Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/507

e-BinaAnak edisi 507 (3-11-2010)

Pertumbuhan Rohani Anak

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 507/November/2010

  - SALAM DARI REDAKSI: Pertumbuhan Rohani Anak
  - ARTIKEL: Bertumbuh Dalam Anugerah
  - TIPS: Seorang Anak yang Menerima Yesus Kristus
  - MUTIARA GURU
  - BAHAN MENGAJAR: Susun Ayat
  - WARNET PENA: Renungan Saat Teduh
______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
< binaanak(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org >

         Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
       Kunjungi sekarang juga di: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

                       PERTUMBUHAN ROHANI ANAK

  Shalom,

  Alangkah bahagianya apabila melihat anak-anak kecil bersukacita saat
  datang ke sekolah minggu. Terlebih lagi jika mereka mengalami
  pertumbuhan rohani serta pertumbuhan karakter. Perkembangan rohani
  dan karakter anak-anak sekolah minggu seringkali menjadi
  satu-satunya hal yang terkait dengan sekolah minggu. Benarkah
  demikian?

  Sekolah minggu tidak hanya terkait dengan perkembangan anak-anak
  saja, tetapi juga hal-hal lain, seperti: guru sekolah minggu,
  gereja, organisasi gereja, dan kuantitas anak sekolah minggu.
  Bisakah sekolah minggu mengalami perkembangan dengan baik tanpa ada
  guru yang rindu melayani, gereja yang membantu, organisasi gereja
  yang mendukung, dan keluarga yang ikut berperan aktif? Tentu saja
  tidak bisa. Perkembangan sekolah minggu memerlukan kerja sama yang
  baik antara gereja, guru, dan keluarga.

  Selama 1 bulan ini, e-BinaAnak akan menyajikan tema pertumbuhan
  sekolah minggu. Pertumbuhan dari sisi anak, guru, jumlah anak, dan
  organisasi gereja. Edisi kali ini akan memperdalam pengetahuan,
  konsep-konsep, dan respons anak terhadap hal-hal yang rohani.
  Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.

  Staf Redaksi e-BinaAnak
  Santi Titik Lestari
  http://pepak.sabda.org
  http://fb.sabda.org/binaanak
____________________________________________________________________
ayat

   "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci
       yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau
          kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus."
                         (2 Timotius 3:15)
             < http://alkitab.sabda.org/?2Timotius+3:15 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL

                       BERTUMBUH DALAM ANUGERAH

     "Apa yang dipelajari seorang anak tentang Alkitab selama
     masa sekolah menunjang adanya hubungan dengan Allah
     selanjutnya."

  Waktu Untuk Bertumbuh

  Erik H. Erikson, dalam bukunya "Childhood and Society", menyebutkan
  bahwa usia anak antara 6/7 sampai 12 tahun sebagai masa "kesibukan
  versus perasaan rendah diri". Suatu masa ketika anak-anak belajar
  menarik perhatian orang pada dirinya dengan menghasilkan sesuatu. Di
  sekolah, mereka belajar keterampilan dasar baik akademis maupun
  sosial supaya berhasil di dalam masyarakat. Secara rohani, mereka
  mulai mengenal pokok inti iman mereka. Hati nurani mulai dewasa.
  Pengertian akan dosa dan pengampunan bertumbuh. Peraturan-peraturan
  mulai menjadi penting dalam upacara-upacara ibadah dan permainan.

  Sekarang, anak sudah dapat membedakan antara Allah dan orang tua
  (atau orang dewasa lainnya). Mereka mungkin membedakan juga antara
  Allah Bapa dan Tuhan Yesus. Pola berpikir anak usia sekolah masih
  konkret, namun mereka mulai menggunakan konsep abstrak untuk
  menggambarkan Allah. Dorothy Marlow, dalam bukunya "Textbook of
  Pediatric Nursing", mendalilkan bahwa "barangkali prestasi seorang
  anak yang paling tinggi dalam pemikiran secara abstrak adalah saat
  ia mulai menaruh minat terhadap konsep mengenai kuasa yang lebih
  besar daripada dirinya atau orang tuanya, yaitu kuasa Allah."

  Anak pada usia ini memunyai keinginan yang besar untuk belajar
  tentang Allah dan surga. Mereka suka memanjatkan doa-doa yang umum
  pada waktu menjelang tidur dan makan. Sebagian anak mengira bahwa
  binatang juga dapat berdoa dan berharap agar binatang peliharaan
  mereka dapat "melipat tangan" bila berdoa. Mereka menikmati cerita
  Alkitab, meskipun kemampuan mereka untuk berpikir tentang
  konsep-konsep dan memahami analogi masih terbatas. Perumpamaan
  alkitabiah yang menuntut prinsip-prinsip penerapan dalam kehidupan
  sehari-hari sangat sukar.

  Sebagai contoh, Tomi (7 tahun), diminta untuk menggambar cerita
  Alkitab kesukaannya. Ketika ia diminta untuk menerangkan gambarnya,
  ia berkata, "Cerita ini mengisahkan tentang tentara yang murah hati.
  Orang ini (menunjuk gambar orang yang berlumuran darah) baru
  dirampok. Orang ini (menunjuk gambar orang yang sedang berjalan ke
  bukit di sebelahnya) adalah seorang pendeta. Ia harus pergi ke
  gereja, maka ia tidak dapat berhenti untuk menolong orang yang
  dirampok itu. Orang yang ini (menunjuk gambar orang yang berpakaian
  hijau jauh di sebelah kanan) adalah anggota paduan suara di gereja.
  Ia juga harus cepat-cepat ke gereja. Orang-orang ini (menunjuk
  gambar orang-orang yang di dalam helikopter, di dalam jet, dan di
  darat, dengan balon teks berbunyi "Tenang! Semua akan beres!")
  adalah para tentara yang baik hati. Mereka datang untuk menolong."
  (lihat Lukas 10:29-37). Ketika ditanya apa arti cerita dalam kitab
  Lukas itu, Tomi menjelaskan bahwa "Tentara selalu baik hati".
  Kenyataan bahwa ayahnya adalah seorang perwira Angkatan Darat
  mungkin telah memengaruhi pemikirannya sehingga sudah identik bahwa
  semua tentara adalah baik hati.

  Anak-anak usia sekolah berpikir secara harfiah. Konsep-konsep rohani
  dinyatakan secara materialistis dan secara fisik. Anak-anak menerima
  kata-kata kiasan menurut arti harfiah kata itu sendiri. Mereka
  percaya kepada Allah, neraka, dan surga dalam arti harfiah. Surga
  dan neraka memesonakan mereka. Kombinasi hati nurani yang sedang
  berkembang dan perhatian tentang peraturan-peraturan mungkin
  menyebabkan perasaan bersalah yang terus mengganggu dan takut akan
  masuk neraka. Peter(6 tahun) mendengarkan dengan cermat sebuah
  pelajaran sekolah minggu tentang Tuhan Yesus yang sedang
  mempersiapkan sebuah tempat bagi kita di surga. Lalu ia mengangkat
  tangannya dan bertanya, "Bagaimana jika kita tidak sampai ke sana?"
  Tampaknya ia puas dengan penjelasan guru tentang jalan yang
  disediakan Allah bagi keselamatan kita, dan merasa lega atas
  keyakinan yang diterimanya.

  Usia Sekolah Dasar Bagian Pertengahan dan Akhir

  Ketika anak-anak mendekati usia sekolah dasar bagian pertengahan
  (8 -- 9 tahun), mereka memperlihatkan bukan hanya hati nurani yang
  sedang bertumbuh, melainkan juga pengertian yang bertumbuh tentang
  pengampunan atas suatu kesalahan.

  Marti (8 tahun) menggambarkan Allah sebagai "seorang yang bisa
  diajak bicara bila kita melakukan perbuatan yang salah".

  Anak-anak berusia 8 -- 9 tahun mulai berhubungan dengan Allah secara
  pribadi melalui doa yang spontan. Doa-doa mereka biasanya bersifat
  egosentrik, berupa permohonan kepada Allah untuk menolong dirinya,
  atau berterima kasih atas orang-orang dan hal-hal yang mereka sukai.
  Meskipun pengharapan yang bersifat mukjizat masih tetap ada, mereka
  mulai menyadari bahwa Allah tidak selalu melakukan apa yang mereka
  minta. Kemampuan untuk memakai pertimbangan sudah bertambah dan
  biasanya membuat mereka berpikir secara rasional bahwa tidak setiap
  orang dilayani secara lengkap dengan segera, maka mereka tidak
  terlalu cemas lagi mengenai doa-doa yang tampaknya tidak dijawab.

  Memasuki usia sekolah dasar bagian akhir (usia 10 -- 12 tahun),
  anak-anak mulai menilai tingkah laku mereka sendiri dan tingkah laku
  orang lain menurut standar tertentu. Biasanya standar-standar yang
  dipelajari di rumah menjadi dasar penilaian mereka. Mereka juga
  mulai berpikir tentang kaitan iman dengan kehidupan, dan dapat
  membahas serta menjelaskan apa yang mereka percayai. Mereka bahkan
  mulai menilai sampai di mana berlakunya apa yang telah diajarkan
  kepada mereka.

  Susana (10 tahun) ditanya bagaimana perasaannya bila seseorang
  berbicara tentang Allah. Ia menjawab, "Aneh sekali, karena saya
  memunyai seorang teman yang banyak berbicara tentang Allah, namun ia
  sangat licik." Ia mengartikan dosa, sebagai "suatu perbuatan yang
  salah dan kita tahu salah apabila kita melakukannya". Ketika ditanya
  apa yang terjadi bila seseorang mati, ia menjawab, "Jiwanya akan
  pergi ke suatu tempat -- tidak ada tempat yang disebut neraka. Jika
  kita anak-anak Allah, mana mungkin Ia akan mengirim kita ke sana?"

  Apa yang dipelajari seorang anak tentang Alkitab selama masa sekolah
  menunjang hubungannya dengan Allah selanjutnya. Sekalipun anak
  berusia delapan tahun, dan mungkin ia tidak mengerti semua implikasi
  dari apa yang dibacanya dan didengarnya, namun cerita Alkitab
  digemari dan dikenal, sebab ia mempelajarinya dalam suasana kasih
  dan perasaan diterima. Ketakutan akan timbulnya salah tafsir
  semestinya jangan mencegah kita untuk mengajarkan Alkitab kepadanya.
  Hubungannya dengan Allah harus bersifat dinamis, pribadi, dan
  bertumbuh terus. Salah tafsir akan makin berkurang sembari ia
  menjadi dewasa.

  Selanjutnya, bagian dari keindahan Kitab Suci adalah bahwa Kitab
  Suci dapat dipahami dalam berbagai tahap pengertian. Seorang anak
  yang tidak memunyai konsep tentang murka Allah terhadap kejahatan
  mungkin masih dapat mengerti bahwa Allah mengasihi binatang,
  sehingga Ia menyelamatkan mereka dari air bah. Tomi, yang
  mengisahkan tentang "Tentara yang baik hati", mungkin sebenarnya
  telah mengambil langkah pertama dalam hal menerapkan perumpamaan
  tersebut, karena ia menyadari bahwa "orang-orang yang baik hati itu
  menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan, sekalipun
  pendapatnya itu mungkin sedikit berlebihan dengan menyatakan bahwa
  "Tentara pasti orang-orang yang baik hati".

  Kebanyakan anak melihat Allah sebagai sang "pemberi peraturan" yang
  tinggal di surga, juga sebagai "penolong" dan "teman". Mereka juga
  melihat orang dewasa sebagai pemberi peraturan. Seorang anak usia
  sekolah menaati peraturan secara lugu, merasa dikasihi dan terjamin
  bila ia tahu batas-batas yang tegas bagi tingkah lakunya (sekalipun
  ia mungkin tidak selalu patuh). Anugerah Allah merupakan sebuah
  konsep yang sukar dan mustahil dimengerti bagi anak-anak usia
  sekolah. Meskipun mungkin mereka minta maaf dan menerima
  pengampunan, kecenderungan mereka yang wajar ialah melakukan sesuatu
  sebagai ganti rugi atas kesalahan mereka yang disadari, dengan
  tujuan memulihkan hubungan yang telah rusak. Kesalahan yang tidak
  disadari dengan jelas biasanya menyebabkan suatu perasaan bersalah
  yang mengganggu.

  Dengan bertambahnya kemampuan berpikir seseorang, bertambah pula
  usaha untuk menghilangkan rasa bersalah. Anak-anak usia sekolah
  menginginkan dan mengharapkan hukuman atas perbuatan mereka yang
  salah. Anak-anak yang lebih kecil, jika diberi kesempatan untuk
  memilih sendiri hukuman mereka, akan memilih hukuman yang paling
  menyakiti dirinya. Anak-anak yang lebih benar cenderung memilih
  hukuman yang berkaitan dengan penghinaan, misalnya mengembalikan
  barang yang dicuri dan meminta maaf. Mereka mungkin juga mulai
  memberi respons terhadap ganjaran bagi tingkah laku yang baik lebih
  daripada terhadap ancaman hukuman atas ketidaktaatan.

  Meskipun Marti (10 tahun), dapat menyatakan dengan tegas bahwa ia
  tahu Tuhan Yesus adalah sahabatnya karena Ia mati di salib untuk
  dosa-dosanya, ia mungkin tidak menyadari maksud sepenuhnya dari
  pengakuannya itu sampai tahap akhir masa remaja atau awal
  kedewasaan. Pandangannya tentang dosa masih didasarkan pada
  pelanggaran yang dilakukannya sendiri terhadap peraturan-peraturan.
  Ia tidak memunyai pengertian yang sesungguhnya akan masalah
  kejahatan di dunia dan bagaimana dosa memisahkan kita dari Allah. Ia
  dapat mengenali kenakalannya sendiri, namun ia tidak melihat
  hubungan antara kenakalannya dengan para pencuri dan dengan para
  pembunuh, yang dianggapnya "orang-orang yang benar-benar jahat."

  Diambil dan disunting dari:
  Judul artikel: Bertumbuh Dalam Anugerah: Anak Usia Sekolah
  Judul buku: Kebutuhan Rohani Anak
  Judul buku asli: The Spiritual Needs of Children
  Penulis: Judith Allen Shelly
  Penerjemah: Dra. Tan Giok Lie
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung
  Halaman: 44 -- 50
____________________________________________________________________
TIPS

             SEORANG ANAK YANG MENERIMA YESUS KRISTUS

  Allah telah memanggil kita sebagai teman sekerja-Nya. Marilah kita
  berusaha sebaik-baiknya dengan mengingat:

  1) Anak-anak, yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita -- minat,
     kemampuan dan kebutuhan mereka.
  2) Firman-Nya sebagai sarana untuk menjangkau mereka.
  3) Roh Kudus sebagai sumber kuasa dalam pelayanan bagi mereka.

  Mari kita perhatikan semua ini ketika kita menolong anak-anak
  untuk memahami Firman Allah. Karena melalui pemahaman ini mereka
  akan mengenal Kristus sebagai Juru Selamat, bertumbuh di dalam Dia
  dan melayani Dia.

  Setelah sebuah pelajaran diajarkan dan seorang anak menunjukkan
  bahwa ia hendak menjadi seorang Kristen, lalu bagaimana? Tujuh
  langkah di bawah ini akan membantu Anda mengenai apa yang harus
  dilakukan:

  1. Berbicaralah dengan anak itu sendiri.
  2. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya.
  3. Luangkan waktu. Jangan tergesa-gesa.
  4. Gunakan Alkitab.
  5. Mintalah anak itu berdoa.
  6. Berbicara lebih lanjut dengan dia.
  7. Ingatlah anak itu.

  1. Berbicaralah dengan anak itu sendiri.

     Berbicara dengan seorang anak sendiri memberi kesempatan kepada
     guru untuk mengajukan pertanyaan, untuk membiarkan anak
     mengajukan pertanyaan, dan untuk mengetahui ide yang mungkin
     perlu dijelaskan dalam pemikiran anak itu.

  2. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya.

     Pertanyaan-pertanyaan berikut ini boleh digunakan: Apakah dosa
     itu? Mengapa Yesus mati? Apa yang perlu engkau lakukan untuk
     menjadi seorang Kristen? Bagaimana bunyi ayat ini? Apa artinya?

     Penggunaan pertanyaan menolong kelangsungan percakapan antara
     guru dan anak. Pertanyaan membuat anak memerhatikan apa yang
     sedang dikatakan. Juga, menolong anak itu untuk memikirkan
     sungguh-sungguh apa yang sedang ia lakukan. Selain itu, menolong
     guru mengetahui apakah si anak memahami kebenaran atau tidak.

  3. Luangkan waktu. Jangan tergesa-gesa.

     Diperlukan waktu untuk berbicara dengan anak itu, mendengarkan
     apa yang hendak dikatakannya, mengajukan pertanyaan kepadanya,
     dan menjawab pertanyaannya. Seorang guru boleh saja meminta
     seorang anak untuk mengulangi doa yang diucapkannya kata demi
     kata dan kemudian memberitahu anak tersebut bahwa ia telah
     menjadi seorang Kristen, akan tetapi yang terpenting bukanlah
     supaya anak itu melakukan tindakan-tindakan tertentu, tetapi
     untuk menolong dia mengerti arti kematian Kristus baginya, dan
     untuk menolong dia benar-benar menerima Kristus sebagai
     Juru Selamat.

  4. Gunakan Alkitab.

     Jika ia dapat membaca, ia harus dibiarkan membaca ayat-ayat itu
     sendiri. Jika tidak, guru dapat membacakannya untuk dia.
     Ayat-ayat harus dibaca dan diterangkan satu demi satu. Kalau
     Alkitab yang dibawa oleh anak itu adalah miliknya sendiri, maka
     ayat-ayat dapat digarisbawahi atau dicatat di halaman depan. Hal
     ini akan menolong anak itu menemukan kembali ayat-ayat tersebut.

     Gunakan ayat secukupnya saja. Jika terlalu banyak ayat dipakai,
     anak akan bingung. Guru harus mengetahui beberapa ayat agar dapat
     memakai ayat yang paling cocok untuk setiap murid.

  5. Mintalah anak itu berdoa.

     Jangan heran jika ia berkata, "Saya tidak tahu harus berdoa apa."
     Bicarakan hal itu dengan dia, mungkin dengan menggunakan lagi
     pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah engkau harus memberitahu
     Yesus bahwa engkau menyesal akan dosa-dosamu? Apakah sebaiknya
     engkau memohon Dia untuk mengampunimu? Apakah engkau ingin
     mengatakan kepada-Nya bahwa engkau percaya kematian-Nya -- di
     kayu salib adalah bagimu?

     Setelah beberapa pertanyaan, anak itu mungkin siap untuk berdoa.
     Kalau tidak, ia boleh mengulangi doa guru, kata demi kata. Jika
     ia dan gurunya telah membicarakan semuanya, ia akan mengerti
     dengan lebih baik apa yang sedang diucapkannya. Banyak kali
     setelah pembicaraan pendek dengan guru, maka anak akan merasa
     lebih tenang, dan akan berdoa sendiri.

  6. Berbicara lebih lanjut dengan dia.

     Ajukan pertanyaan lain kepadanya: Apa yang baru saja engkau
     lakukan? Apakah Yesus mengampuni dosa-dosamu? Bagaimana engkau
     tahu? Jika seseorang bertanya kepadamu apakah engkau seorang
     Kristen, bagaimana jawabmu?

     Jikalau kemudian ia berkata, "Bagaimana engkau tahu?" Sarankan
     anak itu untuk menggunakan Alkitabnya ketika ia menjawab
     pertanyaan-pertanyaan ini. Ia dapat membawa Alkitabnya, yang
     merupakan sumber jawaban-jawaban ini, sedangkan gurunya tidak
     selalu mendampingi untuk membantunya.

  7. Ingatlah anak itu.

     Apabila seorang anak menerima Kristus sebagai Juru Selamatnya,
     pekerjaan guru belum selesai. Suatu pekerjaan besar baru saja
     dimulai. Anak tersebut perlu diberi pelajaran. Ia harus
     dikunjungi. Ia perlu belajar berdoa, membaca Alkitabnya, dan
     menjalani kehidupan yang berkenan pada Allah.

     Jangan menyuruh anak yang baru menerima Kristus pergi dengan
     kata-kata, "Sekarang engkau adalah seorang Kristen. Engkau harus
     berdoa dan membaca Alkitabmu setiap hari." Rasul Paulus bahkan
     tidak memperlakukan orang dewasa dengan begitu enteng. Rasul
     Paulus menulis kepada mereka; ia berdoa bagi mereka; ia mengajar
     mereka; ia mengutus orang-orang lain mengunjungi mereka; ia
     sendiri pergi mengunjungi mereka. (contoh, Filipi 1:4, 2:12-23.)

     Anak itu memerlukan seseorang untuk membantu dia dalam menghafal
     ayat Kitab Suci, untuk berdoa bersamanya, untuk kadang-kadang
     bertanya kepadanya, "Apa yang engkau baca dalam Alkitab hari
     ini?" atau "Apa yang engkau lakukan hari ini untuk menunjukkan
     bahwa engkau mengasihi Yesus?"

     Anak itu memerlukan seseorang yang menunjukkan kepadanya apa yang
     harus dibaca di dalam Alkitab. Mungkin ia akan mulai dengan
     beberapa cerita Alkitab kesayangannya. Karena sebelumnya ia telah
     mengenal cerita-cerita itu, maka lebih mudah baginya untuk
     membaca dan memahaminya.

     Ada orang yang mengatakan, "Anak itu sekarang sudah menjadi
     Kristen. Ia dapat dipercayakan kepada Allah, karena sekarang dia
     dibimbing oleh Roh Kudus." Memang, orang Kristen akan dibimbing
     oleh Roh Kudus, tetapi firman Allahlah yang dipakai oleh Roh
     Kudus untuk membimbing orang percaya. Jikalau seseorang tidak
     mengetahui apa yang dikatakan Alkitab, maka sukar baginya untuk
     hidup menurut ajaran-ajaran Alkitab itu.

     Guru juga harus berdoa bagi anak yang telah menerima Kristus.
     Anak itu memerlukan seseorang untuk berdoa tentang
     kesulitan-kesulitan yang dialaminya; mungkin orang-orang lain
     dalam keluarganya bukan Kristen; ia memerlukan seseorang untuk
     berdoa bagi mereka.

     Pelayanan tindak lanjut terhadap seorang anak tidak boleh
     dianggap enteng. Jika orang Kristen baru itu akan mengikuti
     nasihat yang tertulis dalam Kolose 2:6, yaitu "Kamu telah
     menerima Kristus Yesus, Tuhan kita, karena itu hendaklah hidupmu
     tetap di dalam Dia," maka guru yang memenangkan dia harus memikul
     tanggung jawab untuk melakukan apa yang tersirat di dalam Kolose
     2:7. Guru itu harus mengajar petobat baru itu agar ia dapat
     berakar dan teguh dalam Kristus.

     Perhatikan tanggung jawab yang disebutkan dalam ayat di atas dan
     dalam ayat berikut, "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan
     dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman
     yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah
     dengan syukur. Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu
     dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran
     turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus"
     (Kolose 2:7-8).

     Bagaimana anak yang baru menjadi Kristen itu dapat berakar di
     dalam dan dibangun di atas Kristus jika ia tidak diajar?
     Bagaimana hatinya dapat melimpah dengan syukur jika ia tidak
     diajar? Bagaimana ia akan mengenal filsafat dan kepalsuan dunia
     ini jika ia tidak diajar? Bagaimana ia akan tahu bahwa tindakan,
     perkataan, dan pikirannya menurut Kristus jika ia tidak diajar?
     Siapa yang akan mengajar?

  Ada banyak bagian dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan bahwa jalan
  Allah, yaitu jalan yang diikuti rasul Paulus, untuk menjangkau
  orang-orang lain bagi Kristus, bukanlah jenis penginjilan
  "memenangkan mereka dan meninggalkan mereka." (Jika filsafat semacam
  itu dipakai Paulus, maka kita tidak akan memiliki surat-surat
  kiriman Perjanjian Baru!) Beranikah kita memunyai sikap yang
  berlainan dari Paulus terhadap orang-orang yang menerima Kristus
  dalam pelayanan kita?

  Diambil dan disunting dari:
  Judul artikel: Apa yang Harus Dilakukan Bila Seorang Anak Mau
                 Menerima Yesus Kristus
  Judul buku: Menerangkan Keselamatan Kepada Anak-Anak
  Judul buku asli: Explaining Salvation to Children
  Penulis: Marjorie Soderholm
  Penerbit: Gandum Mas
  Halaman: 30 -- 35
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

                 Kehidupan rohani seorang anak
          adalah cermin kehidupan rohani setiap orang
                     yang ada di dekatnya.
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR

                           SUSUN AYAT

  Alat: potongan kertas
  Peserta: kelompok
  Waktu: 15 menit

  Carilah sebuah ayat dalam Alkitab yang sudah cukup dikenal orang
  Kristen. Tuliskan masing-masing kata dalam ayat itu pada
  potongan-potongan kertas, lalu lipat. Pada bagian luar semua
  potongan kertas berilah kode yang sama, misalnya huruf "A"

  Carilah ayat yang lain. Tuliskan setiap kata dalam ayat tersebut
  pada potongan-potongan kertas yang lain, lalu lipat dan beri kode
  huruf "B".

  Lakukan seperti ini dengan memberi kode yang berbeda untuk setiap
  ayat. Masukkan semua potongan kertas yang dilipat ini dalam kardus,
  lalu acak.

  Bagikan potongan-potongan kertas itu kepada anak-anak. Tiap anak
  menghafalkan kode dan kata yang tertulis di dalamnya. Kemudian
  kumpulkan kembali potongan-potongan kertas itu.

  Tugas mereka adalah mencari orang lain yang memunyai kode yang sama
  dan anak-anak dengan kode yang sama berkumpul membentuk kelompok.
  Dengan demikian akan ada kelompok "A", kelompok "B", kelompok "C",
  dan seterusnya. Dalam kelompok itu setiap anak mengucapkan kata yang
  menjadi bagiannya. Kata-kata yang telah diucapkan itu selanjutnya
  dirangkaikan kembali membentuk sebuah ayat Alkitab yang utuh.

  "Supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan
  oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan
  Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu"
  (2 Petrus 3:2).

  Diambil dan disunting dari:
  Judul buku: 77 Permainan Asyik 2
  Penulis: Purnawan Kristanto
  Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta
  Halaman: 78 -- 79
______________________________________________________________________
WARNET PENA

                      RENUNGAN SAAT TEDUH
                   http://www.kasihyesus.net

  Seringkali dalam mengajar sekolah minggu, anak-anak perlu diberi
  renungan. Renungan dapat dipakai, terutama saat mengajarkan saat
  teduh kepada anak-anak sekolah minggu. Anda bingung untuk
  mendapatkan renungan yang sesuai sebagai bahan mengajar sekolah
  minggu? Situs KasihYesus.net menyajikan renungan-renungan Kristen
  untuk memperlengkapi saat teduh, baik bagi guru sekolah minggu
  maupun anak-anak.

  Terdapat 2 kategori saat teduh yang disajikan situs ini: Saat Teduh
  dan Saat Teduh untuk Junior. Situs ini menyediakan bahan saat teduh
  beserta pokok doa yang siap Anda gunakan. Jadi, situs ini sangat
  memudahkan kita untuk lebih fokus dalam melakukan saat teduh.

  Saat Teduh yang ada di situs ini diterjemahkan dari buku renungan
  terbitan Singapura "Read, Pray, Grow". Judul terjemahan buku ini
  ialah "Baca, Doa, Bertumbuh". Demikianlah kita pelayan dan anak-anak
  Tuhan, jika ingin bertumbuh di dalam Tuhan, kita perlu membaca,
  merenungkan firman Tuhan setiap hari. Kita juga perlu berdoa,
  berkomunikasi dengan Tuhan pencipta kita.

  Anda bisa mengeksplorasi situs ini dan dapatkan renungan seputar
  "Pembinaan Rohani Anak". Renungan ini termasuk dalam kategori Terang
  Alkitab. Kelebihan Terang Alkitab adalah ditulis dalam bentuk
  ekspositori, memaparkan firman Tuhan ayat demi ayat, pasal demi
  pasal. Nah, tunggu apalagi? Segera kunjungi situs ini dan
  lengkapilah pelayanan Anda. Tuhan memberkati! (MM)
______________________________________________________________________
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org

Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org

Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0

Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak dan e-BinaGuru di:
http://fb.sabda.org/binaanak

Ikuti Twitter e-BinaAnak di: http://twitter.com/sabdabinaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Santi Titik Lestari, Melina Martha

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org