Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/370

e-BinaAnak edisi 370 (20-2-2008)

Mengajar Anak untuk Mengasihi Sesama

 

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                          370/Februari/2008
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL       : Mengajarkan Anak Mengasihi Sesama Manusia
  - TIPS          : Bagaimana Mengasihi Orang Lain
  - BAHAN MENGAJAR: Orang Samaria yang Baik Hati
  - WARNET PENA   : Fishers Of Kids: Kumpulan Drama dan Cerita Boneka
                    Lucu
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam sejahtera,

  Pada hari Minggu yang cerah, anak-anak sekolah minggu di mana saya
  mengajar sedang asyik mewarnai gambar Musa. Tiba-tiba terdengar
  suara gaduh. Di sudut ruangan, dua orang murid saling berebut pensil
  warna. Dengan segera para guru pendamping melerainya. Mereka pun
  saling mengemukakan argumen bahwa merekalah yang paling berhak
  terhadap pensil warna tersebut.

  Pelayan anak, cerita di atas merupakan satu contoh sederhana yang
  bisa saja kita alami dalam pelayanan. Memang tidak dapat dimungkiri
  jikalau terkadang ada anak yang memiliki sifat yang tidak mau
  mengalah. Jika terus-menerus dibiarkan, maka hal ini dapat membawa
  anak kepada kecenderungan untuk tidak memiliki empati terhadap
  sesama, dengan kata lain anak menjadi kurang memiliki rasa kasih
  kepada sesamanya.

  Oleh karena itu, edisi BinaAnak kali ini mengajak para pelayan anak
  untuk mengarahkan anak mengasihi sesama mereka. Hadir dalam
  rangkaian Artikel, Tips, dan Bahan Mengajar, kiranya bahan-bahan
  tersebut dapat membantu dan memperlengkapi kita semua dalam
  mengajarkan konsep mengasihi sesama dan mengajarkan arti kasih yang
  sebenarnya kepada anak.

  Selamat menyimak dan jangan lupa, kasihilah anak-anak layan Anda
  seperti yang telah Kristus teladankan kepada kita.

  Kristina Dwi Lestari
  Staf Redaksi e-BinaAnak,


     "Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap
  pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama
 manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua
        korban bakaran dan korban sembelihan." (Markus 12:33)
             < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Markus+12:33 >


                           o/ ARTIKEL o/

               MENGAJAR ANAK MENGASIHI SESAMA MANUSIA
               ======================================
                Diringkas oleh: Kristina Dwi Lestari

  ARTI SAYANG, CINTA, ATAU MENGASIHI

  Ungkapan seperti  "saya sayang", "saya cinta", dan "saya mengasihi"
  mencakup dua hal penting, di antaranya adalah sebagai berikut.

  a. Kita menghargai, senang bila dekat dengannya, memikirkannya bila
     ia jauh, suka dengan penampilan, perkataan, dan perbuatannya.

  b. Ada rasa empati, ramah, dan mau menolongnya mencapai tujuannya,
     serta berusaha melindunginya dari bahaya. Di samping itu, kita
     juga peduli dengan apa yang dialami orang yang kita sayangi.

  Dasar dari sayang, cinta, atau kasih adalah adanya rasa peduli
  dengan orang tersebut. Tetapi cinta kasih lebih dalam daripada rasa
  peduli atau empati. Di dalamnya terdapat rasa senang yang mendalam
  dengan orang tersebut dan akan melakukan sesuatu untuk orang yang
  dicintai tanpa beban.

  MELATIH ANAK UNTUK BERSIKAP SAYANG

  Sikap sayang dapat dilatih kepada anak dengan cara sebagai berikut.

  Mengajarkan perilaku sayang.
  ----------------------------
  Anak perlu tahu bagaimana harus bersikap sayang. Mereka juga harus
  diajarkan untuk mengutarakan perasaan fisik maupun dengan
  kata-kata. Bagi anak remaja, hal itu sangat penting karena pada saat
  itu mereka menemukan identitas diri, merasa sudah besar, dan ingin
  membebaskan diri dari orang tua.

  Terkadang anak-anak tidak berperilaku hormat kepada orang tua. Hal
  ini biasanya dilakukan oleh para remaja karena kebutuhannya yang
  suka coba-coba atau "bergaya jagoan", dan sebenarnya mereka
  benar-benar tidak bermusuhan dengan orang tua. Berikan arahan
  kepadanya, bahwa berbicara dengan menampakkan keseluruhan
  hubungannya dengan orang tua lebih baik daripada menunjukkan
  frustrasinya.

  Karena itu, anak perlu belajar berperilaku sayang. Caranya dengan
  meminta pendapatnya untuk sebuah jalan keluar dari masalah tersebut.
  Tapi jangan sampai terkesan kita memerintah. Cara ini dirasa cocok
  untuk anak remaja, karena mereka fobia pada perintah yang mengatur
  seperti anak kecil.

  Memberi penguatan positif pada perilaku sayang.
  -----------------------------------------------
  Orang tua terkadang hanya memerhatikan anak ketika melakukan hal
  yang tidak baik dan tidak dengan hal yang baik. Anak berperilaku
  tidak baik karena anak merindukan perhatian orang tua. Oleh karena
  itu, nyatakan penghargaan dan sayang kita pada saat anak berperilaku
  sayang, maka dia akan lebih sering menunjukkan perilaku sayang.

  Menolak perilaku yang bertentangan dengan sayang.
  -------------------------------------------------
  Anak-anak perlu belajar cara-cara apa yang dapat atau tidak diterima
  untuk mencapai keinginannya. Jika untuk mendapatkan keinginannya,
  seorang anak menyakiti atau merugikan orang lain, maka hal ini
  bertentangan dengan kasih. Dia tidak peduli apakah orang lain dalam
  keadaan sakit atau rugi. Sebagai pendidik, kita perlu menjelaskan
  bahwa menyakiti orang lain adalah cara yang salah.

  Membuat suasana yang membantu anak mendapat kegembiraan dan memunyai
  kepedulian.
  --------------------------------------------------------------------
  a. Membantu anak mendapat kegembiraan.
     Anak akan senang pada anak lain jika menemukan bahwa bermain
     bersama itu menyenangkan. Mereka perlu tahu bahwa permainan
     menjadi menyenangkan kalau peserta dapat bermain dengan baik,
     yaitu mematuhi aturan main dan saling memerhatikan agar setiap
     pemain gembira.

  b. Membantu anak peduli dengan orang lain.
     Membantu anak peduli dengan orang lain yang dibutuhkan adalah
     informasi tentang apa yang telah dialami seseorang karena
     kepedulian timbul dari apa yang dialami oleh orang lain.

  BAGAIMANA MEMBANGUN RASA SAYANG DALAM DIRI ANAK?

  Apa yang menyebabkan kita sayang? Kita sayang pada orang, binatang,
  atau benda karena hal tersebut memberi rasa senang kepada kita.
  Jika ditarik kesimpulannnya adalah sebagai berikut.

  1. Dengan membantu, melayani, dan melakukan hal-hal untuk orang
     lain, rasa sayang akan tumbuh dalam hati orang yang membantu. "We
     love those whom we serve.", 2. Karena merasa disayang, seseorang dapat menyayangi orang lain.
     Membuat anak merasa disayangi merupakan salah satu cara terbaik
     bagi pendidik, guru, atau orang tua dalam memperkuat kesediaan
     seseorang untuk menyayangi orang lain. Anak yang disayang oleh
     orang tuanya cenderung akan menyayangi anak lain. Sebaliknya,
     anak yang ditolak akan bersikap agresif, kurang memunyai rasa
     sayang.

  Cara membuat anak merasa dicintai:
  ----------------------------------
   1. Anak akan merasa dicintai jika melihat bahwa orang tua, guru,
      atau pendidik lainnya merasa senang atas kehadirannya. Misalnya
      ketika ia masuk dalam ruangan, ia disambut dengan senyum.
   2. Anak akan merasa dicintai kalau kita peka terhadap kebutuhannya.
   3. Seorang anak akan tahu bahwa ia dicintai jika kesuksesannya
      membuat kita bersuka dan kegagalannya membuat kita berduka.
   4. Anak akan merasa dikasihi jika ia mengetahui bahwa orang tuanya
      peduli akan masa depannya dan kebahagiaannya sebagai orang
      dewasa nanti.
   5. Seorang anak akan merasa disayangi kalau ia tahu bahwa orang
      tuanya membutuhkan kasih sayangnya.
   6. Anak merasa dikasihi kalau orang tua menyampaikan (sharing)
      pikiran dan perasaannya kepada mereka.
   7. Anak akan merasa dikasihi kalau pikiran dan perasaannya
      dihargai.
   8. Anak merasa disayangi kalau orang tua menyatakan rasa sayang
      kepadanya secara verbal dengan kata-kata, maupun secara fisik,
      baik lewat sentuhan, pelukan, dan ciuman.
   9. Anak akan merasa disayangi kalau disiplinkan atau dikoreksi.
      Jelaskan kepada mereka bahwa perilaku merekalah yang tidak
      disukai, tetapi sayang orang tua kepadanya tidak berubah.
  10. Anak merasa dicintai jika setelah mereka berbuat salah dan
      meminta maaf, orang tuanya tidak mengingat-ingat atau mengungkit
      kesalahannya yang lalu, tetapi memberinya kesempatan untuk
      memulai baru.

  KENDALA TERHADAP PERILAKU SAYANG

  Kendala terhadap perilaku sayang di samping sikap serakah atau
  mengutamakan diri sendiri, iri hati, dan tidak peduli adalah sikap
  permusuhan, kecurigaan, dan sikap membatasi pengertian "kita".

  Permusuhan
  ----------
  Permusuhan adalah salah satu penyebab tidak dapat berlangsungnya
  perilaku sayang. Permusuhan dapat timbul karena perebutan sebuah
  benda, daerah, atau sayang orang tua. Permusuhan dapat menyebabkan
  perasaan tidak suka yang menetap disertai keinginan untuk melukai
  jika ada anak yang selalu bersikap menghalang-halangi apa yang
  ingin dilakukan anak lain.

  Ada beberapa pelajaran penting yang dapat diajarkan kepada anak
  untuk menghindari permusuhan.

  1. Ajarkan anak bersikap adil (fair).
     Bersikap adil berarti menunggu giliran dan membagi sumber yang
     terbatas. Semua orang menerima apa yang menjadi haknya. Semua
     orang diperlakukan sama dan memunyai hak yang sama untuk
     menikmati barang, tempat, dan orang.

  2. Mengajar anak untuk bersikap sportif.
     Sportif berarti mengikuti peraturan, tidak curang, atau
     memperlakukan lawan dengan terhormat. Bersikap sportif senantiasa
     menitikberatkan pada cara bagaimana seorang bertanding, bukan
     pada apakah ia akan menang atau kalah. Anak perlu tahu bahwa
     musuh sesungguhnya dalam setiap pertandingan adalah dirinya
     sendiri.

  3. Mengajarkan anak untuk bersikap sebagai "good loser" (kalah
     secara terhormat).
     Yang penting bukan bagaimana seorang bertanding, tetapi juga
     bagaimana ia bersikap dalam hal ia kalah. Kalah terhormat berarti
     dapat menghargai orang yang menang, dapat melihat sifat kuat
     lawan, dan dapat mengakui kekurangan dirinya.

  Peringatan untuk orang tua/pendidik:
  1. Jangan membandingkan.
     Jangan pernah membandingkan anak kita dengan anak lain, karena
     membandingkan membuat seorang direndahkan, yang dapat menimbulkan
     rasa diri kurang (inferior) dan ketidaksenangan pada diri
     sendiri. Di samping itu, tumbuh rasa jengkel atau tidak senang
     pada orang yang dibandingkan.

  2. Mengenali keunikan setiap anak.
     Orang tua perlu mengingat bahwa setiap anak memunyai kelebihan
     dan kekurangan masing-masing, dan setiap anak memunyai motivasi,
     watak, kekuatan, koordinasi, dan kepandaian yang tidak sama.
     Kalau hal ini dilalaikan, anak akan kehilangan semangat dan
     jengkel, sedangkan orang tua akan merasa kecewa kepada anaknya.

  Kecurigaan (Prejudice)
  ----------------------
  Kendala lain terhadap berlangsungnya perilaku sayang adalah
  kecurigaan (prejudice). Kecurigaan menjadi menakutkan kalau
  dimasukkan semangat moral di dalamnya; kalau diajarkan bahwa orang
  yang harus dimusuhi memang sepatutnya didiskriminasi dan dibenarkan
  untuk memusuhi mereka. Diskriminasi, pembedaan berdasarkan perbedaan
  suku, bangsa, ras, agama, kebudayaan, warna kulit, dan seterusnya,
  adalah berlawanan dengan apa yang dimaksud Tuhan Yesus.

  SIKAP MEMBATASI PENGERTIAN KITA

  Dalam rangka mengajarkan Hukum Kasih, barangkali tidak ada pelajaran
  yang lebih penting daripada mengajarkan siswa bahwa "kita", sesama
  manusia adalah semua manusia, semua suku, semua agama, dan dari
  semua kebangsaan. Hal ini berarti bahwa kita perlu mengajarkan agar
  siswa tidak akan memperlakukan orang lain dengan sewenang-wenang
  hanya karena mereka berbeda dari kita.

  Untuk mencapai hal ini, perlu diajarkan hal-hal sebagai berikut.

  1. Ajarkan kesamaan dari semua orang yang berbeda dalam dunia.
     Tekankan bahwa tata cara, kebiasaan, kebudayaan, agama boleh
     berbeda satu dengan yang lain, tetapi semua orang memunyai banyak
     kesamaan satu dengan yang lainnya.

  2. Ajarkan anak untuk menghargai perbedaan yang ada antara manusia.
     Orang memang berbeda satu dengan yang lainnya dalam banyak hal.

  3. Tumbuhkan rasa empati terhadap orang dari latar belakang berbeda
     melalui cerita, koran, majalah, atau TV. Beri anak informasi
     sehingga dapat menyelami hidup, perjuangan, dan penderitaan dari
     orang-orang yang berbeda dengan dirinya. Minta mereka
     membayangkan diri berada dalam keadaan orang tersebut.

  4. Ajarkan bahwa semua orang bergantung dan saling membutuhkan.

  Diiringkas dari:
  Judul buku: Ajarlah Mereka Melakukan
  Penulis   : Stans Ismail
  Penerbit  : BPK Gunung Mulia, Jakarta 1998
  Halaman   : 174 -- 185


                            o/ TIPS o/

                    BAGAIMANA MENGASIHI ORANG LAIN
                    ==============================

  Konsep mengasihi tidak hanya mengenai menjalin keterampilan dalam
  menjalin persahabatan dengan teman yang lain. Di dalamnya juga
  terdapat makna saling menolong teman yang membutuhkan. Mengajar anak
  untuk saling tolong-menolong akan meningkatkan rasa empati si anak.
  Ingin segera mencoba! Berikut beberapa tips yang dapat Anda pakai.

  1. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh anak-anak untuk
     menunjukkan kasih kepada orang lain. Cara-cara apa saja yang bisa
     Anda temukan dalam ayat-ayat berikut ini?
     - Imamat 19:34
     - Ulangan 22:1
     - Matius 5:7
     - Matius 5:42
     - Matius 25:34; Matius 25:35
     - Lukas 6:34; Lukas 6:35
     - Kisah Para Rasul 20:35
     - Roma 15:1; Roma 15:2; Roma 15:5
     - Efesus 4:32
     - Ibrani 5:2
     - 1 Yohanes 3:17; 1 Yohanes 3:18

  2. Tulislah nama beberapa teman tertentu anak-anak Anda, khususnya
     yang memerlukan bantuan. Doakan hubungan anak-anak Anda dengan
     teman-temannya ini, dan bantulah anak Anda supaya menjadi peka
     terhadap kebutuhan mereka.

  3. Luangkan waktu sekali sehari di minggu berikutnya untuk Anda dan
     anak Anda berbicara dari hati ke hati tentang teman-temannya dan
     bagaimana dia bisa berbuat baik kepada mereka. Anda bisa minta
     kepadanya untuk memikirkan hal-hal tertentu yang spesifik, yang
     dapat dilakukannya satu atau dua kali sehari untuk menerapkan
     pelajaran-pelajaran yang ada di ayat-ayat tersebut.

     Mintalah anak Anda untuk menyesuaikan perbuatan-perbuatan baik
     kepada teman-teman yang paling membutuhkannya yang telah
     didaftarnya, kemudian bantulah dia membuat daftar bantuan itu
     untuk mengontrol kapan dia melakukan setiap perbuatan yang ada
     dalam daftar itu.

  4. Daftarlah beberapa perbuatan baik yang bisa Anda lakukan untuk
     anak-anak Anda di minggu ini, yang mungkin juga dapat
     dilakukannya kepada orang lain. Catatlah respons anak dari setiap
     perbuatan yang Anda lakukan kepada anak Anda. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs        : Henry`s Fork Country
  Judul asli artikel: Teaching kids to love the outdoors
  Penulis           : Lerinna Collins
  Alamat URL        : http://www.henrysforkcountry.com/full.php?sid=41


                      o/ BAHAN MENGAJAR o/

                   ORANG SAMARIA YANG BAIK HATI
                   ============================

  Ayat Alkitab
  ------------
  Lukas 10:25-37

  Inti pelajaran
  ---------------
  Dengan mendengarkan perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus, kita bisa
  mengetahui apa yang Yesus ingin kita lakukan dan bagaimana kita
  seharusnya.

  Ide utama
  ---------
  Murid-murid akan belajar siapakah sesama mereka dan mendapatkan cara
  untuk menunjukkan kasih.

  Ayat hafalan
  ------------
  "... kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Lukas
  10:27b)

  Kata kunci dan konsep yang dipelajari
  -------------------------------------
  a. Sesama adalah orang yang kita kenal dan yang tidak kita kenal.
  b. Kasih.

  Prinsip utama
  -------------
  Anak-anak akan belajar bahwa menjadi sesama yang baik berarti
  menolong siapa saja. Mereka akan mencari cara-cara untuk menjadi
  orang yang baik.

  Latar belakang Alkitab
  ----------------------
  Yesus mengajarkan cerita tentang "Orang Samaria yang Baik Hati"
  untuk menjawab sebuah pertanyaan seorang Ahli Taurat (guru agama),
  yang bertanya kepada Yesus, "Apa yang harus kuperbuat untuk
  memeroleh hidup yang kekal?" Ahli Taurat itu bermaksud menunjukkan
  hak yang ia peroleh atas hidup yang kekal dengan menunjukkan bahwa
  dia telah melakukan tugasnya. Tetapi Yesus menjawab pertanyaannya
  dengan pertanyaan lain, yaitu "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat
  (Alkitab)?" Lalu ahli taurat itu menjawab dengan ayat yang biasa
  kita dengar di Ulangan 6:4-5, "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN
  itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan
  segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
  kekuatanmu." Yesus menjawab, "Jawabmu itu benar; perbuatlah
  demikian, maka engkau akan hidup."

  Tetapi ahli taurat itu tetap bertanya kepada Yesus, "Siapakah
  sesamaku manusia?" tanyanya. Lalu Yesus menceritakan cerita yang
  kita pelajari hari ini.

  Jalan dari Yerusalem menuju ke Yerikho yang berjarak kira-kira 28
  kilometer adalah jalan yang sangat berbahaya karena para perampok
  dapat dengan mudah bersembunyi di balik bukit-bukit dan menyerang
  orang yang melalui jalan itu. Ada seorang pria yang dirampok dan
  ditinggalkan dalam keadaan sekarat. Kemudian lewatlah seorang imam,
  seorang pemimpin agama terkemuka Yahudi. Dia mungkin juga takut
  kalau-kalau dia juga akan dirampok; tetapi mungkin ada alasan yang
  lebih penting mengapa dia tidak berhenti untuk melihat apakah ia
  bisa menolong orang yang terluka itu. Bila orang yang sekarat itu
  mati, dan imam itu menyentuhnya, dia akan akan disebut "najis". Dia
  tidak akan diperbolehkan memberikan persembahan di Bait Allah untuk
  orang-orang. Oleh sebab itulah dia berlalu begitu saja. Orang Lewi
  adalah orang biasa yang membantu imam. Dia juga berlalu begitu saja.
  Orang Samaria yang akhirnya berhenti adalah seorang asing, yang tak
  seorang pun akan menyangka bahwa dia akan menunjukkan simpatinya
  kepada orang Yahudi. Ternyata, orang Yahudi dan orang Samaria saling
  membenci. Orang Yahudi memandang rendah orang Samaria dan tidak mau
  melakukan apa pun untuk mereka. Tetapi dalam cerita ini, Yesus
  menjadikan orang Samaria sebagai sesama yang baik.

  Siapakah sesama kita? Mereka adalah orang yang membutuhkan, apa pun
  ras atau kelas mereka. Yesus mengatakan bahwa kita harus mengasihi
  Allah dan mengasihi sesama kita, dan kita tidak dapat melakukan
  sesuatu tanpa orang lain.

  Memahami murid-murid Anda
  -------------------------
  Anak laki-laki dan perempuan memiliki kepekaan yang kuat dalam hal
  kejujuran dan diharapkan dapat membantu mereka yang menderita karena
  ketidakjujuran dan ketidakadilan. Cerita tentang orang Samaria yang
  baik hati adalah cerita yang tepat untuk digunakan dalam
  memperkenalkan konsep menolong orang asing yang ada di tengah-tengah
  kita.

  Membangun iman
  --------------
  Bacalah Lukas 10:25-37.

  Meskipun orang Samaria dan orang Yahudi hidup di negara yang
  berdekatan, mereka bukan tetangga yang baik karena mereka berbeda.
  Bagaimana kita kadang-kadang memperlakukan orang lain hanya karena
  mereka berbeda? Mengapa?

  Pelajaran yang disampaikan
  --------------------------
  1. PEMBUKAAN
     Ajukan pertanyaan kepada anak-anak mengenai sesama kita. Beberapa
     pertanyaan yang mungkin bisa digunakan di antaranya:
     - Apakah kamu senang bermain dengan sesamamu?
     - Apa yang biasa kalian mainkan?
     - Berapa teman yang tinggal di sekitarmu?
     - Ceritakan pengalamanmu ketika dibantu orang lain!
     - Ceritakan pengalamanmu ketika membantu orang lain!
     - Ceritakan pengalamanmu ketika kamu membutuhkan bantuan tetapi
       tidak ada yang menolongmu!

    Katakan: Cerita Alkitab hari ini adalah tentang sesama kita.
    Sebelum kita mendengar cerita itu, mari kita dengarkan cerita
    sehari-hari kita.

    (Lihatlah contoh cerita sehari-hari di akhir pelajaran ini. Atau
    tulislah sendiri cerita modern tentang menjadi sesama yang baik.)

  2. MENYAMPAIKAN PESAN ALKITAB
     Gunakan gambar-gambar dan ceritakan cerita "Siapakah sesama
     kita?"

     Suatu hari Yesus sedang berjalan-jalan dengan para murid-Nya saat
     seorang Ahli Taurat datang dan mencoba menjebak Yesus. "Guru, apa
     yang harus kuperbuat untuk memeroleh hidup yang kekal?" Yesus
     menjawab, "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca
     di sana?" Orang itu menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
     segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
     kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu
     manusia seperti dirimu sendiri."

     "Jawabmu itu benar" kata Yesus. "Perbuatlah demikian, maka engkau
     akan hidup." Tetapi Ahli Taurat itu berkata, "Siapakah sesamaku
     manusia?" Yesus menjawab, "Ada seorang yang melakukan perjalanan
     dari Yerusalem ke Yerikho. Para perampok menyerang dia,
     merobek-robek pakaiannya, dan memukuli dia, kemudian
     meninggalkan dia setengah mati. Lalu ada seorang imam yang
     melewati jalan itu, tetapi saat dia melihat orang itu, dia
     melewatinya dari seberang jalan. Demikian pula dengan seorang
     Lewi (orang yang membantu para imam di Bait Allah) yang juga
     melewati jalan itu. Dia juga melewati orang itu dan melihatnya
     lalu meninggalkannya. Tetapi seorang Samaria yang sedang dalam
     perjalanan menghampiri orang itu, dan saat dia melihat orang itu,
     hatinya menjadi iba. Dia menghampirinya, membasuh luka orang itu
     dengan minyak dan anggur, (minyak dan anggur digunakan sebagai
     obat pada masa itu) dan membalut luka-lukanya. Kemudian dia
     menaikkan orang itu ke atas keledainya dan membawa dia ke sebuah
     penginapan, di mana dia bisa merawatnya. Keesokan harinya dia
     memberikan dua dinar kepada pemilik penginapan. "Rawatlah dia,
     nanti saat saya kembali, saya akan mengganti berapa pun yang kamu
     keluarkan untuk merawat dia," katanya.

     Dan Yesus menyimpulkan, "Siapakah di antara ketiga orang ini,
     yang menjadi sesama manusia dari orang yang dirampok itu?" Ahli
     Taurat itu menjawab, "Orang yang kasihan kepada dia."

     Yesus menjawab, "Pergilah dan perbuatlah demikian."
     (Berdasarkan Lukas 10:25-37)

  3. RESPONS TERHADAP PESAN ALKITAB

     Aktivitas 1: Wayang
     -------------------
     Ajaklah anak-anak untuk membuat wayang. Pilihlah satu wayang
     untuk setiap tokoh, dan pilihlah beberapa anak untuk mendramakan
     cerita itu dengan menggunakan wayang ini.

     Aktivitas 2: Role play
     ----------------------
     Role play bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

     1. Menciptakan suasana. Termasuk pembukaan cerita, adegan, waktu,
        dan tokoh.

     2. Berikan tugas. Pemain harus sukarelawan, bila sangat
        memungkinkan. Seluruh murid menjadi penonton dan peserta
        diskusi. Anda membutuhkan pemain:
        a. Orang yang sedang dalam perjalanan,
        b. perampok,
        c. imam,
        d. Orang Lewi (pembantu imam),
        e. Orang Samaria, dan
        f. pemilik penginapan.

     3. Mainkan dramanya. Jadikan dalam satu adegan atau beberapa
        adegan. Guru harus menutup adegan terakhir saat masih
        dimainkan.

     4. Melepas peran pemain. Umumkan bahwa para pemain sekarang
        kembali kepada diri mereka sendiri. Gunakan nama mereka
        sendiri sehingga mereka tidak membawa peran mereka dalam
        situasi kehidupan nyata.

     5. Diskusi. Penonton dan pemain menceritakan pengalaman mereka.
        Bagaimana perasaan mereka saat melihat atau memainkan drama
        ini? Apa yang dirasakan saat melihat seseorang membutuhkan
        bantuan tetapi tidak mendapatkan bantuan? Mengapa orang yang
        pertama kali dan orang kedua yang melihatnya tidak
        menolongnya?

    Aktivitas 3:
    ------------
    Cerita modern kedua tentang "Orang Samaria yang baik hati".
    Gunakan beberapa pengalaman yang dibagikan dalam "Pembukaan".
    Kemudian lanjutkan dengan lima langkah yang dituliskan di
    Aktivitas 2. Mereka mungkin memberikan beberapa solusi yang
    berbeda.

    Akitivitas 4: Membagikan ide-ide
    --------------------------------
    - Diskusikan bagaimana anak laki-laki dan perempuan dapat
      menunjukkan kasih kepada orang lain (dengan menjadi sesama yang
      baik hati). Beri kesempatan kepada anak-anak untuk menyampaikan
      ide-ide mereka. Anda mungkin bisa menambahkan ide-ide lainnya.
    - Buatlah rencana bagaimana menyampaikan ide-ide yang dibagikan
      oleh anak-anak itu.

  4. DOA PENUTUP

     Doa:
     Tuhan, terima kasih Engkau mengutus Yesus menjadi sahabat kami.
     Tolong kami supaya menjadi sesama yang baik karena itulah yang
     Engkau ingin kami lakukan. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs        : Global Ministries
  Judul asli artikel: The Good Samaritan
  Penulis           : tidak dicantumkan
  Alamat URL        : http://new.gbgm-umc.org/media/me/doc/book1part3lesson1.doc


                        o/ WARNET PENA o/

      FISHERS OF KIDS: KUMPULAN DRAMA DAN CERITA BONEKA LUCU
      ======================================================
            <http://www.fishersofkids.com/skits.htm>

  Pasti seru jika sekali waktu saat mengajar sekolah minggu, Anda
  menghadirkan cerita berupa panggung boneka yang lucu. Wah, pasti
  anak-anak akan bersemangat ya! Tidak salah lagi jika para pelayan
  anak memakai bahan yang ada di situs Fisher For Kids yang
  menyediakan cerita boneka dan drama dalam bentuk cerita pendek.

  Cerita yang diberikan mengandung nilai Kristiani yang sangat
  membantu tumbuh kembang iman anak. Beberapa bahan bisa Anda unduh
  secara GRATIS, seperti cerita boneka tentang perburuan telur Paskah,
  cerita yang mengangkat tema seorang anak sekolah minggu yang taat
  dengan judul Joshua, dan masih banyak drama dan cerita untuk
  panggung boneka lain yang bisa Anda dapatkan. Selamat berkunjung dan
  selamat mengkreasikan bahan dari situs tersebut di sekolah minggu
  Anda.

  Oleh: Redaksi (Kristina)


                        o/ MUTIARA GURU o/

     Untuk menolong anak menyadari kehadiran, pemeliharaan, dan
      pertolongan Tuhan dalam pengalaman hidup anak sehari-hari,
       perlu untuk mengaitkan perbuatan Tuhan dalam percakapan
              saat anak sedang dalam kegiatan tertentu.


----------------------------------------------------------------------
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                 Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana
   Staf redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
          http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org