Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/40 |
|
e-BinaAnak edisi 40 (3-8-2001)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 040/Juli/2001 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Teknik Bercerita o/ TIPS BERCERITA : Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Bercerita o/ SERBA SERBI : Variasi Membuka Cerita yang Kreatif o/ SHARING GURU SM : Vacation Bible School "Beach Trek" o/ DARI ANDA UNTUK ANDA: Membuat Kumpulan Cerita Ilustrasi *********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi di: Meilania <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> *********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam Sejahtera dalam Kristus, Bercerita adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan guru Sekolah Minggu untuk menyampaikan Firman Tuhan. Bercerita pada anak- anak Sekolah Minggu akan terasa lebih mudah apabila guru Sekolah Minggu memahami teknik dasar dalam bercerita dan melakukan persiapan untuk bercerita jauh-jauh hari. Ada banyak teknik, metode, dan cara yang dapat digunakan dalam mengajarkan kebenaran Alkitab kepada anak- anak. Pada edisi ini e-BinaAnak akan menyampaikan teknik bercerita dan juga hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bercerita agar cerita dapat menarik perhatian anak. Kiranya ide-ide yang disampaikan e-BinaAnak kali ini dapat menolong anda untuk bercerita secara kreatif. Selamat Melayani! Tim Redaksi/Tabita "Kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya dan perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya. (Mazmur 78:4) < http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz78.htm 78:4 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL TEKNIK BERCERITA ================ Bercerita merupakan salah satu teknik menyampaikan Firman Tuhan yang paling sering digunakan oleh guru Sekolah Minggu. Tuhan Yesus pun, semasa hidup-Nya di dunia, menggunakan teknik bercerita dalam mengajarkan kebenaran kepada para pengikut dan pendengar-Nya. Ada banyak alasan mengapa seseorang memilih menggunakan teknik bercerita dibanding teknik lainnya seperti drama, diskusi, atau menggunakan peralatan audio visual. Beberapa alasan yang sering dikemukakan adalah: 1. Lebih Praktis dan Fleksibel --------------------------- Praktis karena dapat dilakukan seorang diri tanpa koordinasi dengan orang lain (seperti drama, misalnya) dan juga fleksibel karena cerita dapat disampaikan hampir di segala tempat maupun situasi, baik di dalam atau di luar kelas, kepada orang dalam jumlah banyak atau sedikit. 2. Lebih Murah (Tanpa atau dengan Alat Peraga) ------------------------------------------- Bercerita merupakan alat pengajaran yang sangat murah, karena dapat digunakan dengan atau tanpa alat peraga. Guru Sekolah Minggu dapat bebas memilih dan mengembangkan sendiri alat peraga yang bervariasi, baik membawa gambar, peraga, boneka sebagai partner, membuat sketsa selama bercerita, menciptakan gerak-gerik tertentu dan melibatkan anak dalam cerita, dan variasi-variasi yang lain. 3. Pada Umumnya Anak Lebih Menyukai Cerita --------------------------------------- Untuk anak yang lebih kecil, bahkan cerita yang sudah dikenal pun akan tetap memiliki daya tarik bila guru dapat mengemasnya dengan variasi cerita yang menarik, yang disertai adegan-adegan pengulangan pada bagian tertentu. Sedangkan bagi anak yang lebih besar, keahlian guru membangkitkan rasa ingin tahu anak terhadap kelanjutan cerita akan memikat perhatian mereka selama proses bercerita disampaikan. Sayangnya, Teknik Bercerita seringkali dianggap sebagai teknik yang paling "mudah", sehingga sebagian guru merasa tidak perlu melakukan persiapan karena mereka tinggal "menceritakan ulang" isi bahan persiapan mengajar yang telah dibaca atau didapatnya dari kelompok persiapan guru. Padahal, dalam menyampaikan cerita, seseorang harus benar-benar memiliki persiapan yang cukup matang untuk mengemas ulang bahan pengajarannya. Hal ini penting untuk dilakukan supaya pada saat cerita disampaikan, tujuan yang ingin dicapai benar-benar sampai pada sasaran. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Teknik Bercerita antara lain: 1. Pendengar Harus Terlibat ------------------------ Seorang guru Sekolah Minggu biasanya menyampaikan cerita lengkap dengan berbagai intisari pengajarannya tanpa melibatkan anak-anak yang diajarnya. Padahal, keterlibatan anak secara aktif akan semakin mendorong pemahaman anak akan arti cerita. Dalam beberapa kesempatan pelayanannya, Tuhan Yesus tidak hanya menyampaikan cerita, kotbah atau perumpamaan saja, namun juga membuat para pendengar-Nya memberikan respons/tanggapan. Dan dari berbagai tanggapan tersebut, Tuhan Yesus mengemasnya sedemikian rupa untuk melanjutkan apa yang ingin disampaikan-Nya pada orang banyak. (Luk 20:9-19, Luk 17:1-6, Luk 14:12-14 dilanjutkan dengan ayat 15-24) 2. Cerita Dapat Dimengerti dan Memiliki Makna Bagi Pendengarnya ------------------------------------------------------------ Dalam menyampaikan cerita, guru juga harus jeli melihat kebutuhan rohani anak yang dilayaninya, keadaan dan situasi dimana anak tersebut tinggal, serta pengetahuan anak tentang dunianya. Cerita di Alkitab mengenai "perumpamaan bendahara yang tidak jujur", misalnya, akan kurang mengena bila disampaikan pada anak balita, tapi kisah "Tuhan Yesus memberkati anak-anak" akan jauh lebih mengena dan kontekstual bagi kehidupan mereka. Tuhan Yesus sendiri dalam menyampaikan perumpamaan, misalnya, menggunakan tempat dan situasi yang sudah akrab dengan para pendengarnya, seperti: seorang penabur dengan tanah garapannya, seorang ayah dan anaknya, seorang tuan dan hamba, para pekerja di kebun anggur, dan sebagainya. 3. Guru Benar-Benar Memahami Cerita yang akan Disampaikan ------------------------------------------------------ Seorang pembawa cerita yang baik dapat membawa anak-anak serasa masuk ke dalam tempat dan suasana cerita yang sesungguhnya dan dapat membuat karakter dalam cerita menjadi lebih hidup. Hal ini bisa terjadi apabila guru benar-benar memahami cerita yang akan disampaikan. Hal-hal yang perlu dipahami dengan benar antara lain: a. Tempat Kejadian --------------- Dalam menggambarkan tempat kejadian, gunakanlah alat peraga dan kalimat yang jelas untuk memudahkan anak-anak menggambarkan dan memahami tempat terjadinya peristiwa tersebut. b. Kejadian/Peristiwa ------------------ Dalam bercerita pada anak-anak kecil, sebaiknya anda menyampaikan alur kejadian secara urut, dari awal, pertengahan hingga akhir. Cerita yang menggunakan alur flashback tidak akan banyak membantu anak-anak dalam memahami dan mengerti cerita yang disampaikan. Jika suatu cerita merupakan kelanjutan dari cerita sebelumnya, maka, sebelum bercerita, berilah pertanyaan pada anak-anak untuk mengingatkan cerita sebelumnya. Usahakan anda menceritakan terjadinya peristiwa secara kronologis. c. Karakter -------- Dalam bercerita, jelaskan karakternya, tokoh atau pelaku yang terdapat dalam cerita tersebut, siapa namanya, bagaimana kepribadiaannya, bagaimana bentuk wajahnya, penakut, pemalu atau pemberani. Bagaimana bentuk badannya, tinggi, kurus, pendek, gemuk. Apa status sosialnya, raja, penduduk, pendatang, pedagang atau pemungut cukai. Apa motivasi yang dimiliki tokoh tersebut. Apa keistimewaannya. Dan kembangkanlah karakternya dengan jelas. Ada sebagian orang yang disebut "berbakat" atau "berkharisma" sehingga dengan mudah orang-orang ini memikat perhatian para pendengarnya. Namun sebagai pelayan Tuhan, janganlah kita berkecil hati bahkan terkecoh oleh penampilan luar seseorang. Ingatlah bahwa dalam menyampaikan Firman Tuhan, tugas kita sebagai guru Sekolah Minggu adalah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin dan bertanggung jawab di hadapan Tuhan, selanjutnya Roh Kudus yang akan bekerja untuk memberikan buah-buah pertobatan. Sumber: 1. Judul buku : The Complete Handbook for Children Ministry (How to Reach & Teach the Next Generation) Editor : Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael Lawson Penerbit : Thomas Nelson Publisher Halaman : 308-309 2. Tim Redaksi (Meilania) ********************************************************************** o/ TIPS BERCERITA HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT BERCERITA ============================================== "Ceritanya menarik sekali!" "Wah ... ceritanya benar-benar membosankan" "Ehmm ... apa ya ceritanya tadi?" "Ceritanya bagus sih ... tapi, maksudnya apa saya tidak tahu" "Yaah .. kalau itu sih saya sudah tahu ceritanya ..." Berbagai komentar anak di atas tentulah sudah tidak asing bagi para guru Sekolah Minggu. Cerita, di satu sisi, dapat memikat perhatian anak, tapi sebaliknya, cerita juga dapat menjauhkan perhatian anak dari guru yang bercerita. Oleh karena itu seorang guru harus benar-benar mempersiapkan diri dengan baik sebelum memberanikan diri bercerita di depan anak-anak. Sedikitnya ada 3 hal penting yang perlu mendapat perhatian, yaitu: A. ORANG YANG BERCERITA 1. Penampilan ---------- Meskipun bukan yang utama, penampilan tetap harus dijaga. Guru harus tampak rapi, bersih, mengenakan baju yang pantas dan membuatnya merasa nyaman serta mudah bergerak, bersikap wajar dan rileks. 2. Gerakan Tubuh ------------- Gerakan tubuh harus dijaga supaya tidak mengalihkan perhatian anak dari fokus cerita. Beberapa orang memiliki kecenderungan melakukan gerakan-gerakan yang "mengganggu" tanpa disadarinya, seperti: memasukkan tangan ke dalam saku celana, menggaruk-garuk kepala, pandangan selalu ke atas, dsb. Guru sebaiknya memang bergerak selama menyampaikan cerita, asal tidak berlebihan sehingga malah membingungkan anak karena harus menoleh dan memutar kepalanya. 3. Ekspresi -------- Idealnya pandangan mata mengarah pada mata murid, asal jangan menatap dengan terlalu tajam atau melihat pada murid-murid tertentu saja. Dalam bercerita, gunakanlah ekspresi muka (takut, marah, benci, senang). Ubahlah tekanan suara (berat, ringan), kecepatan suara (cepat, lambat), dan volume suara (keras, kecil), serta bentuk suara (gagap, serak). Perhatikan setiap jeda kalimat. 4. Pilihan Kata ------------ Pilihan kata harus tepat, dan di sinilah letak pentingnya persiapan yang matang. Dalam bercerita kepada anak pilihlah kata-kata dan pakailah bahasa yang sederhana menurut tingkatan pemahaman mereka. Hindari istilah yang sulit, kecuali istilah tersebut memang merupakan bagian penting dalam cerita, misalnya: akan menjelaskan mengenai sinagoge. Arahkan setiap komentar dan pertanyaan agar tujuan pengajaran dapat disampaikan serta hindarilah cerita yang panjang lebar. Buatlah agar cerita yang disampaikan seringkas mungkin, untuk menjaga konsentrasi dan perhatian anak-anak, selain itu setelah cerita berakhir masih ada waktu untuk diskusi. B. KESELURUHAN CERITA 1. Pendahuluan ----------- Bagian ini sangat menentukan keberhasilan seluruh cerita anda, karena merupakan momen penting untuk mengikat perhatian anak. Pendahuluan harus dibuat semenarik mungkin sehingga menimbulkan rasa ingin tahu anak. Kalimat pendahuluan dengan menanyakan, "Siapa yang masih ingat cerita minggu lalu?" sepertinya bukan ide yang baik. 2. Perubahan --------- Meskipun telah dipersiapkan dengan matang, tidak menutup kemungkinan akan terjadi perubahan saat anda menyampaikan cerita, misalnya, ada anak yang memotong cerita anda dengan pertanyaan, ada anak yang menangis, ada anak yang berkelahi, dsb. Di sini anda dituntut untuk "menyelamatkan situasi" dengan berbagai cara, termasuk dengan menggunakan situasi yang sedang berkembang sebagai bahan cerita. 3. Fokus ----- Hindarilah menyisipkan ajaran moral lain di tengah-tengah cerita, selain akan mengaburkan cerita utama, hadirnya "pesan sponsor" tersebut akan membuat cerita utama kehilangan daya tariknya. 4. Penutup ------- Cerita harus diakhiri dengan situasi yang membuat anak menahan napas serta menanti-nantikannya. Begitu sampai pada klimaks, segeralah akhiri, karena bila terlau pamnjang lebar, anak-anak biasanya akan merasa jenuh dan letih. Berikan kesan yang mendalam pada anak saat anda menyampaikan penutup karena inilah bagian penting yang perlu anda tekankan pada mereka. C. PENGATURAN TEMPAT DAN SUASANA Cerita dapat disampaikan dengan duduk mengelilingi meja, di atas lantai/tikar, atau berkerumun di dekat api unggun. Yang penting pastikan bahwa anak-anak merasa nyaman sebelum cerita dimulai dan bahwa setiap anak memiliki pandangan yang jelas (tidak terhalang) pada guru yang akan menyampaikan cerita. Pendengar anak-anak cenderung untuk mendekat pada orang yang bercerita selama cerita berlangsung, khususnya jika ada alat bantu yang menarik, seperti: orang-orangan, boneka maupun wayang. Jadi, buatlah aturan tertentu sebelum cerita disampaikan. Hubungan yang akrab dapat dibangun antara guru dan anak-anak dengan kontak mata dan interaksi. Untuk memelihara hubungan ini usahakan kelas terdiri dari sekelompok kecil anak, dan anak yang memiliki fisik paling kecil dapat duduk di bagian depan. Bila cerita harus disampaikan dalam kelompok besar, maka posisikan guru-guru yang lain untuk duduk di tengah anak-anak, supaya dapat menjaga dan memberikan contoh pada anak bagaimana sikap mendengarkan yang baik. Jika anda memikirkan kemungkinan terjadinya pengalihan perhatian anak, misalnya oleh anak-anak lain yang berkeliaran di lokasi cerita, rencanakan agar setiap anak membawa sesuatu sepanjang anda bercerita. Misalnya untuk cerita "domba yang hilang", anda dapat memberikan masing-masing anak stiker bergambar domba untuk direkatkan di tengah cerita. Gunakan gerakan tangan, nyanyian atau tanda yang sama sebagai tanda dimulainya cerita atau sebagai usaha menarik kembali perhatian anak pada anda. Pada akhirnya, selain berbagai usaha di atas, banyak berlatih juga turut membantu "keberhasilan" anda bercerita. Latihan bercerita di depan cermin akan sangat membantu, terutama bagi para guru yang baru memasuki dunia pelayanan anak. Anda juga dapat merekam suara (audio) atau penampilan anda (audio visual) untuk kemudian didengarkan dan atau dilihat kembali guna melihat kekurangan serta melakukan perbaikan. Bahan ini dirangkum dari: 1. Judul buku : Pembaruan Mengajar Penulis : Dr. Mary Go Setiawan Penerbit : Yayasan Kalam Hidup Halaman : 92-94 2. Judul buku : The Complete Handbook for Children Ministry (How to Reach & Teach the Next Generation) Editor : Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael Lawson Penerbit : Thomas Nelson Publisher Halaman : 308-309 ********************************************************************** o/ SERBA-SERBI VARIASI MEMBUKA CERITA YANG KREATIF =================================== Seorang pembawa cerita yang baik dapat membawa anak-anak serasa masuk ke dalam tempat dan suasana cerita yang sesungguhnya dan dapat membuat karakter dalam cerita menjadi lebih hidup. Ketrampilan guru menggunakan berbagai macam dan jenis suara, menjadi penting karenanya. Ketrampilan membuka cerita dengan menggunakan suara-suara memiliki daya tarik tersendiri, karena biasanya, dengan segera anak akan memusatkan perhatian pada asal suara tersebut muncul, siapa lagi kalau bukan pada si guru yang akan memulai ceritanya. Beberapa ide untuk membuka cerita antara lain: 1. Cerita/Ilustrasi Singkat ------------------------ Sebelum cerita utama disampaikan, berikan cerita/ilustrasi singkat sebagai pengantar cerita. Ilustrasi haruslah dipilih yang singkat dan sesuai dengan tujuan cerita. Misalnya cerita: "Tuhan Yesus mati di salib." Tujuan cerita: "Betapa setianya Tuhan menebus dosa kita." Cerita ilustrasi singkat yang dipakai: "Kisah induk ayam yang rela mati terbakar untuk melindungi anak- anaknya." Untuk memikat anak, tirukan suara induk ayam yang sedang memanggil anak-anaknya, atau suara ayam yang sedang ribut karena terjadi kebakaran. 2. Kalimat Puitis/Pepatah ----------------------- Sebagai "penarik" perhatian anak, sebelum bercerita berikan semacam slogan, pepatah atau kalimat yang puitis. Misalnya, kita dapat memulai cerita dengan berteriak keras dan tegas! "MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA ATAU MATI! DARAHKU KUPERSEMBAHKAN AGAR ENGKAU ... MERDEKA!" Lalu dengan suara lembut jelaskanlah pada anak-anak Sekolah Minggu, "Adik-adik, para pejuang pada waktu itu bertekad, Indonesia harus merdeka. Kalau perlu. kemerdekaan itu harus ditebus dengan darah! Walau harus mati mereka rela agar kita semua bisa merdeka ... Begitu juga Tuhan Yesus ..." (langsung masuk ke cerita utama tentang Tuhan Yesus yang rela mati untuk menebus dosa kita). 3. Mendramatisasi Awal cerita -------------------------- Teknik ini langsung menuju inti cerita (tidak bertele-tele). Misalnya cerita tentang penyaliban Tuhan Yesus. Cerita ini dapat dimulai dengan kekasaran dan penghinaan para prajurit kepada Yesus sebelum menyalibkan Yesus. Tirukan sikap para prajurit tersebut. (Dengan suara keras, lantang, sikap congkak dan bengis) "Maju! Ayo maju! Hayoo jalan! Katanya Mesias, kok loyo... cepaatt! (tarr bunyi cambuk bergema keras) Ayo jalan..!" (dilanjutkan dengan cerita sesungguhnya) 4. Tokoh Tersembunyi ----------------- Pada variasi ini guru menjadi tokoh Alkitab yang menjadi saksi mata kisah dalam Alkitab. Misalnya: (Guru memulai sambil berekspresi sedih & terisak-isak) "Tidak! Ia tidak boleh mati! Tidak! Tidaakkk! Oh.. Tuhan kenapa Engkau mati ... hu ... hu ... hu ... Dulu aku begitu sombong mau mati demi Engkau, tapi nyatanya aku takut Tuhan ... huu ... hu ... hu ... Tahukah kalian apa yang terjadi dengan Guruku? ... Baik ... akan aku ceritakan ..." (Masuk ke cerita dengan teknik seolah-olah pencerita adalah saksi mata kejadian itu.) Di akhir cerita tanyakan pada anak-anak "Siapakah Pencerita itu?" Jawaban yang benar adalah Petrus. 5. Cerita di dalam cerita ---------------------- Kreasi ini adalah dengan "membungkus" cerita dalam "cerita tambahan" agar "sajian" cerita menjadi lebih menarik. Misalnya: Glegar ... darr ... darr suara kilat menyambar-nyambar "Malam itu Kiki sedang tidur sendirian di kamarnya. Mendengar suara kilat dan guntur bersahutan, Kiki jadi ketakutan, ia segera berdoa: "Tuhan tolonglah aku!". Kemudian dengan penuh penyerahan kepada Yesus, Kiki memejamkan matanya. Tanpa disadarinya ia bermimpi seperti benar-benar terjadi ... bahkan Kiki sampai berteriak "Jangan! ... jangan kau seret Yesusku sekejam itu. Tolonglah bapak prajurit ... tolong! Hentikan! Lihat darah-Nya sangat banyak! Pak, ampunilah Dia!" Tetapi rupanya prajurit itu tidak mempedulikan Dia dan ... (masuk ke cerita utama, setelah cerita berakhir) "Jangan ... jangan!!!" (berteriaklah keras!) "Ki... Kiki ... kenapa engkau berteriak-teriak terus," kata Papa Kiki yang membangunkan Kiki. Kiki terkejut rupanya ia sedang bermimpi ... "Papa, tadi Kiki bermimpi seolah-olah Kiki melihat sendiri penyaliban Tuhan Yesus di bukit Golgota ..." 6. Suara Bunyi-bunyian ------------------- Teknik ini sangat mudah dan disukai anak-anak. Pada kreasi ini guru menirukan bunyi-bunyian, baik suara binatang, angin, maupun suara yang lain. Ada banyak bunyi yang dapat ditirukan dalam suatu cerita, misalnya: - Suara cambuk prajurit: tar ... tar ... tar - Suara sepatu prajurit: tok ... tok ... tok - Suara orang banyak berbisik-bisik: sstt.. ssstt.. - Suara Yesus terjatuh : .. brakk .. aaahhh - Teriakan prajurit : .. Ayo .. jalan! - Desah nafas pemikul salib: ohh ..ohh ..ohh - Teriakan orang ketakutan: gelap! ..ggllaaappp! Mulailah cerita dengan memberikan bunyi-bunyian suara semacam di atas. Dan diteruskan langsung pada alur cerita yang diinginkan. Demikian beberapa ide membuka cerita yang kreatif, kiranya hal ini dapat menolong anda dalam bercerita kepada anak-anak. Selamat mencoba! Bahan ini diambil dan diedit dari: Judul buku : Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif Penulis : Paulus Lie Penerbit : Yayasan Andi Halaman : 36-39 ********************************************************************** o/ "SHARING" PENGALAMAN DARI GURU SEKOLAH MINGGU Berikut ini merupakan salah satu sharing guru Sekolah Minggu yang yang ditulis oleh Lina W. dalam Newsletternya, saat mengadakan Sekolah Alkitab Liburan (SAL) Musim Panas. Kiranya sharing ini dapat menambah semangat kita untuk melakukan yang terbaik dalam pelayanan kita. Kiriman dari Lina W. >VACATION BIBLE SCHOOL "BEACH TREK" > >Sebagai perwujudan dari kerinduan komisi Sekolah Minggu untuk >mengisi kegiatan Summer anak-anak dengan kegiatan yang bermakna, >maka tahun ini kami mengadakan Sekolah Alkitab Liburan (SAL)/ >Vacation Bible School (VBS) yang pertama. > >Dengan tema "BEACH TREK", VBS kali ini telah berlangsung selama >seminggu (6 hari) dari tgl. 25 Juni sampai 30 Juni 2001. Kegiatan >berlangsung tiap hari kerja selama lima hari berturut-turut dari >jam 9 pagi sampai jam 2 siang dan telah berakhir pada hari Sabtu >,30 Juni 2001. >Peserta "BEACH TREK" berjumlah 46 anak berusia 13 bulan sampai 11 >tahun, dibagi dalam kelompok kelas: >,1. Preschool 10 orang >,2. Kindergarten 10 orang >,3. Elementary (1st grade) 8 orang >,4. Elementary (2nd grade) 10 orang >,5. Middle 8 orang > >VBS melibatkan 42 orang volunteer, termasuk guru, asisten guru di >kelas, craft dan game, pendaftaran, snack/lunch, transportasi, >sound system, dokumentasi dan pembersihan. >Kegiatan meliputi kegiatan kelompok (group time), craft dan games. >Program ini penuh dengan aktivitas dan tantangan yang sangat >menarik. Bahan Alkitab yang diajarkan berkaitan dengan air, danau >dan pantai, dengan kegiatan harian: >,1. COME MEET JESUS! Mengenai Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembabtis. >,2. COME HAVE FAITH! Mengenai Yesus meredakan badai. >,3. COME AND HEAR! Mengenai perumpamaaan biji yang ditabur, > pengajaran Yesus di tepi danau. >,4. COME AND EAT! Mengenai penampakkan Yesus di tepi pantai, dimana > murid-murid bersantap pagi bersama Yesus. >,5. COME AND STAY! Mengenai perjalanan Paulus mengabarkan Injil di > Filipi, menyusuri tepi sungai. >Melalui kegiatan ini, anak-anak diajak mengenal Yesus lebih dekat, >lebih mendalami kasih Yesus melalui cerita-cerita dari Alkitab dan >juga merupakan saat yang baik untuk membina hubungan murid dan guru. >Terlihat beberapa anak yang menjadi lebih kooperatif karena hubungan >yang lebih dekat dengan para panitia selama lima hari tersebut. >Juga anak-anak telah merasakan kegiatan yang "fun", terutama mungkin >saat bermain air .... > >Sebagai program yang baru pertama kali diadakan di gereja saya >VBS kali ini masih jauh dari sempurna, tapi panitia yakin bila >program ini didukung oleh jemaat dan sukarelawan yang berkomitmen >tinggi, maka kita akan dapat melakukannya dengan lebih baik di masa >yang akan datang. >Panitia juga mengalami penyertaan dan kehadiran Tuhan nyata dalam >pelaksanaan program ini. Pada saat yang tepat Tuhan mengirimkan >cukup guru, sehingga kami bisa membagi kelas menjadi lebih kecil >supaya lebih efektif. Memang kegiatan yang demikian padat membuat >kami lelah namun kami merasakan diberi kekuatan dan kesehatan yang >baik selama berlangsungnya VBS tersebut. ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: E. Novalina >Ibu Meilania yang baik, >Terkadang didalam menyampaikan Firman Tuhan, kita membutuhkan cerita >ilustrasi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari sesuai tingkatan >usia anak dengan memakai "bahasa anak". > >Bagaimana kalau publikasi e-BinaAnak membuat kumpulan cerita >ilustrasi yang disesuaikan dengan kelompok umur dan bahannya bisa >saja diperoleh dari rekan-rekan guru SM pemerhati e-BinaAnak. Saya >yakin sebagai guru SM, pasti ada diantara rekan-rekan kita yang >memiliki talenta menulis cerita. > >Selain menggali bakat terpendam, kegiatan ini bisa semakin mengasah >kepekaan guru SM terhadap prinsip Firman Tuhan. Bisa saja suatu saat >pada ulang tahun e-BinaAnak misalnya, cerita-cerita ilustrasi >tersebut dilombakan dan dipilih cerita favorit berdasarkan pooling >dari rekan-rekan lain, asal cerita harus orisinil dengan >mencantumkan dasar atau ayat dari Firman Tuhan. > >Bu Mei, demikian usul saya dan saya belum berani mem-broadcast ide >ini, karena mungkin perlu pertimbangan lebih lanjut dari rekan-rekan >di redaksi. >Tuhan memberkati. E. Novalina Redaksi: Terima kasih banyak atas ide dan masukan anda yang sangat menarik. Redaksi e-BinaAnak pada beberapa edisi yang akan datang akan menyertakan beberapa ilustrasi yang menarik, yang dapat menolong anda mengajarkan Firman Tuhan pada anak-anak Sekolah Minggu. Apabila anda dan juga para pembaca e-BinaAnak punya ide, masukan atau saran lain ... jangan ragu untuk segera menghubungi Redaksi. Tuhan memberkati. ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaAnak ********************************************************************** Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2001 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |