Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/368

e-BinaAnak edisi 368 (6-2-2008)

Mengajar Anak untuk Mengasihi Allah

 
______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                          368/Februari/2008
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL 1           : Mengajar Anak untuk Mencintai Yesus
  - ARTIKEL 2           : Menanamkan Karakteristik Pikiran Ilahi
  - BAHAN MENGAJAR      : Mengukur Cinta Kasih Tuhan
  - WARNET PENA         : Christforworld.Blogspot
  - DARI ANDA UNTUK ANDA: Cara Kirim Tulisan ke PEPAK dan E-BinaAnak
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam kasih,

  Bulan Februari dikenal sebagai bulan kasih sayang. Sebuah kesempatan
  yang baik untuk secara khusus mengekspresikan kasih dan sayang
  kepada orang-orang di sekeliling kita. Akan tetapi, bagi orang
  percaya, menunjukkan kasih harus terus dilakukan sepanjang kehidupan
  kita, karena kasih adalah hukum yang utama dan terutama yang
  diajarkan oleh Yesus. Hal ini wajib pula kita ajarkan kepada
  anak-anak layan kita.

  Untuk itu, di edisi khusus bulan kasih sayang ini, kami akan bagikan
  kepada para pelayan anak tentang bagaimana kita dapat mengajar anak
  untuk mengasihi. Berikut topik-topik yang dapat Anda simak sebulan
  ini.
  1. Mengajar Anak untuk Mengasihi Allah
  2. Mengajar Anak untuk Mengasihi Firman Tuhan
  3. Mengajar Anak untuk Mengasihi Sesama
  4. Mengajar Anak untuk Mengasihi Alam Ciptaan-Nya

  Topik "Mengajar Anak untuk Mengasihi Allah" kami jadikan sebagai
  sajian pembuka di bulan ini. Hal ini sangat penting untuk anak layan
  kita karena mengasihi Allah adalah dasar utama kita membangun kasih
  di dalam kehidupan anak sendiri. Nah, selamat menyimak sajian kali
  ini, dan selamat mengajarkan kasih kepada anak layan Anda. Tuhan
  Yesus memberkati.

  Staf Redaksi e-BinaAnak,
  Kristina Dwi Lestari

   "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
   untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu
        bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
                < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Roma+8:28 >


                           o/ ARTIKEL 1 o/

                  MENGAJAR ANAK UNTUK MENCINTAI YESUS
                  ===================================

  Saya sangat yakin bahwa kita harus mulai mengajar anak untuk
  mencintai Tuhan sejak ia lahir. Ada beragam kesempatan untuk
  mengajarinya melalui kegiatan sehari-hari yang kita lakukan
  bersamanya.

  Bayi itu suka musik. Tidak ada cara yang lebih baik untuk
  mengenalkan mereka pada Yesus selain memujikan kidung sederhana
  tentang-Nya. Saya perhatikan, bayi, bahkan pada minggu-minggu
  pertama usianya, berhenti menangis saat mereka mendengar kidung
  pujian, seperti "Jesus Loves Me, This I Know", atau "I Am Jesus
  Little Lamb". Roh Kudus datang dan membuat mereka nyaman saat kita
  memuji-Nya. Saat mengganti popok adalah peluang yang bagus untuk
  bersenandung dan bercerita mengenai Tuhan kita. Setelah suami saya
  selesai berdoa untuk bayi kami menjelang tidur, kami memutar musik
  Kristen yang lembut dan menyejukkan untuk mengiringi tidurnya. Album
  nina bobok milik Michael Card, "Sleep Sound in Jesus", merupakan
  musik favorit kami.

  Saat anak saya masih bayi, saya sering bersaat teduh sambil berjalan
  mondar-mondir. Saya bersaat teduh sambil menggendongnya. Saat itu
  bayi akan melihat dan mendengar ibunya memuji Tuhan. Ia akan melihat
  dan mendengarkan dengan saksama. Dengan demikian si bayi telah
  belajar berkomunikasi dengan Tuhan. Saya melakukan hal itu selama
  saya masih nyaman menggendongnya. Pada usia sembilan bulan, anak
  perempuan kami selalu kegirangan saat saya bertanya kepadanya,
  "Maukah kamu berdoa bersama Ibu?"

  Pada saat usia bayi enam bulan, saya membantu bayi untuk mulai
  berdoa. Saya menyuruhnya untuk berdoa dalam hati saat saya
  mengucapkan doa saya. Saya memanjatkan doa pujian dan ucapan syukur
  untuknya, seolah-olah ia sendiri yang berdoa. Saya juga memohon
  berkat dan perlindungan baginya. Anak kami menyukai hal itu, dan hal
  itu jelas mengajar mereka tentang bagaimana berdoa. Kami juga
  membantu anak-anak kami mengucap syukur atas makanan yang tersedia
  saat mereka mulai bisa makan makanan padat.

  Kami memiliki beberapa gambar Yesus di rumah, yang kita tunjukkan
  pada bayi kami sambil kami menceritakan kisah Alkitab. Kami
  menjelaskan pada mereka bahwa Yesus mencintai mereka dan menyediakan
  segala keperluan kita. Kami memberitahu mereka bahwa Tuhan
  menciptakan mereka dan menganugerahkan mereka pada kami sebagai
  suatu anugerah yang terindah. Bagaimana mungkin seorang anak kecil
  tidak mencintai Yesus setelah mengetahui bahwa Yesus terlibat dalam
  segala sesuatu yang baik dalam kehidupan mereka?

  Saat hari Minggu dan Rabu, kami akan mengatakan pada bayi kami,
  "Kita akan ke gereja hari ini! Pasti menyenangkan, bukan? Kita akan
  memuji Tuhan bersama-sama orang-orang yang juga mencintai Yesus!"
  Kami mengajak anak kedua kami ke gereja daripada menitipkannya di
  penitipan anak. Apa yang kami lakukan itu sangat memberkati kami
  sebagai keluarga. Anak kami dapat belajar dengan cepat bagaimana
  bersikap yang baik di gereja dan mereka juga mempelajari banyak hal
  melalui penyembahan.

  Pada saat anak kami menginjak usia satu tahun lebih, saya akan
  membacakan kisah Alkitab pendek untuknya. Kami juga membacakan
  mereka kisah Alkitab secara langsung saat mereka berusia sekitar
  delapan belas bulan. Anak perempuan kami biasanya mau untuk duduk
  diam dan mendengarkan, namun anak perempuan kami yang kedua agak
  susah, jadi kadang-kadang kami membiarkan mereka mewarnai suatu
  gambar sambil kami membacakannya kisah Alkitab.

  Penting untuk sedikit demi sedikit membantu anak kita untuk dapat
  berdoa dan membaca Alkitab sendiri. Kita dapat memulai membantu
  mereka dengan berdoa bagi mereka, kemudian mendorong mereka
  mengucapkan doa mereka sendiri, memberi mereka petunjuk dan ide
  tentang bagaimana berdoa, sampai akhirnya mereka sanggup berdoa
  secara pribadi dan menyediakan waktu untuk belajar Alkitab sendiri.
  Kedua anak kami mulai berdoa tanpa bantuan kami saat mereka berusia
  sembilan tahun. Bahkan setelah anak dapat berdoa sendiri, berdoa dan
  membaca Alkitab bersama sebagai keluarga masih merupakan hal penting
  yang harus dilakukan.

  Saya dan suami saya lebih suka menggunakan Alkitab King James
  Version. Kami membaca Alkitab versi itu saat kami membaca Alkitab
  bersama, saat kami mempelajari Alkitab untuk keperluan sekolah, dan
  untuk menghafal ayat Alkitab. Saya merasa bahwa sangat penting untuk
  mengenalkan anak kami dengan Alkitab KJV dan menghafal ayat-ayatnya
  -- versi Alkitab yang digunakan jutaan orang di negara berbahasa
  Inggris. Ada banyak kutipan dan referensi KJV di literatur klasik.
  Dan anak yang sejak dini diperkenalkan dengan KJV akan memiliki
  banyak perbendaharaan kata dan kemampuan untuk dengan mudah membaca
  karya-karya literatur klasik yang menantang. Kami telah meluangkan
  waktu untuk menjelaskan kata-kata dan ekspresi-ekpresi kuno
  sehingga mereka akan dapat memahami KJV dengan lebih baik. Namun
  demikian, kami mengizinkan mereka jika mereka ingin membaca
  terjemahan Alkitab versi lain untuk bacaan Injil pribadi mereka.
  Setelah sedikit penelitian dan diskusi, kami memutuskan untuk
  memakai Alkitab New King James Version karena mudah dibaca dan
  terkenal akurat.

  Saat anak perempuan kedua kami mulai membaca, ia menyukai parafrase
  Alkitab Living Bible. Meski bukanlah yang paling akurat, namun
  Living Bible lebih akurat daripada kebanyakan buku-buku kisah
  Alkitab anak-anak lainnya, selain itu bahasanya juga lebih mengalir
  dan mudah dipahami. Kami akan menggunakan Living Bible untuk
  mengenalkan Injil pada mereka, atau pendahulunya, New Living
  Translation, untuk anak-anak yang belum sekolah dan masih dalam
  tahap awal membaca.

  Saya ingin mendorong semua ibu dan ayah -- juga guru-guru Kristen --
  untuk mulai mengajar anak-anak mereka untuk mencintai Yesus
  sekarang, berapa pun usia mereka. Tidak pernah ada kata terlambat,
  tidak pernah terlalu dini juga. Bahkan seorang bayi pun bisa
  mencintai Yesus, dan kita seharusnya tidak pernah beranggapan bahwa
  mereka masih terlalu muda untuk mengenal-Nya. (t/Dian)

  Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs        : Character Building For Families
  Judul asli artikel: Teaching Little Children to Love God
  Penulis           : Tidak dicantumkan
  Alamat URL        : http://www.characterbuildingforfamilies.com/babies.html


                            o/ ARTIKEL 2 o/

                 MENANAMKAN KARAKTERISTIK PIKIRAN ILAHI
                 ======================================

  Melalui teladan dan perbuatan-Nya selama melayani di dunia ini,
  Tuhan mengajarkan mengenai bagaimana kita harus mengasihi. Untuk
  itu, jika kita ingin anak-anak yang kita layani, bahkan kita sendiri
  dapat mengasihi Tuhan, maka karakter Kristus harus ada dalam hidup
  kita. Memahami dan menanamkan karakter pikiran Allah akan membantu
  kita dalam mengajar anak untuk semakin mengasihi Allah. Berikut enam
  karakter pikiran Allah yang dapat dibagikan kepada anak layan, teman
  sepelayanan, atau bagi diri kita sendiri.

  HIDUP

  Allah berkata bahwa pikiran kita diciptakan sebagai pikiran yang
  hidup. Tentu saja Anda tidak menginginkan pikiran yang mati.
  Meskipun demikian, coba pikirkan apa yang dikatakan berikut: "Karena
  keinginan [dalam New American Standard Bible digunakan istilah
  `mind` atau `pikiran` daging adalah maut, tetapi keinginan Roh
  adalah hidup dan damai sejahtera." (Roma 8:6) Jika kita memiliki
  pikiran Kristus, maka sikap kita terhadap dosa akan berubah. Itu
  akan memengaruhi kita dalam menentukan pilihan. Bahkan selanjutnya,
  kita dimampukan untuk mengambil pilihan-pilihan yang menentang adat
  budaya. Ya, kita bisa memilih gaya hidup yang berbeda karena kita
  hidup. Sayang, sedikit sekali orang tua yang pernah berkata kepada
  anaknya, "Kamu memiliki kuasa untuk berkata `tidak` terhadap
  hal-hal yang tidak baik, kuasa untuk mengucapkan kata-kata yang
  dapat menolong sesama, kuasa untuk menguasai amarah dan menjadi
  berbeda. Mengapa? Karena pikiranmu yang hidup memiliki kekuatan.
  Dan, pikiranmu hidup karena Yesus tinggal di dalammu." Hal ini perlu
  kita renungkan.

  DAMAI

  Kedua, pikiran orang-orang kristiani ialah pikiran yang damai. Dalam
  terjemahan New American Standard Bible disebutkan, "The mind set on
  the Spirit is life and peace." Artinya, "Pikiran yang diarahkan
  dalam Roh Kudus ialah hidup dan damai sejahtera." (Roma 8:6) Tugas
  Anda dan saya adalah mengarahkan pikiran kita, maka Allah akan
  memberi damai di dalamnya.

  TERARAH PADA SATU TUJUAN

  Ketiga, ada kata sifat lain yang menggambarkan pikiran orang-orang
  kristiani: terarah pada satu tujuan. "Tetapi aku takut, kalau-kalau
  pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada
  Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan
  kelicikannya." (2 Korintus 11:3)

  Jika Anda ingin melihat teladan kehidupan Yesus lainnya untuk Anda
  ikuti, kita dapat melihatnya di Yakobus 3:13,17. Nasihat ini
  didasarkan pada hikmat yang dari Allah, bukan dari hikmat yang
  ditawarkan budaya kita. "Siapa di antara kamu yang bijak dan
  berbudi? Baiklah dengan cara hidup yang baik ia menyatakan
  perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemah-lembutan ....
  Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama kemurnian,
  selanjutnya suka damai, lembut, penurut, penuh belas kasihan dan
  buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik." Inilah
  sebagian gambaran tentang kebajikan yang ada dalam kehidupan Yesus.
  Tidak inginkah Anda melihat sifat-sifat tersebut berkembang dalam
  hidup anak Anda?

  Ada banyak hal yang dapat membingungkan dan memikat pemikiran kita.
  Semuanya bisa tampak menarik. Demikian pula ada pertarungan besar
  untuk memenangkan pikiran anak Anda. Pertarungan itu merupakan
  perjuangan yang terus-menerus, dan hal-hal yang membingungkan itu
  dapat menyesatkan, sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus. Bahkan
  saat kita berdoa, membaca firman Tuhan, dan duduk di gereja, pikiran
  kita dapat berkelana ke mana-mana. Ia berputar-putar dan berjuang
  untuk tetap memusatkan perhatian. Namun, kita dipanggil untuk tetap
  terarah pada satu tujuan, bukan untuk dibingungkan dan disesatkan.

  RENDAH HATI

  Sifat keempat pikiran ilahi kita temukan dalam Filipi 2:3: "...
  tanpa mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
  Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang
  lain lebih utama daripada dirinya sendiri." Pikiran diarahkan pada
  kerendahan hati. Terjemahan bebas Alkitab versi Phillips untuk ayat
  ini dapat dituliskan sebagai berikut: "Hiduplah bersama dalam
  keharmonisan, dalam kasih, seperti hanya terdapat satu pikiran dan
  satu roh di antara kalian. Jangan pernah bertindak berdasarkan
  keinginan untuk bersaing atau meninggikan diri sendiri, tetapi
  dengan rendah hati bertindaklah untuk lebih memikirkan orang lain
  daripada dirimu sendiri."

  SUCI

  Karakteristik lain dari pikiran ilahi ialah suci. "Bagi orang suci,
  semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman,
  suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal budi maupun suara
  hati mereka najis." (Titus 1:15) Salah satu perjuangan yang akan
  dihadapi anak Anda ialah perjuangan melawan keinginan akan hal-hal
  yang tidak seharusnya menjadi bagian hidup mereka. Mereka akan
  terus-menerus menghadapi pencobaan untuk hanyut dalam
  aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai dengan kehidupan kristiani.
  Seorang anak atau pun seorang dewasa tidak dapat duduk menunggu saja
  dan baru memutuskan tindakan yang akan dilakukan saat pencobaan
  datang. Anak-anak yang diajar orang tuanya untuk berkata "tidak"
  terhadap obat-obatan, seks, alkohol, kelompok pergaulan yang tidak
  sehat, dan lain-lain, dan yang juga diajar untuk melawan tekanan
  yang terus-menerus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan,
  berpeluang lebih besar untuk dapat bertahan. Saya tahu karena saya
  mengalaminya.

  Saat saya duduk di bangku SMU, kelompok gereja kami mengadakan
  program menghafalkan ayat Alkitab dari The Navigator. Salah satu
  ayat yang saya hafalkan adalah 1 Korintus 10:13:
  "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa
  yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena
  itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada
  waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar,
  sehingga kamu dapat menanggungnya." Saya tidak tahu berapa kali ayat
  itu terlintas dalam benak saya (bukan secara kebetulan!) ketika saya
  dihadapkan pada pilihan untuk melakukan sesuatu yang benar atau
  salah. Harus saya akui bahwa saya tidak selalu senang saat
  diingatkan akan ayat tersebut, tetapi ayat itu telah menyelamatkan
  hidup saya. Mengatasi pencobaan hidup bukan tindakan yang baru
  dipikirkan saat pencobaan itu datang, tetapi telah ditetapkan dan
  direncanakan sebelumnya.

  PEKA DAN MAU MENDENGARKAN

  Karakteristik keenam pikiran ilahi ialah peka dan mau mendengarkan.
  Pada malam setelah Yesus bangkit, Dia membuka pikiran
  murid-murid-Nya agar memahami firman Allah. Para murid mau
  mendengarkan dan mempelajari apa yang sudah dikatakan-Nya. Sikap mau
  mendengarkan Allah akan menghasilkan kepekaan rohani yang membawa
  kita untuk memeroleh kemajuan. Yesus sendiri menjadi teladan dalam
  hal ini karena Dia peka mendengarkan suara Allah. Dia berkata, "...
  Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara
  tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku" (Yohanes
  8:28). Yesus melihat apa yang dilakukan Bapa-Nya, mendengarkan-Nya,
  dan tidak berbuat apa-apa lepas dari kehendak Bapa.

  T.W. Hunt menggambarkan tanggapan kita demikian: Sebagaimana Bapa
  bagi Kristus, demikianlah Kristus bagi kita. Kristus meneladani
  Bapa; kita meneladani Kristus. Kristus melihat apa yang dilakukan
  Bapa; kita memerhatikan dengan saksama aktivitas Yesus di dunia
  (dalam hal ini, termasuk aktivitas-Nya sekarang). Kristus
  mendengarkan Bapa; kita mendengarkan Dia. Bapa mengajar-Nya; Dia
  mengajar kita. Kristus tidak melakukan apa-apa lepas dari kehendak
  Bapa; kita tidak dapat berfungsi jika tidak bergantung kepada Dia.
  Kristus sangat dekat dengan Bapa; kita harus tetap tinggal dekat
  dengan-Nya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Raising Kids to Love Jesus 1: Memahami Anak Sesuai
              dengan Kecenderungan Kepribadiaannya
  Penulis   : H. Norman Wright dan Gary J. Oliver
  Penerbit  : Gloria Graffa, Yogyakarta 2003
  Halaman   : 48 -- 52


                       o/ BAHAN MENGAJAR o/

                     MENGUKUR CINTA KASIH TUHAN
                     ==========================

  Alat peraga
  -----------
  1. Gelas ukur
  2. Pita ukur
  3. Jam

  Tujuan pelajaran
  ----------------
  Mengajarkan anak bahwa cinta kasih Tuhan tidak terukur.

  Ayat
  ----
  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
  mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
  percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal
  (Yohanes 3:16).

  Cerita
  ------
  Salah satu ayat favorit saya diawali dengan, "Karena begitu besar
  kasih Allah akan dunia ini." Saya memikirkan ayat itu dan
  bertanya-tanya -- seberapa besarkah kasih Allah itu dan bagaimana
  kita bisa mengukurnya? Pagi ini saya membawa beberapa alat yang
  sering kita gunakan untuk mengukur sesuatu. Saya pikir alat-alat itu
  bisa membantu kita untuk mengukur cinta kasih Tuhan.

  Kadang kita menggunakan gelas ukur untuk mengukur sesuatu. Jika saya
  akan membuat kue, saya akan menggunakan gelas ukur untuk memastikan
  takaran tepung, gula, dan susunya tepat. Saya bertanya-tanya apakah
  kita bisa menggunakan gelas ukur itu untuk mengukur cinta kasih
  Tuhan? Alkitab mengatakan, "TUHAN adalah gembalaku, takkan
  kekurangan aku. ... pialaku penuh melimpah." (Mazmur 23:1-5) Kalau
  begitu, jika piala kita penuh dengan cinta kasih Tuhan, saya rasa
  kita tidak akan bisa mengukur cinta kasih Tuhan dengan gelas ukur.

  Jika kita membangun sesuatu, kita mungkin menggunakan pita ukur
  untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi suatu benda. Saya
  bertanya-tanya apakah kita bisa mengukur cinta kasih Tuhan dengan
  pita ukur? Alkitab mengatakan bahwa kasih Tuhan mengatasi langit
  (Mazmur 108:4). Jika kasih Tuhan mengatasi langit, saya rasa kita
  tidak akan bisa mengukur cinta kasih Tuhan dengan pita ukur, kan?

  Kita menggunakan jam untuk mengukur waktu. Mungkin ada orang yang
  menggunakan jamnya untuk mengukur berapa lama pendeta akan
  berkhotbah. Saya bertanya-tanya apakah kita bisa menggunakan jam
  untuk mengukur berapa lama kasih Tuhan akan bertahan. Alkitab
  mengatakan bahwa kasih Tuhan itu dari selamanya sampai selamanya
  (Mazmur 103:17). Wow! Jika cinta kasih Tuhan itu dari selamanya
  sampai selamanya, saya rasa kita tidak akan bisa mengukurnya dengan
  jam.

  "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
  mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
  percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
  kekal." Bagaimana Anda akan mengukur cinta kasih yang seperti itu?
  Kita tidak dapat mengukurnya -- dan kita tidak perlu mengukurnya --
  tapi kita harus merasakan cinta kasih-Nya.

  Doa saya untuk hari ini adalah, "... supaya kamu bersama-sama dengan
  segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya
  dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih
  itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya
  kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah." (Efesus 3:18-19)

  Aktivitas
  ---------
  Sebagai bahan kreativitas pendukung, ajak anak untuk masuk dalam
  kegiatan mewarnai. Kita bisa mendapatkan bahan tersebut dari alamat
  berikut ini.
  1. http://www.sermons4kids.com/measuring_colorpg.htm
  2. http://www.sermons4kids.com/john-3-16-colorpg.htm
                                                              (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs        : Sermon4Kids
  Judul asli artikel: Measuring God`s Love
  Penulis           : Tidak dicantumkan
  Alamat URL        : http://www.sermons4kids.com/measuring.html


                        o/ WARNET PENA o/

                     CHRISTFORWORLD.BLOGSPOT
                     =======================
               http://christforworld.blogspot.com/

  Persiapan mengajar jelas sangat diperlukan oleh para pelayan anak.
  Sebelum mengajar, jangan sampai kita hanya sebatas mengajar dan
  tidak menyiapkan bahan mengajar atau aktivitas pendukungnya. Nah,
  untuk melengkapi bahan mengajar Anda, berikut kami bagikan beberapa
  bahan mengajar dan aktivitas dari blogspot milik Desmond Joshua.
  Topik yang diangkat di antaranya berjudul Damai, Pelajaran Doa,
  Aktualisasi Diri, dan masih banyak lagi.

  Dari segi penyajian sangat sistematis, karena tersusun dalam sajian
  tujuan pelajaran, nats kitab suci, ayat hafalan, dan cerita aplikasi
  yang akan memberikan panduan untuk memudahkan Anda bercerita tentang
  nats yang sedang dibahas. Nah, tunggu apa lagi! Segera dapatkan
  bahannya dan rasakan berkatnya. Selamat mengajar!

  Oleh: Redaksi (Kristina)


                    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/

  Dari: Dioz Nahardhika <turtle_waxz(at)xxxx>
  >Apakah jika ada karya-karya bisa langsung dikirimkan untuk PEPAK?
  >Caranya bisa lewat kolom komentar ini? Thanx sekali karena PEPAK
  >membuka banyak pandangan terhadap pelayanan di jemaat bagi saya dan
  >teman-teman lainnya...

  Redaksi:

  Jika rekan-rekan ingin mengirimkan bahan-bahan seputar pelayanan
  anak, silakan kirim tulisan Anda ke: pepak(at)sabda.org. Setiap
  bahan yang masuk akan kami terima dengan catatan sesuai dengan visi
  misi PEPAK dan tanpa mengubah isi. Bila diperlukan, akan sedikit
  mengalami proses penyuntingan. Sekali lagi, hanya jika diperlukan
  saja dan akan kami konfirmasikan jika ada perubahan. Nah, berlaku
  juga bagi rekan-rekan yang ingin mengirim tulisan ke e-BinaAnak,
  silakan hubungi redaksi di: binaanak(at)sabda.org.

  Mari saling memberi berkat dan menajamkan dengan mengirimkan karya
  Anda ke Redaksi e-BinaAnak dan PEPAK. Kami tunggu ya :)


                       o/ MUTIARA GURU o/

         Kasih Allah tak terukur kedalaman dan kebesarannya.
          Dialah yang menyelamatkan dan menebus dosa kita.

----------------------------------------------------------------------
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                 Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
   Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
       http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org