Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/400

e-BinaAnak edisi 400 (17-9-2008)

Menulis Kreatif

 

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 400/SEPTEMBER/2008

  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL: Teknik Mengajar dengan Menulis Kreatif
  - TIPS: Ide-Ide Kegiatan Menulis Kreatif di Sekolah Minggu
  - AKTIVITAS: Keterampilan: Menulis Lanjutan Cerita
  - WARNET PENA: Dapatkan! Info Situs dalam Publikasi ICW
  - MUTIARA GURU

______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Selamat berjumpa lagi,

  Menjadi guru sekolah minggu merupakan pengalaman yang menyenangkan 
  dan memberkati kita karena selau berkesempatan untuk mengembangkan 
  diri dan menjadi orang yang yang kreatif. Berbagai metode mengajar 
  harus digali dan dikembangkan oleh para guru sekolah minggu agar 
  anak-anak dapat dengan mudah memahami kebenaran Alkitab yang 
  disampaikan. Namun tentu saja membutuhkan ketekunan dan kemauan 
  untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mengajar.

  Dalam edisi istimewa ini, 400, e-BinaAnak mengajak rekan-rekan 
  menambah lagi satu metode mengajar kreatif yang dapat digunakan 
  dalam mengajarkan kebenaran firman Tuhan kepada anak-anak, yaitu 
  metode menulis kreatif. Dengan menulis, anak-anak diajak terlibat 
  dalam proses belajar mengajar, sekaligus membawa pelajaran yang 
  disampaikan masuk ke dalam memori jangka panjang (long-term memory) 
  anak. Selain itu, mereka juga belajar untuk mengekspresikan 
  kebenaran firman Tuhan itu melalui tulisan.

  Oke, silakan simak artikel, tips, dan juga ide aktivitas seputar 
  menulis kreatif dalam edisi dengan nomor spesial ini. Tidak lupa, 
  Redaksi e-BinaAnak mengucapkan terima kasih atas kebersamaan, 
  dukungan, saran, dan kritik dari rekan-rekan semua sampai dengan 
  edisi yang keempat ratus ini. Tuhan Yesus memberkati!

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana

       "Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
                    Kalungkanlah itu pada lehermu,
             tuliskanlah itu pada loh hatimu," (Amsal 3:3)
               < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Amsal+3:3 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL o/

                TEKNIK MENGAJAR DENGAN MENULIS KREATIF

  Saat istri saya menjadi kepala divisi anak-anak sekolah minggu, dia 
  meminta anak-anak asuhnya untuk menyediakan waktu lima belas menit 
  dari waktu penyembahan untuk menulis satu paragraf tentang seperti 
  apakah Tuhan itu. Berikut beberapa contoh hasilnya.

    "Menurutku, Tuhan itu Seseorang yang berjenggot dengan rambut yang
    panjang, bermata coklat dan teduh, serta berpakaian 
    compang-camping."

    "Tuhan adalah orang yang hebat. Tuhan adalah sukacita dan
    kebahagiaan. Dia tinggi dan baik hati. Dia orang yang hebat --
    bercahaya terang, duduk di takhta di awan-awan."

    "Tuhan adalah Orang baik yang berperasaan. Menurutku, Tuhan itu
    seperti yang ada di gambar-gambar yang mereka tunjukkan. Tuhan
    mungkin seperti kita karena kitab Kejadian mengatakan bahwa kita
    diciptakan segambar dengan-Nya. Dia pasti tampan dengan rambut
    yang agak keriting. Dia benar-benar bahagia di sana. Dia juga
    tertawa karena ini juga dikatakan di Alkitab, `Dia yang duduk di
    surga tersenyum (ya semacam itu).`"

  Pikirkan nilai dari ekspresi-ekspresi ini, baik bagi murid maupun 
  guru di divisi anak-anak! Murid-murid didorong untuk menyatakan 
  pendapat mereka tentang Tuhan. Sehingga dengan demikian, kita 
  mendapatkan beberapa pendapat tentang bagaimana konsep-konsep itu 
  bisa terbentuk atau tidak terbentuk. Guru mengumpulkan pandangan itu 
  pada kebutuhan teologis murid-murid mereka dan konsep spesifik mana 
  yang salah, yang perlu diperbaiki sesuai dengan pengajaran teologi 
  yang alkitabiah sehingga bisa menjadi dasar yang mantap.

  Menulis kreatif, sebagai suatu teknik menulis, tentu saja mencakup 
  lebih banyak kegiatan daripada satu paragraf deskripsi di divisi 
  anak-anak. Menulis kreatif tidak harus dilakukan dengan pensil di 
  tangan anak-anak. Pada tahun-tahun sebelumnya di divisi prasekolah, 
  anak-anak bisa menceritakan pengalaman-pengalaman mereka dan 
  memberikan respons terhadap gambar-gambar, kemudian guru mencatat 
  berberapa respons mereka dan membacakannya kembali pada anak-anak.

  Anak-anak yang lebih besar bisa membuat buku harian, buku catatan,
  cerita-cerita, sajak dan puisi, mendeskripsikan gambar, dan menulis
  naskah drama.

  Mereka yang sudah remaja dan dewasa bisa berpartisipasi dalam 
  menulis kreatif ini dengan membuat puisi dan cerita yang 
  menggambarkan kebenaran tertentu dalam Alkitab yang sedang 
  dipelajari di sekolah minggu.

  Nilai-Nilai dalam Menulis Kreatif

  Mungkin nilai yang paling penting dalam menulis kreatif adalah 
  penggalian yang mendalam dalam tulisan itu sendiri. Saat kita 
  mengeluarkan perasaan atau pendapat-pendapat kita tentang suatu hal 
  di kertas, kita cenderung untuk mendisplin pikiran kita ke dalam 
  pemikiran yang urut mengenai subjek itu. Itulah sebabnya para 
  pengajar di sekolah tinggi sering memberi tugas dalam bentuk makalah 
  dan tugas-tugas menulis lainnya yang memerlukan kedisiplinan dalam 
  proses pemikiran yang teratur.

  Dalam sebuah tulisan, sebenarnya kita sudah mendapatkan tiga nilai, 
  pandangan diri, disiplin, dan pikiran teratur seseorang.

  Wright Pillow menyarankan bahwa adalah baik mengubah urutan cerita 
  Alkitab atau memberikan cerita kehidupan sehari-hari yang penutupnya 
  terbuka bagi pendengar. Hal itu bisa membantu penulis untuk 
  menemukan beberapa penyelesaian masalah tentang cerita yang 
  dibuatnya. Kegunaan dari pengalaman seperti ini bahkan menjadi lebih 
  terlihat saat kita mengevaluasinya dengan istilah "belajar di 
  persimpangan". Gambaran tentang dua jalan yang bertemu di suatu 
  persimpangan. Salah satu jalan bisa kita beri nama "Injil", yang 
  merupakan kebenaran dan tidak dapat diubah. Jalan yang lainnya bisa 
  dinamai "Situasi Hidup", yang harus selalu berubah. Di mana ada dua 
  persimpangan ini, di situlah pendidikan Kristen itu diajarkan. Saat 
  Injil diajarkan dan berkaitan langsung dengan suasana hidup 
  seseorang, lahirlah orang baru itu (Creative Procedures for Adult 
  Groups, Harold D. Minor, ed., Abingdon, Nashville, Tenn.).

  Menulis kreatif kadang-kadang digunakan sebagai suatu respons yang 
  efektif untuk metode lain, misalnya khotbah, pelajaran, atau 
  diskusi. Phyllis W. Sapp memberikan contoh berikut ini, sebuah puisi 
  yang ditulis oleh seorang anak berusia tiga belas tahun setelah dia 
  mendengarkan suatu khotbah tentang perubahan Kristus ("Apakah 
  kematian itu?" Creative Teaching in the Church School, Broadman, 
  Nashville, Tenn.).

    Apakah Kematian Itu?

    Kematian. Apakah kematian itu? 
    Bagi orang ateis, kematian adalah suatu akhir, 
    Suatu perjalanan di luar hidup dan menuju pada suatu akhir,
    Orang-orang menangisi orang yang mati,
    karena mereka pikir dia telah pergi selamanya.

    Kematian. Apakah kematian itu? 
    Bagi orang non-Kristen, kematian adalah suatu teror. 
    Suatu perjalanan di luar hidup menuju neraka, 
    Dan dia tahu itu, 
    Panggilan keputusasaan bagi suatu pelayanan, 
    Dan kemudian menjadi suatu teror.

    Kematian. Apakah kematian itu? 
    Bagi orang Kristen, kematian adalah akhir yang penuh sukacita, 
    Dari suatu perjalanan duniawi untuk berjumpa dengan Tuhan mereka. 
    Mereka menuju kepada kebahagiaan, 
    Karena mereka melihat Tuhan mereka menghampiri mereka. 
    Tidak ada kesedihan di rumah mereka. 
    Karena suatu saat, mereka akan bertemu lagi.

  Masalah-Masalah dalam Menulis Kreatif

  Beberapa guru tidak menggunakan menulis kreatif hanya karena mereka 
  merasa kegiatan ini membuang waktu saja. Selain itu, bukankah 
  menjadi tugas kita sebagai guru Kristen untuk menanamkan hal konkret 
  mengenai objek kebenaran? Bagaimana kita bisa membiarkan murid-murid 
  mencurahkan pendapat-pendapat mereka yang belum terbangun saat 
  mereka seharusnya mengisi pikiran mereka dengan informasi-informasi 
  yang alkitabiah, yang hanya bisa diberikan oleh guru? Tidak 
  diragukan bahwa menulis kreatif (seperti metode lainnya) bisa 
  menjadi buang-buang waktu saja. Guru yang tidak cakap, yang berusaha 
  untuk memimpin suatu kelas yang tidak disiplin, hampir dapat 
  dipastikan akan merasa bersalah karena membuang waktu dengan memilih 
  metode ini. Kita harus memahami bahwa metode hanyalah suatu 
  kendaraan atau alat transportasi yang disediakan bagi kita untuk 
  menyampaikan kebenaran yang sesungguhnya kepada murid-murid. 
  Kenyataannya, menulis apa yang Alkitab katakan tentang masalah yang 
  murid-murid angkat, adalah suatu langkah yang baik untuk menolong 
  murid menerapkan kebenaran-kebenaran penting dalam hidupnya.

  Tujuan kita bukan hanya menyampaikan kebenaran saja. Sebagai guru, 
  kita ingin melihat bahwa kebenaran itu mengakar dalam kehidupan 
  murid-murid kita, dan pada gilirannya nanti, menghasilkan buah dalam 
  perilaku murid tersebut. Wright Pillow menyarankan bahwa "menulis 
  kreatif memiliki kemungkinan yang tak terbatas untuk menjadikan 
  `Injil yang dipelajari` menjadi `Injil yang diterapkan/dilakukan`. 
  Reaksi penulis saat dia melihat pemikirannya di kertas mungkin bisa 
  menimbulkan keinginan untuk berubah".

  Seperti metode lainnya, menulis kreatif seharusnya tidak digunakan 
  dengan berlebihan. Menulis kreatif merupakan tambahan yang sangat 
  baik untuk metode lain sehingga bisa menyumbangkan suatu peran 
  pendukung yang efektif.

  Prinsip-Prinsip Menulis Kreatif yang Efektif

  Pastikan tugas menulis memiliki objek pembelajaran yang jelas. Tugas 
  ini tidak hanya untuk mengisi waktu atau sebagai usaha untuk 
  partisipasi fisik saat di dalam kelas. Tujuan dari paragraf tentang 
  Tuhan adalah supaya murid-murid berpikir dengan jujur tentang apa 
  yang mereka pahami mengenai seperti apakah Tuhan itu (tidak ada anak 
  yang menandai tugasnya). Mungkin tujuan kita adalah untuk memuji 
  atau menganalisa pasal yang diberikan dengan menanyakan suatu 
  kalimat penjelasan. Apa pun tujuannya, sebagai guru, kita seharusnya 
  benar-benar memahaminya sehingga kita bisa menyampaikannya secara 
  langsung dengan tepat saat memberikan tugas menulis ini.

  Gunakan variasi dalam menulis kreatif. Bagaimana menulis sebuah 
  koran atau mengembangkan pelayanan pujian dengan lagu-lagu dan 
  tema-tema? Para remaja bisa menulis naskah radio atau narasi untuk 
  "slide" presentasi. Bagaimana dengan menulis bacaan pada paduan 
  suara, mazmur, lagu-lagu daerah, atau pernyataan doktrin? 
  Kemungkinannya sangat tak terbatas.

  Jangan tergantung pada kesempurnaan gaya atau tata bahasa. Tujuan 
  utama menulis kreatif adalah isi. Tidak diragukan bila ada beberapa 
  sisi baik dalam mendisiplin murid-murid untuk menulis apa saja dalam 
  bentuk yang tepat, tetapi halangan seperti ini bisa menahan 
  kreativitas.

  Bila Anda mulai menggunakan menulis kreatif pada skala yang cukup
  luas, tetap berpeganglah pada hasil asli yang Anda dapatkan dari
  anak-anak. Mungkin suatu hari nanti, Anda akan dapat menerbitkannya
  pada majalah Kristen yang terkenal, atau setidaknya bisa
  mengirimkannya ke suatu kolom di majalah lokal. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: 24 Ways to Improve Your Teaching
  Judul asli artikel: Creative Writing as a Teaching Technique
  Penulis: Kenneth O. Gangel
  Penerbit: Victori Books, Illinois 1986
  Halaman: 117 -- 121

______________________________________________________________________
o/ TIPS o/

          IDE-IDE KEGIATAN MENULIS KREATIF DI SEKOLAH MINGGU
                        Oleh: Davida Welni Dana

  Menulis merupakan cara ampuh untuk menanamkan sesuatu hal dalam 
  ingatan manusia. Dengan menulis, manusia dapat menyimpan sebuah 
  informasi tidak hanya dalam ingatan jangka pendeknya (short-term 
  memory), tetapi juga dalam ingatan jangka panjangnya (long-term 
  memory). Berikut berbagai kreativitas kegiatan menulis dalam sekolah 
  minggu yang dapat digunakan para pelayan anak yang akan menggunakan 
  kreasi menulis dalam proses belajar mengajar di sekolah minggu.

  1. Menuliskan kembali cerita yang disampaikan.
     Sesaat setelah anak selesai mendengarkan firman Tuhan yang
     disampaikan oleh guru, ajak mereka menuliskan kembali pelajaran
     yang telah mereka terima. Berilah motivasi dengan mengatakan
     bahwa mereka boleh menulis apa saja yang mereka pikirkan/ingat
     mengenai cerita yang telah disampaikan. Tidak perlu menuliskan
     cerita yang panjang lebar. Tentukan batas waktu untuk menulis.
     Atau jika ingin menulis lebih panjang/tidak ada waktu setelah
     kegiatan cerita selesai, jadikan itu sebagai pekerjaan rumah
     untuk anak-anak.

  2. Menuliskan pertanyaan-pertanyaan penting.
     Dorong anak untuk berpikir kritis dan memerhatikan setiap
     pelajaran yang disampaikan melalui pertanyaan-pertanyaan yang
     dapat mereka tulis terlebih dahulu. Minta mereka menuliskan
     pertanyaan apa saja yang terlintas dalam hati mereka ketika
     mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan oleh guru. Guru dapat
     menyediakan waktu untuk menjawab pertanyaan anak pada saat cerita 
     selesai, dan anak dapat menulis jawaban-jawaban dari guru 
     tersebut. Jujurlah jika ada pertanyaan yang belum bisa Anda jawab 
     saat itu dan berjanjilah untuk menjawabnya pada pertemuan 
     berikut. Beritahukan anak untuk menuliskan catatan pada
     pertanyaan yang belum dijawab oleh guru.

  3. Menulis tentang diri sendiri.
     Kreativitas ini sangat baik diadakan saat Anda akan menyampaikan
     pelajaran firman Tuhan mengenai kasih-Nya terhadap setiap 
     manusia. Minta anak-anak menuliskan hal-hal apa yang mereka
     syukuri dari kehidupan mereka saat ini. Menulis tentang diri
     sendiri dapat membantu Anda terus mengingat bahwa diri mereka
     berharga di hadapan Allah. Bisa juga meminta anak-anak menuliskan 
     hubungan antara diri mereka dengan firman Tuhan yang mereka 
     dengarkan pada hari itu.

  4. Menggambarkan tokoh Alkitab dalam bentuk tulisan.
     Jika dalam cerita Alkitab yang kita sampaikan, terdapat
     tokoh-tokoh tertentu, usahakan untuk memberikan gambaran yang
     jelas mengenai tokoh tersebut saat Anda bercerita, sehingga
     imajinasi anak juga dapat menangkap bagaimana keadaan tokoh
     tersebut. Untuk memerkuat kesan atau prinsip kebenaran firman
     Tuhan yang ada dalam diri tokoh tersebut, minta anak-anak
     menggambarkan kembali karakter tokoh tersebut dalam sebuah
     tulisan. Anak-anak dapat menulis mengenai fisik, 
     pekerjaannya/tugas, sifat, hubungan si tokoh dengan Tuhan, dan 
     prinsip firman Tuhan yang ada dalam diri sang tokoh.

  5. Menulis "yang aku pelajari tentang Allah hari ini ...." Minta 
     anak-anak menyambung kalimat di atas, biarkan mereka bebas
     menuliskan hal-hal apa saja yang mereka pelajari tentang Allah
     hari ini/dalam pelajaran ini.

  6. Menulis kesaksian.
     Acara kesaksian, selain diisi dengan persembahan pujian dari
     anak-anak, dapat pula diisi dengan menuliskan kesaksian mereka.
     Mereka dapat menuliskan ucapan syukur dan cinta kasih Tuhan bagi
     mereka dalam bentuk puisi maupun cerita. Singkat 6saja, dan jika
     ada waktu, anak-anak boleh membacakan kesaksian itu di depan
     kelas. Tentu saja ini sangat cocok bagi kelas besar dan tidak
     tercampur dengan kelas kecil.

  7. Menuliskan permohonan doa.
     Doa-doa ternyata tidak hanya dapat diucapkan saja. Doa pun dapat
     dituliskan. Dalam buku "Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar
     Sekolah Minggu", Paulus Lie membagikan satu kreasi doa dengan
     cara ditulis dalam sebuah surat. Bagikanlah sehelai kertas surat
     kepada setiap anak. Beri waktu teduh kepada anak dan minta mereka 
     menuliskan pergumulannya dalam surat tersebut. Diakhiri kegiatan 
     guru meminta anak mengumpulkan doa tersebut. Guru perlu 
     membacanya agar dapat mendoakan setiap anak sesuai dengan
     pergumulannya. Lebih indah jika guru bersedia mengirimkan balik 
     surat tersebut, beserta pesan dari guru, "Kami selalu mendoakan 
     kamu.", 8. Menulis surat kepada orang tua.
     Hal ini akan membuat anak sangat bersemangat! Bawakanlah cerita
     tentang menghormati orang tua dan sebagai aplikasi, minta mereka
     menuliskan sebuah surat untuk orang tua mereka yang berisi
     curahan hati dan cinta mereka kepada orang tua. Minta mereka
     menghias surat itu sepuas hati mereka. Atau bisa juga anak
     mengirimkan surat kepada orang tua berisi apa saja yang mereka
     alami selama di sekolah minggu. Guru dapat memberikannya kepada
     orang tua anak dan menjadi sebuah kejutan yang istimewa. Menulis
     surat ini juga bisa dipakai sebagai kreasi untuk hari-hari
     tertentu, misalnya Hari Ibu.

  9. Menulis bebas.
     Sebutkan satu kata tertentu berhubungan dengan firman Tuhan yang
     akan Anda sampaikan. Kemudian minta anak menuliskan apa saja yang 
     terlintas dalam pikiran mereka mengenai kata tersebut. Hal ini 
     akan sangat membantu anak terlibat dalam proses belajar mengajar 
     dan merangsang anak untuk menaruh perhatian terhadap pelajaran 
     hari itu.

 10. Lomba menulis cerpen.
     Anak-anak sangat senang berkompetisi. Menulis pun dapat menjadi
     ide bagi Anda untuk menciptakan kompetisi tertentu pada setiap
     akhir bulan/akhir dari seri pelajaran tertentu. Minta mereka
     menulis sebuah cerpen (cerita pendek) yang merupakan adaptasi
     dari prinsip firman Tuhan yang mereka terima selama satu bulan
     atau selama satu periode. Lomba menulis dapat juga berbentuk
     lomba menulis puisi atau mewarnai bagi kelas kecil.

  Masih banyak lagi kreasi lain yang dapat diolah dari ide-ide di 
  atas. Betapa menyenangkannya mengajak anak terlibat dalam setiap 
  proses belajar mengajar. Kiranya dengan keterlibatan itu, anak-anak 
  dapat langsung mengalami sendiri pengenalan yang benar terhadap Juru 
  Selamatnya.

  Selamat berkreasi!

______________________________________________________________________
o/ AKTIVITAS o/

               KETERAMPILAN: MENULIS LANJUTAN CERITA

  Kreasi ini mengajak anak untuk mengembangkan keterampilannya dalam 
  menyimak, menulis, bernalar, dan berimajinasi tanpa keluar dari 
  konteks Alkitab.

  Urutan kegiatan:
  1. Guru mempersiapkan kertas dan alat tulis bagi anak-anak.
  2. Anak-anak mempersiapkan diri dengan alat tulis.
  3. Guru menyampaikan cerita secara lisan.
  4. Anak-anak menyimak cerita dan tidak diperbolehkan mencatat.
  5. Guru mengakhiri cerita. Sebelum seluruh cerita dituntaskan, guru
     meminta anak-anak melanjutkan cerita menurut versi mereka.
     Anak-anak diminta menuliskan lanjutan cerita di kertas yang sudah
     disediakan guru. Guru memberi waktu sekitar sepuluh menit.
  6. Guru mengumpulkan hasil tulisan anak-anak. Beberapa di antaranya
     dapat dibacakan.
  7. Anak-anak diberi kesempatan menanggapi karya tulis temannya.
  8. Guru melanjutkan cerita yang seharusnya. Anak yang hasil 
     tulisannya tepat, mendapatkan pujian.
  9. Untuk anak kelas besar, kegiatan dapat diteruskan dengan meminta
     mereka menuliskan pendapat tentang pelajaran yang mereka peroleh
     dari cerita tersebut. Guru mengumpulkan dan membahasnya di kelas.

  Contoh aplikasi kreasi dalam bercerita:

  Ishak terbaring di tempat tidur. Suaranya yang putus-putus dan 
  gemetar tak dapat memanggil jauh. Esau ada di sampingnya. Ia bediri 
  di depan ayahnya.

  "Esau, anakku!"

  "Ada apa, Ayah?"

  "Esau, pergilah ke ladang. Berburulah binatang. Sediakanlah makanan
  yang lezat dan bawalah ke sini supaya aku memakannya. Lalu engkau
  akan kuberkati sebelum aku meninggal. Aku akan memberkatimu dengan
  berkat agung dari Tuhan Allah."

  Saat kedua orang itu berbicara, sepasang mata mengawasi dari balik 
  kamar. Orang itu adalah Ribka, istri Ishak. Mendengar pembicaraan 
  itu, ia terkejut dan cepat-cepat pergi mencari Yakub.

  Jika kita tidak lekas bertindak, celakalah kita. Engkau harus
  berusaha mendapatkan berkat itu ...."

  (Cerita diakhiri dan guru bertanya kepada anak-anak.)

  "Menurut kalian, bagaimana kelanjutan cerita ini? Silakan kalian
  menuliskannya di kertas yang tersedia."

  Bahan diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Metode Anak Aktif dalam Bercerita dan Membaca Alkitab
  Penulis: Paulus Lie
  Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2002
  Halaman: 35 -- 36

______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/

                DAPATKAN! INFO SITUS DALAM PUBLIKASI ICW     
                   http://www.sabda.org/publikasi/icw

  Untuk mendapatkan berbagai ide kreatif mengajar sekolah minggu, kita 
  perlu menggali banyak sumber yang tersebar di sekitar kita, salah 
  satunya adalah melalui situs-situs. Bagaimana kita dapat menemukan 
  situs-situs tersebut dalam jagat dunia maya?

  Sangat mudah! Kami mengajak rekan-rekan sekalian untuk berlangganan 
  publikasi ICW (Indonesian Christian WebWatch) yang adalah 
  newsletter/majalah elektronik bulanan yang diterbitkan oleh Yayasan 
  Lembaga SABDA (YLSA) melalui jaringan sistem I-KAN (Internet --
  Komputer Alkitab Network). Publikasi ini berisi ulasan berbagai 
  situs Kristen dan milis Kristen, baik dari Indonesia maupun 
  mancanegara yang disajikan berdasarkan topik yang sedang diangkat. 
  Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan artikel-artikel menarik 
  mengenai kekristenan dan informasi seputar dunia internet. Nah, 
  berikut ini beberapa URL edisi-edisi ICW sehubungan dengan pelayanan 
  anak.

  1. Sekolah Minggu
     ==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1090/

  2. Anak
     ==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1072/
     ==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1028/

  3. Pelayanan Anak
     ==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1051/

  Segeralah berlangganan untuk mendapatkan publikasi ICW dengan GRATIS
  setiap bulan dalam "mailbox" Anda. Untuk berlangganan, silakan kirim
  e-mail ke < subscribe-i-kan-icw(at)hub.xc.org > atau kepada redaksi
  di < icw(at)sabda.org >.

  Oleh: Davida (Redaksi)

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/

                  Andaikan semua laut adalah tinta,
                  Andaikata cakrawala jadi kertas,
               Andaikata semua orang menjadi pujangga,
              tuk menulis kasih Yesus, Tuhan kita ....

                       Air laut pun kan kering
                      dan langit pun tak cukup
            memuat semua kisah kasih-Nya dalam hidup ini.

______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org