Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/359

e-BinaAnak edisi 359 (28-11-2007)

Bobot Komunikasi

 
______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                          359/November/2007
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL 1   : Memberikan Bobot dalam Komunikasi
  - ARTIKEL 2   : Percakapan yang Sesuai Menurut Kristus
  - TIPS        : Bobot Komunikasi
  - WARNET PENA : SABDA.Org
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Usia anak-anak adalah saat yang penting bagi orang tua untuk
  menanamkan banyak hal kepada anak-anak mereka. Kasih, prinsip hidup
  Kristen, pendidikan, kepercayaan, dan berbagai hal positif lainnya
  merupakan beberapa hal vital yang harus dikomunikasikan kepada anak.

  Berkomunikasi dengan anak memang tidak sekadar mengobrol atau
  menemani mereka bermain saja. Apabila hanya demikian, hal-hal yang
  vital yang memberikan bobot bagi komunikasi tersebut justru tidak
  akan sampai kepada mereka. Sebaliknya, bila Anda berhasil
  mengomunikasikan hal-hal tersebut, pengalaman anak dalam
  berkomunikasi akan terus mereka bawa hingga dewasa. Dengan demikian,
  setiap orang tua dan para pelayan anak harus memerhatikan apa yang
  mereka komunikasikan kepada anak-anak mereka.

  Redaksi berharap sajian e-BinaAnak berikut bisa menjadi refleksi
  bagi para orang tua dan pelayan anak untuk melihat kembali bagaimana
  bobot komunikasi Anda dengan anak-anak. Sudahkah seperti yang
  Kristus ajarkan ataukah hanya sekadar mengobrol saja dengan anak?
  Selamat menyimak, kiranya menjadi berkat!

  Redaksi Tamu e-BinaAnak,
  Christiana Ratri Yuliani

   "Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu,
          dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17)
             < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Amsal+29:17 >


                          o/ ARTIKEL 1 o/

                  MEMBERIKAN BOBOT DALAM KOMUNIKASI
                  =================================

  NOMOR 1: Anak-anak membutuhkan perhatian, diajak berbicara,
  kebenaran, kepercayaan, sentuhan, ucapan terima kasih, waktu,
  pengajaran, dan Trinitas.

  Tidaklah mungkin membesarkan anak dengan menggunakan setengah dari
  waktu kita. Membesarkan anak membutuhkan perhatian, kasih,
  kepedulian, disiplin, usaha, dan sikap kita yang sepenuh waktu.
  Terlalu sering kita menyelipkan usaha kita untuk membesarkan anak ke
  dalam jadwal pekerjaan, rekreasi, pengembangan pribadi, hiburan kita
  yang terburu-buru dan penuh tekanan, serta aktivitas kita yang
  tumpang-tindih.

  Kita menimbulkan kekacauan dengan mengambil alih tempat anak-anak
  kita dan melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
  yang meliputi membesarkan anak. Ya, bagian dari membesarkan anak
  adalah menyertai mereka dalam kegiatan mereka. Namun, membesarkan
  anak adalah soal hubungan bukan sekadar lari-lari bersama anak-anak.
  Seperti apakah hubungan dengan anak yang sehat, bermanfaatkah itu?
  Dasar untuk melatih anak-anak Anda menurut jalan yang patut baginya,
  namun tidak terbatas pada hal-hal berikut ini.

  Sepuluh Latihan Terbaik

   1. Memerhatikan
      Perhatikanlah pakaian, gaya rambut, komunikasi yang tidak lisan,
      teman-teman, minat, perubahan dalam kebiasaan, temperamen,
      perasaan, musik, program TV, video game, e-mail, perkataan,
      sikap, tingkah laku, kenaikan kelas, ke mana mereka pergi, dan
      sebagainya. Dengan kata lain, perhatikanlah semua.

   2. Berbicara
      Berbicaralah (termasuk banyak mendengarkan) mengenai perasaan,
      pikiran, pendapat, sukacita, luka batin, hal-hal biasa,
      seksualitas, keuangan, benar dan salah, dsb.. Tidak ada
      batasnya. Berbicara yang disertai banyak mendengarkan akan
      mengomunikasikan kehangatan, kepedulian, minat, keprihatinan,
      kasih, dan empati.

   3. Kebenaran
      Sampaikanlah kepada anak-anak Anda kebenaran mengenai Allah,
      moralitas, diri Anda sendiri, dan dunia di sekitar mereka.

   4. Kepercayaan
      Percayailah anak-anak Anda dan bersikaplah konsisten sehingga
      mereka dapat belajar bagaimana memercayai seseorang dari
      memercayai Anda.

   5. Kebersamaan
      Biarlah anak Anda mengetahui bahwa Anda "beserta" mereka, bukan
      "melawan" mereka. Anda dan mereka bukanlah musuh. Sebagai
      keluarga, Anda bekerja bersama, bukan memisahkan diri.

   6. Sentuhan
      Anak-anak Anda membutuhkan sentuhan jasmani, pelukan, ciuman,
      dekapan, dan segala macam sentuhan yang tepat.

   7. Ucapan terima kasih
      Suatu sikap yang berterima kasih bermanfaat bagi kedua belah
      pihak. Katakanlah kepada anak Anda betapa Anda berterima kasih
      untuk adanya mereka, dan mereka juga akan mulai mengatakan hal
      yang sama kepada Anda.

   8. Waktu
      Anak-anak membutuhkan Anda. Kehadiran Anda tidak dapat
      digantikan oleh barang.

   9. Pengajaran
      Anda adalah guru utama bagi anak Anda, bukan sekolah, gereja,
      klub, tutor, atau pelatih.

  10. Trinitas
      Bagi seorang anak, gambar pertama mengenai Allah dilukis oleh
      orang tuanya.

  Didiklah seorang anak menurut jalan yang patut baginya, maka pada
  masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.
  (Amsal 22:6)

  NOMOR 2: Ucapkanlah kehidupan, bukan kematian, kepada anak-anak
  Anda.

  "Maafkan ayah. Ayah tidak benar-benar mau mengatakan itu."
  Dalih-dalih yang kita kemukakan setelah kita mengucapkan kematian
  tidak akan menghilangkan kerusakan dari racun yang kita masukkan
  dalam hati si anak.

  Yesus mengingatkan kita bahwa apa yang ada dalam hati kita, kita
  ucapkan melalui mulut kita. Bila kita tidak bermaksud begitu,
  jangan mengatakannya. Berpikirlah sebelum Anda berbicara.
  Pastikanlah bahwa Anda mengucapkan perkataan yang membangun, bukan
  meruntuhkan hidup seorang anak. Jagalah diri Anda agar tetap menjadi
  orang yang bertanggung jawab. Selama seminggu, catatlah dalam jurnal
  harian Anda semua pernyataan positif dan negatif yang Anda ucapkan
  kepada anak Anda. Apakah yang negatif lebih banyak daripada yang
  positif?

  Menurut hitungan jari saya, dibutuhkan sekurang-kurangnya sepuluh
  pernyataan yang positif untuk memperbaiki satu perkataan yang
  negatif. Apakah perkataan Anda yang mengkritik menguras habis
  kehidupan dalam diri anak Anda dan membuatnya kosong, kesepian,
  telantar, dan mengalami luka batin?

  Mengucapkan kehidupan ke dalam diri seorang anak dimulai dengan
  penerimaan dan mendengarkan, serta melimpah dengan peneguhan,
  membesarkan hati, membangun, mendukung, dan mengucapkan hal-hal yang
  berarti dalam kehidupan si anak setiap hari. Daripada terus-menerus
  menyampaikan kritik, cobalah menyampaikan koreksi yang positif dan
  pujian supaya anak dapat bertumbuh dan menjadi matang.

  Kehidupan berbicara mengenai jati diri, penampilan positif, dan
  potensi seorang anak. Kematian terus-menerus menunjukkan kegagalan,
  kesalahan dan pikiran, perasaan serta sikap yang menyimpang dari
  seorang anak. Anda bukanlah pendakwa, hakim, atau jaksa anak Anda.
  Anda adalah guru, pendukung, pembesar hati, dan orang tua yang saleh
  bagi anak Anda. "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka
  menggemakan, akan memakan buahnya" (Amsal 18:21).

  NOMOR 3: Katakanlah saja apa yang Allah Bapa suruh Anda katakan;
  lakukanlah saja apa yang Allah Bapa suruh Anda lakukan.

  "Dari manakah asal perkataan ini?" Pernahkah Anda bertanya-tanya
  dalam hati di manakah sumber perkataan Anda?

  Saya sering kali mendapati diri saya mengatakan kepada anak saya
  perkataan yang berulang kali diucapkan orang tua saya kepada saya.
  Beberapa di antaranya positif, namun perkataan lainnya lebih
  merugikan daripada mendatangkan kebaikan.

  Yesus memberikan sebuah teladan yang baik untuk kita ikuti. Ia hanya
  melakukan dan mengatakan apa yang Bapa suruh Ia lakukan dan katakan.

  Dalam seminar-seminar mengenai membesarkan anak yang kami
  selenggarakan bagi para remaja, kami sering kali memberikan
  kesempatan kepada orang tua dan orang-orang muda untuk bertanya,
  "Apakah Allah Bapa menyuruh kamu mengatakan hal itu?" atau "Apakah
  Allah Bapa menyuruh kamu melakukan hal itu?"

  Kita perlu mulai lebih banyak mendengarkan suara Allah dan lebih
  sedikit mendengarkan suara kita pada masa lampau, kaset-kaset milik
  orang tua, atau sindiran-sindiran duniawi. Bila firman-Nya makin
  banyak tertanam dalam diri kita, makin besar kemungkinan bagi
  firman-Nya untuk keluar dari mulut kita.

  Bila kita terlebih dahulu mendengarkan suara Allah, kecil
  kemungkinannya bagi kita untuk menyebarkan perkataan tolol kepada
  anak kita yang melukai hati dan menghancurkan semangat. Bila kita
  mengetahui apa yang Allah ingin kita lakukan, kita akan menghindari
  tindakan dan reaksi yang muncul dari amarah dan emosi yang tertekan.
  Bila kita sulit mendengar suara Allah, kita perlu menyediakan lebih
  banyak waktu bersama Allah -- dengan membaca Alkitab, berdoa,
  merenungkan firman Allah, melakukan kontemplasi, menyembah, memuji,
  berdiam diri, dan berdoa syafaat. Tidakkah hebat bila anak-anak kita
  tahu bahwa kita baru saja bersama Allah sebelum kita berbicara
  kepada mereka? Tidakkah memesona bila anak-anak kita tahu bahwa
  sentuhan, ekspresi kata-kata, dan tindakan kita hanyalah kepanjangan
  dari sentuhan, ekspresi, kata-kata, dan tindakan Allah?

  "Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang
  difirmankan oleh Bapa kepada-Ku" (Yohanes 12:50).

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: 77 Kebenaran yang Hakiki dalam Membesarkan Anak
  Judul bab : Komunikasi
  Penulis   : Dr. Larry Keefauver
  Penerbit  : Media Injil Kerajaan, Semarang
  Halaman   : 1 -- 7


                          o/ ARTIKEL 2 o/

                PERCAKAPAN YANG SESUAI MENURUT KRISTUS
                ======================================

  Berikut ini petunjuk-petunjuk dari seorang guru yang memberkati saya
  mengenai teknik berkomunikasi saat mengajar.

  1. Jangan pikirkan mengenai kesan apa yang Saudara berikan. Pikirkan
     untuk menyatakan pandangan Saudara kepada para pendengar Saudara.
     Pikirkan keadaan mereka itu.

  2. Jangan khawatir mengenai gerakan-gerakan tangan Saudara.

  3. Persiapkan diri Saudara. Pelajarilah bahan itu sebaik-baiknya.
     Pikirkanlah itu seluruhnya. Jadikanlah hal itu sesuai dengan
     pribadi Saudara. Hiduplah sesuai dengan itu.

  4. Bersikaplah wajar, tetapi lupakanlah diri Saudara saat
     menyampaikan pandangan-pandangan Saudara. Berusahalah
     sebaik-baiknya agar Saudara didengar dan dipahami.

  Saran-saran praktis ini sangat berharga bagi guru-guru sekolah
  minggu. Akan tetapi, ada beberapa hal lainnya yang sama pentingnya.
  Untuk merumuskannya, saya perlu kembali mengingatkan pengaruh yang
  paling besar atas kehidupan saya kepada guru-guru. Satu hal yang
  sama mereka miliki yaitu cara berbicara mereka menyatakan bahwa
  mereka itu milik Kristus dan sedang bertumbuh kepada-Nya dalam
  segala hal. Inilah rumusan singkat dari ciri-ciri percakapan mereka
  yang sesuai dengan Kristus.

  Kehidupan dan perbuatan mereka menyokong percakapan mereka. Mereka
  tidak menjadikan kami merasa seolah-olah mereka itu sempurna, tetapi
  orang-orang berdosa yang diselamatkan oleh Kristus. Mereka mengakui
  kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangannya. Di dalam sikap
  rendah hati serta penuh pertobatan, mereka memiliki satu keyakinan
  akan Kristus.

  Mereka tidak membatasi perhatian mereka kepada ruangan kelas atau
  gereja saja, tetapi pada segala segi kehidupan.

  Mereka senantiasa berusaha keras untuk bersaksi bagi Kristus sebagai
  Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Mereka menyadari bahwa sama seperti
  Kristus harus diterima dengan iman sehingga kita memiliki
  keselamatan yang kekal, demikian juga kita harus menerima-Nya dengan
  iman. Bersama-sama Paulus, mereka melaksanakan hal melupakan segala
  perkara yang di belakang dan berlari-lari kepada sasaran yang di
  atas di dalam Kristus Yesus.

  Mereka tidak pernah meninggalkan jalan lurus dan sempit untuk
  menyeleweng ke samping atau menyeberang kepada tafsiran khusus atas
  azas kepercayaan yang disenanginya saja. Dengan kata-kata lain,
  untuk mengutip dari Paulus, mereka memunyai kesetiaan yang sejati
  kepada Kristus (2Korintus 11:3).

  Tingkah laku mereka nyata di dalam percakapan mereka -- kasih dari
  kehidupan Kristen, semangat bagi hal itu sebagai hidup yang
  berkelimpahan, kewaspadaan, kesabaran, kejujuran untuk mengakui
  bila mereka sungguh-sungguh tidak mengetahui sesuatu, pengakuan atas
  kegagalan mereka sendiri, sikap yang penuh pengorbanan.

  Mereka tidak pernah berbantah-bantahan saat mengemukakan kebenaran
  itu, tetapi penuh dengan kasih dan menarik hati. Mereka tidak pernah
  menjatuhkan orang, tetapi menghormati kepribadikan dari para
  pendegarnya. Mereka sungguh-sungguh mirip dengan Kristus karena
  mereka memiliki-Nya di dalam hati mereka.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku        : Cara Mengajar yang Lebih Berhasil
  Judul artikel asli: Bersiaplah Agar Diperhatikan
  Penulis           : Joe L. McMillin
  Penerbit          : Lembaga Literatur Baptis, Bandung 1995
  Halaman           : 45 -- 47


                           o/ TIPS o/

                         BOBOT KOMUNIKASI
                         ================

  Harus ada hubungan yang baik antara orang tua dan anak atau antara
  guru dan murid. Tetapi isi dari komunikasi itu mencakup hal apa? Di
  bawah ini ada beberapa petunjuk bagi orang tua dan guru.

  A. Pengetahuan Umum

  Seperti yang dikatakan oleh John Locke bahwa seorang anak kecil itu
  bagaikan selembar kertas putih yang menanti diisi orang dewasa
  dengan segala konsep dan pengetahuan umum. Oleh karena itu, hal
  pertama yang perlu diketahui anak adalah barang yang ada di
  sekitarnya, mengenal nama tumbuh-tumbuhan dan binatang. Anak sedang
  masuk ke dunia yang menarik, oleh sebab itu ia penuh dengan rasa
  ingin tahu. Ketika sedang berkomunikasi, orang tua sebaiknya
  memberikan pengetahuan umum kepada anak. Mengapa terjadi halilintar
  atau mengapa ada hujan? Dari mana asalnya pelangi yang indah itu?
  Terlebih penting lagi adalah pengetahuan tentang sopan santun,
  bagaimana menjadi manusia yang menghormati orang tua dan orang lain.
  Semua ini harus tampak dalam komunikasi sehari-hari dan tanpa lelah
  mengajar mereka.

  B. Konsep Nilai Agama Kristen

  Dalam penelitian yang dilakukan oleh majalah "Family Life Today",
  beberapa orang tua dimintai pandangannya, yaitu apa yang menjadi
  kebutuhan terbesar dalam kehidupan keluarga mereka. Jawabannya
  sungguh di luar dugaan. Kebanyakan berpendapat bahwa komunikasi
  memang penting, tetapi yang terlebih penting ialah menanamkan konsep
  nilai agama Kristen. Ini adalah hal yang paling dibutuhkan dalam
  keluarga Kristen. Orang tua selalu mengira bahwa mereka telah
  memberikan konsep nilai yang benar kepada anaknya, namun dalam
  kenyataannya, anak mengungkapkan nilai yang berlainan, atau setelah
  dewasa, konsep nilai itu dibuang; hal ini bisa disebabkan karena
  hal-hal sebagai berikut.

  1. Terlambat mendidik. Sedini mungkin konsep mengenai nilai
     kekristenan harus ditanamkan kepada anak supaya lingkungan hidup,
     acara-acara TV, dan pergaulan teman-teman jangan memengaruhi
     mereka terlebih dahulu.

  2. Kemunafikan. Sering pernyataan iman dengan perilaku orang tua
     tidak seimbang. Prinsip mereka, "Jangan tiru perbuatan Ayah/Ibu,
     tetapi belajarlah dari perkataan Ayah/Ibu." Perbuatan orang tua
     lebih menyatakan apa yang ada dalam pikirannya ketimbang apa yang
     dikatakannya.

  3. Bersifat formalitas. Sering orang tua mengira sudah mengajarkan
     kebenaran agama Kristen, tetapi sebenarnya hanya mengajarkan
     sesuatu yang lahiriah belaka, seperti liturgi agama atau
     aktivitas gerejani.

  C. Konsep Moral Alkitabiah

  Konsep nilai dan moral agama Kristen saling berkaitan erat dan
  kebenaran Alkitab memiliki standar moral yang amat tinggi. Seorang
  ahli fisika, Thomas Edison, mengakui ajaran Alkitab sebagai standar
  teladan yang tertinggi bagi perilaku manusia yang merupakan pedoman
  hidup yang sangat dibutuhkan manusia. Seorang sastrawan Inggris,
  Charles Dickens, setahun sebelum meninggal dunia berkata kepada
  anaknya, "Alkitab sengaja kutaruh di dalam tasmu, karena buku ini
  secara umum dikenal sebagai yang terbaik di dunia dan di dalamnya
  terkandung pelajaran yang paling indah." Memiliki konsep moral yang
  tinggi sebagai standar hidup akan memengaruhi pandangan hidup
  seseorang. Melalui kesempatan berkomunikasi setiap hari, berikanlah
  konsep moral yang sesuai dengan ajaran Alkitab, dan itu akan membina
  anak tentang konsep yang benar dan yang salah.

  D. Suka, Duka, Marah, dan Senang

  Emosi anak sangat lemah, karena kesulitan sedikit, ia mudah menjadi
  sedih. Dalam keadaan gelisah dan bingung, anak sangat mengharapkan
  pertolongan. Ada orang yang dapat membimbingnya dan bersama-sama
  dengannya mengarungi masa suka maupun duka. Kalau saja orang tua di
  rumah mau mendengarkan cerita anak tentang pengalaman mereka di
  sekolah, dan guru sekolah minggu dapat menyediakan waktu untuk
  berkomunikasi bersama anak layan secara pribadi, itu akan merupakan
  hiburan dan dorongan yang amat berharga bagi anak. Ketika mereka
  mengutarakan kesulitan, ingat untuk tidak terlalu meremehkan atau
  meninggikan kesulitan, berusahalah untuk tetap melihat dari sudut
  pandang mereka. Dengan demikian, akan lebih bijaksana untuk
  menyatakan perhatian dan dorongan kepada mereka.

  E. Kehidupan di Sekolah

  Komunikasi yang baik termasuk juga mengenal kehidupan anak secara
  utuh. Orang tua maupun guru sekolah minggu perlu mengetahui
  bagaimana pergaulan hidup mereka di sekolah. Siapa teman baiknya dan
  siapa guru favoritnya? Semua itu ada pengaruhnya bagi iman, konsep
  nilai, dan pola kehidupan si anak. Lebih daripada itu, sebaiknya
  orang tua mencari informasi apa konsep nilai yang diajarkan di
  sekolah, bagaimana suasana belajarnya, pelajaran apa yang paling
  disukainya dan mengapa, serta mata pelajaran apa yang paling sulit
  dan mengapa demikian. Setelah mendengarkan keluhan mereka, berikan
  pertolongan yang sedapat mungkin bisa dilakukan. Dengan lebih banyak
  mengenal kehidupan anak, orang tua akan lebih mudah menyelesaikan
  masalah, emosi, perilaku, dan situasi belajar mereka.

  F. Kehidupan dalam Keluarga

  Sebagai seorang guru, Anda juga perlu mengenal kehidupan murid di
  rumah. Harmoniskah atau akrabkah hubungan anak dengan orang tuanya?
  Bagaimana sikap orang tua terhadap pendidikan? Bagaimana teladan
  hidup orang tuanya? Sewaktu berkomunikasi, biarkan anak itu
  mengungkapkan kehidupan mereka di rumah, bahkan juga kesulitan yang
  mereka alami di rumah. Seorang guru yang berfungsi rangkap sebagai
  guru dan teman tidak seharusnya menyebarluaskan berita yang
  diperoleh dari anak, terlebih lagi dengan sembarangan mengutarakan
  perasaan anak kepada orang tuanya. Komunikasi yang baik dibangun
  atas dasar pengenalan dan kepercayaan yang dalam.

  G. Keadaan di Sekolah Minggu

  Orang tua bukan saja harus membawa anaknya ke sekolah minggu, tetapi
  dalam komunikasi dengan anaknya, orang tua harus juga mampu mengenal
  kehidupannya di sekolah minggu. Siapakah guru sekolah minggunya?
  Bagaimana perilakunya di sekolah minggu? Bagaimana guru sekolah
  minggu mengajarkan konsep iman? Dalam percakapan, usahakan untuk
  mengingatkan kembali pelajaran rohani yang baru mereka peroleh di
  sekolah minggu, dan siratkan di dalam percakapan apa pelajaran
  Alkitab tentang kebenaran. Dengan demikian, mereka dapat melakukan
  kebenaran yang dipelajari dan mempraktikkan kebenaran dalam
  kehidupan.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku        : Menerobos Dunia Anak
  Judul asli artikel: Kunci Komunikasi
  Penulis           : Dr. Mary Go Setiawani
  Penerbit          : Kalam Hidup, Bandung 1993
  Halaman           : 74 -- 77


                        o/ WARNET PENA o/

                             SABDA.ORG
                             =========
                        http://www.sabda.org/

  Merupakan kesenangan dan berkat tersendiri dalam dunia maya ketika
  kita dapat mengakses begitu banyak sumber hanya dari sebuah situs.
  Sebuah portal kekristenan dalam dunia maya, SABDA.org, memberikannya
  kepada Anda, ribuan bahan tertulis seputar kekristenan dari berbagai
  bidang pelayanan hanya dalam satu situs. Anda tidak perlu
  bersusah-susah lagi mencari bahan-bahan yang dapat menguatkan iman
  maupun pengetahuan Anda yang tersebar di seluruh jagad dunia maya,
  karena hanya dalam satu tempat saja, Anda bisa mendapatkannya.
  Tinggal klik http://www.sabda.org/ dan jelajahi semua tautan di
  dalamnya. Bagi para pelayan anak, situs ini pastinya akan semakin
  memperlengkapi Anda untuk melakukan pelayanan yang lebih besar lagi
  demi kemuliaan nama Tuhan.

  Oleh: Redaksi


                         o/ MUTIARA GURU o/

                Pendidikan seorang anak harus dimulai
              setidaknya seratus tahun sebelum ia lahir.
                         - Oliver W. Holmes -


----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                  Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
                 Redaksi Tamu: Christiana Ratri Yuliani
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA
         http://ylsa.sabda.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org