Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/395

e-BinaAnak edisi 395 (13-8-2008)

Anak dengan Masalah Kekuatiran

   
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk	Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 395/AGUSTUS/2008

  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL: Apakah Anak Anda Mengidap Kakorafiofobia?
  - TIPS 1: Menolong Anak Menghadapi Ketakutan
  - TIPS 2: Membangun Berdasarkan Kekuatan Anak, Membantu Dia untuk 
            Mengatasi Kelemahan
  - BAHAN MENGAJAR: Kamu Mau Jadi Apa Kalau Sudah Besar?
  - WARNET PENA: Manfaatkan Fasilitas Pencari di Situs PEPAK
  - MUTIARA GURU

______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam	dalam kasih Tuhan Yesus	Kristus,

  Manifestasi dari sebuah kekuatiran pada anak, misalnya takut hasil 
  ujian	buruk karena adanya tekanan dari orang tua untuk bisa mendapat 
  nilai	bagus, cemas ditinggalkan orang	tua bepergian jauh, takut jika 
  dijauhi teman-temannya, dan sikap kuatir lainnya. Perasaan takut 
  gagal	dan beberapa kecemasan tersebut	akan berdampak buruk bagi 
  perkembangan anak layan kita.	Yang perlu kita	pikirkan adalah 
  bagaimana cara kita menolong mereka. Langkah apa yang	bisa kita 
  ambil? Di edisi publikasi e-BinaAnak kali ini, redaksi menyajikan 
  tulisan-tulisan yang dapat membantu Anda dalam membimbing anak-anak 
  layan	yang memiliki masalah dengan kekuatiran.

  Di artikel utama, pelayan anak akan mendapatkan informasi tentang 
  anak yang takut akan kegagalan, atau biasa disebut dengan 
  "kakorafiofobia". Di samping itu, ada tips menarik tentang bagaimana 
  menolong anak	agar mampu untuk menghadapi rasa takutnya, serta 
  beberapa informasi tentang fasilitas terbaru di situs PEPAK yang 
  bisa Anda simak di kolom Warnet Pena. Selamat melayani para 
  pelayan anak dan semakin bersemangat di dalam pekerjaan Tuhan, 
  terlebih dalam melayani anak layan kita. Tuhan memberkati.

  Staf Redaksi e-BinaAnak,
  Kristina Dwi Lestari

       "Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu
	       dan berkata kepadamu: `Janganlah	takut,
	    Akulah yang	menolong engkau.`" (Yesaya 41:13)
	     < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yes.+41:13 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL o/

   Salah satu bentuk kekhawatiran yang ditemui pada kebanyakan 
   anak-anak adalah takut jika gagal. Anak yang memiliki ketakutan 
   untuk gagal yang berlebihan dapat dikatakan mengidap 
   "kakorafiofobia". Ingin mengetahui lebih banyak tentang hal ini? 
   Silakan simak artikel selengkapnya berikut ini.

	      APAKAH ANAK ANDA MENGIDAP	KAKORAFIOFOBIA?

  Sebuah pertanyaan bagi Anda, mana yang lebih buruk, takut akan 
  kegagalan atau kegagalan itu sendiri? Dalam kenyataannya, ketakutan 
  kita terhadap	kegagalan dan perasaan-perasaan	yang tidak 
  menyenangkan yang mungkin kita alami jika kita gagal itulah yang 
  lebih	banyak menyebabkan kita	tidak berdaya dibandingkan dengan 
  kegagalan itu	sendiri. Ada orang yang	begitu takut terhadap 
  kegagalan sehingga mereka seolah-olah	dihantui oleh hal itu, 
  sehingga hal itu menjadi suatu fobia,	yaitu kakorafiofobia! Hal itu 
  malah	menjadi	semacam	ramalan	yang justru sungguh-sungguh 
  terlaksana.

  Ketakutan semacam ini	sangat menonjol	dalam masyarakat kita karena
  kita cenderung memuja	keberhasilan atau sukses itu. Keadaan ini
  bahkan sangat	berbahaya karena hal itu dapat menyebabkan kita
  terkucil dan tidak berdaya. Pada saat	kita memulai suatu proyek,
  kita menghadapi risiko untuk mengalami kegagalan, dan	satu-satunya
  cara untuk menjamin agar kita	tidak gagal adalah dengan tidak
  melakukan sesuatu. Kita mungkin akan menjadi pasif dan enggan	terjun
  ke dalam suatu bidang	kehidupan yang baru. Dan jika kita dipaksa
  oleh keadaan untuk berprestasi atau bersaing,	ketakutan kita dapat
  menimbulkan segala macam gangguan fisik maupun kejiwaan karena
  tekanan yang dialaminya itu.

  Banyak di antara kita	yang harus bergumul dengan perasaan takut 
  gagal	yang kuat karena mungkin kita sedang terus mencoba untuk 
  memenuhi standar-standar yang	tidak masuk akal yang sudah ditanamkan 
  pada waktu kita masih	kanak-kanak, mungkin oleh orang	tua kita atau 
  malah	oleh diri kita sendiri.	Kita mungkin sedang berusaha agar 
  dapat	berkenan di hati orang yang kita anggap	penting, dan kita 
  merasa bahwa kita tidak akan sanggup memerolehnya betapapun kerasnya 
  kita	berusaha.

  Demikian juga, besarnya ketakutan anak-anak kita akan	kegagalan
  sangat banyak	ditentukan oleh	tuntutan kita dan tanggapan-tanggapan
  kita terhadap	usaha mereka untuk meraih sukses. Jika anak-anak kita
  sering mengalami kegagalan (di sekolah, dalam	pekerjaan, atau	dalam
  menjalin persahabatan), mereka dapat mulai merasa seolah-olah	mereka
  memang sudah gagal. Mereka akan kehilangan rasa harga	diri mereka
  dan merasa diri mereka "tidak	cukup baik". Sering sekali hal ini
  diikuti dengan berbagai macam	keputusasaan dan perasaan bersalah
  yang paling parah dan	paling merusak,	kecuali	kalau kita turun
  tangan untuk mencegahnya.

  Sebagai orang	tua dan	guru, tugas kita ialah menolong anak itu agar
  melihat diri mereka sebagai ciptaan Tuhan yang indah,	sekalipun jika
  mereka gagal.	Berikut	ini terdapat beberapa strategi untuk menolong
  anak Anda.

  a. Amati dan pastikan	apa yang merupakan segi-segi yang baik dan
     kuat yang ada di dalam diri anak Anda, apa	bakatnya, dan di dalam
     bidang apa	ia perlu bertumbuh. Kemudian dengan lembut, bimbinglah
     agar ia dapat mengikuti berbagai kegiatan di mana ia memunyai
     kesempatan	besar untuk dapat berhasil, dan dengan demikian,
     berbagai kegagalan	yang tidak perlu, dapat dielakkan.

  b. Jika anak Anda sampai mengalami kegagalan,	tolonglah anak itu
     untuk dapat melihat apa yang yang benar yang sudah	dilakukannya,
     walaupun ia memang	gagal. Tolonglah anak itu untuk	menentukan apa
     yang salah	yang telah dilakukannya	dan apa	yang sebenarnya	harus
     dilakukannya dengan cara yang lain. Terutama sekali, hargailah
     usaha yang	sudah dilakukannya. Jika dalam keadaan demikian, ia
     diajari dan ditangani dengan lemah	lembut, maka hal itu 
     membuahkan keberhasilan pada masa yang akan datang.

  c. Tolonglah anak Anda jika ia mengalami kegagalan dengan jalan Anda
     sendiri bersedia menerima kegagalan itu, yaitu kegagalan Anda
     maupun kegagalan anak Anda!

  d. Janganlah mengungkit-ungkit kegagalan anak	Anda atau memakainya
     sebagai senjata bila Anda sedang marah. Lupakan kegagalannya dan
     perhatikanlah sukses atau keberhasilan yang sudah dicapainya.

  e. Secara aktif, perhatikanlah apakah ada indikasi bahwa anak Anda
     merasa dirinya sebagai seorang yang gagal.	Ingatkan dia bahwa
     gagal melaksanakan	suatu tugas itu	tidaklah berarti bahwa ia
     merupakan seorang yang gagal. Tunjukkanlah	bahwa Anda menghargai
     anak Anda karena dia adalah anak Anda dan bukan karena
     kemampuannya dalam	melakukan sesuatu.

  f. Tanamkan di dalam diri anak Anda kesadaran	bahwa kegagalan	itu
     merupakan sesuatu yang lumrah, dan	setiap orang sekali waktu
     pasti akan	mengalaminya juga. Sama	halnya dengan diri Anda
     sendiri, anak Anda	perlu memunyai keberanian untuk menghadapi
     kenyataan bahwa dirinya tidak sempurna.

  e. Waspadalah	terhadap cara Anda mengungkapkan ketidaksenangan Anda,
     misalnya dengan jalan berpaling dan pergi,	memerlihatkan raut
     muka yang muak, mengata-ngatainya,	tidak mengajaknya bicara, atau
     memberi lebih banyak perhatian pada anak-anak lain	-- semuanya 
     ini merupakan cara yang paling efektif untuk merusak perasaan 
     harga diri dan rasa berharga yang ada pada seorang anak.

  g. Ingatlah bahwa seorang anak yang sudah lebih besar	belum tentu
     lebih toleran dalam menghadapi kegagalan dibandingkan dengan anak
     yang lebih	kecil. (Adanya sifat memberontak dan menonjolkan diri
     atau pamer	secara berlebihan pada masa remaja merupakan bukti
     yang cukup	jelas tentang ketidakmampuan mereka untuk menangani
     kegagalan.)

  h. Hendaknya Anda sendiri menjadi teladan dalam hal bersikap positif
     dalam menghadapi kegagalan	yang Anda alami	di dalam kehidupan
     Anda sendiri. Apabila Anda	gagal, janganlah menyembunyikan
     kegagalan Anda dari anak Anda; dengan jujur bicarakan hal itu
     dengan anak Anda, dan jelaskan bahwa Anda merencanakan untuk
     "mencoba kembali" dengan suatu tekad baru untuk berhasil.

  i. Seorang anak yang sudah memunyai anggapan atau pola berpikir
     yang sudah	kronis bahwa ia	akan gagal, sering kali akan berusaha
     untuk gagal lagi. Ia begitu merasa	putus asa sehingga ia sudah
     melepaskan	segala harapannya dan merasa dirinya sudah sama	sekali
     tidak dapat dikasihi dan dihargai lagi. Karena sudah putus	asa
     dalam usaha mencari perhatian, anak itu telah kehilangan harapan
     untuk merasa cukup	penting	untuk dapat melukai perasaan orang
     tuanya. Anak semacam ini senantiasa akan mencoba membuktikan
     ketidakmampuannya agar ia dapat dibiarkan saja, tidak usah
     diganggu lagi.

  Jelas	bahwa anak semacam ini mengalami luka batin, dan
  langkah-langkah disiplin yang	tradisional hanya akan memerburuk
  tingkah lakunya. Ia membutuhkan dorongan semangat yang sangat	besar,
  dan mungkin juga ia membutuhkan pertolongan seorang ahli.

  Satu hal terakhir yang harus diingat,	bagaimanakah perasaan Anda
  apabila Anda gagal dalam menolong anak Anda untuk menangani
  kegagalannya?	Janganlah terkena kakorafiofobia. Sebaliknya, ingatlah
  akan petunjuk-petunjuk di atas dan pandanglah Allah, mintalah
  pertolongan supaya Anda berhasil.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul	buku: 40 Cara Mengarahkan Anak
  Penulis: Paul	Lewis
  Penerjemah: Gerrit J. Tiendas
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1997
  Halaman: 95 -- 98

______________________________________________________________________
o/ TIPS 1 o/

  Dari artikel utama di	atas, orang tua	dan pendidik diajak untuk
  menelusuri tentang bagaimana langkah proaktif	yang bisa diambil dari
  kasus	anak yang mengalami kekuatiran akan kegagalan. Selanjutnya
  bagaimana dengan anak	yang menghadapi	ketakutan? Apa yang bisa
  dilakukan dalam menolong mereka? Tips	berikut	kiranya	akan semakin
  memberkati Anda.

		 MENOLONG ANAK MENGHADAPI KETAKUTAN

  Meskipun orang tua, bahkan guru, sudah mencoba berbagai cara untuk
  meyakinkan anak-anak mereka bahwa mereka aman	dan bahagia, ketakutan
  itu akan selalu ada. Ada anak	yang penakut, tetapi ada juga yang
  takut	karena beberapa	hal.

  Ketakutan yang pada umumnya muncul pada anak-anak adalah:

  1. takut badai,
  2. takut gelap,
  3. takut ke dokter,
  4. takut ditinggal orang tua mereka, dan
  5. takut monster.

  Beberapa ketakutan itu disebabkan oleh pengalaman negatif, tetapi 
  ada juga yang tidak jelas penyebabnya.

  Meskipun ketakutan-ketakutan ini tidak masuk akal dan	bahkan membuat
  malu orang tua, ketakutan ini	sangat nyata bagi anak-anak. Penting
  untuk	tidak meremehkan kondisi ini. Jangan terlalu sering
  membicarakannya atau membujuk	anak supaya tidak takut. Anda tentu
  ingin	membuat	mereka percaya diri dan	memiliki pikiran yang tenang.

  Bagaimana Anda bisa menolong anak Anda mengatasi ketakutan mereka?

  1. Siapkan diri Anda sendiri dengan doa.

     Minta pertolongan Tuhan supaya Anda bisa mendapatkan solusi yang
     tepat untuk anak Anda.

  2. Kenali dengan jelas ketakutannya.

     Saat Anda membicarakannya dengan anak Anda, bersikaplah netral,
     jangan menghakimi.	Yakinkan dia bahwa takut itu adalah hal	yang
     wajar, tanpa menekankan kembali ketakutannya.

  3. Berdoalah bersama anak Anda. Biarkan mereka tahu bahwa kita bisa
     menyampaikan apa saja kepada Tuhan, kesedihan kita, kebahagiaan
     kita, dan ketakutan kita.

  4. Bersiaplah	untuk peristiwa-peristiwa menakutkan yang akan datang.

     Bicarakan situasi-situasi yang akan datang	yang Anda tahu bisa
     menyebabkan kecemasan. Bicarakan seperti apa hal itu sehingga
     keterkejutannya bisa diminimalkan.

  5. Berdoalah bersama anak Anda, tekankan hal-hal yang	positif.

     Gunakan kata-kata sederhana, bersyukur pada Tuhan atas manfaat
     dari peristiwa itu. Misalnya, "Terima kasih Bapa karena dokter
     akan memberiku obat sehingga aku sehat kembali." Minta Dia	untuk
     selalu mendampingi	sehingga semuanya berjalan lancar.

  Mulailah membuat kebiasaan menghafal ayat-ayat yang menguatkan anak
  Anda.	Berikut	ini beberapa saran dari	Alkitab, mungkin Alkitab dalam
  terjemahan bahasa yang lain lebih mudah Anda pahami.

  a. Mazmur 34:4, "Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan
     melepaskan	aku dari segala	kegentaranku."

  b. 2 Timotius	1:7, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh
     ketakutan,	melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan
     ketertiban."

  c. Ibrani 13:5, "... `Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau
     dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.`"

  d. Ibrani 13:6, "Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: `Tuhan
     adalah Penolongku.	Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat
     dilakukan manusia terhadap	aku?`"

  e. Mazmur 46:1, "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan
     kekuatan, sebagai penolong	dalam kesesakan	sangat terbukti."

  f. 1 Petrus 5:7, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab
     Ia	yang memelihara	kamu." (t/Ratri)

  Diterjemahkan	dari:
  Nama situs: Bella Online
  Judul	asli artikel: Helping Your Child Deal With Fear
  Penulis: Lynne Chapman
  Alamat URL: http://www.bellaonline.com/articles/art28228.asp

______________________________________________________________________
o/ TIPS 2 o/

  Sejak	dini, anak layan kita perlu mendapatkan	perhatian khusus 
  sehingga apa yang menjadi kelemahan mereka, seperti takut dan 
  kuatir, dapat	sedikit	demi sedikit bisa ditanggulangi. Salah satu 
  hal yang bisa kita lakukan adalah membangun kekuatan pada anak. 
  Mengapa hal ini sangat penting? Alasannya bisa Anda dapatkan di 
  dalam artikel berikut ini.

	  MEMBANGUN BERDASARKAN	KEKUATAN ANAK, MEMBANTU DIA
		    UNTUK MENGATASI KELEMAHAN

  Bayangkanlah sebuah atap dengan tiang	penopang yang sudah busuk.
  Sekarang Anda	memiliki dua pilihan.

  1. Potonglah tiang itu untuk digantikan dengan yang baru dengan
     risiko atap itu akan jatuh	ke atas	Anda.
  2. Atau memasang tiang yang baru dan kemudian	memotong tiang yang
     lama.

  Terus-menerus	menyerang kelemahan anak mengandung risiko
  menghancurkan	si anak. Membangun berdasarkan kekuatan	si anak	akan:

  a. menolong anak untuk mengatasi kelemahannya;
  b. menguatkan	dan membesarkan	hati si	anak;
  c. membangun kepercayaan antara Anda dan anak	Anda;
  d. mengajarkan kebenaran yang	langsung kepada	anak;
  e. mengomunikasikan kasih dan kepedulian Anda;
  f. membentuk karakter	dalam diri anak	Anda;
  g. membawa pada pertumbuhan jangka panjang dan kematangan; serta
  h. memerkuat hubungan Anda dengan anak Anda.

  Pikirkanlah cara lainnya. Bila Anda selalu memberitahu seorang anak
  apa yang harus dilakukan, mereka tidak akan pernah belajar apa yang
  harus	dilakukan. Berfokus pada apa yang salah	tidak mengajarkan apa
  yang benar.

  Yesus	mengingatkan kita bahwa	kita dapat mengosongkan	sebuah rumah
  dari setan-setan. Namun bila rumah itu tetap kosong, lebih banyak
  setan	yang akan kembali untuk	mengisinya. Kita dapat mengosongkan
  seorang anak dari kelemahan, namun bila tidak	ada kekuatan yang
  dibangun, kelemahan itu akan muncul kembali.

  Membangun berdasarkan	kekuatan adalah	peneguhan. Temukanlah 
  cara-cara untuk menguatkan anak-anak hari ini!

      "Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai
    sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun." (Roma 14: 19)


  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul	buku: 77 Kebenaran yang	Hakiki dalam Membesarkan Anak-Anak
  Judul	asli artikel: Membangun	Berdasarkan Kekuatan Anak Membantu Dia
		      Untuk Mengatasi Kelemahan.
  Penulis: Dr. Larry Keefauver
  Penerjemah: Tim Penerjemah Media Injil Kerajaan
  Penerbit: Media Injil	Kerajaan, Semarang
  Halaman: 123 -- 124

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR o/

	       KAMU MAU	JADI APA KALAU SUDAH BESAR?

  Apakah kamu pernah berpikir mau jadi apa ketika kamu besar nanti? 
  Ada banyak pekerjaan yang bisa kamu lakukan sehingga mungkin kamu 
  hanya	bingung	untuk memutuskan manakah yang terbaik. Kamu bisa 
  menjadi dokter, peternak, guru, pengetik, atau pekerjaan lainnya. 
  Tetapi ada Seseorang yang mengetahui	secara persis kamu harus
  menjadi apa. Seseorang itu adalah Tuhan, dan dengan senang hati,	
  Tuhan akan memberitahumu di pekerjaan manakah tempatmu dan kapan	
  waktunya tiba. Jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkannya!

  Bagaimana caranya Tuhan memberitahumu? Ada banyak cara yang dipakai
  Tuhan	untuk berbicara	kepadamu. Salah	satu caranya adalah melalui
  kemampuan yang Tuhan berikan kepadamu. Sebagian anak-anak laki-laki
  jago sekali dalam bermain sepak bola dan sebagian lain tidak.
  Sebagian anak	perempuan bisa bernyanyi dengan	indah dan sebagian
  lagi tidak bisa sama sekali. Apabila Tuhan membuatmu kurang pintar
  dalam	bermain	sepak bola, berarti mungkin Dia	tidak ingin kamu
  menghabiskan hidupmu sebagai pemain sepak bola! Tetapi sebagai
  gantinya, Ia menciptakan kamu untuk menjadi seorang musisi yang
  andal dan bisa memainkan piano, biola, atau trompet. Atau mungkin
  Tuhan	telah merencanakan supaya setelah kamu mendapat pendidikan
  sekolah yang cukup, kamu bisa	memiliki kemampuan yang	sama seperti
  kemampuan seorang dokter atau petani. Apabila kamu menemukan dirimu
  senang menjadi seorang petani	daripada menjadi seorang dokter, itu
  juga merupakan salah satu cara Tuhan memberitahu kamu	bahwa Ia tidak
  ingin	kamu menjadi dokter.

  Ide yang bagus untuk memikirkan berbagai pekerjaan yang dapat	kamu
  lakukan dan memikirkan pekerjaan mana	yang ingin kamu	lakukan;
  sementara kamu bertambah usia, kemungkinan ada satu minat khusus
  yang tersimpan di dalam diri kamu yang berhubungan dengan apa	yang
  ingin	kamu kerjakan. Tuhan akan memberitahu kamu apakah pekerjaan
  itu benar atau tidak apabila kamu bertanya kepada-Nya.

  Sebagian anak	laki-laki maupun perempuan kelihatannya	selalu
  mengetahui mereka mau	jadi apa nanti kalau sudah besar, tetapi 
  anak-anak lainnya tidak mengetahuinya sampai bertahun-tahun hingga
  akhirnya mereka menyelesaikan	sekolah. Terkadang Tuhan ingin 
  anak-anak-Nya menunggu sampai mereka besar untuk mendengar apa yang 
  mau Tuhan sampaikan.

  Jika kamu mau	Tuhan menunjukkannya padamu, yakinlah bahwa Tuhan
  pasti	menunjukkannya kepadamu. Ketika	sudah tiba waktu yang tepat,
  kamu akan tahu kalau kamu percaya kepada-Nya.

  Seorang anak lelaki berusia enam tahun berkata kepada	ayahnya,
  "Ayah, aku mau jadi dokter kalau sudah besar dan aku mau jadi
  seorang misionaris. Aku akan ke Tibet	dan membantu orang-orang di
  sana untuk mengenal Tuhan Yesus Kristus."

  "Oke, Nak," kata ayahnya.

  Setelah lewat	beberapa tahun, dan anak itu bertambah usia dan 
  melewati masa SMA, lalu universitas, dan melanjutkan ke sekolah	
  kesehatan di mana dia belajar menjadi dokter dan ahli bedah yang 
  baik.

  Ketika anak itu menjadi dokter, dia mencoba pergi ke tanah Tibet,
  tetapi Tuhan menyuruhnya pergi ke Afrika saja. Dia sekarang ada di
  Afrika membantu orang-orang yang butuh disembuhkan, namun dia
  melakukan lebih dari itu. Dia	membantu orang-orang sembuh secara
  hati dan jiwa	dengan memperkenalkannya pada Yesus. Ketika dia
  memberi mereka obat, dia bicara tentang Tuhannya kepada mereka, dan
  kebanyakan dari mereka menerima Yesus	sebagai	Juru Selamat mereka.

  Ayat untuk dibaca dari Alkitab: 1 Korintus 12:12-31

  Pertanyaan:
  1. Bagaimana cara Tuhan membantu kita	menemukan apa yang Ia inginkan
     untuk kita	nantinya?
  2. Apakah Tuhan akan mengizinkan kita	melakukan kesalahan ketika
     kita meminta pertolongan dari-Nya?
  3. Bagaimana caranya mengetahui seperti apa macam-macam pekerjaan
     yang ada itu?

  Doa:
  Tuhan	Yesus, aku tahu	kalau Engkau memiliki pekerjaan	khusus untuk
  kulakukan dan	aku mau	melakukannya untuk-Mu. Tolong tunjukkan
  kepadaku, aku	harus jadi apa ketika aku besar. Aku tidak perlu tahu
  sekarang, tetapi kalau sudah waktunya	untuk aku tahu, aku percaya 
  engkau akan membuatku	mengerti. (t/Hilda)

  Diterjemahkan	dari:
  Judul	buku: Devotions	for the	Children`s Hour
  Judul	asli artikel: What Are You Going to Be When You	Grow Up?
  Penulis: Kenneth N. Taylor
  Penerbit: Moody Press, Chicago 1977
  Halaman: 162 -- 164

______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA	o/

	      MANFAATKAN FASILITAS PENCARI DI SITUS PEPAK
                  < http://pepak.sabda.org/ >

  Saat ini, para pelayan anak dapat memanfaatkan fasilitas terbaru yang
  disediakan di	situs PEPAK. Fasilitas tersebut	adalah kemudahan yang
  bisa Anda dapatkan dengan adanya fasilitas "Search". Anda tinggal
  memasukkan kata kunci	apa yang ingin Anda cari. Sebagai contoh, jika
  ingin	mencari	bahan seputar pelayanan	anak, seperti artikel, tips,
  dan bahan mengajar yang membahas tentang "anak madya", silakan
  ketikkan kata tersebut di dalam menu "Search" di bagian kiri atas
  situs	ini. Dari sana, Anda akan mendapatkan hasil pencarian Anda.
  Sangat mudah, bukan? Ayo pelayan anak, manfaatkan fasilitas ini 
  untuk mendapatkan bahan-bahan pendukung pelayanan Anda! Tuhan Yesus
  memberkati.

  Oleh: Kristina Dwi Lestari (Redaksi)

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/

     Ingatkan anak layan Anda, bahwa dalam setiap kecemasan maupun
      ketakutan	yang sedang dirasakannya, Tuhan	senantiasa ada di
  sampingnya untuk memegang tangannya dan memberi kekuatan senantiasa.

______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org>	atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri	Yuliani
Isi dan	bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan	melalui	sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak	2008 --	YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak	Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak	di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

______________PUBLIKASI	ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org