Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/365

e-BinaAnak edisi 365 (16-1-2008)

Komitmen dalam Motivasi Pelayanan

 

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                          365/Januari/2008
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL 1    : Motivasi yang Membangkitkan Pelayanan
  - ARTIKEL 2    : Motivasi Pelayanan GSM: Kasih
  - KESAKSIAN GSM: Ketaatan
  - WARNET PENA  : Menolong Anak Bermisi Lewat Kidz Place
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Sua lagi dalam kasih Kristus,

  Entah karena terpaksa atau tidak, saat kita melakukan sesuatu,
  pastilah ada sesuatu yang mendorong kita untuk melakukannya.
  Demikian pula dengan pelayanan anak. Saat seseorang memutuskan untuk
  terlibat dalam pelayanan tersebut, sudah pasti ada motivasinya. Apa
  pun motivasi tersebut, seorang pelayan anak harus sadar benar bahwa
  mereka mengemban misi khusus. Dalam proses pelayanan kita, memeriksa
  dan membenahi diri merupakan hal yang penting; apakah motivasi
  pelayanan kita semakin benar atau semakin kabur.

  Untuk membantu, bersama-sama kita dapat melihat sajian-sajian minggu
  ini. Dalam artikel pertama, kita dapat melihat apa saja
  motivasi-motivasi seorang guru sekolah minggu dalam pelayanannya.
  Kita juga dapat menyimak motivasi dasar yang harus dimiliki seorang
  pelayan anak, yaitu kasih. Kesaksian minggu ini ditujukan bagi para
  guru sekolah minggu agar semakin memiliki komitmen untuk lebih
  sungguh- sungguh dan taat dalam melayani Tuhan melalui anak-anak.
  Selamat melayani!

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana

 "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong
        dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24)
            <http://sabdaweb.sabda.org/?p=Ibrani+10:24 >


                          o/ ARTIKEL 1 o/

                MOTIVASI YANG MEMBANGKITKAN PELAYANAN
                =====================================

  MOTIVASI MENDORONG GURU BERJUANG UNTUK MENCAPAI VISI

  Seorang guru dikenal dekat dengan murid-muridnya, bahkan ia sangat
  sering berkunjung ke rumah setiap muridnya. Guru tersebut sangat
  dicintai anak-anak karena ia selalu rajin membuat berbagai kegiatan
  kreatif di kelas. Tentu saja, apa yang ia lakukan mengesankan banyak
  guru sehingga mereka bertanya: "Apa motivasi pelayananmu?" Ia
  menjawab, "Motivasi pelayanan saya adalah ingin memberikan
  persembahan pelayanan yang terbaik bagi Tuhan karena Tuhan Yesus
  juga sudah memberikan persembahan yang terbaik bagi saya, yaitu
  diri-Nya sendiri, sampai mati di kayu salib."

  Jadi, apa motivasi itu? Motivasi adalah hal-hal yang mendorong
  seseorang bersedia melayani Tuhan untuk mencapai visi yang Tuhan
  berikan kepada kita. Motivasi menjadi "motor" untuk mencapai tujuan.

  BERBAGAI MOTIVASI GURU DALAM MELAYANI TUHAN

  Guru yang satu dengan guru yang lain bisa memiliki motivasi berbeda.
  Tetapi asal motivasinya benar, semuanya itu menjadi pendorong yang
  membangkitkan semangat melayani sampai mencapai tujuan (visi).

  Ada tiga golongan motivasi.

  1. Motivasi yang kurang berkualitas.
  2. Motivasi rohani (motivasi yang berkualitas).
  3. Motivasi yang salah.

  Contoh motivasi-motivasi yang kurang berkualitas, yang mungkin
  dimiliki seorang guru adalah ia mengajar sekolah minggu karena
  alasan-alasan sebagai berikut.
  - Ikut prihatin melihat keadaan sekolah minggu di gerejanya.
  - Ikut-ikutan teman mengajar anak-anak kecil.
  - Mencintai atau menyukai berdekatan dengan anak-anak.
  - Ingin belajar memahami dunia anak-anak.
  - Ingin menambah anggota gereja.
  - Karena diminta sahabat untuk membantunya mengajar di sekolah
    minggu.
  - Karena ingin melayani bersama pacar tercinta.
  - Karena pendeta dan orang tua meminta pelayanannya.
  - Ingin belajar melayani.
  - Ingin berlatih berorganisasi dan mengembangkan talenta melalui
    pelayanan (misal, talenta bermusik, bernyanyi, bercerita, dan
    lain-lain).
  - Ingin memiliki kelompok/teman.
  - Ingin ikut memajukan gereja.

  Semua itu adalah motivasi yang baik, tidak salah, namun sifatnya
  sangat "jangka pendek", tidak kuat dan mudah patah/hancur karena
  kurang berkualitas. Boleh dikatakan motivasi itu "dangkal" dan tidak
  mendalam. Karena itu, diperlukan motivasi yang lebih berbobot dan
  berkualitas, yang disebut motivasi rohani.

  1. Motivasi rohani merupakan pendorong pelayanan yang berkualitas.
     Seorang guru sekolah minggu perlu memiliki motivasi rohani, yaitu
     motivasi pelayanan yang tidak sekadar karena hal-hal jangka
     pendek dan dangkal, tetapi motivasi yang bersifat jangka panjang
     dan berakar kuat pada iman. Misalnya seperti di bawah ini.
     a. Ingin mengucap syukur dengan membalas kebaikan Kristus yang
        sudah rela mati di salib baginya. Sekalipun kita terbatas,
        tapi ungkapan syukur ini dipersembahkan dengan sepenuh hati
        dan tulus.
     b. Ingin memberikan persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang
        berkenan kepada Allah (Roma 12:1-2) melalui ladang pelayanan
        anak.
     c. Menjawab panggilan Tuhan untuk ikut menderita sebagai seorang
        prajurit Kristus (Filipi 1:29) yang berjuang bersama kuasa
        Kristus untuk merebut jiwa-jiwa itu dari tangan Iblis.
     d. Rela setia melayani sampai mati seperti teladan Kristus yang
        telah bersedia mati bagi manusia (Wahyu 2:10).
     e. Menjadi "kepanjangan tangan" Kristus yang membentuk para
        murid menjadi pelaku-pelaku firman dalam hidup sehari-hari.
     f. Ingin ikut membina dan membentuk anak-anak Allah agar mereka
        siap menjadi orang-orang percaya yang penuh iman, dan hidupnya
        menjadi kesaksian dan pelayanan bagi kemuliaan nama Tuhan.

     Motivasi-motivasi ini berbobot karena berdasarkan kasih kepada
     Kristus yang sudah mati bagi kita. Sebagai persembahan dan
     ungkapan syukur atas karya Kristus dalam hidup kita. Dari
     penghayatan akan kasih dan pengorbanan Kristus itulah motivasi
     rohani berakar, bertumbuh, dan terwujud dalam ungkapan syukur,
     yang diungkapkan dalam bentuk pelayanan kepada anak-anak.

  Bandingkan motivasi rohani dengan motivasi yang kurang berkualitas.
  Motivasi yang dangkal seperti contoh-contoh sebelumnya memang dapat
  menjadi titik awal perjumpaan kita dengan sekolah minggu, sebagai
  awal di mana kita berkenalan dengan dunia sekolah minggu. Sebagai
  motivasi awal, motivasi-motivasi tersebut boleh-boleh saja, tetapi
  harus segera diganti (disempurnakan dan dilengkapi) dengan motivasi
  rohani. Tanpa motivasi rohani, seorang guru hanya akan bertahan
  beberapa saat. Kalaupun ia bertahan, biasanya pelayanannya penuh
  masalah dan mudah patah di tengah jalan karena akar motivasinya
  begitu dangkal. Ia biasanya kurang bersemangat dan kurang total
  memberi diri untuk pelayanannya.

  2. Motivasi yang bengkok dapat dipakai Tuhan, asal ....
     Ada guru-guru tertentu memulai pelayanannya dengan motivasi yang
     bengkok, misalnya ia datang ke sekolah minggu (mungkin menjadi
     guru/guru bantu) karena:
     a. sekadar menemani pacar yang kebetulan guru sekolah minggu;
     b. terpaksa membantu mengiringi musik karena diminta teman;
     c. sambil menunggu adik yang sedang ikut sekolah minggu;
     d. mencari teman atau pacar, siapa tahu di antara guru ada yang
        cocok; bukankah guru merupakan calon suami/istri yang baik
        karena sayang kepada anak?
     e. daripada menganggur di rumah, lebih baik ada kegiatan.

     Sebagai titik awal kehadiran guru di kelas, motivasi tersebut
     tidak salah sama sekali karena masih dapat diperbaiki. Motivasi
     yang bengkok seperti ini masih dapat dipakai Tuhan, asal ia mau
     bertobat dan mengganti motivasinya dengan motivasi rohani yang
     berbobot.

     Jika ia tetap dengan motivasinya yang bengkok, guru semacam ini
     biasanya tidak bertahan lama. Ia akan cepat kecewa dan
     meninggalkan pelayanannya.

  3. Motivasi mewarnai sepak terjang pelayanan.
     Jika kita memiliki motivasi rohani, hal itu akan mewarnai sikap
     pelayanan kita. Seperti keyakinan kedua belas rasul dan Rasul
     Paulus dalam pelayanan yang tidak mengenal lelah, bahkan rela
     mati menjadi martir, atau rela menderita seperti ditunjukkan
     kedua belas murid, dan orang-orang percaya dalam kehidupan gereja
     mula-mula dan dalam sejarah gereja sepanjang abad. Kerelaan
     menderita dan setia sampai mati itu pastilah didorong oleh
     motivasi rohani dalam pelayanan.

  APAKAH MOTIVASI ANDA MENJADI GURU SEKOLAH MINGGU?

  Jika pertanyaan ini ditujukan kepada Anda, apa jawaban Anda? Tentu
  saja yang dimaksud bukanlah motivasi pertama datang ke sekolah
  minggu, melainkan apa motivasi saat ini. Mungkin motivasi pertama
  kita datang ke sekolah minggu bisa saja salah, bengkok, atau tidak
  berkualitas. Akan tetapi, sudahkah saat ini Anda memiliki motivasi
  rohani sebagai dasar pelayanan Anda?

  1. Motivasi demi Yesus.
     Suatu hari, saya melihat gembala sidang menangis tersedu-sedu
     saat melihat sebuah pergelaran drama Paskah berjudul "Demi Yesus
     di Gereja Kami". Drama tersebut mengisahkan pengorbanan Yesus.
     Saya terkesan karena sebagai pendeta senior, ia tidak malu
     menangis tersedu-sedu di gereja. Akhirnya, saya tahu mengapa ia
     menangis.

     Pertama, ia merasa tidak layak melayani Tuhan yang sudah
     mengasihinya, bahkan sampai mati di kayu salib.

     Kedua, ia merasa "bersalah" tidak dapat melayani Tuhan dengan
     baik seperti pelayanan Tuhan kepada dirinya. Ia tetap merasa
     penuh dosa dan gagal melakukan firman Tuhan dalam hidupnya dan
     dalam hidup warga jemaatnya.

     Ketiga, sebagai pendeta ia melihat keteladanan penderitaan Yesus
     dalam pelayanan-Nya, sampai darah mengucur dan mati demi
     mengasihi manusia. Sementara penderitaannya sebagai pendeta belum
     seberapa, barulah sebatas mengucurkan keringat, waktu, tenaga,
     dan uang.

     Ketiga motivasi rohani inilah yang membuat ia dikuatkan lagi
     untuk melayani Yesusnya, demi Yesus ..., ya demi Yesus aku
     relakan semua ..., bila perlu sampai pengorbanan darah, sampai
     mati ... demi Yesus ....

     Sudahkah kita memberikan yang terbaik bagi Dia yang sangat
     mengasihi kita?

  2. Motivasi cinta pada Yesus.
     Jonathan Edward bertanya kepada para calon pengabar Injil di
     Tiongkok, "Apa motivasimu menjadi pengabar Injil?" Sebagian menjawab,
     "Karena saya ingin mempersembahkan jiwa-jiwa bagi Yesus." Jawab
     Jonathan Edward, "Tidak cukup!" Terhadap pertanyaan yang sama
     sebagian lagi menjawab, "Saya ingin membawa Injil bagi sesama."
     Yang lain lagi, "Saya ingin mengabarkan jalan keselamatan kepada
     sesama." "Saya ingin bersaksi tentang Yesus Juru Selamat." Tetapi
     semua jawaban tersebut ditanggapi Jonathan Edward dengan berkata,
     "Tidak cukup! Tidak cukup mengabarkan Injil dengan
     motivasi-motivasi seperti itu!" Mengapa? Jonathan Edward
     menjelaskan, "Motivasi terpenting dalam pelayanan adalah karena
     kita mencintai Yesus. Tanpa mencintai Yesus, pelayanan kita akan
     mudah patah dan jatuh di tengah jalan! "Apakah kalian mencintai
     Yesus?" Pertanyaan Jonathan Edward itu juga berlaku bagi kita
     semua guru sekolah minggu. Apakah kita mencintai Yesus? Mengapa
     kita menjadi guru sekolah minggu? Tidak cukup jika kita mencintai
     anak, ingin memberitakan Injil,, atau membina dan mengajar anak.
     Kita harus mencintai Yesus. Dengan cinta kita kepada Yesus itulah
     kita memiliki kekuatan hati seorang hamba Tuhan.

     Karena cinta Allah kepada dunia ini, Ia merelakan Anak-Nya yang
     tunggal (Yesus Kristus) untuk mati menebus dosa (Yohanes 3:16).
     Kerena cinta juga Yesus rela mati di kayu salib untuk menebus
     dosa manusia.

     Karena cinta merupakan motivasi untuk melayani, Yesus bertanya
     kepada Petrus, "Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"
     dan pertanyaan ini diulang hingga tiga kali. Petrus menghayati
     cintanya kepada Yesus sehingga ia menjadi hamba Tuhan yang begitu
     hebat dan setia. Ia bahkan menjadi martir. Apakah Anda guru
     sekolah minggu yang mencintai Yesus?

  Apakah cinta Anda sebagai guru sekolah minggu adalah cinta yang
  sejati kepada Yesus, seperti Yesus mencintai kita? Jika cinta Anda
  kepada Yesus adalah cinta sejati, seberapa besar pengorbanan yang
  Anda rela lakukan demi Yesus yang Anda cintai?

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Mereformasi Sekolah Minggu
  Penulis   : Paulus Lie
  Penerbit  : Yayasan ANDI, Yogyakarta 2003
  Halaman   : 79 -- 85


                          o/ ARTIKEL 2 o/

                    MOTIVASI PELAYANAN GSM: KASIH
                    =============================

  Kita mungkin tidak memerhatikannya, tetapi dedikasi yang penuh kasih
  dari semangat penginjilan muncul setiap minggu dari ribuan orang.
  Nama mereka mungkin tidak diukir pada piala atau masuk dalam daftar
  orang-orang terkenal, tetapi kekekalan akan mengenali mereka. Mereka
  adalah para guru sekolah minggu di gereja-gereja besar dan kecil, di
  kota atau pun di desa. Mereka adalah para guru yang Tuhan berikan
  "untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan"
  (Efesus 4:12).

  Sering kali, para guru ini bekerja dalam situasi yang serba
  terbatas. Namun, antusias dan pengabdian selalu memancar dari
  mereka. Bertahun-tahun kemudian, murid-murid mereka akan mengingat
  mereka dengan penuh kehangatan. Meskipun mereka tidak dapat
  mengingat satu pelajaran tertentu, tetapi mereka akan mengingat
  kasih dari para guru itu kepada Tuhan, firman Tuhan, dan kepada
  mereka. Inilah yang membuat para guru itu berbeda.

  KASIH KEPADA ALLAH

  Pada waktu Paulus menuliskan buah roh (Galatia 5:22), dia
  membandingkannya dengan sifat keberdosaan. Keduanya adalah hasil
  alami dari apa yang ada di dalamnya. Saat dia berbicara tentang buah
  roh, kasih mendapat tempat yang utama dari daftar anugerah itu.
  Kasih adalah kata kunci dalam kekristenan, prinsip penggerak dalam
  iman.

  Kasih diekspresikan dengan sempurna dalam kasih Allah, yang
  mendalam, kasih yang terus-menerus dan ketertarikan Allah Bapa
  Surgawi yang sempurna terhadap ketidaksempurnaan dan ketidaklayakan.
  Ini menjadikan dan mengembangkan suatu kasih penghormatan kita
  kepada-Nya.

  Kasih dan ekspresi adalah suatu hubungan yang tidak dapat
  diputuskan. Kasih hanya dapat diketahui melalui tindakan yang tepat.
  Kasih Allah kepada kita dapat dilihat melalui kedatangan Yesus,
  kehidupan-Nya, dan pengorbanan-Nya (Yohanes 3:16). Demikian pula
  kasih kita kepada-Nya, tampak pada ketaatan kita kepada-Nya (Yohanes
  14:21) dan pelayanan kita kepada orang lain dalam nama-Nya (Matius
  25:40).

  Karena kasih ini dimotivasi oleh ucapan syukur dan rasa hormat,
  ekspresi dari kasih ini bukanlah suatu pekerjaan yang berat dan
  membosankan, melainkan pekerjaan yang penuh sukacita dan
  menggembirakan.

  KASIH PADA FIRMAN TUHAN

  Bila pesan yang disampaikan di sekolah minggu adalah pesan yang umum
  seperti: "Jadilah warga negara dan tetangga yang baik", pesan itu
  akan hilang dalam keambiguan. Yesus memanggil kita untuk sesuatu
  yang jelas, berbeda dan berhubungan dengan hidup kita.

  Ia menyatakan dirinya sebagai "jalan, kebenaran, dan hidup". Pesan
  sederhana dan jelas ini disampaikan kepada para guru yang telah
  ditempatkan-Nya di gereja.

  Oleh karena itulah, kita merasakan kepekaan yang tajam atas
  kesetiaan kepada Alkitab. Kita menghormati Alkitab sebagai buku
  wajib kita. Alkitab berisi firman Allah dan memiliki kuasa penuh
  atas segala masalah dalam hidup dan perbuatan kita. Kesetiaan dan
  kasih kepada Allah diekspresikan dalam kesetiaan dan kasih kepada
  firman-Nya.

  MENGASIHI ORANG LAIN

  Selama bertahun-tahun, para pelaut di luar Scituate, Massachusetts,
  senang dengan sinyal dari "Minot`s Light" (Lampu Minot). Dalam kode
  kelautan, sinyal itu berarti `aku mengasihimu`. Saat lampu itu
  diganti dengan sebuah menara yang sederhana, orang-orang di kota itu
  memprotesnya, dan kemudian penjaga pantai mengizinkan pesan tua itu
  tetap ada di sana.

  Dunia kita ini penuh dengan orang-orang yang terluka. Stres,
  tekanan, dan kecemasan menjadi makanan sehari-hari. Pernikahan
  menjadi sesuatu yang menegangkan. Kehidupan sebagai orang tua
  sering kali memunculkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban
  yang ada. Situasi kerja yang menuntut. Kesepian, rasa takut, dan
  keragu-raguan atas diri sendiri mulai muncul.

  Guru sekolah minggu adalah penjaga gawang di dalam rumah yang aman,
  penjaga mercusuar. Guru adalah perpanjangan tangan bagi orang-orang
  yang malu dan takut, pembawa pesan dari kabar baik: "Tuhan
  mengasihimu!"

  Pesan ini dikuatkan dalam tubuh dan darah orang yang mengatakan,
  "Dan aku juga mengasihimu." Dan kemudian menunjukkannya dengan
  persiapan, pengenalan, penjelasan, dan bahkan perkunjungan.

  Pengajaran dalam sekolah minggu bukanlah suatu pekerjaan atau suatu
  tugas. Pengajaran ini adalah suatu hubungan kasih dengan Allah;
  firman-Nya yang hidup dan kekal dan orang-orang yang ingin mendengar
  dan mengenalnya. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs        : Assemblies of God USA: Sunday School
  Judul asli artikel: The Teacher`s Loves
  Penulis           : Tidak dicantumkan
  Alamat URL        : http://sundayschool.ag.org/Articles/t_insp_0303TchrsLoves.cfm


                        o/ KESAKSIAN GSM o/

                              KETAATAN
                              ========

  Kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini
  lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki,
  melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (Matius 26:39).

  Teringat masa kecil saya di Indramayu, di mana kalau hujan besar
  turun sekian jam tanpa berhenti, dapat dipastikan rumah kami
  kebanjiran. Setelah itu, pasti banyak ikan yang masuk ke dalam rumah
  sehingga teman-teman tetangga senang bermain air di rumah untuk
  menjaring ikan memakai kaos bekas, kaleng bekas susu, dan ember
  untuk tempat ikan yang tertangkap.

  Saya paling kesal kalau banjir datang hari Minggu, karena walaupun
  banjir, kami harus pergi naik becak ke sekolah minggu dan itu sudah
  harga mati dari almarhum ayah saya; tidak ada tawar-menawar, sudah
  suatu keharusan. Dan anehnya, guru-guru sekolah minggu juga rajin
  sehingga mereka tetap datang mengajar walaupun terkadang gereja
  kebanjiran juga. Kakak-kakak saya tidak ada yang pernah membantah,
  tapi saya memang nakal waktu kecil sehingga terkadang harus mengomel
  karena tidak bisa bermain air atau menangkap ikan dengan
  teman-teman.

  Tapi ketaatan pada almarhum ayah baru saya sadari maksudnya setelah
  saya besar. Apa jadinya kalau dulu saya tidak rajin sekolah minggu;
  apa jadinya kalau iman percaya saya tidak bertumbuh sejak dari usia
  dini? Rasanya akan sulit menghadapi beratnya situasi dan kondisi
  kota besar pada zaman sekarang, tidak tahu harus ke mana pada saat
  menghadapi masalah yang berat; tidak tahu harus bergantung kepada
  siapa ketika kita ada dalam situasi yang sulit.

  Rasa syukur yang melimpah bisa memenuhi hati ini ketika mengingat
  Yesus berkata kepada Bapa: "Ya Bapaku jikalau sekiranya mungkin,
  biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang
  Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Karena
  bagaimana jadinya kita, manusia yang berdosa ini, kalau Yesus tidak
  taat kepada Bapa-Nya? Tidak akan mungkin dosa-dosa kita dihapuskan
  karena Yesus tidak pernah berkorban di atas kayu salib.

  Ketaatan Kristus adalah teladan bagi kita sebagai orang tua Kristen
  untuk mengajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, bahkan selagi
  mereka dalam kandungan, untuk mengenal siapa Tuhan yang mereka
  sembah. Sekarang saya baru merasakan betapa bangganya saya kepada
  guru-guru sekolah minggu yang dulu kelewat rajin itu. Karena berkat
  merekalah, saya mengenal Yesus secara dekat. Dan saya juga bangga
  terhadap guru-guru sekolah minggu anak saya yang benar-benar tanpa
  pamrih melakukan yang terbaik pada anak-anak untuk memperkenalkan
  Tuhan Yesus yang penuh ketaatan kepada Bapa-Nya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: Renungan Hidup Kristen
  Penulis   : Michaelson
  Alamat URL: http://renungan-kristen.blogspot.com/2007/10/ketaatan.html


                         o/ WARNET PENA o/

                MENOLONG ANAK BERMISI LEWAT KIDZ PLACE
                ======================================
                        http://kidzplace.org/

  Anak-anak layan Anda bisa juga diajak untuk bermisi. Jangan terlalu
  pusing memikirkan strategi, sebagaimana yang dilakukan orang dewasa.
  Karena anak-anak sebenarnya punya cara yang sederhana dan tidak
  jarang lebih menyentuh. Ingin tahu? Silakan tengok situs Kidz
  Place ini.

  Kidz Place memberikan sejumlah ide untuk bermisi, misalnya
  "Neighborhood Door Hangers", undangan berupa gantungan pintu. Ide
  ini bisa dilaksanakan untuk mengundang teman-teman anak layan Anda
  yang belum atau malas ke gereja. Atau ide "Free Refreshment Stand".
  Anda bisa membantu anak-anak layan Anda untuk menyediakan stan
  minuman segar gratis bagi setiap orang. Kalau ada yang bertanya
  mengapa gratis, anak-anak dapat mengatakan kalau mereka melakukannya
  untuk menunjukkan kasih Yesus. Semua itu bisa Anda temukan melalui
  menu Try This! Anda juga bisa membantu anak-anak layan Anda memahami
  di mana ladang misi itu bagi mereka lewat menu Out There!

  Masih banyak hal menarik lain yang bisa Anda temukan di situs ini
  bagi anak-anak layan Anda. Cobalah kunjungi situs ini. Dan kalau ada
  pengalaman iman dari anak layan Anda yang menarik, Anda bisa
  membantu mereka membagikannya di situs ini.

  Kiriman dari: Raka S.K. < francolingua(at)xxxx >


                       o/ MUTIARA GURU o/

    Dari penghayatan akan kasih dan pengorbanan Kristus itulah
                 motivasi rohani berakar, bertumbuh,
                  dan mewujud dalam ungkapan syukur


----------------------------------------------------------------------
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                 Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana
   Staf redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
       http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org