Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/450

e-BinaAnak edisi 450 (16-9-2009)

Menolong Anak yang Suka Khawatir

 
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 450/SEPTEMBER/2009

  - SALAM DARI REDAKSI: Jauhkan Anak dari Jurang Kekhawatiran!
  - ARTIKEL: Anak yang Suka Khawatir
  - MUTIARA GURU
  - TIPS 1: Bagaimana Membantu Anak yang Khawatir?
  - TIPS 2: Katakan pada Tuhan Bagaimana Perasaanmu
  - BAHAN MENGAJAR: Tidak Takut
  - WARNET PENA: Situs Pelitaku: Memperlengkapi Keterampilan Menulis
                 Anda

______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

               JAUHKAN ANAK DARI JURANG KEKHAWATIRAN!

  Shalom,

  Kekhawatiran tidak hanya terjadi kepada orang dewasa saja. Anak-anak 
  juga bisa mengalami hal tersebut. Kekhawatiran pada anak bisa 
  bermacam-macam, misalnya khawatir jika tidak naik kelas, takut jika 
  terjadi hal-hal buruk ketika mereka tinggal di rumah sendiri, dan 
  lain-lain. Jika kekhawatiran sudah menuju ke tahap yang serius, si 
  anak terkadang menunjukkan gejala seperti menangis keras, histeris, 
  takut yang berlebihan, dan lain sebagainya. Hal ini harus 
  diwaspadai. Jangan sampai masalah ini berkelanjutan dan berdampak 
  kurang baik bagi perkembangan psikis anak itu sendiri. Guru sekolah 
  minggu pun perlu memerhatikan anak-anak layannya -- apakah ada di 
  antara mereka yang memiliki rasa khawatir yang berlebihan. Jika ada, 
  adalah tugas Anda untuk menolong anak-anak tersebut.

  Untuk membantu Pelayan Anak menolong anak-anak layan, khususnya yang 
  memiliki masalah kekhawatiran, redaksi telah menyediakan artikel dan 
  tips menarik yang bisa Anda terapkan. Jangan lupa untuk senantiasa 
  bekerja sama dengan orang tua murid karena hal itu akan memudahkan 
  Anda mencari penyebab kekhawatiran dari si anak. Selamat menyimak 
  dan jangan lupa untuk membagikan informasi ini kepada rekan 
  sepelayanan Anda. Selamat melayani. Tuhan Yesus memberkati.

  Staf Redaksi e-BinaAnak,
  Kristina Dwi Lestari
  http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/
  http://pepak.sabda.org/

      "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
  nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
             permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6)
              < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+4:6 >

______________________________________________________________________
ARTIKEL

                       ANAK YANG SUKA KHAWATIR

  A. Pengertian Masalah

  Khawatir adalah reaksi emosi dari semua peristiwa yang menimbulkan 
  efek rasa takut ke dalam diri. Dewasa ini, masyarakat hidup dalam 
  persaingan yang hebat. Demikian juga anak, sejak kecil sudah hidup 
  bersaing untuk memperoleh hasil yang lebih baik dengan belajar. 
  Jadi, tidaklah mengherankan bila hal itu menambah tekanan bagi anak. 
  "Kekhawatiran" sudah menjadi hal yang umum. Dua hal yang berbeda, 
  yaitu kekhawatiran dan ketakutan, menjadi begitu erat. Ketakutan 
  adalah objek yang jelas dan itu mudah diatasi, akan tetapi 
  kekhawatiran adalah suatu perasaan terancam yang menyerang jiwa 
  anak. Anak yang terlalu khawatir biasanya dikarenakan hadirnya suatu 
  ketegangan dalam syarafnya. Sigmund Freud membagi perasaan khawatir 
  ke dalam tiga kategori.

  1. Khawatir yang Sesungguhnya

  Ketika seseorang menghadapi bahaya dan ancaman serta belum menemukan
  cara penyelesaiannya, pastilah dalam ketakutannya timbul perasaan
  khawatir. Sebagai contoh, saat anak menantikan pengumuman hasil
  ujian yang ia sendiri tidak yakin, atau saat anak baru pindah ke
  tempat yang baru dan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri.

  2. Khawatir Karena Ketegangan Saraf

  Ada sebagian anak yang peka dengan kekhawatiran, apalagi menghadapi
  masa depannya. Bila anak tidak tumbuh dalam lingkungan dan keluarga
  yang memberi rasa aman kepadanya, maka ia akan merasa khawatir,
  tegang, dan terlalu peka terhadap setiap hal yang akan terjadi.

  3. Khawatir Secara Moral atau Karena Dosa

  Ragam kekhawatiran ini disebabkan adanya tuntutan yang terlalu
  tinggi terhadap diri sendiri, sering menegur diri sendiri, dan
  sering merasa khawatir dengan kesalahan yang pernah dilakukan.
  Jikalau tuntutan orang tua terhadap anak sangat tinggi, anak akan
  mengalami kekhawatiran dan merasa tegang.

  B. Pernyataan Masalah

  Khawatir adalah perasaan yang dapat membuat seseorang menderita, 
  cemas, dan ragu terhadap diri sendiri. Ciri-ciri seseorang yang 
  sedang mengalami kekhawatiran yang serius ialah: menjadi agresif, 
  histeris, menangis keras, berteriak, bermimpi buruk, kehilangan 
  nafsu makan, dan sesak napas. Terlebih lagi bila anak mengalami 
  gangguan fisik, seperti jantung berdebar keras, tekanan darah 
  tinggi, muntah-muntah, keluar keringat dingin, ketegangan jiwa, 
  kejang pada otot, dan lain sebagainya.

  C. Penyebab Masalah

  1. Sifat Pembawaan

  H.J. Eysenack berpendapat bahwa masalah kekhawatiran sebagian dapat
  disebabkan karena keturunan dan sebagian lagi karena lingkungan.
  Beberapa pakar berpendapat bahwa kandungan seorang ibu termasuk satu
  lingkungan, oleh karena itu bila pembawaan si ibu sering cemas dan
  khawatir, ia akan melahirkan seorang anak yang suka khawatir atau
  anak yang melankolis.

  2. Kurang Rasa Aman

  Kurang rasa aman atau terlalu banyak mengalami frustrasi juga dapat 
  menyebabkan seseorang menjadi khawatir. Seorang anak dapat merasa 
  begitu cemas sebab ditolak oleh orang tua atau oleh guru, atau tidak 
  diterima oleh teman-temannya. Tidak adanya pemeliharaan yang baik 
  dari orang tua, kelemahlembutan, dan keharmonisan antara orang tua 
  juga dapat menyebabkan timbulnya rasa khawatir dan cemas dalam diri 
  si anak.

  3. Rasa Ketakutan

  Bagi anak, mendapat teguran yang keras atau tuntutan yang berlebihan 
  dari orang tua atau guru merupakan suatu ketakutan yang besar. Juga 
  ada ketakutan yang tidak perlu, yaitu khawatir pada hal yang akan 
  datang. Jikalau anak bisa mengenal apa yang menjadi objek dari 
  ketakutannya, maka hal itu akan menolong anak untuk mengurangi 
  kekhawatirannya.

  D. Penyelesaian Masalah

  1. Mengintrospeksi Diri

  Adakah orang tua bersikap terlalu keras atau mungkin suka banyak 
  mengkritik? Apakah kebutuhan jiwa anak diremehkan sehingga mereka 
  kehilangan rasa aman? Bila orang tua sendiri sering mengalami 
  kekhawatiran, maka suasana hati ini akan menular pada anak. Oleh 
  sebab itu, orang tua harus bersikap periang agar membantu anak 
  memiliki pandangan yang tepat terhadap hidup di dunia ini dan 
  melenyapkan rasa khawatir mereka.

  2. Sering Berbagi Rasa dengan Anak

  Kekhawatiran anak sering disebabkan karena anak tidak tahu apa yang 
  akan terjadi. Bila orang tua atau guru mampu berbagi rasa dengan 
  memberitahukan apa yang terjadi dan juga cara untuk mengatasinya, 
  mereka akan menolong anak mengurangi rasa khawatirnya, terlebih lagi 
  bila anak sampai mengalami ketakutan.

  3. Hindarkan Didikan yang Keras

  Anak akan mengalami kecemasan yang amat sangat apabila orang tua 
  atau guru terlalu keras dalam mendidik. Diperlukan sikap memahami 
  keadaan anak dan sikap penerimaan akan suatu kenyataan yang tidak 
  dapat diubah, misalnya anak memang kurang berbakat atau lemah dalam 
  hal-hal tertentu. Dengan demikian, orang tua tidak boleh menuntut 
  secara berlebihan terhadap anak, dan membebaskan anak dari rasa 
  khawatirnya.

  4. Belajar Bersandar pada Allah

  Firman Allah mengajarkan kita untuk jangan "khawatir tentang apa pun 
  juga" (Mat. 6:26-27), bahkan Allah memberi janji-Nya melalui Paulus: 
  "Jangan kamu khawatir tentang apa pun juga .... Damai sejahtera 
  Allah yang melampaui akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam 
  Yesus Kristus." (Flp. 4:6-7)

  Diambil dan disesuaikan dari:
  Judul buku: Menerobos Dunia Anak
  Penulis: Dr. Mary Go Setiawani
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2000
  Halaman: 118 -- 120

______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

                    Yakinkan anak layan Anda
           bahwa Tuhan Yesus senantiasa menyertai mereka
                      dalam keadaan apa pun.

______________________________________________________________________
TIPS 1

               BAGAIMANA MEMBANTU ANAK YANG KHAWATIR?

  Seperti orang dewasa, anak-anak pun terkadang juga mengalami 
  kekhawatiran. Belajar menangani kekhawatiran dan kegelisahan adalah 
  keterampilan hidup yang penting. Namun, seperti halnya orang dewasa, 
  anak-anak kehilangan pandangan dan mengalami kekhawatiran yang 
  berlebihan. Orang tua harus memberikan perhatian ketika kekhawatiran 
  normal menjadi kekhawatiran yang berlebihan. Berikut beberapa cara 
  untuk membantu anak yang khawatir agar merasa lebih nyaman.

  1. Langkah 1
     Perhatikan suasana hati anak Anda. Jangan terlalu mengawasi 
     keadaan emosinya, tapi tetap perhatikan apa yang sedang terjadi 
     di dunia kecilnya. Jika dia khawatir, Anda akan lebih menyatu 
     dengan perasaannya dan siap menolongnya.

  2. Langkah 2
     Kenali tanda-tanda kekhawatiran yang berlebihan. Anak Anda
     mungkin sulit tidur atau bermimpi buruk. Mungkin dia kembali 
     kepada kebiasaan-kebiasaannya sewaktu kecil, seperti menghisap 
     jari atau mengompol. Anak-anak yang benar-benar khawatir biasanya 
     lebih sering sakit perut atau sakit kepala. Bahkan ketika 
     penyebab sakit itu adalah rasa khawatir, rasa sakitnya 
     benar-benar terasa.

  3. Langkah 3
     Dengarkanlah anak Anda. Bertanyalah, tetapi jangan memaksanya. 
     Jika anak Anda terlihat enggan menunjukkan ketakutannya, bantu
     dia dengan bermain boneka dan mainan binatangnya untuk melukiskan
     keadaan hidup manusia. Anak Anda yang khawatir mungkin dapat 
     menunjukkan secara lebih jelas perasaannya melalui permainan.

  4. Langkah 4
     Jaga dan perhatikanlah rutinitasnya sedapat mungkin, walaupun 
     hidup Anda sendiri tidak teratur. Anak-anak akan merasa aman bila 
     mereka dapat mengetahui apa yang akan terjadi. Bahkan jika
     situasinya jelas akan menimbulkan kekhawatiran, seperti kematian 
     anggota keluarga, menjaga anak Anda untuk tetap makan
     dan tidur sesuai dengan pola kebiasaannya akan menjadi sesuatu 
     yang sangat membantu mereka.

  5. Langkah 5
     Yakinkan anak Anda bahwa dia akan baik-baik saja dan Anda akan 
     menjaganya. Anak-anak adalah pemikir-pemikir konkret. Jika dia 
     khawatir melihat rumah yang terbakar, jangan hanya berusaha 
     menjelaskan bahwa ada pemadam kebakaran di daerah setempat. Bantu 
     dia untuk merasa tenang dengan membawanya ke pemadam kebakaran 
     setempat, di mana dia bisa berbicara dengan petugas pemadam 
     kebakaran.

  6. Langkah 6
     Perhatikan kebiasaan Anda sendiri. Jika Anda adalah orang dewasa
     yang suka khawatir, Anda akan cenderung memiliki anak yang suka
     khawatir. Cobalah untuk tidak memperlihatkan kekhawatiran Anda di
     depan anak Anda.

  7. Langkah 7
     Mintalah bantuan untuk anak Anda yang sering khawatir jika
     kekhawatirannya tersebut sepertinya sudah tidak dapat
     dikendalikan lagi. Dokter anak Anda dapat memberi referensi
     kepada seorang psikolog anak. (t/Kristin)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: eHow.com
  Judul asli artikel: How Help Worried Child
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.ehow.com/how_2257555_help-worried-child.html

______________________________________________________________________
TIPS 2

  Dalam menghadapi anak yang sering merasa khawatir, harus terus 
  ditanamkan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Mengajarkan 
  kepada anak bahwa mereka bebas berbicara kepada Tuhan mengenai 
  perasaan mereka, merupakan cara yang baik. Berikut hal-hal yang 
  dapat Anda beritahukan kepada anak-anak layan Anda apa saja yang 
  bisa mereka sampaikan kepada Tuhan.

                KATAKAN PADA TUHAN BAGAIMANA PERASAANMU

    "Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat
    tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku. Mataku
    mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku." (Mazmur
    6:6-7)

  Berikan anak Anda keyakinan bahwa Allah tidak pernah terguncang atau
  terkejut mendengar apa yang dikatakan anak Anda pada-Nya. Biarkan
  anak Anda tahu ia bisa jujur sepenuhnya kepada Tuhan dan menyatakan
  apa saja yang ada di hatinya. Anak anda bisa mengatakan pada Tuhan
  ketika:

  - Bertanya-tanya mengenai kehidupan.
    Allah senang mendengar pertanyaan anak Anda. Ia akan menemukan
    cara untuk menjawabnya. Seorang teman kecil saya pernah bertanya 
    pada Tuhan dalam doa, "Dan Tuhan, saya ingin tahu -- apakah ulat 
    suka keju?"

  - Gelisah atau cemas.
    Anak-anak bisa khawatir. Anak-anak juga bisa sakit maag. Melalui
    doa, anak Anda bisa mengalami damai sejahtera dari Allah.

    "Tolong agar saya tidak takut, Tuhan, dalam menghadapi masa depan 
    saya. Penuhi hati saya dengan damai sejahtera-Mu."

  - Marah.
    Lebih baik berdoa daripada mengomel! Kemarahan reda ketika anak
    Anda berdoa dan menyerahkan keadaan pada Tuhan.

    "Saya marah dan kesal soal ini, Tuhan. Bebaskan saya dari rasa
    marah ini, dan saya percaya Engkau akan mengurus keadaan ini."

  - Gembira.
    Allah ingin tahu segembira apa anak Anda ketika ia memenangkan 
    sesuatu, atau menerima pujian yang baik, atau berhasil dalam suatu 
    hal yang ia coba lakukan. Allah senang melihat keberhasilan anak 
    Anda seperti halnya Anda sebagai orang tua.

    "Bapa di surga, terima kasih untuk hal indah yang terjadi pada
    saya hari ini. Saya tahu Engkau merencanakannya untuk saya!"

  - Sedih.
    Apakah anak Anda memikul beban kesedihan yang dalam? Apakah ia 
    ditolak? Apakah ia kecil hati karena berulang kali gagal? Dorong 
    dia untuk berpaling pada Tuhan dalam doa dan menyatakan 
    perasaannya pada Tuhan.

    "Bapa di surga, keadaan ini membuat saya sangat sedih hingga saya
    ingin menangis sepanjang waktu. Tolong sembuhkan hati saya yang
    luka dan angkat rasa nyeri yang saya rasakan ini. Tunjukkan apa
    yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki keadaan ini."

  Ajari anak Anda bahwa ia bisa memercayai Allah untuk hal-hal yang
  bahkan tidak bisa diceritakan pada sahabatnya. Allah bisa dan akan
  menyimpan rahasia anak Anda, Ia bisa dan akan mengampuni setiap dosa
  yang diakui anak Anda pada-Nya, Ia bisa dan akan bertindak untuk 
  anak Anda. Berdoa untuk menyatakan perasaan membantu anak Anda
  mengembangkan hubungan "percakapan" sesungguhnya dengan Tuhan. Anak
  Anda akan tahu apa artinya "berjalan dengan-Nya dan berbicara
  dengan-Nya" setiap hari.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: 52 Cara Sederhana Mengajar Anak Anda Berdoa
  Judul asli artikel: Katakan pada Tuhan Bagaimana Perasaan Anda
  Penulis: Roberta Hromas
  Penerjemah: Esther S. Mandjani
  Penerbit: Interaksara, Batam 1999
  Halaman: 131 -- 133

______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR

                             TIDAK TAKUT

  Baca: Mazmur 61:1-4

  "Oh, lihat!" seru Lana ketika dia dan keluarganya berjalan-jalan di 
  seksi kebun luar ruangan sebuah museum. "Bukankah anak-anak ayam itu 
  mengintip dari balik induknya?" "Ya, disitulah mereka berlindung 
  ketika ada sesuatu yang membuat mereka takut," jawab ayahnya.

  "Aku juga mau lihat," pinta Jonathan, adik laki-laki Lana. Sambil 
  memegang tangannya, Lana menggiring adiknya ke pagar dan 
  memperlihatkan kepadanya sang induk ayam dan anak-anaknya.

  "Bolehkah aku minta satu dari anak-anak ayam itu?" tanya Jonathan. 
  "Tidak, Sayang," kata Ibu. "Mereka pasti akan sangat kesepian jika 
  kita mengambil mereka dari induknya." Saat ibu berbicara, tetesan 
  air hujan mulai jatuh di sekeliling mereka.

  "Seberapa jauh untuk sampai ke mobil, Ayah?" tanya Lana sembari 
  menutupi kepalanya dengan jaket.

  "Ini adalah tempat yang luas, Nak. Kita harus berjalan jauh untuk
  bisa sampai ke tempat parkir," jawab Ayah, sambil melihat ke langit.
  "Ayah rasa kita akan kehujanan. Ayo kita pergi ke paviliun dan
  menunggu di sana." Keluarga itu berlari ke paviliun dan berkumpul
  bersama orang-orang yang juga berteduh di sana.

  "Lihat, apa yang Ibu dapatkan di dompet ibu," kata Ibu ketika 
  Jonathan mendekat kepadanya. Ibu mengeluarkan sebuah amplop kecil 
  dan membukanya. Saat ibu mengeluarkan isinya, ternyata isinya adalah 
  jas hujan tipis. Setelah memakainya, Ibu juga menutup tubuh Jonathan 
  dengan jas hujannya supaya mereka berdua tidak kehujanan. Yang bisa 
  terlihat dari Jonathan hanyalah kepalanya.

  "Lihat Jonathan, Ayah. Dia seperti anak-anak ayam tadi," kata Lana 
  sambil tertawa.

  "Anak-anak ayam itu takut!" protes Jonathan, "aku tidak takut." 
  "Tapi, jika kamu takut, di situlah seharusnya kamu berada," kata 
  Ayah. Ayah tersenyum kepada Jonathan. "Ini mengingatkanku kepada 
  Yesus. Dia ingin kita sedekat mungkin dengan-Nya. Maka, kita tidak 
  perlu takut lagi."

  "Sama seperti anak-anak ayam yang tidak takut ketika mereka dekat
  dengan induknya?" tanya Lana. 
  
  "Tepat sekali," kata Ibu. "Yesus sangat mencintai kita, indah 
  sekali, bukan?"

  Bagaimana dengan Kamu?

  Apakah terkadang kamu merasa takut? Apakah kamu tahu apa yang harus
  kamu lakukan bila merasa takut? Ke mana kamu akan meminta bantuan?
  Jika kamu adalah orang Kristen, kamu tidak perlu takut sebab Yesus
  tidak akan pernah meninggalkan kamu. Ketika kamu merasa takut,
  katakan ketakutanmu kepada-Nya, ingatlah bahwa dia berada di
  dekatmu. Percayalah kepada-Nya.

  Ayat Hafalan: "Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu." (Mazmur
  56:3) (t/Kristin)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: Devotions for Kids 2 (20 August)
  Judul asli artikel: Not Afraid
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Tyndale House Publishers, Illinois 1995
  Halaman: Tidak dicantumkan

______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/

        SITUS PELITAKU: MEMPERLENGKAPI KETERAMPILAN MENULIS ANDA
                     http://pelitaku.sabda.org/

  Anda rindu untuk berbagi berkat melalui artikel atau menulis cerita 
  untuk anak? Atau saat ini Anda sudah memiliki hasil karya tersebut 
  namun masih kurang percaya diri untuk mempublikasikannya? Cobalah 
  untuk meminta masukan ke rekan-rekan yang lain perihal isi tulisan 
  Anda. Nah, jika Anda masih membutuhkan berbagai macam referensi 
  seputar teknik dan dasar kepenulisan, silakan berkunjung ke situs 
  Penulis Literatur Kristen dan Umum (Pelitaku)! Di sana, Anda akan 
  mendapatkan informasi menarik tentang dunia kepenulisan. Selamat 
  berkunjung!

  a. Menulis Cerita Anak
     ==> http://pelitaku.sabda.org/menulis_cerita_anak

  b. Berkreativitas dengan Menulis Cerita Anak
     ==> http://pelitaku.sabda.org/berkreativitas_dengan_menulis_cerita_anak

  c. Dasar-Dasar Penulisan Cerita Anak-Anak
     ==> http://pelitaku.sabda.org/dasar_dasar_penulisan_cerita_anak_anak_0

  Untuk artikel dan tips tentang kepenulisan yang lain, silakan Anda
  mengunjungi alamat berikut ini.

  ==> http://pelitaku.sabda.org/daftar_artikel

______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
copyright(e) e-BinaAnak 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

BLOG SABDA: http://blog.sabda.org/

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org