapkan sejumlah perasaan;
     dari marah sampai sedih, sampai perasaan terkejut yang hebat.
     Jika Anda merasa bahwa anak Anda telah menyalahtafsirkan sikap
     diam Anda, pakailah beberapa kata untuk menjelaskan perasaan
     Anda. Umpamanya, jika Anda bersikap diam karena pikiran Anda
     dikuasai oleh rasa prihatin atas sanak keluarga yang sakit,
     jelaskan hal itu supaya anak Anda tidak menyangka Anda sedang
     marah kepadanya karena suatu alasan yang tidak diketahuinya.
     Tolonglah anak Anda yang masih kecil agar dapat menafsirkan
     peristiwa yang terjadi sehari-hari dan juga menafsirkan
     perasaannya sendiri ketika menanggapi segala peristiwa itu.

  5. Jadikanlah suatu permainan atau teka-teki untuk mengungkapkan
     pesan-pesan terselubung yang ada dalam poster-poster dan
     iklan-iklan di media massa dan sarana-sarana lainnya.

  6. Terapkan kemampuan Anda untuk dapat mendengarkan sesuatu dan
     mengenali sesuatu dalam cara-cara komunikasi di dalam keluarga
     Anda. Anjurkanlah untuk bersikap terus terang. Mintalah suami
     atau istri Anda untuk menolong Anda supaya dapat lebih peka
     terhadap perasaan dan pesan yang Anda komunikasikan.

  7. Jadilah teladan agar selalu bersikap konsisten dalam
     berkomunikasi. Mengakui bagaimana perasaan Anda yang sebenarnya
     walaupun mungkin perasaan Anda itu tidak sebagaimana yang Anda
     harapkan, merupakan hal yang penting jika Anda ingin anak Anda
     nantinya akan berbuat yang serupa.

  8. Janganlah bersikap memaksa anak Anda agar ia menunjukkan perasaan
     sebagaimana yang seharusnya ia rasakan. Hal ini hanya akan
     membuat anak itu bersikap tidak konsisten dalam berkomunikasi.

  9. Jika anak Anda minta penjelasan tentang sesuatu pesan yang
     terselubung, ungkapkanlah. Kejujuran dan keterbukaan jauh lebih
     tidak menakutkan jika dibandingkan dengan pesan terselubung yang
     disalahartikan.

  Suatu cara berkomunikasi yang jelas dan lengkap dapat merupakan ciri
  yang istimewa dari cara hidup keluarga Anda, jika Anda cukup menaruh
  perhatian untuk menolong setiap anggota keluarga Anda agar dapat
  mendengarkan seluruh pesan yang disampaikan secara lengkap.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: 40 Cara Mengarahkan Anak
  Judul bab : Dapatkah Anak Anda Menafsirkan Pesan-Pesan yang
              Terselubung?
  Penulis   : Paul Lewis
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1997
  Halaman   : 47 -- 51


                             o/ TIPS 1 o/

                          TEKNIK BERKOMUNIKASI
                          ====================

  Selain perlu mengetahui hambatan-hambatan komunikasi, orang tua
  perlu juga mempelajari teknik komunikasi untuk membangun suatu
  hubungan yang baik.

  A. Menguasai Teknik Mendengar

  Seorang pendengar yang baik adalah yang memerhatikan keluhan pihak
  lain. Itu berarti ia harus tertarik kepada perasaan, usulan anak,
  dan berusaha mengerti. Apabila ada yang tidak dimengerti,
  tanyakanlah dan dengarlah dengan hati yang terbuka, anggaplah si
  anak yang di hadapan kita adalah orang yang paling penting. Sewaktu
  anak dengan sedih datang dan mengeluh di hadapan orang tua,
  dengarkanlah dengan saksama dan usahakan untuk melihat dari sudut
  pandang mereka. Dan apabila anak datang dengan hati yang gembira
  untuk mengutarakan sesuatu, milikilah perasaan yang sama, jangan
  menyiramkan air dingin kepada mereka. Mendengar dengan saksama
  mengandung arti kasih, hormat, menerima, dan mengenal dia.

  Teknik mendengar itu adalah sebagai berikut.

  1. Gunakan waktu yang tepat dan aktif mendengarkan pengungkapan isi
     hati anak, khususnya pada saat-saat suasana gembira dengan
     sengaja menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan anak.

  2. Jangan mendengarkan keluhan anak pada waktu-waktu sibuk atau
     ketika sedang emosi sebab ini akan merusak suasana komunikasi
     tersebut.

  3. Berikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan masalahnya
     sendiri. Jangan terlalu cepat memberikan pendapat atau mencari
     jawaban bagi mereka. Pendengar yang baik membiarkan anak mencari
     jawaban sendiri.

  4. Dalam proses mendengar, berilah selalu respons yang boleh
     dilakukan dengan menjawab atau dengan bahasa tubuh agar anak
     merasa sedang didengar.

  5. Sewaktu pertolongan diperlukan, berikan informasi secukupnya.
     Tetapi perlu diingat agar menyelidiki terlebih dahulu apa
     masalahnya, dan jangan bertindak gegabah.

  B. Menguasai Teknik di Luar Bahasa

  Komunikasi dapat dilakukan melalui tiga perantara: isi, nada, dan
  bahasa tubuh. Pernyataan tanpa bahasa termasuk nada dan mimik muka,
  sikap, atau gerak-gerik. Dalam suatu penyelidikan dinyatakan bahwa
  dari tiga perantara itu, persentase isi menduduki 7%, nada suara
  38%, dan bahasa tubuh 55%. Apabila seorang ibu yang sedang
  membersihkan lantai berkata kepada anaknya, "Jangan masuk dulu,
  masih licin, nanti terpeleset." Isi komunikasi yang sama, kalau
  diucapkan dengan nada yang kasar, akan mengakibatkan pernyataan
  kasih dari ibu itu terhapus.

  C. Menghindari Emosi

  Berkomunikasi dengan anak kadang-kadang bisa dengan nada emosional,
  dengan berteriak atau marah. Ketika seorang dikuasai oleh emosi, ia
  akan mengalami kesulitan untuk bisa tenang berkomunikasi dengan
  orang lain sehingga isi, nada, dan sikapnya akan merusak komunikasi
  itu. Lalu kedua generasi akan mengalami hubungan yang tegang. Hadapi
  perilakunya, bukan pribadinya; hadapi masalahnya, bukan emosinya.

  D. Jangan Terlalu Cerewet

  Mengulang-ulang perkataan atau nasihat adalah kelemahan dalam
  keluarga. Definisi dari kecerewetan adalah terus-menerus mengkritik
  dan mencari kesalahan. Sudah tahu apa yang harus dikerjakan oleh
  anak, tetapi masih tetap terus mengingatkan. Hal seperti ini tidak
  berfaedah, malahan akan menimbulkan perlawanan. Orang tua biasa
  menjadi cerewet karena perkataannya sering tidak didengar oleh anak.
  Penyebab lain bisa juga karena permintaan orang tua tidak jelas.
  Anak diminta untuk membereskan mainannya dan dijawab, "Tunggu
  sebentar!", kemudian orang tua bertanya kembali, "Sampai kapan Ibu
  harus menunggu?" Bila permintaan orang tua jelas, perintah itu tidak
  perlu diulangi lagi.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku        : Menerobos Dunia Anak
  Judul asli artikel: Kunci Komunikasi
  Penulis           : Dr. Mary Go Setiawani
  Penerbit          : Kalam Hidup, Bandung 1993
  Halaman           : 72 -- 74


                            o/ TIPS 2 o/

                    BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK ANDA
                    ==============================

  Komunikasi adalah sesuatu yang penting untuk mengharmoniskan
  hubungan antara orang tua dan anak.

  Apakah Komunikasi?

  Komunikasi itu berbicara dengan orang lain. Komunikasi merupakan
  proses dua arah di mana Anda:

  1. berbicara dengan orang lain, dan
  2. mendengarkan orang lain.

  Komunikasi melibatkan bahasa verbal (lisan) dan nonverbal. Interaksi
  nonverbal adalah interaksi di mana Anda dan anak Anda berkomunikasi
  melalui apa-apa yang Anda dan anak Anda lakukan untuk mengutarakan
  perasaan. Namun demikian, kebanyakan orang tua berkomunikasi dengan
  anak mereka dengan menggunakan komunikasi verbal (lisan).

  Bagaimana Berbicara dengan Anak Anda?

  1. Hati-hatilah dengan cara bicara dan apa yang Anda bicarakan.
     Nada suara Anda perlu diperhatikan. Berbicaralah dengan tenang
     sehingga meminimalisir terjadinya ketersinggungan.

  2. Hindari kalimat yang bertele-tele dan kata-kata yang sulit.
     Untuk anak-anak usia enam tahun, kalimat seharusnya pendek dan
     sederhana.

  3. Gunakan bahasa sehari-hari.
     Berbicaralah dengan mereka seperti Anda berbicara dengan orang
     dewasa, atau Anda bisa mengakhiri pembicaraan Anda seperti
     anak-anak yang sedang berbicara.

  4. Minimalisir gaya bicara yang bersifat menggurui dan mengkhotbahi.
     Hal seperti itu akan membuat anak Anda tidak nyaman dan enggan
     untuk berbicara dengan Anda.

  5. Jadilah peka.
     Perhatikan anak Anda dan lihat apakah ia sedang memiliki masalah.
     Jika anak Anda belum siap untuk bercerita, menunggunya bercerita
     akan lebih baik daripada memaksanya untuk bercerita.

  Bagaimana Mendengarkan Anak Anda?

  1. Tunjukkan antusiasme Anda dengan:
     - menghadapkan tubuh ke arah anak Anda,
     - menatap matanya,
     - tidak mengalihkan perhatian,
     - mengesampingkan apa yang sedang Anda kerjakan, dan
     - berada di dekat anak Anda.

  2. Motivasi anak Anda untuk terus berbicara dengan:
     - meresponsnya secara verbal dengan mengucapkan "hmm-hmm", "saya
       mengerti", "iya";
     - meresponsnya secara nonverbal, seperti anggukan, senyum, kontak
       mata, dan bahasa tubuh.

  3. Ajukan pertanyaan yang tepat.
     Jangan mengajukan terlalu banyak pertanyaan atau menekankan pada
     terlalu banyak detail tanpa memberi waktu untuk anak Anda
     meresponsnya. Satu cara yang menolong adalah dengan menanyakan
     pertanyaan terbuka yang dapat membuat percakapan terus mengalir.
     Contohnya, pertanyaan yang diawali dengan "apa", "mengapa", dan
     "bagaimana".

  4. Masuklah ke dunia anak.
     Berusahalah untuk menghargai cara anak Anda memandang dunia.
     Jangan terburu-buru mengecap cara pandang anak Anda sebagai cara
     pandang yang bodoh dan tak masuk akal.

  5. "Dengarkan" dengan mata Anda.
     Perhatikan tingkah anak Anda. Seorang anak mungkin
     mengekspresikan perasaanya melalui tingkah lakunya dan tidak
     cukup hanya dengan mengutarakannya lewat perkataan. Beberapa anak
     mengekspresikan apa yang mereka rasakan dengan bermain atau
     menggambar.

  6. Dengarkan kata-katanya dengan baik.
     Anak Anda mungkin saja mengatakan apa yang ia inginkan secara
     literal atau mungkin saja ada sebuah pesan penting dalam
     perkataannya. Mendengarkan anak Anda dengan akurat akan membantu
     Anda memahami apa yang mereka pikirkan.

  7. Dengarkan perasaan anak Anda.
     Biarkan anak Anda tahu bahwa Anda memahami perasaannya dan ia
     akan lebih mudah dalam menceritakan segala sesuatu yang ia
     rasakan kepada Anda.

     Untuk meningkatkan komunikasi Anda dengan anak Anda, Anda harus
     sadar akan respons Anda sendiri. Bagaimana Anda merespons anak
     Anda akan memengaruhi cara anak Anda berbicara dengan Anda.

  Bagaimana Merespons Anak Anda?

  1. Mengajak berdiskusi.
     Saat anak Anda menanyakan sesuatu, ajaklah anak Anda berdiskusi
     dengan mengatakan, "Apa yang kamu maksud dengan ...?" dan biarkan
     ia menjawabnya.

  2. Jujurlah.
     Jika Anda tidak tahu jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan
     anak Anda, jujurlah dan katakan padanya bahwa Anda tidak tahu
     jawabannya.

  3. Bantu anak Anda mencari jawaban pertanyaannya.
     Anda bisa memberi saran kepada anak Anda untuk bersama-sama
     mencari jawabannya.

  4. Ajar anak Anda untuk mencari jawaban.
     Membiarkan anak untuk mencari jawaban pertanyaannya sendiri akan
     membantunya untuk berpikir dan memecahkan masalah. Orang tua yang
     menjawab setiap pertanyaan akan membuat anak terlalu tergantung
     kepada orang tua.
                                                              (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku        : Essential Parenting Tips
  Judul asli artikel: Communicating With Your Child
  Penulis           : tidak dicantumkan
  Penerbit          : tidak dicantumkan
  Halaman           : 18 -- 20


                        o/ WARNET PENA o/

            INDOLEAD: SITUS KEPEMIMPINAN KRISTEN INDONESIA
            ==============================================
                       http://lead.sabda.org/

  Setiap guru sekolah minggu merupakan pemimpin bagi anak-anak
  layannya. Untuk itu, selain kemampuan mengajar, diperlukan sikap
  kepemimpinan dalam pelayanan setiap guru sekolah minggu. Situs Indo
  Lead dapat membantu para pelayan anak karena menyediakan bahan-bahan
  yang membahas tentang kepemimpinan. Bahan-bahan yang ada dalam situs
  ini dikelompokkan ke dalam sebelas kategori. Tak hanya itu, Anda
  juga bisa memilih berdasar jenis bahan, apakah itu berupa artikel,
  kutipan, tips, "workbook", buku elektronik, seri kepemimpinan,
  kursus, presentasi, hingga audio. Fasilitas pencarian yang tersedia
  juga memudahkan untuk menemukan bahan yang Anda cari dengan lebih
  cepat. Oleh karena itu, bagi para pendidik Kristen, mentor ataupun
  calon-calon pemimpin Kristen, situs ini sangat direkomendasikan
  untuk Anda. Selain itu, bagi Anda yang ingin mendapatkan bahan-bahan
  mengenai kepemimpinan Kristen secara teratur via e-mail, Anda juga
  bisa berlangganan newsletter bulanan e-Leadership. Dapatkan
  informasinya di dalam situs Indo Lead ini.

  Oleh: Redaksi


                   o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/

  Dari: Medy Rante <rantem(at)xxxx>
  >Buat teman-teman or rekan-rekan pengasuh sekolah minggu dan remaja
  >aku minta tolong bagi yang memiliki Opera Natal/drama natal tolong
  >dong dikirimin soalnya kami sangat membutuhkan atas bantuanya kami
  >ucapkan terima kasih GBU.

  Redaksi:
  Untuk mendapatkan naskah-naskah drama Natal, silakan masuk ke situs
  PEPAK di http://pepak.sabda.org/topik/12. Silakan ketikkan kata
  Natal dalam kolom pencarian, dan dengan cepat akan muncul berbagai
  bahan Natal untuk sekolah minggu, termasuk juga naskah-naskah drama
  Natal.

  Beberapa naskah drama dapat didapatkan pula dari situs YungDarius
  di alamat: http://yungdarius.com/modules.php?op=modload&name=Top_List&file=index

  Jika ada rekan-rekan yang memiliki sumber-sumber lain, silakan
  informasikan kepada kami dengan mengirimkannya ke:

  ==> binaanak(at)sabda.org


                       o/ MUTIARA GURU o/

                  Rencana pelajaran harian saya:
             Hari ini saya akan mengetahui bagaimana
                kita semua berpikir secara berbeda
                  bahkan mengenai objek yang sama


----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                  Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org