Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/367

e-BinaAnak edisi 367 (30-1-2008)

Komitmen untuk Memperlengkapi Diri

 

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                           367/Januari/2008
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL     : Melengkapi dan Memberi Pengarahan kepada Para Guru
  - TIPS 1      : Memperlengkapi Para Guru dan Pemimpin Kelas Sekolah
                  Minggu
  - TIPS 2      : Memperlengkapi Diri untuk Mendapatkan Perhatian
  - WARNET PENA : Informasi Buku Pendidikan Guru Sekolah Minggu:
                  Penerbit Gandum Mas
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam kasih,

  Satu bulan hampir berlalu pada tahun 2008 ini. Apakah kita telah
  mulai menjalankan komitmen untuk menjadi pelayan anak yang lebih
  berkualitas pada tahun ini? Sudah berapa pertemuan pelatihan
  guru-guru sekolah minggu yang diikuti? Atau sudah berapa pertemuan
  yang dilewatkan?

  Ya, komitmen untuk menjadi lebih baik dalam pelayanan harus diikuti
  pula dengan komitmen memperlengkapi diri. Pelatihan-pelatihan yang
  diadakan di dalam gereja, baik yang bersifat formal maupun informal,
  sebenarnya sangat membantu kita untuk menjadi pelayan anak yang
  lebih lengkap dan siap.

  Simaklah artikel minggu ini, di mana kita dapat melihat betapa
  pentingnya seorang pelayan anak memperlengkapi diri mereka dalam
  pelayanan. Karena pelatihan yang terus-menerus merupakan bagian dari
  usaha para pelayan anak memperlengkapi diri. Hal tersebut diulas
  dalam salah satu tips yang kami sajikan. Semua sajian ini kami
  harapkan tidak hanya berlalu dari Anda begitu saja, tetapi kiranya
  dapat semakin memacu semangat para rekan-rekan pelayan anak sekalian
  untuk semakin memperlengkapi diri.

  Selamat melayani!

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana

  "Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu
    dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi,
              meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu,
       sesudah kamu menderita seketika lamanya." (1 Petrus 5:10)
             < http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Petrus+5:10 >


                           o/ ARTIKEL o/

           MELENGKAPI DAN MEMBERI PENGARAHAN KEPADA PARA GURU
           ==================================================

  Saat kebutuhan guru akan informasi dan keterampilan ditetapkan,
  berarti kita harus meresponi kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan
  strategi yang spesifik untuk melengkapi mereka agar dapat melakukan
  tugasnya dengan lebih efektif. Kita sedang berbicara mengenai
  memperlengkapi seseorang lebih dari sekadar memberikan pelatihan,
  sebab orang lebih membutuhkan pelatihan pada saat mereka sedang
  melakukan pekerjaan. Mereka membutuhkan pembekalan dan dukungan dari
  sumber-sumber selain strategi pelatihan. Salah satu cara terbaik
  untuk melengkapi seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan adalah
  melalui sebuah kelas atau lokakarya. Walaupun hal itu merupakan cara
  yang tepat, tetapi tidak selalu menjadi strategi yang terbaik jika
  digunakan dalam gereja yang memunyai sedikit jemaat, di mana potensi
  kehadiran peserta dalam pertemuan tersebut akan relatif sedikit.

  Meskipun demikian, tetaplah memungkinkan untuk bekerja sama dengan
  gereja lain guna menyokong sebuah pertemuan atau lokakarya, di mana
  semua guru akan diundang. Pertemuan serupa itu harus berfokus pada
  informasi dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan seluruh
  peserta tanpa menghiraukan kurikulum yang digunakan dalam denominasi
  masing-masing. Misalnya, lokakarya mengenai "Seni Tanya-Jawab".
  Lokakarya tersebut dapat bermanfaat bagi seluruh guru, diterapkan
  dalam berbagai tingkat kelas, dan dalam semua gereja. Atau lokakarya
  untuk seluruh pengurus dapat difokuskan dalam sebuah topik
  "Merencanakan dan Memimpin Rapat". Keterampilan yang diperlukan
  dalam memimpin rapat rata-rata sama untuk setiap orang atau gereja.
  Dengan demikian, apa pun tugas atau fokus dari para pengurus,
  seorang pemimpin dapat memeroleh manfaat dengan mengembangkan
  beberapa keterampilan dasar, seperti mempersiapkan agenda,
  mendelegasikan tugas, membuat keputusan, dan berkomunikasi dengan
  orang lain. Berikut ini beberapa faktor yang perlu diperhatikan
  ketika mempersiapkan sebuah lokakarya untuk memperlengkapi guru-guru
  sekolah minggu.

  1. Pilihlah seorang pembicara yang menguasai dan terampil berkenaan
     dengan materi yang akan disampaikan. Ia juga harus seorang yang
     dapat secara maksimal melibatkan peserta dalam lokarya tersebut,
     bukan seorang yang hanya sekadar menyampaikan materi yang telah
     ditentukan.
  2. Promosikan lokakarya dengan informasi yang jelas dan menarik,
     sehingga peserta mengetahui apa yang diharapkan dan manfaat yang
     akan mereka terima jika menghadiri pertemuan tersebut.
  3. Buatlah target undangan yang jelas kepada orang yang sangat perlu
     mengikuti lokakarya tersebut.
  4. Berikan kesempatan kepada para peserta untuk berinteraksi dengan
     peserta lainnya.
  5. Rencanakan waktu bagi para peserta untuk mempraktikkan
     keterampilan atau mendiskusikan informasi yang menjadi fokus
     dalam lokakarya tersebut.
  6. Persiapkan terlebih dahulu satu atau dua halaman makalah yang
     berisi ringkasan butir-butir penting dari lokakarya tersebut,
     termasuk saran-saran "bagaimana melakukannya" atau rekomendasi
     sumber-sumber yang mendukung.
  7. Aturlah tempat di mana lokakarya diadakan sehingga para peserta
     dapat merasa nyaman.
  8. Jika ada meja untuk menulis, peserta akan merasa lebih nyaman
     dibandingkan hanya duduk di kursi tanpa meja.

  Lokakarya tidak hanya memperlengkapi para guru dengan keterampilan
  dan informasi, tetapi juga menyediakan ketentuan yang penting
  mengenai pengarahan dan dukungan.

  Paling tidak ada tiga sumber lain, selain kelas-kelas dan lokakarya,
  yang mungkin secara khusus tepat untuk melengkapi para guru di
  gereja yang jemaatnya sedikit. 1) buku-buku dan majalah-majalah,
  2) teman yang berpengalaman, 3) dan pembekalan. Buku-buku dan
  majalah yang ditujukan kepada para guru sekolah minggu dan pemimpin
  dalam pendidikan Kristen, memuat berbagai hal yang akan menolong
  mereka secara penuh, dan ini merupakan suatu cara untuk mendapatkan
  informasi yang diperlukan. Tidak jarang terdapat banyak artikel yang
  sangat fokus terhadap keterampilan tertentu. Mungkin bukan hal mudah
  bagi setiap guru atau sekolah minggu untuk berlangganan majalah
  tertentu maupun membeli buku-buku. Meskipun demikian, mungkin dapat
  mengajukan kepada gereja untuk menganggarkan biaya berlangganan satu
  atau dua majalah dan membeli dua atau tiga buku setiap tahunnya.
  Orang yang paling mungkin memilih majalah atau buku-buku tersebut
  adalah pendeta, satu atau lebih orang lain yang peduli pada
  kebutuhan para guru dan pemimpin, dan mereka yang tertarik untuk
  membaca dan membagikan informasi tentang pendidikan Kristen. Setelah
  membaca sumber-sumber itu setiap bulannya, mereka dapat membagikan
  artikel-artikel atau bab-bab yang penting kepada setiap individu
  yang sekiranya akan mendapatkan banyak manfaat dengan membaca buku-
  buku tersebut.

  Ada saat-saat di mana teman yang berpengalaman dapat menjadi sumber
  yang sangat berharga untuk memperlengkapi guru-guru yang belum
  berpengalaman. Teman-teman tersebut mungkin anggota dari gereja yang
  sama atau yang berbeda. Beberapa orang yang sepakat untuk melayani
  sebagai guru sekolah minggu harus mengenal dengan baik guru-guru
  lain yang sudah terlebih dahulu melakukan tugas yang sama dengan
  mereka. Pendeta pun dapat mendorong beberapa orang agar menghubungi
  teman mereka untuk meminta bimbingan dan dukungan saat mereka mulai
  melakukan pelayanan di posisi yang baru. Bahkan ada saat-saat yang
  tepat bagi pendeta untuk melayani sebagai "matchmaker" (comblang)
  yang menyatukan dua orang sebagai rekan pelayanan, di mana yang satu
  lebih berpengalaman untuk mendukung mereka yang belum berpengalaman.

  Saya teringat akan dua situasi di mana strategi seperti di atas
  berhasil dengan baik. Di sebuah gereja, pemimpin sekolah minggu yang
  baru memiliki seorang teman yang telah melayani selama beberapa
  tahun sebagai pemimpin di sekolah minggu yang lain. Sebelum dia
  menerima posisi itu, dia menghubungi temannya untuk belajar beberapa
  tanggung jawab sebagai seorang pemimpin sekolah minggu. Saat dia
  memulai tugasnya, secara rutin dia bertemu dengan temannya untuk
  membicarakan situasi yang dia hadapai saat itu dalam pelayanannya.

  Situasi kedua, seorang ayah setuju untuk mengajar di kelas kecil
  sebuah sekolah minggu. Dia tidak memiliki pengalaman sebelumnya
  selain kehadirannya yang jarang di sekolah minggu sewaktu dia masih
  anak-anak. Dia memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan
  pekerjaan mulia ini karena anak lelakinya juga mengikuti sekolah
  minggu. Dia menyadari bahwa dia membutuhkan pertolongan dan
  memutuskan untuk menghubungi anggota jemaat yang adalah seorang guru
  kelas lima di sebuah sekolah dasar. Guru yang dimintai tolong ini
  tidak hanya merasa tersanjung karena dimintai nasihat, tetapi
  tertantang pula untuk menolong guru baru ini. Setelah beberapa
  waktu, dua orang ini menjadi teman akrab yang saling membagikan
  pengalaman dan minat mereka. Si guru sekolah dasar merasa tidak
  dapat berkomitmen untuk mengajar secara teratur di hari minggu,
  tetapi merasa tertantang dan sangat puas dapat menolong orang lain.
  Guru sekolah minggu yang belum berpengalaman senang bisa belajar
  mengenai kemampuan, minat, dan kebutuhan anak. Dia belajar tentang
  apa yang diharapkan dari kelompok umur yang diajarnya dan kegiatan
  apa saja yang tepat untuk digunakan di kelas ini.

  Dalam dua situasi di atas, tidak ada dalam perencanaan atau struktur
  resmi yang memfasilitasi orang-orang tersebut untuk menjalin
  hubungan dan bertemu. Hal ini murni merupakan inisiatif dari orang
  yang belum berpengalaman tersebut. Meskipun demikian, dengan sedikit
  perencanaan dan pemikiran ke depan, ada banyak orang yang dapat
  ditolong jika seseorang dapat mengusulkan atau paling tidak
  memberikan beberapa nama orang yang telah berpengalaman, yang
  mungkin bersedia untuk membimbing para guru baru ini dalam memulai
  tanggung jawab barunya.

  Pembekalan adalah pertemuan yang dipimpin oleh pendeta, pemimpin
  sekolah minggu, guru senior, atau pemimpin lain dalam sekolah minggu
  yang membantu mempersiapkan kelas yang akan diadakan. Pembekalan
  merupakan strategi yang sangat menolong guru yang telah
  berpengalaman maupun yang masih baru. Sebagai contoh, pendeta dapat
  bertemu dengan pemimpin komisi pendidikan Kristen selama beberapa
  hari atau satu minggu sebelumnya untuk mengadakan rapat di komisi
  tersebut. Walaupun mungkin hanya ada 3 -- 6 orang dalam komisi
  tersebut dan mereka mungkin mengenal satu sama lain dengan baik,
  tetapi tetaplah penting untuk merencanakan sebuah rapat sehingga
  segala permasalahan dapat ditelusuri, program dapat direncanakan,
  dan keputusan dapat dibuat. Dengan persiapan seperti itu, setiap
  orang yang hadir dapat merasa pertemuan tersebut tidaklah sia-sia,
  dan ada sesuatu yang dihasilkan. Pada waktu pembekalan, yang mungkin
  dapat memakan waktu kira-kira satu jam, ada beberapa hal yang dapat
  dibicarakan.

  1. Bagaimana penilaian pemimpin komisi sekolah minggu mengenai hasil
     dari pertemuan sebelumnya?
  2. Topik apa dan bagian manakah dari Alkitab yang dapat dijadikan
     fokus pada ibadah pembukaan, yang akan menolong peserta rapat
     mengenal dengan lebih jelas lagi dasar-dasar pendidikan Kristen
     dalam gereja?
  3. Hal-hal terpenting apa yang perlu didiskusikan dalam pertemuan
     tersebut? Masalah-masalah apa yang menyangkut hal-hal terpenting
     tersebut (waktu, orang-orang, anggaran, dan sebagainya)?
  4. Jika ada anggota komisi yang tidak melaksanakan tanggung
     jawabnya, bagaimana kita dapat menolongnya?
  5. Program apa saja yang akan dilaksanakan beberapa bulan mendatang,
     yang harus dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu?

  Pembekalan bagi para guru memiliki tujuan dan fokus yang
  berbeda-beda, tetapi akan tetap bermanfaat. Di suatu sekolah minggu,
  seminggu sekali kepala sekolah mengadakan pertemuan dengan setiap
  tim dari empat tim guru (pra TK, TK, SD, dan remaja).
  Pertemuan-pertemuan ini tidak hanya untuk melaksanakan rencana
  pelajaran bulan berikutnya. Dia bertemu selama kurang lebih satu
  setengah jam dengan setiap tim di waktu dan tempat yang nyaman bagi
  semua orang. Selama satu bulan pengajaran, mereka melakukan banyak
  hal bersama-sama.

  1. Mereka mempelajari Alkitab dengan level untuk orang dewasa karena
     mereka sendirilah yang akan mengajarkan pelajaran tersebut dalam
     satu pertemuan atau mungkin lebih.
  2. Mereka mendiskusikan kebutuhan murid-murid tertentu dan cara-cara
     untuk meresponi mereka.
  3. Mereka mengulas satu atau dua sumber yang direkomendasikan dalam
     kurikulum yang digunakan untuk pelajaran bulan berikutnya.
  4. Mereka saling membagikan ide-ide dan sumber-sumber yang mereka
     miliki, yang mungkin melengkapi apa yang disarankan dalam
     kurikulum.
  5. Mereka mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan teologis dan
     alkitabiah untuk membangun beberapa kejelasan dalam pikiran
     mereka sebelum menggabungkannya dengan pelajaran yang akan
     diberikan kepada anak-anak.
  6. Dan, mereka berdoa bersama untuk diri mereka sendiri, anak-anak
     yang mereka ajar, pelayanan di gereja mereka, dan untuk apa saja
     yang diperlukan atau yang berhubungan dengan kebutuhan saat ini.

  Pembekalan tidak hanya menyiapkan seseorang dengan pengetahuan dan
  keterampilan yang lebih banyak lagi supaya lebih diperlengkapi dalam
  memimpin suatu pertemuan atau mengajar di kelas; pembekalan juga
  memberikan kontribusi dalam membangun komunitas dan hubungan yang
  membangun di antara mereka yang hadir dan bekerja bersama-sama dalam
  tugas yang diberikan.

  Dalam kelas-kelas, seminar, buku-buku dan majalah-majalah,
  teman-teman yang berpengalaman, dan pembekalan, ada
  strategi-strategi lain yang sangat membantu untuk melengkapi para
  pemimpin dan guru. Retret yang menyertakan waktu untuk mempelajari
  dan memuji Tuhan, seminar sepekan untuk pengembangan kepemimpinan,
  video mengenai pendidikan kristen, pengamatan tentang pengajaran di
  dalam kelas-kelas, dan studi kasus untuk mendiskusikan
  masalah-masalah pendidikan -- semua berpotensi untuk melengkapi
  para guru dan pemimpin dengan pengetahuan dan kemampuan yang
  diperlukan untuk memampukan mereka melayani dengan efektif. Semua
  strategi belum tentu bermanfaat bagi setiap orang. Tergantung pada
  kebutuhan, minat, gaya belajar, dan waktu yang dimiliki oleh
  seseorang. Satu strategi akan lebih tepat bagi seseorang dan
  strategi lain untuk orang yang lainnya lagi. Sangat penting untuk
  memertimbangkan berbagai strategi dan mencoba untuk memadankan
  dengan orang-orang yang berbeda. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku        : Christian Education in the Small Church
  Judul asli artikel: Equipping and Nurturing Educational Leaders
  Penulis           : Donald L. Griggs and Judy McKay Walther
  Penerbit          : Judson Press, Valey Forge 1988
  Halaman           : 61 -- 68


                           o/ TIPS 1 o/

     MEMPERLENGKAPI PARA GURU DAN PEMIMPIN KELAS SEKOLAH MINGGU
     ==========================================================

  Bagaimanakah kita, khususnya di dalam gereja, dapat memberi dukungan
  kepada para pemimpin yang kita perlukan di kelas-kelas anak-anak,
  pemuda, dewasa dan bagi keseluruhan pelayanan pendidikan Kristen?
  Dua kunci utamanya adalah orientasi yang efektif, dukungan, dan
  pelatihan yang terus-menerus.

  ORIENTASI

  Luangkan waktu bersama-sama dengan para pemimpin yang terpilih
  sebagai pemimpin bidang pendidikan, koordinator masing-masing kelas,
  pemimpin sekolah minggu, dan koordinator pelayanan kelompok kecil
  untuk mendiskusikan tanggung jawab, misi, tujuan-tujuan, dan
  rencana-rencana.

  Berikan sebuah buku kepada para guru untuk dibaca, kemudian
  undanglah mereka untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan isi
  dari buku itu dalam sebuah pertemuan.

  Rencanakan untuk mengadakan suatu pertemuan orientasi untuk para
  guru baru. Gunakan waktu ini untuk mengenal mereka dengan lebih
  baik, kemukakan misi dan tujuan-tujuan pendidikan kristen, memahami
  ciri-ciri tiap tahap usia dan membuat kesepakatan waktu untuk
  menyusun rencana dan ruangan. Masukkan pula ibadah di dalamnya.
  Sebagai bagian dari program orientasi, pertimbangkan hal-hal berikut
  ini.

  1. Buatlah kesepakatan yang akan membantu para guru dan pemimpin
     pendidikan lainnya untuk memahami harapan yang ingin dicapai dan
     apa yang diharapkan dari mereka.

  2. Sediakan buku pegangan yang berisi informasi mengenai prosedur,
     jadwal, sumber-sumber, rencana, sifat-sifat murid, penyusunan
     kelas, dan masalah-masalah lain. Anda bisa juga memasukkan ke
     dalamnya kartu-kartu ucapan selamat ulang tahun "Semoga cepat
     sembuh" dan "Kami merindukanmu" yang dapat digunakan guru di
     kelas mereka.

  3. Undanglah tim guru untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang
     mungkin muncul, ditambah jadwal dan tanggung jawab dalam
     menyiapkan minggu pertama. Ini adalah waktu yang tepat untuk
     pembentukan tim!

  4. Undanglah seorang guru untuk melihat kelas, bekerja sama dengan
     guru yang sudah berpengalaman dan menghadiri suatu seminar atau
     mengunjungi laboratorium sekolah.

  DUKUNGAN DAN PELATIHAN YANG TERUS-MENERUS

  Berikan kesempatan pelatihan dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan
  para guru dan pemimpin pendidikan. Satu ukuran tidak sesuai untuk
  semuanya! Berikut beberapa ide yang bisa digunakan.

  1. Buatlah rencana untuk memberikan penyegaran rohani bagi para
     guru. Mereka mungkin terlibat dalam kelompok pemuridan,
     persekutuan, atau persekutuan-persekutuan lainnya. Mulailah
     dengan kelompok pemahaman Alkitab dengan mendiskusikan ayat-ayat
     yang digunakan dalam kurikulum.

  2. Sediakan sumber-sumber bahan yang bagus, misalnya "Dick Murray`s
     Teaching the Bible to Adults and Youth" (Abingdon Press, 1993),
     "Skill Abilities Books for Youth Leaders" (Abingdon Press, 1998),
     majalah-majalah, misalnya "Children`s Teacher" dan "Leader in
     Christian Education Ministries", dan sumber-sumber tersambung
     (online), misalnya "YouthNet".

  3. Ajaklah para guru untuk mengikuti kursus pelatihan online (lihat
     Reporter Interactive, Jan. 26). Informasi lebih lengkap, kunjungi
     www.cokesbury.com.

  4. Adakan seminar bagi para guru di gereja Anda. Beberapa gereja
     merencanakan pertemuan semancam ini pada hari Minggu pagi pada
     saat jam sekolah minggu, dengan mengganti atau mengadakan acara
     khusus untuk kelas-kelas di sekolah minggu.

  5. Buatlah sumber bahan bagi para guru di perpustakaan gereja Anda
     dengan bahan-bahan yang dapat memerkaya para guru dan pengajaran
     mereka.

  Jadikan pengembangan guru dan pemimpin yang baik sebagai prioritas
  dalam gereja Anda. Dalam semua kegiatan, komunikasi yang baik adalah
  kuncinya. Beberapa gereja lebih senang menggunakan surat elektronik
  (e-mail), yang lebih mudah dan cepat, sedangkan gereja lain lebih
  senang menggunakan telepon atau kartu pos.

  *) Jean Foster adalah seorang pemimpin yang berijazah dalam bidang
  pendidikan dan pelayanan diakonia di Nashville. Artikel ini
  didasarkan pada artikel yang diterbitkan di majalah kepemimpinan.
  (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs        : Sunday School It`s for Life!
  Judul asli artikel: Equipping Teachers and Leaders for Sunday School
                      Classes
  Penulis           : Jean Foster
  Alamat URL        : http://sundayschool.cokesbury.com/content.aspx?dyn=377


                           o/ TIPS 2 o/

           MEMPERLENGKAPI DIRI UNTUK MENDAPATKAN PERHATIAN
           ===============================================

  Tulisan blog Peter Mead, "Eyes May Be Looking, But Are Ears
  Listening?", <http://biblicalpreaching.wordpress.com/2007/12/03/eyes-may-be-looking-but-are-ears-listening/>
  mengingatkan saya pada video seri Howard Hendricks "The Seven Laws
  of the Teacher". Dr. Hendricks adalah orang yang tidak bisa
  membiarkan seseorang yang tidak memberikan perhatian saat berada di
  kelasnya. Ia menerapkan pada dirinya sendiri apa yang harus
  dilakukan supaya murid-muridnya tetap tertarik dan terlibat di
  kelasnya.

  Dalam blog milik Glenn, dia menunjukkan tiga cara ampuh yang dapat
  dilakukan oleh para guru sekolah minggu supaya dapat menarik dan
  memertahankan perhatian murid-muridnya. Ketiga cara itu ditulis
  dalam huruf kapital diikuti dengan komentar saya berikut ini.

  1. Kita harus merencanakan suatu pesan atas perhatian itu.
     Ya, pesan itu harus diawali dengan persiapan. Dimulai dengan doa,
     pembelajaran Alkitab yang tekun, dan kemudian menyatukannya
     dengan rencana pelajaran yang dengan sengaja ditujukan pada
     kebutuhan untuk menarik dan memertahankan perhatian murid.
     Pelajaran harus dimulai dengan menarik perhatian dan hati para
     murid di kelas Anda dan pada pelajaran sepanjang hari itu.
     Cara-cara itu bisa berupa kesaksian, cerita,
     pertanyaan-pertanyaan, permainan yang dapat mengalihkan perhatian
     murid dari kegiatannya kepada kegiatan Tuhan dan kepada pemimpin
     pelajaran Alkitab hari itu.

  2. Kita harus peka terhadap pendengar kita.
     Seorang guru akan sangat terbantu bila mengenal murid-muridnya.
     Pengenalan ini memampukan guru mengenali gaya belajar dari para
     muridnya. Hal ini memampukan guru untuk menggunakan ilustrasi
     yang menarik perhatian dan imajinasi murid-muridnya dengan
     menghubungkannya kepada hal-hal yang membuat mereka senang. Hal
     ini bisa dimulai dengan melakukan kunjungan ke rumah, kunjungi
     murid-murid Anda di "daerah kekuasaan mereka". Makan bersama juga
     bisa membantu. Meluangkan waktu bersama sebelum, setelah, dan
     antar kelas adalah penting. Tetapi yang lebih penting adalah saat
     bermain daripada persiapan. Peka terhadap para murid juga berarti
     guru harus memberikan perhatian kepada para murid selama
     pelajaran dan harus diperhatikan saat perhatian itu mulai
     berkurang. Guru harus peka terhadap tanda-tanda nonverbal (bahasa
     tubuh dan ekspresi wajah) yang menunjukkan perhatian atau
     kurangnya perhatian.

  3. Kita harus responsif terhadap situasi.
     Seorang guru yang baik akan secara rutin memerhatikan setiap
     anak yang ada di kelasnya, apakah mereka masih menyimak ataukah
     sudah saatnya mengganti cara penyampaian pelajaran maupun
     kegiatan demi mendapatkan kembali perhatian mereka. Bila rencana
     tidak dapat dijalankan, guru harus mengganti dengan strategi lain
     yang telah disiapkan sebelumnya. Guru memiliki keinginan untuk
     melihat perubahan hidup yang terjadi dalam kehidupan murid-murid
     mereka. Itu berarti mereka harus bertemu Tuhan melalu firman-Nya,
     dan bila perhatian anak-anak tidak dalam ruang kelas, guru harus
     melakukan sesuatu untuk mengembalikan perhatian murid-muridnya.
     Seperti memanggil nama anak itu, mendekati murid itu,  memberikan
     pertanyaan, mengubah volume suara (bahkan mungkin berbisik),
     membagi anak-anak ke dalam kelompok kecil, atau apa saja. Glenn
     mengingatkan bahwa memotong pembicaraan/mengalihkan perhatian
     bisa saja terjadi, dan kadang-kadang cara terbaik yang bisa
     dilakukan oleh guru adalah dengan mengabaikannya. Di waktu yang
     lain, perlu melakukan variasi untuk bisa menarik kembali
     perhatian murid-murid Anda.

  Bila Anda menyiapkan pelajaran Anda dengan disertai doa, ingatlah
  tiga tips untuk menarik dan memertahankan perhatian murid Anda ini,
  yaitu rencana, peka, dan responsif. Jangan biarkan perhatian itu
  hilang. Segera dapatkan kembali perhatian mereka. Mengajarlah untuk
  mengubah hidup. Lakukan pembaharuan! (t/Ratri)

  Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs        : Sunday School Revolutionary!
  Judul asli artikel: Sunday School Teacher, You Are in Charge of
                      Keeping Your Learners` Attention!
  Penulis           : tidak dicantumkan
  Alamat URL        : http://www2.kybaptist.org/kbc/blogs/ssrb.nsf/dx/01052008020031PMWEBQAV.htm


                        o/ WARNET PENA o/

  INFORMASI BUKU PENDIDIKAN GURU SEKOLAH MINGGU: PENERBIT GANDUM MAS
  ==================================================================
     http://www.gandummas.com/bhn_sm/pendidikan_pekerja_sm.htm

  Untuk memperlengkapi diri dalam pelayanan anak, tentu saja
  dibutuhkan sumber-sumber bahan yang dapat memerkaya wawasan dan
  pengetahuan kita. Buku merupakan salah satu sumber yang begitu kaya
  dengan informasi. Dalam situs Penerbit Gandum Mas ini, ditawarkan
  banyak sekali buku-buku perlengkapan untuk guru sekolah minggu.
  Tentu saja isinya hanyalah informasi mengenai buku-buku tersebut.
  Isi situs ini bukan hanya katalog buku-buku cerita sekolah minggu
  berbagai usia saja, tetapi ada juga informasi buku-buku pendidikan
  untuk guru sekolah minggu. Anda dapat melihat informasinya di menu
  Pendidikan Pekerja Sekolah Minggu. Segera saja kunjungi situs ini
  untuk mendapatkan informasi mengenai buku-buku bermutu seputar
  pelayanan sekolah minggu.

  Oleh: Redaksi (Davida)


                       o/ MUTIARA GURU o/

       Pelatihan bagi guru diberikan supaya dapat memberikan
              pendidikan yang benar kepada anak-anak.
         Guru yang terlatih dapat mengajar murid-muridnya
                dengan cara yang lebih profesional.


----------------------------------------------------------------------
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                 Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
   Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
       http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org