Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/417

e-BinaAnak edisi 417 (29-1-2009)

Menjadi Bagian dalam Gereja

 

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 417/JANUARI/2009

  - SALAM DARI REDAKSI: Guru Sekolah Minggu: Bagian Penting dalam
                        Pelayanan Gereja
  - ARTIKEL: Peranan Guru Sekolah Minggu
  - MUTIARA GURU
  - TIPS: Apa Tugas Seorang Guru Sekolah Minggu?
  - BAHAN MENGAJAR: Mengikuti Sekolah Minggu
  - WARNET PENA: Referensi Seputar "Peranan Guru Sekolah Minggu dalam 
   		 Gereja" di Situs PEPAK

______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

     GURU SEKOLAH MINGGU: BAGIAN PENTING DALAM PELAYANAN GEREJA

  Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,

  Melayani menjadi guru sekolah minggu memang tidak segampang yang 
  dibayangkan. Banyak yang berpikir bahwa menjadi guru sekolah minggu 
  hanya memiliki tanggung jawab mengajak anak-anak bernyanyi, 
  bercerita, atau melakukan berbagai macam kreativitas. Tetapi tugas 
  seorang guru sekolah minggu lebih dari itu. Dia memiliki peranan 
  penting dalam mendidik dan membentuk anak-anak sesuai dengan 
  kehendak dan teladan yang Tuhan Yesus ajarkan. Lalu, sejauh manakah 
  peran para guru sekolah minggu di dalam gereja? Di edisi terakhir 
  publikasi e-BinaAnak ini, kami bagikan ke hadapan para Pelayan Anak 
  sekalian artikel maupun tips yang sekiranya mampu menggugah para 
  Pelayan Anak untuk merespons panggilan penting ini. Selamat membaca, 
  dan nantikan edisi e-BinaAnak di bulan Februari dengan sajian 
  menarik lainnya. Tuhan Yesus memberkati.

  Staf Redaksi e-BinaAnak,
  Tatik Wahyuningsih

     Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya
      kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu,
         hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan
                 pelayan dari semuanya." (Markus 9:35)
             < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Markus+9:35 >

______________________________________________________________________
ARTIKEL

                    PERANAN GURU SEKOLAH MINGGU

  Para guru sekolah minggu adalah pekerja-pekerja istimewa di Kerajaan 
  Allah. Saudara-saudara kita yang melayani sebagai guru sekolah 
  minggu yang setia ini berhak mendapat ucapan terima kasih, dukungan 
  dan dorongan kita atas usaha-usaha mereka. Penghargaan yang istimewa 
  seharusnya juga diberikan kepada orang-orang kudus di masa lalu yang 
  telah mengajar dan melatih guru-guru kita di masa sekarang ini. 
  Usaha-usaha mereka beberapa tahun dan dekade yang lalu kini 
  menghasilkan buah melalui para guru sekolah minggu di abad 21 ini.

  Kata Yunani "didaskolos" (guru) digunakan sendiri oleh Yesus. 
  Nikodemus mengakui bahwa Yesus adalah "guru yang diutus Allah" 
  (Yohanes 3:2). Para guru sekolah minggu dari berbagai usia harus 
  dengan serius mempelajari pesan pengajaran, metode, dan perilaku 
  Yesus. Karena Yesus selalu ada dalam setiap aspek kehidupan, maka 
  Yesus menjadi teladan yang harus diikuti dalam mengajar.

  Tuhan ingin seluruh anak-anak-Nya menjadi guru dalam artian semua 
  orang Kristen seharusnya berusaha mengajarkan Injil kepada orang 
  lain ("seharusnya menjadi pengajar," Ibrani 5:12). Di sisi lain, 
  Efesus 4:11 menunjukkan bahwa pada abad pertama, gereja merupakan 
  suatu kelompok istimewa dari orang-orang suci yang disebut sebagai 
  "para guru": "Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun 
  nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan 
  pengajar-pengajar."

  Konteks dari Efesus 4 ini, sama seperti referensi Perjanjian Baru 
  lainnya, (Kisah Para Rasul 13:1-3; 1 Korintus 12:28-30), menunjukkan 
  bahwa pada masa gereja mula-mula, setidaknya ada beberapa guru yang 
  memiliki karunia atau kekuatan yang luar biasa. Meskipun Roh Kudus 
  pada masa sekarang ini tidak lagi memberi kekuatan yang luar biasa 
  itu, masih tetap diperlukan guru yang mengabarkan Injil. Saat kita 
  berkumpul di kelas umum untuk mempelajari Alkitab, diperlukan 
  seseorang yang bertanggung jawab untuk mengajar dan menuntun kelas 
  ini. Di sinilah guru memegang peran yang sangat penting.

  Saya ingin menggunakan hal ini untuk mendesak, mengingatkan, dan 
  menuntut seluruh guru sekolah minggu untuk menjadi yang terbaik, 
  menjadi guru yang paling efektif semaksimal mungkin. Dengan menjadi 
  guru yang lebih baik yang pada gilirannya nanti menghasilkan pelayan 
  Kristus yang lebih baik, pada akhirnya akan menghasilkan pelayan 
  Tuhan yang lebih kuat, dan lebih banyak orang yang menuju jalan ke 
  surga. Itulah intinya!

  Para guru perlu mengingat apa yang harus mereka lakukan di dalam 
  kelas -- mengajar! Itulah fungsi dari seorang "guru" -- mengajar. 
  Kedengarannya sangat sederhana, tetapi sayangnya di beberapa tempat 
  sangat sedikit pengajaran yang diberikan di "sekolah minggu".

  Guru-guru sekolah minggu juga tidak boleh lupa pada subjek yang 
  mereka ajarkan -- Alkitab! Guru sekolah minggu telah diberi 
  kepercayaan atas tanggung jawab yang besar. Mereka diharapkan dapat 
  memimpin sekelompok orang, baik itu tua atau muda, dalam mempelajari 
  apa yang Tuhan katakan kepada kita dalam firman-Nya. Dalam beberapa 
  hal, buku latihan, papan peraga, dan peralatan mengajar lainnya 
  sangatlah diperlukan. Alat-alat ini dapat digunakan selama pesan 
  yang disampaikan tetap sesuai dengan firman Tuhan, tetapi buku 
  pegangan kita dalam belajar harus selalu Alkitab. Oleh sebab itu, 
  mereka yang melayani sebagai guru harus menjadi orang yang dengan 
  setia mengikuti perintah dalam Titus 2:1: "Beritakanlah apa yang 
  sesuai dengan ajaran yang sehat."

  Para guru perlu menjadi teladan yang taat, melayani sebagai contoh 
  yang ditiru oleh murid-murid mereka. Semua orang Kristen diharapkan 
  supaya "tiada beraib dan tiada bernoda" dan biarlah terang mereka 
  "bersinar" (Filipi 2:15; Matius 5:16). Ini khusus berlaku bagi 
  mereka yang melayani sebagai guru sekolah minggu. Banyak guru yang 
  telah kehilangan pengaruhnya atas murid-muridnya karena "mereka 
  mengajarkan tetapi tidak melakukan" (Matius 23:3), sama seperti 
  orang-orang pada masa Yesus. Pertanyaan Roh Kudus ini menuntut 
  pertimbangan yang serius dari seluruh guru sekolah minggu: 
  "Bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau 
  mengajar dirimu sendiri?" (Roma 2:21). Sederhananya, para guru harus 
  mendukung pesan yang disampaikan dengan gaya hidup yang benar, hidup 
  apa adanya, sepantasnya, dan taat (Titus 2:12).

  Jelas bahwa semua guru harus hadir dalam setiap pelayanan gereja, 
  termasuk mereka, para guru sekolah minggu. Seorang guru yang dengan 
  sengaja tidak menghadiri kelas atau pelayanan lain berarti tidak 
  memberikan pesan yang tepat kepada murid-murid mereka. Apa yang 
  murid-murid itu pikirkan saat mereka mengamati tingkah laku gurunya?

  Saya pernah mendengar salah satu saudara seiman yang secara rutin 
  mengajar sekolah minggu. Jemaat di mana dia menjadi anggotanya 
  mengadakan pertemuan penginjilan yang berlangsung selama beberapa 
  hari. Dia tidak menghadiri satu malam pun pertemuan itu (dia dengan 
  sengaja mengabaikan pertemuan itu). Di hari Minggu pagi setelah 
  pertemuan penginjilan itu, dia bertemu dengan seorang pengurus 
  gereja di depan pintu kelas di mana dia mengajar sekolah minggu. 
  Pengurus gereja itu mengatakan kepadanya bahwa gembala gereja telah 
  memutuskan bahwa dia tidak boleh lagi mengajar sekolah minggu. Dia 
  memprotes hal ini dan mengatakan bahwa kelas itu adalah kelasnya dan 
  dia harus mengajarnya. Pengurus gereja itu menjelaskan bahwa dia 
  telah mengajar murid-murid sekolah minggu itu sepanjang minggu itu 
  dengan tidak hadir pada pertemuan penginjilan, dan pengajaran 
  seperti itu bukanlah pengajaran yang diperlukan. Benar sekali apa 
  yang dikatakan pengurus gereja itu! Ya, tindakan saudara seiman itu 
  mengatakan banyak hal. Pertimbangkan beberapa saran bagi para guru 
  sekolah minggu.

  1. Antusiaslah saat berada di dalam kelas.
     Sikap ini membantu menciptakan suasana di mana ada keinginan yang
     kuat untuk belajar sebagai murid. Bila seorang guru terlalu
     banyak bergerak, membosankan, atau terus menguap karena kurang
     tidur, maka dia tidak bisa berharap bahwa murid-murid yang
     diajarnya akan sangat tertarik untuk mendengarkan apa yang dia
     katakan.

  2. Doronglah supaya muncul pertanyaan.
     Saat murid-murid bertanya, jawablah dengan sopan dan sabar. 
     Selalu gunakan Alkitab untuk menjawabnya: "menyelidiki Alkitab" 
     (Yohanes 5:39). Saat Anda tidak tahu jawabnya, akuilah itu, 
     kemudian katakan kepada murid-murid Anda bahwa Anda akan mencoba 
     memberi jawabannya sebelum minggu berikutnya.

  3. Tantanglah murid-murid Anda.
     Dalam beberapa kasus, mereka dapat melakukan lebih banyak dari
     yang dapat kita berikan kepada mereka. Berilah mereka 
     tugas-tugas. Tugas-tugas itu tidak akan membunuh mereka. Mereka 
     mungkin meresponsnya dengan mengatakan bahwa mereka sangat sibuk 
     dengan kegiatan sekolah atau pekerjaan, dan mungkin saja alasan 
     itu benar. Tetapi sekolah dan pekerjaan merupakan hal kedua 
     setelah mempelajari firman Tuhan.

  4. Berdoalah bagi murid-murid Anda.
     Doakan pengertian dan pertumbuhan rohani mereka melalui apa yang
     Anda lakukan. Biarkan mereka tahu bahwa Anda berdoa bagi mereka
     dan benar-benar peduli pada mereka.

  5. Tepat waktulah hadir di kelas.
     Bila pada kenyataannya, Anda dan murid-murid Anda langsung ke
     kelas tanpa terlebih dahulu diadakan pertemuan di aula atau
     tempat lain, maka hadirlah di kelas beberapa menit sebelum kelas
     dimulai dan beradalah di kelas menunggu jiwa-jiwa yang sangat
     berharga yang akan Anda ajar ini. Sapalah setiap murid dengan
     sapaan yang hangat. Mungkin ada keadaan-keadaan tertentu yang
     menyebabkan guru datang terlambat. Kejadian ini memang tidak
     dapat dihindari. Tetapi para guru yang punya kebiasaan terlambat
     hadir di kelas memberikan pesan yang sangat kuat (pesan yang
     sangat tidak diinginkan!) bagi murid-murid mereka.

     Bila seorang guru terlambat 5 menit sebanyak lima puluh kali 
     dalam setahun, maka dalam 1 tahun dia sudah mencuri waktu dari 
     murid-muridnya untuk mempelajari Alkitab selama 250 menit (4 jam 
     10 menit). Tentu saja dalam 10 tahun akan melewatkan 2500 menit 
     (lebih dari 40 jam) dan kehilangan selamanya! Anak-anak kita dan 
     anak-anak lain yang kita ajar patut mendapatkan perlakuan yang 
     lebih baik dari hal ini! Para guru yang bisa tepat waktu mengajak 
     murid-muridnya bermain bola atau kegiatan sekolah lainnya, tetapi 
     tidak bisa mengajak mereka dan diri mereka sendiri untuk tepat 
     waktu hadir dalam sekolah minggu, perlu memerhatikan dengan 
     serius contoh yang mereka berikan (2 Korintus 13:5).

  6. Siapkan baik-baik setiap kelas.
     Jangan biarkan ada yang mengganggu pelajaran dan persiapan Anda.
     Anak yang masih kecil sekalipun dapat "menusuk" guru yang tidak
     siap. Bila sekolah minggu merupakan pengajaran yang berharga,
     maka sangat penting untuk memberikan usaha yang terbaik (Kolose
     3:23), dan itu berarti harus mempersiapkan diri sebelum mengajar
     di kelas.

  7. Selalu ingat tujuan dari pelayanan Anda sebagai guru.
     Mengajar tidak berarti akan terbebas dari masalah. Mengajar bisa
     membuat frustrasi, bahkan kadang-kadang membuat putus asa. Saat
     kita merasa bahwa kita hanya melihat kemajuan yang sedikit pada
     murid-murid, kita perlu ingat bahwa Roma tidak dibangun dalam
     semalam saja, demikian juga dengan seorang anak yang belajar 
     kehendak Tuhan dan bagaimana berjalan dengan iman dalam jangka 
     waktu yang singkat. Teruslah bekerja dengan giat.

     Apa yang menjadi tujuan utama sekolah minggu kita? Apakah hanya 
     memberikan pengetahuan? Memang penting bahwa murid-murid harus 
     meningkatkan pengetahuannya, tetapi itu bukanlah tujuan akhir. 
     Apakah menunjukkan contoh yang baik secara terus-menerus 
     merupakan tujuan nomor satu dari seorang guru? Dalam artikel ini, 
     kita telah menekankan pentingnya guru dalam memberikan contoh 
     yang baik, tetapi menjadi contoh yang baik itu bukanlah tujuan 
     utamanya. Dalam sekolah minggu kita, apakah kita mencoba untuk 
     menolong murid-murid kita dengan lebih baik lagi? Benar, tetapi 
     tetap saja, melakukan yang lebih baik bukanlah tujuan akhir.

  Setiap guru harus tidak pernah lupa bahwa tujuan utama dari sekolah
  minggu adalah untuk membantu orang-orang belajar kehendak Tuhan
  sehingga melaluinya, mereka bisa tahu bagaimana melakukan kehendak
  Tuhan, diselamatkan, dan ke surga. Benar, dalam sekolah minggu, kita
  berusaha keras untuk membantu orang-orang menyiapkan diri ke surga.
  Jangan pernah pandangan itu hilang dari diri kita.

  Bagi semua guru sekolah minggu yang terus meluangkan banyak waktu
  dan usaha, dan yang benar-benar menunjukkan dalam hidupnya bahwa
  Kristus hidup dalam diri mereka (Galatia 2:20), kami berikan
  penghormatan atas tugas yang sudah mereka kerjakan dengan baik.
  Kadang-kadang, Anda merasa tidak dihargai, tetapi ingatlah bahwa
  "Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan
  kasihmu" (Ibrani 6:10). (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Union Grove Church Of Christ, Cleveland TN.
  Judul asli artikel: The Role Of Bible Class Teachers
  Penulis: Roger D. Campbell
  Alamat URL: http://www.ugcoc.com/Church/role_of_bible_class_teachers.htm

______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

       Giatlah membantu anak layan Anda belajar kehendak Tuhan 
                     dengan kasih dan kesabaran 
                  - Lestari (guru sekolah minggu) -

______________________________________________________________________
TIPS

             APA TUGAS SEORANG GURU SEKOLAH MINGGU?

  Jawaban yang biasa kita dengar dari para guru adalah sebagai 
  berikut.

  1. "Tugas saya memimpin acara kebaktian sekolah minggu", jawaban
     ini muncul karena selama waktu acara sekolah minggu (1 -- 1,5 
     jam) itu, guru mendominasi 90% waktu dengan terus berbicara untuk
     memimpin seluruh acara sekolah minggu. Sementara itu, anak lebih
     banyak pasif mendengar guru, dan anak juga diperintah ini dan
     itu. (Misalnya: "Ayo berdoa, mari memuji Tuhan, tepuk tangan!
     Atau semua harus diam!"). Bahkan, anak dipaksa diam sepanjang
     acara, dengan slogan: "Anak yang diam itu, anak sekolah minggu
     yang baik!" Apa benar tindakan guru semacam ini? Apakah ia tidak
     menjadikan anak hanya sebagai objek perintahnya: harus ini dan
     itu?

  2. "Tugas saya memimpin pujian", jawaban ini muncul karena memang
     guru yang menyuruh anak menyanyi, dan sering memaksa anaknya
     bernyanyi dengan suara keras. Anak begitu pasif, hanya menjadi
     objek yang diperintah untuk bernyanyi, untuk bergaya, untuk
     bertepuk tangan, dan kadang malah ditertawakan jika mereka
     melakukan gerakan lucu!

  3. "Tugas saya memimpin cerita", jawaban ini muncul karena memang
     guru mengisi waktu cerita 20-30 menit itu dengan ia berbicara
     sendiri, sementara anak dipaksa diam (sebagai pendengar setia),
     sedang guru sebagai "dosen" yang harus didengarkan apa pun isi
     pembicaraannya.

  4. "Tugas saya memimpin doa", jawaban ini muncul karena memang guru
     yang berdoa, anak cuma objek pendengar doa guru, anak ikut
     menutup mata dan membuka mata, itu pun harus diperintah oleh
     guru. Apakah anak itu sendiri sebagai subjek yang berdoa? Bukan!
     Tetapi justru gurunyalah yang berdoa.

  5. "Tugas saya membuat alat peraga", "Tugas saya mengadakan kegiatan
     aktivitas anak, baik mewarnai, hasta karya, dan lainnya", "Tugas
     saya mengajak anak ke sekolah minggu", "tugas saya mengadakan
     acara Natal sekolah minggu dan acara-acara anak yang lain",
     "Tugas saya mengikuti persiapan guru", dan jawaban lain yang
     senada dengan jawaban-jawaban itu. Semua itu sering kali membuat
     anak hanya menjadi objek yang pasif, sedang guru menjadi subjek
     yang aktif!

  Coba kita analisa jawaban-jawaban tersebut secara cermat! Hasilnya
  dapat disimpulkan adanya model hubungan guru-anak sebagai berikut:

      Guru ---> - memimpin (sesuatu kegiatan)       ---> Anak SM
                - mengajak (melakukan sesuatu hal)
                - mengadakan (sesuatu kegiatan)
                - menyiapkan (sesuatu hal)

  Dengan kata lain, model hubungan guru-anak menjadi hubungan
  antara:

  Subjek ---> (guru mendominasi 90% waktu/kegiatan) ---> Objek
  superior                                               inferior
  aktif	                                                 pasif


  Perhatikan arus komunikasi di atas hanya searah: dari guru sebagai 
  subjek kepada anak sebagai objek yang pasif, sehingga sekolah minggu 
  adalah "acara dari guru dan oleh guru (dan akhirnya sering menjadi 
  acara "untuk" guru juga)". Akibatnya, guru menjadi semakin pandai 
  dalam segala hal (guru semakin pandai berdoa, bernyanyi, tetapi ia 
  cepat kelelahan dan cepat jenuh), sedang anak sebagai murid hanya 
  menjadi objek saja, dengan kemajuan yang kurang berarti! Padahal 
  yang seharusnya menjadi subjek sekolah minggu adalah anak, bukankah 
  seharusnya anak yang dididik, sehingga semakin pandai dalam segala 
  hal, semakin pandai dalam hal berdoa, memuji Tuhan, memahami firman 
  Tuhan, dan sebagainya? Lalu bagaimana solusinya? sekolah minggu 
  perlu memiliki pola pendidikan yang terencana.

  Untuk mengetahui bagaimana mengatur sekolah minggu Anda dengan lebih
  terencana, silakan para Pelayan Anak melihat artikel selengkapnya
  di: http://pepak.sabda.org/mendidik_anak_sekolah_minggu_secara_terencana

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu
  Judul asli artikel: Analisis Pertanyaan: "Apa Tugas Seorang GSM?"
  Penulis: Paulus Lie
  Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 1999
  Halaman: 62 -- 63

______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR

                     MENGIKUTI SEKOLAH MINGGU

  Mengapa pergi ke sekolah minggu dan ke gereja setiap hari Minggu itu
  sangat penting?

  Hal ini sangat penting karena Tuhan ingin kita dapat bersama-sama 
  dengan orang Kristen lainnya dan berbincang-bincang dengan mereka 
  tentang Tuhan dan semua yang telah Dia kerjakan bagi kita, serta 
  memuji-Nya bersama-sama. Tuhan juga mengatakan di dalam Alkitab 
  supaya kita tidak lupa untuk melakukan hal ini. Jika kita 
  melupakannya dan tidak pergi ke sekolah minggu dan gereja, hal ini 
  akan menyebabkan kita sulit untuk tetap mencintai Yesus sejauh yang 
  kita mampu. Tuhan telah menciptakan kita, sehingga kita perlu saling 
  membantu dengan orang lain.

  Ketika kamu pergi ke sekolah minggu, maka sangat penting untuk 
  mengingat bahwa Tuhan sedang memintamu untuk pergi ke sekolah minggu 
  supaya kamu dapat membantu teman-temanmu untuk mencintai Tuhan lebih 
  lagi. Kamu akan belajar banyak tentang Yesus ketika kamu pergi ke 
  sana, tetapi kamu tidak seharusnya pergi ke sekolah minggu hanya 
  supaya ditolong, tetapi untuk menolong teman yang lain. Hal ini 
  berarti bahwa kamu harus berhati-hati dengan apa yang kamu lakukan 
  di sekolah minggu. Kamu harus menghormati guru dan tidak membuat 
  keributan di dalam kelas, sebab kamu berada di tempat di mana Tuhan 
  berada dan datang ke sana untuk menyembah-Nya dan belajar tentang 
  Juru Selamat kita.

  Sebuah hal yang indah ketika ada anak laki-laki dan perempuan yang
  tidak mengenal Yesus datang bersamamu ke sekolah minggu. Apakah kamu
  memiliki tetangga di sebelah rumahmu atau di seberang jalan, yang
  belum mengenal banyak tentang Yesus? Mungkin kamu dapat mengajak dia
  untuk datang ke sekolah minggu, dan mungkin ini adalah salah satu
  cara bagi dia untuk mengetahui lebih banyak bahwa Tuhan sangat
  mengasihinya.

  Mengikuti kebaktian di gereja berbeda dengan mengikuti sekolah 
  minggu dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk duduk diam! 
  Terkadang, anak-anak sangat sulit untuk duduk diam dan mendengarkan, 
  sebab bukan hal yang mudah untuk memahami apa yang disampaikan oleh 
  pendeta. Tetapi, belajar untuk mendengar dan menikmati hal-hal yang 
  dapat dipahami dan kemudian memikirkannya merupakan latihan yang 
  baik.

  Salah satu cara yang baik supaya siap mengikuti kebaktian di gereja
  dan sekolah minggu adalah dengan memikirkannya sebelumnya. Jika di
  hari Sabtu kamu ingat bahwa "besok adalah hari Minggu dan harus
  pergi ke sekolah minggu dan gereja", maka kamu pun dapat
  mendoakannya dan minta kepada Tuhan untuk membantumu belajar banyak
  tentang Dia; dengan demikian kalian akan lebih siap untuk pergi dan
  memuji Dia ketika hari Minggu pagi tiba, dan tidak akan sulit untuk
  tetap duduk dengan tenang!

  Berikut cerita tentang seorang anak laki-laki yang memutuskan untuk
  tidak pergi ke sekolah minggu lagi. Sebaliknya, dia malah bermain
  dengan mainannya dan anak-anak lain yang menjadi tetangganya.
  Setelah beberapa waktu, anak laki-laki tersebut lupa bahwa Tuhan
  sangat mengasihi dia dan senantiasa mengawasi dia, dan dia dengan
  teman-temannya mencuri sepeda yang mereka lihat di halaman.
  Seseorang melihat mereka mengambil sepeda itu dan segera memanggil
  polisi. Anak laki-laki itu dibawa ke pengadilan dan hakim berbicara
  dengan dia. Kamu tahu apa yang hakim katakan? Dia berkata kepada
  anak itu bahwa dia sebaiknya segera mulai ikut sekolah minggu lagi.

  "Bila tidak," kata hakim itu, "kamu mungkin akan mencuri 
  barang-barang lain dan kemudian kami akan harus memasukkanmu ke 
  penjara. Tetapi bila kamu ikut sekolah minggu, kamu akan belajar 
  tentang Tuhan dan kamu tidak akan ingin mencuri lagi karena Dia 
  tidak ingin kamu melakukan hal itu."

  Tahun berganti tahun, anak laki-laki itu menjadi pria dewasa dan dia 
  bertemu dengan hakim itu lagi. "Hakim," katanya, "aku sangat 
  berterima kasih atas apa yang Anda katakan pada hari itu. Aku 
  kembali ikut sekolah minggu dan aku menerima Yesus Kristus sebagai 
  Juru Selamatku. Bila pada saat itu Anda tidak mengatakan hal itu 
  kepadaku, mungkin sekarang ini aku ada di penjara."

  Saya yakin bahwa anak laki-laki itu sangat senang karena di sekolah
  minggulah dia bertemu Yesus.

  Bacaan dari Alkitab: Ibrani 10:24-25

  Pertanyaan:

  1. Dapatkah kamu menyebutkan dua alasan mengapa perlu ikut sekolah
     minggu?

  2. Bagaimana sekolah minggu membantu anak-anak lain di sekolah
     minggumu saat kamu ada di sana?

  3. Mengapa sangat membantu bila di hari Sabtu kita memikirkan untuk
     ikut sekolah minggu?

  4. Seharusnyakah kita ikut sekolah minggu bila kita tidak bisa diam
     dan menghormati guru-guru kita?

  Doa:
  Bapa kami, kami berterima kasih karena ada banyak orang Kristen lain
  yang bisa diajak berbincang-bincang. Kami berterima kasih atas 
  guru-guru sekolah minggu kami dan pendeta di gereja kami. Berkatilah
  mereka dan bantulah mereka saat mereka menyiapkan diri untuk
  mengajar kami di hari Minggu berikutnya. Tolong kami supaya bisa
  menikmati apa yang dikatakan dan memahami apa yang Engkau katakan
  kepada kami melalui mereka. Dalam nama Yesus. Amin. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: Devotions for the Children`s Hour
  Judul asli artikel: Going to Sunday School
  Penulis: Kenneth N. Taylor
  Penerbit: Moody Press, Chicago 1977
  Halaman: 158 -- 161

______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/

           REFERENSI SEPUTAR "PERANAN GURU SEKOLAH MINGGU
                   DALAM GEREJA" DI SITUS PEPAK

  Menjadi bagian dalam pekerjaan Allah adalah sebuah hal yang 
  membanggakan bagi kita, para guru sekolah minggu tentunya. Tanggung 
  jawab kita adalah membawa anak-anak akan pengenalan terhadap 
  Kristus. Keterlibatan pelayan guru sekolah minggu ini, tentu saja 
  tidak lepas dari peran gereja itu sendiri. Melihat salah satu dampak 
  penting keberadaan sekolah minggu adalah penentu pertumbuhan gereja. 
  Meskipun demikian, kita sebagai para pelayan anak juga tidak boleh 
  lupa akan esensi penting dari pelayanan kita, yakni membantu anak 
  layan kita dalam pertumbuhan imannya.

  Berikut kami berikan referensi artikel tentang peran guru sekolah 
  minggu terhadap gereja. Silakan berkunjung ke alamat berikut dan 
  semoga membantu.

  ==> http://pepak.sabda.org/tanggung_jawab_guru_sm_terhadap_gereja
  ==> http://pepak.sabda.org/bagaimana_seorang_guru_sekolah_minggu_mengasihi_gereja
  ==> http://pepak.sabda.org/hubungan_sekolah_minggu_dengan_gereja
  ==> http://pepak.sabda.org/guru_sm_sebagai_penentu_pertumbuhan_gereja
  ==> http://pepak.sabda.org/bagaimana_seorang_guru_sekolah_minggu_mengasihi_gereja

______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org