Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/381

e-BinaAnak edisi 381 (8-5-2008)

Kelas Persiapan Mengajar


___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 381/MEI/2008

  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL 1: Kelas Persiapan Mengajar Sekolah Minggu
  - ARTIKEL 2: Persiapan Pelajaran Sekolah Minggu
  - BAHAN MENGAJAR: Yesus Naik ke Surga
  - WARNET PENA: Arsip e-BinaAnak
  - MUTIARA GURU

______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Shalom,

  Pengembangan diri yang sekarang ini tengah menjadi tren di kalangan
  para pekerja, seharusnya menular pula pada pelayan anak. Bagaimana
  tidak? Saat ini kita hidup pada zaman maju yang menuntut
  perkembangan di segala bidang, termasuk pelayanan sekolah minggu.
  Seorang pelayan anak yang tidak bersedia mengembangkan dirinya,
  khususnya dalam hal kemampuan mengajar, tentu saja tidak dapat
  memberikan yang terbaik bagi anak-anak layannya, terlebih untuk
  Tuhan.

  Pastinya kita semua ingin menjadi alat-Nya untuk membawa anak-anak
  menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadinya, bukan? Teruslah gali
  potensi dalam diri, jangan lengah dengan mengerjakan pelayanan besar
  ini semampunya saja. Oleh karena itu, Redaksi e-BinaAnak mengangkat
  "Mengembangkan Kemampuan Mengajar" sebagai tema sepanjang bulan Mei
  2008 ini. Adapun topik-topik yang akan dibahas adalah:
  1. Kelas Persiapan Mengajar,
  2. Memanfaatkan Sumber-Sumber,
  3. Pelatihan Guru, dan
  4. Evaluasi Mengajar.

  Harapan Redaksi, topik pembuka minggu ini dapat memicu semangat para
  pelayan anak untuk lebih mempersiapkan diri dalam mengemban tugas
  mengajar yang sudah Tuhan percayakan.

  Selamat mempersiapkan pelajaran untuk anak-anak layan kita!

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana

  "Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun,
  asal saja aku dapat mencapai garis akhir
  dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus
  kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah."
  (Kisah Para Rasul 20:24)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Kisah+20:24 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL 1 o/

              KELAS PERSIAPAN MENGAJAR SEKOLAH MINGGU
                 Ditulis oleh: Daniel Budilaksono

  Saat ini banyak dijumpai guru-guru sekolah minggu yang kurang
  mempersiapkan diri dalam melaksanakan pelayanannya. Persiapan apa
  sajakah yang diperlukan seorang guru sekolah minggu sebelum
  melayani? Persiapan yang terpenting adalah persiapan rohani.
  Artinya, seorang guru sekolah minggu harus memiliki hubungan yang
  akrab dengan Tuhan dan firman-Nya, memiliki kehidupan yang baik,
  senantiasa menjaga kekudusan hidup, dan mau selalu diajar, baik oleh
  Tuhan maupun sesama. Persiapan jenis ini bukan sesuatu yang dapat
  dicapai dalam satu atau dua hari saja, melainkan terus-menerus
  dijaga melalui disiplin rohani pribadi dan persekutuan ibadah dengan
  saudara seiman lainnya.

  Namun, untuk menjadi guru sekolah minggu yang benar-benar andal dan
  tangguh, persiapan rohani saja tidak cukup. Saya beberapa kali
  menjumpai guru sekolah minggu yang baru membaca bahan pelajaran satu
  jam sebelum mulai mengajar, dan sambil agak bergurau mengatakan,
  "Nanti Roh Kudus yang berbicara." Guru sekolah minggu seperti ini
  jelas sangat tidak bertanggung jawab. Roh Kudus memang pasti akan
  menolong kita mengajar, tetapi mengajar tanpa mempersiapkan diri
  dengan baik sama saja dengan mencobai Tuhan. Untuk menghindari
  ketidaksiapan dalam mengajar, maka beberapa gereja mengadakan kelas
  persiapan mengajar untuk guru-guru sekolah minggu yang akan
  bertugas. Beberapa gereja menerapkan peraturan bahwa guru sekolah
  minggu yang tidak mengikuti kelas persiapan mengajar tidak diizinkan
  mengajar pada hari Minggu. Ini menunjukkan tingkat keseriusan dan
  perhatian gereja tersebut pada pelayanan sekolah minggu.

  Meskipun demi kualitas dan tanggung jawab rohani dalam mengajar,
  tetap saja ada guru sekolah minggu yang tidak suka datang ke kelas
  persiapan mengajar. Mereka lebih suka mempersiapkan bahan sendiri di
  rumah, mungkin dengan alasan bahwa mereka sudah mampu melakukan
  eksegese secara pribadi, atau merasa lebih tenang mempersiapkan
  sendiri. Jika Anda adalah seorang sarjana teologi yang sudah sangat
  menguasai Alkitab, atau Anda adalah satu-satunya guru sekolah minggu
  di gereja Anda, mungkin alasan di atas masih bisa diterima. Tetapi
  sebenarnya, kelas persiapan mengajar bukan hanya melulu membicarakan
  mengenai penafsiran Alkitab. Ada banyak hal yang bisa kita dapatkan
  dan bagikan dengan mengadakan kelas persiapan mengajar di gereja
  kita. Berikut ini saya bagikan beberapa hal yang dapat kita lakukan
  di kelas persiapan mengajar, berdasarkan pengalaman saya sendiri
  sebagai seorang guru sekolah minggu.

  PENDALAMAN ALKITAB

  Jelas dalam persiapan mengajar perlu ada sesi Pendalaman Alkitab
  (PA). Guru-guru perlu membaca bersama dengan teliti bagian firman
  Tuhan yang menjadi bahan pelajaran. Jika perlu, bagian tersebut
  dibaca beberapa kali, walaupun itu bagian yang sepertinya sudah
  sangat dikenal. Bahkan bagian yang sudah sangat dikenal justru harus
  dibaca lebih teliti lagi, karena biasanya di situlah kesalahkaprahan
  sering muncul. Misalnya, tahukah Anda berapa orang majus yang datang
  ke Betlehem ketika Yesus lahir? Di kandang apakah Yesus lahir? Di
  sebelah manakah penjahat yang menghujat Tuhan Yesus disalib? Jika
  Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan: tiga, domba
  (atau binatang apa pun), dan kiri (atau kanan), maka Anda perlu
  membaca bagian Alkitab yang memuat cerita-cerita tersebut sekali
  lagi, karena jawaban Anda menunjukkan Anda kurang teliti membacanya.

  Setelah Alkitab dibaca dengan teliti, data-data penting dicatat dan
  diingat dengan akurat lalu melakukan eksegese atau penafsiran
  sederhana. Di bagian ini diperlukan seorang pembimbing yang cukup
  memahami metode eksegese yang sehat dan alkitabiah. Sebaiknya
  seorang yang berlatar belakang teologi, tapi jika hal itu tidak
  memungkinkan, guru-guru yang cukup berpengalaman juga dapat
  melakukannya. Yang penting, pembimbing itu harus dilengkapi dengan
  alat-alat yang memadai. Yang dimaksud dengan "alat-alat" di sini
  adalah bahan-bahan tambahan selain Alkitab yang dapat membimbing
  kita memahami Alkitab dengan lebih baik lagi, misalnya buku-buku
  pengantar kitab, tafsiran, catatan (commentaries), kamus Alkitab,
  dan/atau peta-peta Alkitab.

  Yang terakhir dari sesi PA adalah menentukan penerapan yang akan
  ditekankan untuk diajarkan kepada anak-anak pada hari Minggu.
  Biasanya akan ada banyak pilihan, tergantung kedalaman penelitian
  dan penafsiran yang dilakukan sebelumnya. Dari banyak pilihan
  tersebut cukup diambil satu, dua, atau paling banyak tiga penerapan
  saja. Penerapan bisa bersifat kognitif (pengetahuan), afektif
  (sikap), atau psikomotorik (tindakan), tapi yang jelas harus sesuai
  dengan tingkat usia anak-anak yang akan menerima pelajaran tersebut.

  Yang baru saja saya uraikan di atas ini adalah tiga bagian dari sesi
  PA sederhana yang sering disingkat dengan OIA, yaitu Observasi
  (Penyelidikan), Interpretasi (Penafsiran), dan Aplikasi (Penerapan).
  Sesi ini yang seharusnya mendapat porsi paling besar.

  KEGIATAN PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

  Setelah sesi PA, dilanjutkan dengan merancang kegiatan pelajaran
  sekolah minggu, dimulai dengan menentukan metode mengajar yang
  tepat. Bercerita secara oral bukan satu-satunya metode mengajar. Ada
  banyak pilihan lain, misalnya dengan lagu, drama, pantomim, kuis,
  demonstrasi, permainan, dan banyak lagi cara yang lain. Di sinilah
  pentingnya mempersiapkan diri secara bersama-sama, karena setiap
  guru bisa ikut menyumbangkan ide kreatifnya masing-masing, yang akan
  saling berinteraksi menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada
  jika hanya dipikirkan sendiri saja.

  Setelah metode mengajar ditentukan, guru-guru bisa mulai
  membicarakan tentang alat peraga. Bagian ini biasanya telah
  dipersiapkan lebih dulu. Di gereja kami, biasanya ada beberapa orang
  yang telah ditunjuk secara bergantian untuk mempersiapkan alat-alat
  peraga yang akan diusulkan untuk dipakai setiap minggunya. Mereka
  akan diberi kesempatan untuk memeragakan cara menggunakan alat-alat
  tersebut, kemudian mengajarkan cara membuatnya pada guru-guru yang
  lain. Selain alat peraga yang digunakan oleh guru, ada juga kegiatan
  aplikatif yang akan dilakukan oleh anak-anak untuk lebih menanamkan
  penerapan firman Tuhan. Biasanya berupa kerajinan tangan, seperti
  menggambar, melipat, menempel, mewarna, dan sebagainya, tapi bisa
  juga kegiatan seperti menulis, menyanyi, atau mendramakan, untuk
  anak-anak yang lebih besar.

  Sesi berikutnya dari kelas persiapan mengajar adalah menentukan
  lagu-lagu yang akan dinyanyikan, atau mengajarkan lagu-lagu baru
  dan/atau gerakannya. Pemilihan lagu-lagu ini harus dilakukan dengan
  sungguh-sungguh, karena hanya dengan memilih beberapa lagu yang
  tepat, pesan yang disampaikan akan lebih efektif dan berkesan bagi
  anak-anak, sedangkan beberapa lagu yang kurang pas atau salah tema,
  bisa jadi akan melemahkan pesan yang disampaikan. Kadang-kadang guru
  sembarangan saja memilih lagu, yang penting nadanya enak, tidak
  peduli dengan kata-katanya. Ini harus dihindari, dan sekali lagi di
  sinilah pentingnya kelas persiapan mengajar. Guru-guru bisa saling
  berbagi lagu baru dan gerakan baru yang sesuai dengan bahan yang
  akan disampaikan.

  Sesi terakhir kelas persiapan mengajar dapat diisi dengan
  persekutuan doa. Guru dapat saling membagikan kerinduan
  masing-masing dan saling mendoakan kebutuhan yang lain. Jika ada
  anak-anak yang bermasalah atau perlu didoakan secara khusus, guru
  yang mengajar anak tersebut akan menyebut namanya sementara
  guru-guru yang lain ikut mendukung dalam doa. Inilah yang tidak akan
  kita dapatkan jika kita mempersiapkan diri secara pribadi, yaitu
  suasana persekutuan yang akrab sesama guru sekolah minggu. Tantangan
  guru sekolah minggu zaman ini semakin berat. "Saingan" sekolah
  minggu semakin banyak. Karena itu guru-guru sekolah minggu harus
  saling mendukung satu sama lain dalam persekutuan dan dalam doa.

  PERSIAPAN PRIBADI

  Setelah kelas persiapan mengajar selesai, tidak berarti persiapan
  masing-masing guru juga selesai. Sebaliknya, guru juga harus
  mempersiapkan diri secara pribadi. Karena itu, kelas persiapan
  mengajar sebaiknya tidak diadakan terlalu dekat dengan hari Minggu,
  misalnya pada hari Selasa atau Rabu. Beberapa gereja malah
  mengadakan kelas persiapan mengajar pada hari Minggu sebelumnya
  sehingga ada waktu satu minggu penuh untuk mempersiapkan diri lagi
  secara pribadi. Setiap guru harus merenungkan kembali firman Tuhan
  yang akan diajarkan sehingga firman itu sungguh-sungguh menjadi
  hidup di dalam dirinya, bukan hanya sekadar kata-kata kosong belaka.
  Mereka juga harus mempersiapkan lebih matang lagi metode
  mengajarnya. Berlatih bercerita (jika itu metode yang dipilih),
  membuat alat peraga, menyalin lagu baru, dan menghapalkan ayat
  (sebelum menyuruh anak-anak menghapal, guru harus sudah hapal
  terlebih dahulu). Dan yang terpenting adalah persiapan doa. Guru
  harus menyerahkan semua yang dipersiapkannya ke dalam tangan Tuhan
  dan membiarkan Tuhan bekerja melalui dirinya. Selamat mempersiapkan
  diri!

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL 2 o/

                  PERSIAPAN PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

  Metode persiapan rohani praktis telah terbukti efektif bagi guru
  sekolah minggu yang bersungguh-sungguh mengajar dan akan membuat
  banyak anak diselamatkan dan dipenuhi dengan kasih serta pengetahuan
  akan Yesus Kristus. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan
  rohani adalah kira-kira tiga puluh menit setiap harinya. Kombinasi
  waktu persiapan materi dan pembacaan Alkitab sangat disarankan
  dalam sekolah minggu Anda karena hal tersebut akan memberi guru
  sekolah minggu hikmat untuk dapat menguasai materi yang ada dengan
  efektif. Hal tersebut juga akan membuat hati Anda dipenuhi Roh Kudus
  dan penyampaian pesan Alkitab yang Anda lakukan semakin
  menyala-nyala.

  Senin

  Langkah pertama: Berdoalah dan mohon tuntunan Tuhan. Buka kurikulum,
  cari ayat Injil dan kemudian tutuplah. Buka Alkitab dan baca
  pelajarannya dengan cepat. Baca lagi perlahan. Mohon Tuhan untuk
  menyatakan kepada Anda kebenaran yang penting untuk disampaikan.
  Catat kesan pertama Anda. Pikirkan tentang pelajaran itu seharian.

  Selasa

  Langkah kedua: Berdoa. Kumpulkan informasi dari ensiklopedia dan
  sebagainya. Tanya siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan
  bagaimana.

  Rabu

  Langkah ketiga: Berdoa. Mohon Tuhan untuk memberi Anda pola pikir
  dan perasaan yang sama seperti yang ada pada karakter-karakter dalam
  cerita. Tempatkan diri Anda pada posisi mereka. Apa yang Anda lihat,
  pikirkan, dan rasakan? Temukan hubungan antarkarakter. Kembangkan
  tema Anda dan buatlah kerangka. Pikirkan tentang cerita Anda
  sepanjang hari.

  Kamis

  Langkah keempat: Berdoa. Jangan belajar! Bersaat teduhlah! Mohon
  Tuhan untuk menunjukkan pada Anda cara-cara kreatif untuk menyajikan
  makna ceritanya kepada anak-anak sekolah minggu Anda. Ingatlah untuk
  merasa seperti bagaimana mereka merasa. Berdoa dan bersaat teduhlah
  di hadapan Tuhan.

  Jumat

  Langkah kelima: Berdoa. Jadilah praktis! Tinjau ulang kerangka Anda,
  dan kumpulkan alat bantu visual. Berlatihlah menyajikan cerita,
  terapkan ide-ide kreatif Anda. Berdoa dan bersyukurlah kepada Tuhan
  atas pelajaran Alkitab yang sedang Anda siapkan. Sekarang, Anda
  boleh membuka kurikulum Anda untuk ditambahi ide-ide baru.

  Sabtu

  Langkah ketujuh: Bersukacitalah. Menyenangkan sekali! Anda telah
  siap dan bisa menjalani hari tenang.

  Kesimpulan:

  Rencana di atas menjaga Anda untuk tetap siap pada masa yang akan
  datang, menguatkan Anda secara rohani, menghemat waktu yang
  berharga, dan yang paling penting, melengkapi Anda untuk menjadi
  efektif dan efisien dalam melayani anak-anak.

  METODE PELAJARAN ALKITAB INDUKTIF

  Dalam praktik, seseorang yang menggunakan metode ini harus melihat
  teks secara objektif dan sistematis untuk menemukan apa yang
  dikatakan oleh teks tersebut. Yang harus dilakukan pertama kali
  adalah untuk merangsang atau menarik fakta-fakta yang ada dalam
  teks, kemudian menyelidiki fakta-fakta tersebut. Metode ini tidak
  memiliki kebebasan untuk memulai pelajaran dengan "dasar pikiran"
  atau "batu loncatan". Anda harus melihat teks dengan tanpa bias
  untuk menentukan, "Apa yang diungkapkan oleh teks?" Tiga langkah
  untuk melakukan metode ini adalah:

  1. Pengamatan
     Apa yang dikatakan oleh teks?
     a. Pilih konteks, temukan batasan-batasan dari ayat-ayat. Periksa
        versi lain, dll..
     b. Baca/baca ulang; Baca sekitar lima kali. G. Campbel Morgan
        bahkan mengatakan untuk Anda membaca sebanyak lima puluh kali.
     c. Catat pengamatan Anda. Catat kesan pertama Anda.
     d. Catat pengamatan secara mendalam (siapa, apa, di mana, kapan,
        mengapa, dan bagaimana).

  2. Interpretasi
     Apa maksudnya?
     a. Mengapa teks itu ditulis?
     b. Tulis ulang teks itu dengan singkat. Ingat, interpretasikan
        Injil secara literal. Pelajari konteksnya.
     c. Biarkan Injil menginterpretasikan Injil. Gunakan referensi
        silang Anda!
     d. Perjanjian Baru harus diutamakan. Jangan gunakan suatu
        pengalaman sebagai doktrin kecuali itu diajarkan oleh Yesus,
        dipraktikkan oleh Gereja Mula-mula, dan dikatakan dalam Injil.

  3. Aplikasi
     Bagaimana saya harus menanggapinya?
     a. Apakah ada teladan yang dapat dijadikan contoh? Dosa untuk
        ditinggalkan? Perintah untuk ditaati? Tindakan yang harus
        diambil? Janji untuk dipercayai? Atau kesalahan untuk
        dihindari?
     b. Selanjutnya apa?
        - Apa rencanaku untuk melakukannya?
        - Perbedaan apa yang akan ditimbulkannya dalam hidupku?
        - Rencana spesifik apa yang dapat aku rancang? Jadilah
          spesifik -- tantang diri Anda untuk berubah!
        - Bagaimana aku akan melakukannya? Tetapkan beberapa tujuan!

  SESI PERENCANAAN

  Oke. Anda telah memilih subjek Anda, topik yang akan Anda ajarkan;
  Anda telah mempelajarinya dengan menyeluruh dan sungguh-sungguh.
  Anda sangat bersemangat dan tidak sabar untuk menyampaikan apa yang
  telah Anda siapkan dan Anda telah benar-benar memahami materi Anda.
  Lalu apa selanjutnya? Guru-guru sekolah minggu, pertimbangkan
  prosentase-prosentase berikut saat merencanakan kelas sekolah minggu
  Anda:

  Kita menguasai ... 10% dari apa yang kita baca
  20% dari apa yang kita dengar
  30% dari apa yang kita lihat
  50% dari apa yang kita lihat dan dengar
  70% dari apa yang kita katakan
  90% dari apa yang kita katakan dan lakukan!

  Soal untuk ditanyakan pada diri Anda sendiri:
  1. Apa cara terbaik untuk menyajikan subjek Anda?
  2. Kegiatan apa yang memungkinkan anak-anak sekolah minggu
     mengeksplorasi fokus dari kelas Anda?
  3. Bahan atau perlengkapan apa yang dibutuhkan?

  Sekarang, bawa semuanya itu dalam doa! Tulis pelajaran Anda, urutan
  kegiatan yang telah Anda pilih, kumpulkan dan siapkan bahan-bahan
  yang diperlukan. Periksa agenda Anda dan cari kemungkinan adanya
  masalah ... dan kemudian berdoalah!

  FAKTOR WAKTU:

  Ingat untuk memertimbangkan faktor waktu saat membuat kerangka
  kegiatan bagi kelas Anda. Perkirakan waktu untuk setiap tahap atau
  kegiatan karena hal itu akan berfungsi sebagai panduan dalam Anda
  memilih kegiatan yang cocok. Tulis setiap aktivitas yang telah Anda
  rencanakan untuk lakukan dan perkirakan waktu yang dibutuhkan.

  FASILITAS!

  Pertimbangkan faktor fasilitas dan kebisingan dalam kegiatan Anda.
  Hal ini akan membatasi pilihan dan periode waktu Anda. Kami
  bernyanyi dan bermain game selama waktu penyembahan saat keadaan
  tidak terlalu berisik karena mereka yang beribadah atau mereka yang
  menunggu ibadah selanjutnya.

  Petunjuk untuk Bercerita
  1. Pahami materi Anda!
     - Baca materi beberapa kali untuk benar-benar memahami materi
       Anda.
     - Baca dari berbagai versi Alkitab dan sumber-sumber lain.
     - Cari kata-kata sulit dan yang kurang umum.
     - Berceritalah, jangan membaca!

  2. Tambah Rincian
     - Imbuhkan periode waktu atau tanggal. Siapa nama raja, di mana
       terjadinya, bagaimana cuacanya, apakah malam hari atau siang
       hari, dsb..
     - Gambarkan latar belakangnya; rumah, bukit, di atas perahu,
       penjara; apakah saat itu dingin, lembab, pengab. Apakah ada
       tikus, laba-laba, atau kecoa di sana!

  3. Jadilah tegas
  Tegaslah dengan materi Anda. Tunjukkan semangat Anda. Biarkan
  anak-anak melihat semangat Anda terhadap firman Tuhan! Jangan takut
  bertindak seperti orang bodoh dalam kelas Anda! Atau Anda bisa saja
  bermain aman dengan tetap tenang dan menjaga ketertarikan anak-anak
  sekolah minggu dan Anda sendiri.

  4. Aplikatif
  Buat kurikulum pelajaran yang aplikatif untuk hidup anak-anak atau
  Anda tidak akan mencapai tujuan Anda. Gunakan kata-kata yang dapat
  mereka tangkap.

  5. Libatkan anak-anak
  Libatkan anak-anak. Tanyakan kepada mereka pertanyaan ya dan tidak.
  Untuk anak-anak yang lebih kecil, Anda dapat menyertakan efek suara.
  Apa pun itu, pokoknya libatkan mereka!

  6. Gunakan alat bantu visual.
     Panggung boneka, slide, kostum, benda-benda panggung, video.

  7. Terapkan

  Kita tidak ingin mereka hanya memiliki wawasan. Kita ingin agar
  mereka tidak hanya meninggalkan gereja dengan pengetahuan tentang
  cerita Alkitab, tapi juga menerapkan aspek-aspeknya dalam hidup
  mereka sehari-hari.

  GUNAKAN DRAMA DALAM BERCERITA!

  Sederhana, drama itu Anda sendiri. Drama itu tubuh, tangan, wajah,
  dan suara Anda. Dan semua itu akan membuat penyampaian cerita terasa
  berbeda. Bagi kebanyakan orang, drama (akting), tidak mudah
  dilakukan, dan Anda mungkin merasa tidak nyaman menggunakan drama
  dalam mengajar. Mungkin itu bukanlah gaya Anda, dan hal itu tidak
  mengapa. Anda tetap dipanggil untuk mengajar! Namun, tips-tips ini
  tetap baik bagi Anda! Anda akan menemukan saran-saran yang akan
  membuat Anda merasa nyaman untuk mempraktikkannya di kelas Anda
  selanjutnya, dan siapa tahu, mungkin suatu saat nanti, Anda akan
  menggunakan banyak drama dalam Anda mengajar.

  JADILAH ORANG YANG TAMPAK BODOH BAGI KRISTUS! MAJU, PERTARUHKAN
  HARGA DIRI ANDA!

  1. Beraktinglah sedikit.

  Jiwai cerita Anda; jika karakter seseorang dalam cerita sedang
  sedih, maka refleksikan itu melalui wajah dan suara Anda! Bahagia,
  sedih, marah, frustrasi, tidak sabar, atau apa pun, pokoknya
  tunjukkan melalui ekspresi Anda! Jadilah makhluk yang memiliki emosi
  seperti adanya kita, kebanyakan dari kita akan mengingat dan
  memahami cerita dengan lebih baik jika kita dapat masuk ke dalamnya,
  atau setidaknya memahami emosi karakter-karakter yang ada di
  dalamnya. Lebih lagi, aplikasi pengajaran itu, yang berdasar pada
  cerita, akan lebih bernilai bagi anak-anak layan Anda.

  2. Berkelilinglah!

  Jalan berkelilinglah. Hampiri setiap pendengar. Berdirilah di atas
  meja supaya posisi Anda lebih tinggi. Jadilah seperti Zakheus di
  atas pohon! Merangkaklah di bawah meja untuk menggambarkan ekspresi
  rasa takut, dll..

  3. Gunakan suara Anda dengan efektif.

  Dikatakan bahwa orang membaca bahasa tubuh kita terlebih dahulu,
  suara kita, kemudian kata-kata kita! Suara Anda dan bagaimana Anda
  menggunakannya adalah alat terkuat kedua dalam bercerita, jadi
  gunakan suara Anda dengan efektif!
  - Angkat suara Anda, berteriaklah (jika cerita Anda memang
    mengharuskan Anda untuk bertindak demikian).
  - Pelankan suara Anda; berbisiklah. Berbicaralah dengan lembut.
  - Berhentilah bicara kadang-kadang untuk memberikan efek pada cerita
    Anda. Berbicaralah dengan lambat. Berbicaralah dengan cepat.
  - Menangislah.

  4. Jaga kontak mata.

  Lihat pendengar Anda! Apakah Anda mendapatkan perhatian mereka?
  Apakah mereka menanggapinya? Tatap mata pendengar satu-persatu
  sedapat mungkin!

  Evaluasi Diri!

  Evaluasi adalah salah satu hal yang paling penting dalam mengajar.
  Evaluasi adalah langkah pendukung yang positif dan tidak seharusnya
  dianggap sebagai hal yang buruk. Anda akan mendapat penegasan untuk
  apa yang Anda lakukan dan kepekaan terhadap apa yang terjadi di
  kelas Anda! Ingatlah untuk tetap fleksibel. Jika Anda bersedia
  mendengarkan Roh Kudus dan membuka diri untuk kritikan yang
  membangun, kelas Anda akan menjadi lebih baik! Sebagai kesimpulan,
  berikut adalah beberapa pertanyaan untuk ditujukan ke diri Anda
  sendiri.

  1. Seberapa baik aku merencanakan pengajaranku?
     - Apakah aku ingat untuk membuat kerangka (pada kertas atau
       membuat catatan) untuk kelas yang aku bimbing?
     - Apakah aku mengatur segala materi dan sumber-sumber yang ada?
     - Apakah aku menetapkan tujuan-tujuan?
     - Apakah aku menyiapkan ruangan kelas dan perlengkapan mengajar?
     - Apakah aku siap menyambut kelasku atau sibuk mencoba mengatur
       segala sesuatu?

  2. Seberapa baik jalannya pelajaran?
     Apa yang terjadi? Pertanyaan ini merujuk pada prosesnya. Apakah
     segala sesuatu berjalan lancar? Apakah kegiatan-kegiatan dalam
     mengajar berkesinambungan dengan baik? Apa yang berjalan dengan
     baik dan apa yang sebaiknya dilakukan dengan cara berbeda?

  3. Apa yang terjadi dengan anak-anak?
  Ingat, Anda tidak akan mendapatkan 100% perhatian dan waktu
  anak-anak. Tapi lihatlah apa yang diinginkan anak-anak layan Anda?
  Di mana Anda bisa terkait dengan mereka? Apa yang paling membuat
  mereka tertarik? Di mana Anda kehilangan perhatian mereka?

  Kini, dengan jawaban-jawaban dalam kepala Anda atas pertanyaan
  tersebut, mulailah berdoa dan siapkan kelas Anda selanjutnya.
  (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Calvary Chapel Children`s Ministry
  Judul artikel asli: Sunday School Lesson Preparation
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://children.calvarychapel.com/site/PDF/cm10.pdf

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR o/

                       YESUS NAIK KE SURGA
                     Ditulis oleh: Jim Kerlin

  Ayat:
  Kisah Para Rasul 1:9-11; Yohanes 16:7, 20:17; Mazmur 68:18

  Alat Peraga:
  Gambar Kristus di awan-awan atau sebuah tongkat.

  Ringkasan:
  Yesus naik ke surga disaksikan murid-murid-Nya

  Saya ingin menunjukkan satu trik kepada kalian. Lihatlah permen ini
  dan amati dengan saksama karena saya akan menghilangkannya.
  (goyang-goyangkan tongkatnya dan tutup kepalan tangan Anda) Di mana
  permen itu? (tentu saja permen itu masih ada di tangan Anda, tapi
  ketika mereka berkata seperti itu, gerakkan tangan Anda di depan
  mulut secara perlahan, letakkan permen ke dalam mulut sehingga
  mereka tidak memerhatikannya, lalu arahkan tangan Anda ke dagu dan
  mulailah mengelus-elusnya). Hmm ..., kira-kira di mana permennya?
  (tunjukkan bahwa kini tangan Anda kosong) Itu tadi adalah sebuah
  ilusi. Saya sebenarnya tidak menghilangkan permen tersebut. Saya
  memakannya! Seorang ilusionis (terangkan kepada anak-anak arti
  ilusionis) yang andal bisa membuat kalian merasa melihat sesuatu,
  tapi sebenarnya itu adalah sebuah tipuan. Beberapa ilusionis dapat
  pura-pura terbang atau membuat tubuh mereka (atau orang lain)
  melayang-layang di udara. Hari ini saya ingin memberi tahu kalian
  mengenai hari pada saat Yesus naik atau mengambang di udara menuju
  ke surga (dan itu bukan tipuan!).

  Setelah Yesus bangkit dari kematian, Dia tinggal di dunia selama
  empat puluh hari. Selama itu, Dia menampakkan diri-Nya kepada banyak
  orang untuk membuktikan bahwa Dia sudah bangkit. Orang-orang yang
  melihat-Nya antara lain Maria Magdalena (Markus 16:9), dua orang
  yang sedang dalam perjalanan menuju Emaus, lebih dari lima ratus
  pengikut-Nya sekaligus (1 Korintus 15:6), dan para murid. Hari pada
  saat para murid melihat Yesus adalah hari pada saat Ia naik ke
  surga.

  Yesus memberitahu murid-murid-Nya mengapa Dia harus pergi ke surga.
  Itu dilakukan agar Dia dapat mengirim Roh Kudus untuk tinggal
  bersama orang-orang yang percaya pada-Nya (baca Yohanes 16:7). Telah
  dikatakan jauh-jauh hari dalam Alkitab bahwa Yesus akan naik ke
  surga dalam Mazmur 68:18, "Engkau telah naik ke tempat tinggi,
  Engkau telah membawa tawanan-tawanan." Bahkan, Yesus mengatakan
  bahwa Dia akan segera naik ke surga setelah Dia bangkit dari kubur
  (Yohanes 20:17). Jadi ketika Yesus berada di Bukit Zaitun dekat kota
  Yerusalem, Dia mengatakan kepada murid-murid-Nya untuk menantikan
  janji Bapa (Kisah Para Rasul 1:4), atau tinggal di Yerusalem sampai
  Dia mengirim Roh Kudus dan memberi mereka kuasa untuk memberitakan
  Injil.

  Kemudian awan melingkupi Yesus dan Dia melayang-layang di atasnya!
  Dia perlahan-lahan naik, semakin tinggi dan semakin tinggi sampai
  Dia menghilang dari pandangan. Wow! Lalu dua malaikat muncul di
  samping para murid dan memberitahu mereka bahwa suatu hari nanti
  Yesus akan kembali dengan cara yang sama seperti pada saat Dia naik
  ke surga. (t/Setyo)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: ChildrenSermons.com
  Judul asli artikel: Jesus Ascends
  Penulis: Jim Kerlin
  Alamat URL: http://www.childrensermons.com/sermons/ascend.htm

______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/

                         ARSIP E-BINAANAK
             http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak

  Sehubungan banyaknya pertanyaan yang masuk ke meja Redaksi mengenai
  arsip e-BinaAnak, maka dalam Warnet PENA ini, Redaksi menunjukkan
  tempat-tempat di mana Anda bisa mendapatkan arsip-arsip e-BinaAnak.

  1. e-BinaAnak di SABDA.org
     http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak

  2. e-BinaAnak di situs PEPAK
     http://pepak.sabda.org/e-binaanak/

  3. e-BinaAnak di situs arsip e-BinaAnak
     http://binaanak.sabda.org/

  Di ketiga alamat URL tersebut, Anda bisa mengakses arsip e-BinaAnak
  mulai tahun 2002 sampai 2008 atau terbaru. Kiranya informasi
  tersebut menjadi berkat bagi Anda semua.

  Oleh: Davida (Redaksi e-BinaAnak)

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/

           Guru harus menyerahkan semua yang dipersiapkannya
  ke dalam tangan Tuhan dan membiarkan Tuhan bekerja melalui dirinya.
                         - Daniel Budilaksono -

______________________________________________________________________

Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org