Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/405

e-BinaAnak edisi 405 (30-10-2008)

Pengendalian Diri

 

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 405/OKTOBER/2008

  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL: Pentingnya Mengajarkan Pengendalian Diri kepada Anak-Anak
  - TIPS: Mengajarkan Pengendalian Diri kepada Anak Anda
  - BAHAN MENGAJAR: Pelajaran Buah Roh: Pengendalian Diri
  - WARNET PENA: Situs untuk Anak: Teaching Heart -- Children 
                 Ministries Home Page
  - MUTIARA GURU

______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,

  Suatu kali, ada seorang ibu yang mengeluh tentang perilaku anaknya 
  yang harus selalu dituruti bila menginginkan sesuatu. Bila tidak, 
  anaknya akan marah, menangis berteriak, atau malah mengamuk. Si ibu 
  ini selalu kerepotan untuk mengendalikan anaknya bila sudah mulai 
  meledak emosinya. Barangkali, Pembaca juga pernah mengalami hal yang 
  sama. Ya, seorang anak memang tidak bisa dengan sendirinya mampu 
  mengendalikan dirinya pada saat mereka marah atau menginginkan 
  sesuatu. Seorang anak, sekalipun dia adalah anak yang penurut, tetap 
  harus diajar untuk mengendalikan diri dan emosinya.

  Untuk mengajarkan pengendalian diri, setiap anak dengan tingkat usia 
  tertentu memerlukan trik tertentu pula. Bahkan bila orang tua sudah 
  tidak dapat lagi mengendalikannya, pertolongan dari psikolog atau 
  dokter anak mungkin diperlukan. Nah, untuk mengetahui lebih banyak 
  lagi bagaimana mengajarkan pengendalian diri ini kepada anak, mari 
  simak sajian edisi penutup bulan Oktober ini.

  Selamat membaca dan selamat belajar.

  Redaksi Tamu e-BinaAnak,
  Christiana Ratri Yuliani

        Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini:
            setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar,
    tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
  sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
           < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yakobus+1:19-20 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL o/

      PENTINGNYA MENGAJARKAN PENGENDALIAN DIRI KEPADA ANAK-ANAK

  Pembunuhan besar-besaran di Kolombia mengakibatkan negara ini 
  menjadi bobrok, sehingga banyak orang yang bertanya-tanya apa 
  penyebab keadaan ini. Mereka bertanya, "Mengapa masyarakat kita 
  menjadi sangat lepas kendali?"

  Sebenarnya jawabannya sangatlah sederhana. Bukan masyarakat yang 
  hilang kendali -- individu-individu di dalamnyalah yang hilang 
  kendali. Orang-orang yang menyebabkan bobroknya moral warga Amerika 
  tidak memahami apa yang Alkitab katakan sebagai kunci utama dari 
  kedewasaan, yaitu pengendalian diri. Masyarakat yang lepas kendali 
  jelas terdiri dari orang-orang yang kurang dapat mengendalikan diri. 
  Banyak negara yang memiliki masalah moral karena warga negara yang 
  tidak memunyai kemampuan yang cukup untuk mengendalikan diri mereka 
  sendiri. Penyebabnya adalah bahwa orang-orang dewasa yang ada di 
  masyarakat kita tidak belajar mengendalikan diri saat mereka masih 
  anak-anak.

  Betapa lebih baiknya suasana rumah atau masyarakat bila 
  anggota-anggotanya dapat mengendalikan diri! Seorang anak yang 
  belajar mengendalikan diri, biasanya tidak memukul saudaranya saat 
  dia menginginkan sesuatu, dan tidak suka berbohong, curang, mencuri, 
  membunuh, atau melakukan kekerasan kepada pasangannya. Dia mungkin 
  saja lancang kepada orang tuanya, guru sekolah minggunya, atau 
  kepada atasannya, tetapi dia mampu mengendalikan dirinya sendiri dan 
  berbicara dengan rasa hormat. Dia bisa saja merasa geram pada supir 
  yang memotong jalannya, tetapi dia dapat menahan diri dan tidak 
  menyulut konflik. Dia bisa saja merasa ingin memukul teman 
  sekelasnya, tetapi dia dapat menahan untuk tidak melakukannya. Dia 
  punya hasrat dan dorongan-dorongan diri, tetapi dia tidak 
  dikendalikan oleh hasrat dan dorongan diri itu. Karena hasratnya 
  bukanlah puncak dari hidupnya, maka dia memiliki kebijaksanaan dan 
  kebebasan untuk membuat keputusan yang bijaksana. Karena kesenangan 
  yang dia inginkan tidak menguasai dirinya, maka dia setia dan dapat 
  dipercaya dalam tugas-tugasnya. Karena dia bukanlah budak dari 
  kepuasan diri, maka dia tidak suka berbohong.

  Sebagai orang tua, kita bersama-sama dengan anak-anak selama 
  tahun-tahun penting yang paling berpengaruh dalam hidup mereka, dan 
  kita adalah orang yang memiliki kesempatan untuk melatih mereka 
  mengendalikan diri. Kita harus berhenti mengutamakan "ekspresi diri" 
  dan "pengaktualisasian diri", melainkan mencoba mengajarkan 
  penyangkalan diri kepada anak-anak kita. Hidup tidak memberi semua 
  yang kita inginkan, jadi kita harus mengajarkan kepada anak-anak 
  kita sedini mungkin bahwa mereka tidak bisa mendapatkan semua yang 
  mereka inginkan. Suatu hari, bos mereka tidak mau melihat mereka 
  sebagai pusat dari dunia ini, sehingga mulai sekarang kita harus 
  berhati-hati bila menyampaikan pesan bahwa dunia berputar mengitari 
  mereka. Negara kita mungkin adalah negara demokrasi, tetapi hanya 
  ada sedikit pengusaha yang akan menawarkan pilihan kepada mereka. 
  Oleh sebab itu, kita harus mengajar mereka untuk tunduk pada 
  kekuasaan saat mereka masih muda.

  Pengendalian diri dipelajari oleh anak-anak yang masih kecil dengan 
  mengatakan "tidak" pada diri mereka sendiri dan "ya" pada orang tua 
  mereka. Oleh sebab itu, kita secara khusus harus memberikan 
  kepemimpinan yang kuat pada awal hidup mereka, memberi mereka 
  sedikit kesempatan berbicara atas keputusan yang kita buat untuk 
  mereka. Mereka tidak harus diikutsertakan sebagai bagian dari "tim 
  kepemimpinan orang tua", bukan hanya karena mereka harus belajar 
  menyangkal diri dengan mengikuti kepemimpinan orang tua, tetapi 
  karena secara psikologis mereka belum mampu menanggung stres dalam 
  menjalankan kehidupan rumah tangga. Anak-anak, yang dibebaskan dari 
  tugas-tugas itu, pada akhirnya akan merasa aman dan bahagia.

  Pada dasarnya, anak-anak mendapatkan pengendalian dari dalam diri 
  mereka dengan tunduk pada pengendalian yang berasal dari luar diri 
  mereka. Bila orang tua membuat larangan-larangan atas tingkah laku 
  anak-anak mereka, tidak pernah memberikan alasan mengapa mereka 
  harus patuh, dan membatasi pilihan pribadi anak-anak, maka saat 
  anak-anak ini berusia empat tahun, mereka sudah akan belajar 
  menyangkal diri dan dapat mengendalikan diri mereka. Anak usia empat 
  tahun yang bisa membangun dirinya sendiri, mampu menerima kekuasaan 
  orang tuanya sebagai orang tua, dan dengan pola pikir yang optimal 
  untuk mulai mendengarkan alasan-alasan bijak di balik perintah yang 
  diberikan oleh ayah dan ibunya. Bila alasan-alasan yang kita berikan 
  kepada anak-anak adalah alasan yang harus dipatuhi sebelum mereka 
  belajar patuh tanpa mengetahui alasannya, maka mereka tidak akan 
  belajar untuk menyangkal diri -- hal yang merupakan dasar utama dari 
  pengendalian diri. Anak yang telah belajar menyangkal diri adalah 
  anak yang tahu dia bisa bertahan dengan baik tanpa menuruti 
  kemauannya. Dia telah belajar bahwa kebahagiaannya tidak perlu 
  tergantung pada apa yang dia inginkan dalam hidupnya. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Family Ministries
  Judul asli artikel: The Importance of Teaching Children Self Control
  Penulis: Reb Bradley
  Alamat URL: http://www.familyministries.com/self%20control.htm

______________________________________________________________________
o/ TIPS o/

            MENGAJARKAN PENGENDALIAN DIRI KEPADA ANAK ANDA

  Kemarahan dan ledakan emosi anak-anak yang tidak terkendali bisa
  mengganggu orang tua yang paling sabar sekalipun.

  Baik saat anak-anak berada di tengah-tengah kerumunan di toko 
  serbaada, saat makan malam di hari libur bersama keluarga besar, 
  atau saat di rumah, perilaku yang terjadi dengan tiba-tiba ini bisa 
  sangat membuat frustasi. Tetapi orang tua bisa membantu anak-anak 
  belajar mengendalikan diri dan mengajarkan kepada mereka bagaimana 
  meresponi situasi-situasi tertentu tanpa bertindak impulsif.

  Menolong Anak Belajar Mengendalikan Diri

  Dengan belajar mengendalikan diri, anak-anak bisa membuat keputusan
  yang tepat dan menanggapi situasi yang menekan dengan cara-cara
  yang bisa memberikan hasil positif.

  Contohnya, bila Anda mengatakan bahwa Anda tidak akan menyajikan es 
  krim sampai setelah makan malam, anak Anda mungkin menangis, membuat 
  alasan, atau bahkan berteriak dengan harapan Anda akan memberi 
  mereka es krim. Tetapi dengan pengendalian diri, anak Anda bisa 
  memahami bahwa emosi yang meledak-ledak tidak akan membuat Anda 
  memberikan es krim, sehingga akan lebih bijaksana bila menunggu 
  dengan sabar.

  Berikut beberapa saran tentang bagaimana menolong anak-anak Anda
  belajar mengendalikan tingkah laku mereka.

  1. Anak baru lahir sampai usia 2 tahun.
     Bayi dan balita bisa frustasi karena besarnya jarak antara
     hal-hal yang mereka inginkan dan apa yang dapat mereka lakukan.
     Sering kali, ledakan emosi merupakan respons mereka ketika
     menghadapi hal tersebut. Mereka juga kadang mencoba melindungi
     emosi mereka dengan merusak mainan kecil mereka atau
     kegiatan-kegiatan lain. Bagi anak-anak yang menginjak usia 2
     tahun, cobalah untuk memberikan waktu menyendiri sebentar di
     suatu tempat tertentu -- seperti di kursi dapur atau anak tangga
     yang paling bawah -- untuk menunjukkan konsekuensi dari ledakan
     emosi, dan ajarkan bahwa lebih baik menyendiri sebentar daripada
     meledakkan kemarahan.

  2. Anak usia 3 -- 5 tahun.
     Anda bisa saja terus menggunakan waktu menyendiri. Namun,
     daripada memaksakan batas waktu tertentu, hentikan waktu
     menyendiri saat anak sudah mulai tenang. Ini membantu anak-anak
     meningkatkan tingkat pengendalian diri mereka. Pujilah mereka
     agar tidak kehilangan kendali dalam situasi yang membuat frustasi
     atau sulit.

  3. Anak usia 6 -- 9 tahun.
     Saat anak masuk sekolah, mereka bisa memahami konsekuensi yang
     diberikan dengan lebih baik, dan mereka bisa memilih tingkah laku
     yang baik dan yang tidak baik. Anak Anda mungkin bisa terbantu
     dengan membayangkan suatu tanda berhenti yang harus dipatuhi dan
     memikirkan keadaan tertentu sebelum memberikan respons. Doronglah
     anak Anda untuk melalui situasi yang membuat frustasi selama
     beberapa menit untuk menenangkan diri, dan bukannya malah
     meledakkan emosinya.

  4. Anak usia 10 -- 12 tahun.
     Anak-anak yang lebih besar biasanya bisa lebih baik dalam
     memahami perasaan mereka. Doronglah mereka untuk memikirkan apa
     yang menyebabkan mereka kehilangan kendali dan ajak mereka
     menganalisanya. Jelaskanlah, terkadang situasi-situasi yang pada
     awalnya membuat sedih, dapat berakhir dengan sangat berantakan.
     Bujuklah anak untuk meluangkan waktu sebentar sebelum meresponi
     suatu situasi.

  5. Anak usia 13 -- 17.
     Pada usia ini, anak-anak seharusnya dapat mengendalikan sebagian
     besar tindakan mereka. Tetapi, ingatkan para remaja untuk
     memikirkan konsekuensi jangka panjangnya. Bujuklah mereka supaya
     berhenti sejenak untuk mengevaluasi situasi yang menyedihkan itu
     sebelum memberikan respons dan bicarakanlah masalah-masalahnya
     daripada kehilangan kendali, membanting pintu, atau berteriak.
     Bila perlu, disiplinkan anak remaja Anda dengan memberikan hak
     istimewa untuk menguatkan pesan bahwa pengendalian diri adalah
     keterampilan yang penting.

  Saat Anak-Anak Lepas Kendali

  Berikan contoh yang baik untuk anak-anak Anda dengan menunjukkan 
  cara-cara yang sehat dalam memberikan reaksi atas situasi yang 
  membuat mereka stres. Sesulit apa pun, tetaplah berusaha untuk tidak 
  berteriak saat Anda sedang mendisplin anak-anak Anda. Sebaliknya, 
  cobalah untuk tegas dan fokus pada masalah.

  Saat anak Anda sudah mulai tenang, tetaplah tenang dan jelaskan 
  bahwa berteriak, emosi yang meledak, dan membanting pintu adalah 
  perilaku yang tidak dapat diterima dan ada konsekuensinya -- lalu 
  katakan apa konsekuensinya.

  Tindakan Anda bisa menunjukkan bahwa kemarahan bukanlah cara yang 
  tepat bagi anak-anak untuk meminta sesuatu. Contohnya, bila anak 
  Anda marah di toko serbaada setelah Anda menjelaskan mengapa Anda 
  tidak mau membelikan permen untuknya, jangan menyerah -- hal ini 
  menunjukkan bahwa kemarahan adalah sesuatu yang tidak dapat diterima 
  dan tidak efektif untuk mereka lakukan.

  Bila anak Anda sering kehilangan kendali dan terus
  mendebat/membantah, antisosial, atau impulsif, atau bila
  kemarahannya lebih dari 10 menit, bicarakan hal ini dengan dokter
  anak Anda. Bicarakan pula dengan dokter bila kemarahan anak Anda
  yang masih sekolah itu disertai dengan:
  - kegelisahan/keresahan,
  - sikap impulsif,
  - sikap menentang,
  - kesulitan dalam berkonsentrasi,
  - harga diri yang rendah, atau
  - menurunnya prestasi di sekolah.

  Pertimbangkan untuk berbicara dengan guru anak Anda tentang susunan
  ruang kelas dan tingkah laku yang tepat seperti yang diharapkan.
  Juga, lihatlah pada tindakan Anda sendiri apakah Anda sedang
  mengatasi sebaik mungkin situasi yang membuat stres. Bila tidak,
  Anda mungkin ingin bertanya kepada dokter Anda apakah diperlukan
  konseling keluarga. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: KidsHealth.org
  Judul asli artikel: Teaching Your Child Self-Control
  Penulis: Barbara P. Homeier, MD
  Alamat URL: http://kidshealth.org/parent/emotions/behavior/self_control.html

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR o/

                PELAJARAN BUAH ROH: PENGENDALIAN DIRI

  Ayat yang Dipelajari:
  2 Petrus 1:5-7: "Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh
  berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada
  kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri,
  kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
  dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih
  akan saudara-saudara kasih akan semua orang."

  Pelajaran dari Alkitab:
  Yusuf di Kejadian 39

  Menghadapi pencobaan tidaklah mudah, begitu juga saat saat Yusuf 
  menghadapi godaan dari istri Potifar. Yusuf, seorang yang setia, 
  telah bahagia berada di rumah Potifar dan dia sangat dipercaya oleh 
  Potifar. Godaan muncul saat istri Potifar menghampiri Yusuf. Yusuf 
  menolak godaan itu dan memilih untuk melarikan diri. Dia selalu 
  menolak, hingga suatu hari Yusuf meninggalkan pakaiannya. Istri 
  Potifar memanfaatkan kesempatan itu dan menuduh Yusuf mencoba 
  memerkosanya. Potifar memercayai istrinya dan memenjarakan Yusuf. Di 
  dalam penjara, Yusuf menjadi orang kepercayaan kepala penjara itu. 
  Dari situ, dan atas keadaan serta campur tangan Tuhan, Yusuf 
  akhirnya menjadi orang yang paling dipercaya atas seluruh Mesir pada 
  masa itu.

  Pelajaran yang Diambil:
  Yusuf menghadapi beragam godaan dari istri Potifar hingga keinginan
  untuk balas dendam kepada saudara-saudaranya yang menjual dia
  menjadi budak. Tetapi Yusuf tidak pernah ragu-ragu pada
  pengabdiannya kepada Tuhan. Tindakan-tindakannya selalu didasarkan
  pada hubungan dan imannya kepada Tuhan. Saat dia menolak istri
  Potifar, dia berkata, "Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan
  yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"

  Dari sini, kita bisa belajar dari pengendalian diri Yusuf. Sekarang 
  ini, sangat mudah bagi kita untuk menyerah pada pencobaan yang 
  dihadapi oleh para remaja kristen. Kadang-kadang, lebih sulit bagi 
  kita untuk menghadapi daripada menyerah pada godaan itu. Selain itu, 
  ada banyak tekanan dari teman-teman sebaya untuk mabuk, terjun dalam 
  dunia seks bebas, menggunakan obat terlarang, tidak ke gereja, dan 
  banyak lagi lainnya.

  Namun, Tuhan menghargai pengendalian dirimu. Lihatlah Yusuf. Saat
  dia menghabiskan waktu bertahun-tahun di penjara dan menjadi budak,
  akhirnya dia menempati posisi terpenting di Mesir, bahkan bertemu
  dengan keluarganya lagi. Tuhan akhirnya akan menghargai pengendalian
  dirimu. Yang perlu kamu lakukan adalah bersabar.

  Fokus Doa:
  Minggu ini, fokuskan doamu pada pengendalian diri. Buatlah daftar
  hal-hal dalam hidupmu yang kamu rasa masih lemah dan perlu
  pengendalian diri. Mintalah kepada Tuhan untuk menolongmu mengatasi
  godaan itu. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Nama situs: Christian Teens
  Judul asli artikel: Fruit of the Spirit Bible Study: Self-Control
  Penulis: Kelli Mahoney
  Alamat URL: http://christianteens.about.com/od/fruitofthespirit/a/FruitSelfContro.htm

______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/

                        SITUS UNTUK ANAK:
        TEACHING HEART -- CHILDREN MINISTRIES HOME PAGE
      http://www.teachinghearts.org/dre01mainkidsnotes.html

  Internet bukanlah dunianya orang dewasa saja. Anak-anak pun perlu 
  mengenal apa itu internet dan ikut mengambil bagian dalam dunia 
  maya. Namun, anak-anak tetap harus didampingi. Tidak semua situs 
  ditujukan untuk anak. Pilihlah saja situs-situs yang memang 
  dikhususkan untuk dikonsumsi anak-anak. Seperti situs Teaching Heart 
  yang memiliki halaman khusus bagi anak ini. Dalam halaman Children 
  Ministries Home Page, tersedia cerita-cerita Alkitab untuk anak, 
  permainan, pengetahuan, dan keterampilan tangan. Harapannya, melalui 
  situs ini, anak-anak dapat semakin mencintai Tuhan setelah 
  menyelidiki semua yang Tuhan perbuat.

  Menariknya, dalam situs ini juga terdapat panduan bagi anak yang 
  ingin bermain-main di dunia maya. Berikut kami terjemahkan isinya 
  bagi Anda untuk disampaikan kepada anak-anak layan Anda.

  Keamanan dalam Berinternet

  Internet kadang-kadang bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk 
  mendapatkan informasi dan bersenang-senang. Tetapi, delapan dari 
  sepuluh situs yang ada di internet ternyata memiliki dampak negatif 
  bagi anak-anak. Jadi, sebelum menggunakan internet, pelajarilah 
  peraturan-peraturan keamanan berikut ini bersama orang tua atau 
  guru.
  - Selalu bersikap sopan.
  - Mintalah pada orang tua untuk menyediakan waktu bersamamu saat
    online, sehingga kamu bisa menunjukkan kepada mereka beberapa hal
    menarik yang telah kamu temukan.
  - Gunakan internet hanya saat orang tuamu mengatakan kamu boleh
    menggunakannya, dan hanya sepanjang waktu yang diberikan.
  - Jangan mengirimkan gambar dirimu atau keluargamu kepada siapa pun
    tanpa izin dari orang tuamu.
  - Jangan berikan informasi pribadi, misalnya nama, alamat, nomor
    telepon, atau nama sekolah, kepada siapa pun tanpa seizin orang
    tuamu.
  - Jangan memberikan tanggapan pada setiap pesan e-mail yang kamu
    dapatkan bila pesan-pesan itu aneh, tidak baik, atau membuatmu
    sedih, dan segera katakan pada orang tua atau gurumu.
  - Segera hentikan bila kamu melihat atau membaca sesuatu di situs
    yang membuatmu sedih, dan katakan kepada orang tua atau gurumu
    tentang hal itu.
  - Jangan pernah bertemu dengan seseorang yang kamu kenal di internet
    tanpa ditemani orang tuamu atau tanpa izin dari mereka untuk kamu
    boleh pergi sendiri.
  - Jangan melanggar hak cipta dengan mengambil kata-kata, 
    gambar-gambar, atau audio dari situs orang lain tanpa seizin
    pemilik situs.

  Selamat memperkenalkan internet kepada anak-anak layan Anda!

  Oleh: Davida (Redaksi)

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/

  Orang-orang dewasa yang berhasil mengendalikan diri mereka sendiri
    telah belajar mengendalikan diri saat mereka masih anak-anak.
    
______________________________________________________________________

Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________

Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org