Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/508

e-BinaAnak edisi 508 (10-11-2010)

Pertumbuhan Rohani Guru

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 508/November/2010

  - SALAM DARI REDAKSI: Pertumbuhan Rohani Guru
  - ARTIKEL: Belajar dari Masa Kanak-Kanak Yesus
  - TIPS: Dasar Para Pelayan Kristus
  - MUTIARA GURU
  - BAHAN MENGAJAR: Teladan Kristus
  - WARNET PENA: Guru Sekolah Minggu
______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
< binaanak(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org >

         Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
       Kunjungi sekarang juga di: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

                       PERTUMBUHAN ROHANI GURU

  Shalom,

  Peranan guru sekolah minggu sangat penting dalam proses pertumbuhan
  rohani anak. Pertumbuhan rohani anak merupakan hal vital yang harus
  terus dibina. Bagaimana seorang guru sekolah minggu bisa memberikan
  contoh, teladan yang baik dalam mendidik anak-anak supaya memunyai
  kehidupan rohani yang terus bertumbuh? Seorang guru sekolah minggu
  tentunya harus mengalami pertumbuhan iman di dalam Kristus.

  Lalu bagaimana membangun kehidupan rohani? Bagaimana supaya iman
  pada Kristus terus bertumbuh? Apa yang harus diberikan kepada
  anak-anak supaya mereka beroleh Kristus dalam hidup mereka? Ada
  banyak sekali pertanyaan yang berkaitan dengan pertumbuhan rohani.

  Nah, minggu lalu kita telah membahas pertumbuhan rohani anak. Edisi
  e-BinaAnak kali ini akan memberikan berkat kepada Anda tentang
  pertumbuhan rohani guru. Begitu pentingnya pertumbuhan rohani guru
  hingga seorang guru pun harus belajar dari masa kanak-kanak Yesus.
  Seberapa pentingkah mencontoh masa kanak-kanak Yesus? Simaklah edisi
  kali ini dengan sukacita dan terimalah berkat-Nya. Tuhan Yesus
  memberkati.

  Staf Redaksi e-BinaAnak
  Santi Titik Lestari
  http://pepak.sabda.org
  http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
ayat

          Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani;
          jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar.
                            (Roma 12:7)
             < http://alkitab.sabda.org/?Roma+12:7 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL

                  ------------------------
          Allah menciptakan kita supaya kita belajar
          dari pada-Nya sebagai seorang anak dan terus
          berusaha mengembangkan diri dengan terus
          belajar sebagai orang dewasa.
                  ------------------------

               BELAJAR DARI MASA KANAK-KANAK YESUS

  Istilah hubungan pribadi, apabila diterapkan dalam hubungan kita
  dengan Allah, berarti bahwa seseorang telah menerima karya
  penyelamatan Yesus di atas kayu salib dan menjadi seorang Kristen.
  Sebenarnya, pada saat itu seseorang baru mulai mengenal Allah secara
  formal. Suatu hubungan pribadi seharusnya menjadi tujuan hidup yang
  jauh melebihi perkenalan tersebut. Cara pertama untuk memenuhinya
  tentu saja dengan berdoa.

  Mari kita lihat teladan yang diberikan Yesus, terutama berkaitan
  dengan masa kanak-kanak-Nya untuk melihat teladan yang telah
  diberikan-Nya bagi anak-anak kita.

  Kebijaksanaan Seorang Anak

  Ketika Yesus berumur dua belas tahun, orangtua-Nya membawa Dia ke
  Yerusalem untuk merayakan Paskah sesuai dengan adat yang berlaku.
  Setelah perayaan itu selesai, sementara kedua orangtua-Nya pulang,
  Yesus tertinggal di Yerusalem, namun mereka tidak menyadarinya.
  Ketika Maria dan Yusuf menyadari bahwa anak mereka menghilang,
  mereka kembali untuk mencari-Nya. Setelah tiga hari mereka menemukan
  Dia "... sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil
  mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
  mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran dengan
  kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya." (Lukas
  2:46-47).

  Orangtua Yesus menemukan Dia setelah mencari selama tiga hari. Apa
  yang terjadi dalam waktu tiga hari itu? Selama perayaan Paskah,
  tentunya Bait Allah penuh dengan para pengunjung yang datang dari
  seluruh wilayah Kekaisaran Romawi. Banyak orang yang tertarik untuk
  lebih mendalami Alkitab dari para alim ulama. Para alim ulama
  berkumpul untuk membagikan keyakinan dan pengetahuan mereka akan
  firman Allah kepada para hadirin. Mereka tidak akan berkumpul hanya
  untuk berbicara dn mendengarkan seorang anak berumur dua belas
  tahun!

  Jadi mari kita asumsikan bahwa apa yang disaksikan oleh kedua orang
  tua Yesus pada hari ketiga itu adalah titik puncak dari serangkaian
  peristiwa. Pemahaman dan jawaban-jawaban Yesus begitu mengherankan
  sehingga lambat tapi pasti selama tiga hari itu Ia berhasil menarik
  perhatian orang-orang yang hadir di situ. Para pendengar-Nya bukan
  hanya beberapa orang alim ulama; Alkitab mengatakan "para alim
  ulama" yang berarti banyak alim ulama. Jelas bahwa Yesus telah
  berhasil menarik perhatian para alim ulama yang berkumpul di sana,
  dan barangkali juga orang-orang yang datang untuk mendengarkan para
  alim ulama itu.

  Bahkan seorang anak, apabila ia meluangkan waktu untuk Allah dan
  belajar dari-Nya, dapat memukau orang-orang, yang menurut standar
  dunia termasuk bijaksana dan terpelajar. Alkitab mengatakan, "Sebab
  yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan
  yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia." (1 Korintus
  1:25) Pada saat anak-anak kita mulai meluangkan waktu untuk Allah,
  maka kita (dan yang lainnya) akan melihat perbedaannya.

  Belajar Seperti Seorang Anak

  Kitab Amsal mengatakan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan
  pengetahuan. Anak-anak tidak menganggap bahwa kecerdasan dan
  ketajaman pemikiran mereka sebagai sumber kebijaksanaan. Walaupun
  demikian, sebagai orang dewasa kita cenderung untuk berpikir bahwa
  kita benar. Tetapi Allah menciptakan kita supaya kita belajar dari
  pada-Nya sebagai seorang anak dan terus berusaha mengembangkan diri
  dengan terus belajar sebagai orang dewasa. Apabila pada masa
  kanak-kanak kita tidak dididik untuk belajar dari Allah, sangatlah
  mudah bagi kita untuk terpaku pada apa yang telah kita pelajari dan
  kita berhenti bertumbuh. Sungguh indah jika kita memiliki kesempatan
  untuk mengarahkan agar anak-anak kita belajar dari Allah sekarang
  dan mempersiapkan jalan bagi mereka untuk terus belajar selama
  mereka hidup.

  Jika kita melihat dua laporan mengenai masa kanak-kanak Yesus yang
  mengapit kisah mengenai kunjungan-Nya ke Bait Allah, kita akan
  melihat bahwa meskipun Yesus adalah Anak Allah, Bapa-Nya telah
  merencanakan agar Ia belajar tentang Allah dan memiliki hubungan
  yang bertumbuh dengan-Nya, seperti yang seharusnya dilakukan oleh
  seorang anak. Ia belajar segala sesuatu mengenai Allah, bukan
  sebagai bagian dari Allah Tritunggal, namun sebagai anak yang sejak
  lahir memiliki hubungan dengan Allah. "Anak itu bertambah besar dan
  menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada pada-Nya ...
  Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan
  besar-Nya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia." (Lukas
  2:40,52) Dari sini kita dapat menyimpulkan hal-hal berikut ini
  sehubungan dengan masa kanak-kanak Yesus juga perkembangan
  rohani-Nya:

  1. Yesus semakin bijaksana (secara mental) sesuai dengan kehendak
     Allah melalui ajaran-ajaran Yahudi, didikan orangtua-Nya, dan
     mempelajari Taurat.
  2. Yesus tumbuh besar (secara fisik) berkat proses pertumbuhan alami
     dan makanan yang dikonsumsi-Nya.
  3. Yesus semakin dikasihi Allah (secara spiritual) karena Yesus
     tunduk kepada-Nya dan kehendak-Nya, juga melalui doa.
  4. Yesus semakin disukai oleh sesama (secara sosial) berkat
     keterlibatan-Nya di masyarakat sekitar-Nya, komunitas, dan
     sinagoga, juga karena Ia belajar untuk melayani dan mengasihi
     sesama-Nya.

  Kita tahu bahwa istilah "orang Kristen" memiliki arti "menjadi
  serupa dengan Kristus" dan sebagai orang-orang Kristen yang dewasa
  kita tahu bahwa kita harus mengikuti teladan Kristus dalam perilaku,
  pelayanan, komitmen terhadap Allah, dsb.. Namun siapakah yang harus
  diteladani oleh anak-anak Kristen? Yesus seperti yang digambarkan di
  dalam Lukas 2! Ia pernah menjadi anak-anak dan Ia telah memberikan
  teladan bagi mereka.

  Kehidupan Yesus diawali sebagai anak-anak dan Ia bertumbuh bersama
  Allah sebagai Pembimbing, Bapa, Guru, dan Sahabat-Nya. Ia tumbuh
  besar sesuai dengan kehendak Allah bagi setiap anak, yaitu memiliki
  hubungan yang indah dengan Bapa dan Pencipta mereka. Yesus menjamin
  bahwa hubungan-Nya yang begitu indah dengan Bapa-Nya juga dapat
  dialami oleh setiap anak, melalui pendalaman Kitab Suci, tunduk
  kepada kehendak Allah, dan yang terpenting, dengan bertumbuh di
  dalam doa.

  Belajar dari Orangtua Yesus yang Saleh

  Maria dan Yusuf memperoleh kesempatan dan tanggung jawab yang besar
  untuk menjalankan seluruh perintah Allah untuk membesarkan anak
  mereka sesuai dengan kehendak-Nya. Allah memilih dan mempersiapkan
  mereka, seperti yang dilakukan-Nya dulu dengan Abraham dan Sara,
  supaya mereka dapat membesarkan Anak Allah sesuai dengan rencana
  Allah bagi setiap anak.

  Dalam kehidupan-Nya di bumi ini Yesus digambarkan sebagai orang yang
  senantiasa berdoa. Ia mengatakan bahwa setiap tindakan dan
  perkataan-Nya berasal dari Bapa dan diperoleh-Nya melalui doa. Ia
  selalu menyendiri untuk berdoa dengan teratur dan hubungan-Nya
  dengan Allah adalah harta milik-Nya yang paling berharga. Meskipun
  Yesus senantiasa memiliki hubungan dengan Allah karena Ia adalah
  bagian dari Allah Tritunggal, dalam wujud-Nya sebagai manusia Ia
  mengembangkan hubungan dengan Allah di bumi ini, yang dimulai pada
  masa kanak-kanak-Nya.

  Kita dapat mengajar anak-anak kita untuk berdoa supaya mereka dapat
  mengembangkan hubungan dengan Allah sesuai dengan teladan Yesus.
  Itulah caranya agar kita dapat mempersiapkan mereka untuk dapat
  menjadi manusia yang sesuai dengan rencana Allah, mempelajari apa
  yang diinginkan Allah, dan menerima semua berkat yang disediakan
  oleh Bapa surgawi bagi mereka. Kehadiran doa di dalam kehidupan
  anak-anak kita adalah kehadiran pribadi dan kuasa Allah.

  Allah siap, bersedia, dan mampu untuk masuk ke dalam rumah tangga
  Anda: memeluk anak-anak Anda, mengajar mereka, memerhatikan mereka,
  dan mendekatkan mereka kepada-Nya. Dia juga siap untuk bekerja di
  dalam kita dan menganugerahkan kebijaksanaan, kasih, kekuatan, dan
  keterampilan sehari-hari agar kita dapat menjalankan peran kita di
  dalam proses tersebut. Kita tidak perlu menjadi sempurna atau
  melakukan segala hal dengan benar, namun kita bertolak dari kasih,
  kemurahan, dan kesetiaan Allah.

  Kita juga dapat menjadi seperti anak-anak kecil; kita dapat
  mengesampingkan keangkuhan kita dan memohon kepada Allah untuk
  mengajar kita, mengubah kita, menolong kita, dan meminta campur
  tangan-Nya setiap hari. Sebagai orangtua, kita tidak
  ditinggalkan sendiri.

  Belajar untuk Percaya pada Pemeliharaan Allah

  Alasan mengapa kita tidak memperoleh apa yang kita inginkan, tulis
  rasul Yakobus, adalah karena kita tidak berdoa. Dan apabila pun kita
  berdoa, "... tetapi kamu tidak menerima apa-apa karena kamu salah
  berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk
  memuaskan hawa nafsumu." (4:3) Dengan kata lain, kita yakin bahwa
  kita tahu apa yang terbaik bagi kita. Jadi pada dasarnya kita berdoa
  supaya keinginan kita dikabulkan. "Ini yang saya inginkan dan
  begitulah cara mendapatkannya."

  Yakobus tidak mengatakan bahwa kita tidak dapat memperoleh apa-apa
  yang kita inginkan melalui doa; ia juga tidak mengatakan bahwa kita
  harus selalu mendoakan orang lain. Maksudnya adalah di dalam doa
  yang efektif, kita menyerahkan diri dalam pemeliharaan Allah. Doa
  adalah alat untuk kita berkomunikasi dengan Allah, mengembangkan
  hubungan dengan-Nya, dan belajar untuk memercayai Dia. Allah ingin
  agar kita percaya kepada-Nya, mencari kebijaksanaan, rencana, dan
  yang terbaik yang bisa kita peroleh dari-Nya.

  Percaya kepada Kasih Allah

  Allah adalah kasih. Kasih itu tidak mementingkan diri sendiri. Oleh
  karena itu, segala sesuatu yang direncanakan Allah bagi kita adalah
  demi kepentingan kita sendiri. Pada saat kita memutuskan untuk
  mencari jalan sendiri, mungkin hal itu dikarenakan kita tidak
  menyadari hak istimewa dan kesempatan emas dari doa dan hubungan
  dengan Allah.

  Di dalam Yeremia 29:11-13, Allah menyatakan: "Sebab Aku ini
  mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
  demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
  rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang
  penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa
  kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari
  Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan dengan segenap
  hati." (Lihat juga Mazmur 40:5, 86:5; dan Efesus 3:20 untuk
  pernyataan lain mengenai rencana Allah yang indah bagi hidup kita
  dan kuasa-Nya untuk menggenapi rencana itu.)

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul artikel: Belajar dari Masa Kanak-kanak Yesus
  Judul buku terjemahan: Cara Mengajar Anak Anda Berdoa
  Judul buku asli: Teaching Your Child how to Pray
  Penulis: Rick Osborne
  Penerjemah: Anne Natanael
  Penerbit: Gospel Press
  Halaman: 29 -- 40
_____________________________________________________________________
TIPS

                   DASAR PARA PELAYAN KRISTUS

  Cakupan dan dampak pelayanan kita menyebabkan setiap pelayan Tuhan
  perlu memperlengkapi diri dengan memerhatikan dasar, nilai-nilai,
  atau etika seorang pelayan Kristus yang harus diterapkan setiap
  hari. Nilai-nilai ini harus melekat di dalam diri kita dan menjadi
  gaya hidup, sehingga kita tidak dicap sebagai orang percaya yang
  memakai topeng, yang kelihatan sangat rohani di waktu-waktu tertentu
  saja. Ketika menghidupi dasar dan nilai-nilai yang alkitabiah ini,
  sesungguhnya kita sedang berusaha mendisiplin diri untuk terus
  mengenakan karakter Kristus setiap hari.

  Dasar Bagi Para Pelayan Kristus

  1. Mengakui Alkitab adalah firman Tuhan dan merupakan otoritas
     tertinggi dalam hidup. Alkitab adalah firman Tuhan, bukan
     sebagian dari firman Tuhan. Jika kita menjadikan Alkitab yang
     adalah firman Tuhan sebagai otoritas tertinggi di dalam hidup
     kita, maka ajaran-ajaran Alkitab akan menjadi standar dalam hidup
     kita setiap hari. Karena itu pelayanan kita harus dibangun di
     atas dasar kebenaran Alkitab dan norma-norma yang tertulis di
     dalamnya (2 Timotius 3:15-17).

  2. Hidup dan tindakan pelayan Kristus harus dibangun di atas ajaran
     serta teladan hidup sang Guru Agung, Tuhan Yesus Kristus
     (1 Yohanes 2:6; Filipi 2:5-11). Prinsip dan nilai-nilai yang
     diajarkan Yesus selama Dia masih berada di bumi ini menjadi
     patokan bagi kita sebagai pelayan-pelayan Kristus.

  3. Pelayanan haruslah diwujudkan berdasarkan ketaatan kepada
     kehendak Tuhan, bukan pada keinginan atau ambisi diri sendiri.
     Ketaatan merupakan pernyataan kasih kita kepada Tuhan yang kita
     layani (Matius 22:37-39).

  4. Pola pikir dan perilaku seorang pelayan Kristus harus dibangun di
     atas idealisme teologi serta etika Kerajaan Allah, yang tentunya
     akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan (Roma 11:36).

  5. Pelayanan haruslah dibangun di atas komitmen dan tanggung jawab
     kepada Tuhan yang memercayakan pelayanan itu kepada kita. Sikap
     atas tanggung jawab ini haruslah diwujudkan dalam
     hubungan-hubungan yang patut kepada Tuhan dan sesama. Pelayanan
     haruslah dilakukan secara bertanggung jawab untuk membawa
     kebaikan kepada semua pihak, khususnya terhadap mereka yang
     dilayani (Kolose 3:23- 24).

  Diambil dan disunting dari:
  Judul artikel: Excellent Servant
  Judul majalah: Manna Sorgawi
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: YPI Kawanan Kecil Divisi Renungan Harian
  Halaman: Tidak dicantumkan
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

           Dengan kasih, pelayanan yang beku menjadi cair,
               pelayanan yang kasar menjadi lembut,
          dan pelayanan yang tidak mungkin menjadi mungkin.
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR

                        TELADAN KRISTUS

  Kegiatan

  Anda memerlukan selembar kertas berukuran besar, sebaiknya ditempel
  di dinding, dan alat tulis. Bacakanlah ayat-ayat di bawah ini (atau
  pilihlah sendiri dari banyak contoh di dalam Injil), dan diskusikan
  apa yang ditunjukkan oleh contoh tersebut mengenai karakter Yesus.
  Tuliskanlah kata kuncinya pada kertas tersebut. Kemudian, setelah
  selesai, doronglah orang-orang untuk menggunakan daftar kata-kata
  ini sebagai dasar penyembahan dan pujian melalui doa dan nyanyian:

  Markus 6:34 (berbelas kasih, peka dengan kebutuhan orang banyak)

  Lukas 18:15-17 (memerhatikan orang dalam segala usia)

  Lukas 19:1-9 (menerima dan menghabiskan waktu bersama orang-orang
  yang ditolak dunia)

  Matius 21:12-13, 23-33 (menunjukkan kemarahan yang sewajarnya
  terhadap kemunafikan)

  Yohanes 8:1-11, Lukas 23:34 (menunjukkan pengampunan dan belas
  kasihan pada pendosa)

  Lukas 6:12 (suka berdoa)

  Markus 2:15-16 (tidak peduli pada reputasi, menghabiskan waktu
  dengan orang-orang yang membutuhkan)

  Lukas 9:51 (memilih untuk menyelesaikan tugas)

  Yohanes 13:1-5 (berhati hamba dan penuh kasih)

  Ucapan Syukur

  • Engkau datang ke dunia untuk merasakan sepenuhnya kemanusiaan
    kami.
  • Engkau memberi contoh pada kami bagaimana seharusnya kami hidup
    dengan kasih, sukacita, semangat, belas kasih, kelembutan, humor,
    kepekaan dan kerendahan hati.
  • Engkau memberikan Roh Kudus pada kami, yang bekerja di dalam kami,
    mengubahkan kami agar semakin serupa dengan-Mu.
  • Engkau memberi kami kuasa untuk melakukan pekerjaan yang Engkau
    lakukan di dunia.

  Ayat Emas

  Matius 11:28-30

  "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
  akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan
  belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan
  jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak
  dan beban-Ku pun ringan."

  Tuhan, terima kasih karena beban-Mu itu tidak berat. Menjadi
  seperti-Mu bukanlah pemaksaan yang berat, tetapi penundukan diri
  yang menyenangkan pada pekerjaan Roh-Mu di dalam kami. Kami lemah,
  tetapi kelemahan kami memampukan Engkau menjadi kuat di dalam kami.

  2 Korintus 8:9

  "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
  bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya,
  supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya."

  Sungguh suatu teladan yang luar biasa! Seberapa rela kita menjadi
  miskin, sehingga melaluinya orang lain dapat menjadi kaya? Mintalah
  Allah untuk mengajar kita apa artinya hidup demikian, berapa pun
  harga yang harus kita bayar.

  Filipi 2:5-8

  "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan
  yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa
  Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
  yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya
  sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
  manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
  diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."

  Engkau layak dimuliakan, tetapi Engkau memilih melayani; Engkau
  layak dihormati, tetapi Engkau memilih merendahkan diri; Engkau
  layak memperoleh keadilan, tetapi Engkau memilih mengampuni. Tuhan,
  ubahkan hati kami untuk memilih jalan salib.

  2 Korintus 3:18

  "Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak
  berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang
  adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam
  kemuliaan yang semakin besar."

  Perubahan ini tidak datang dari diri kita sendiri; tetapi dari-Mu.
  Ini adalah pekerjaan-Mu dari awal sampai akhir; dan itu cuma
  memerlukan kerja sama dan ketaatan kami.

  Doa

  Tuhan, terima kasih atas teladan yang Kauberikan saat hidup di
  dunia. Kami memerlukan anugerah dan Roh-Mu untuk melanjutkan
  pekerjaan menjadi Kristus bagi sesama kami dan bagi dunia yang
  membutuhkan. Tolonglah kami untuk mengasihi seperti Engkau
  mengasihi, mengampuni seperti Engkau mengampuni, dan melayani
  seperti Engkau melayani. Amin.

  Penerapan

  Renungkanlah tentang bacaan dalam Yohanes 13, ketika Yesus membasuh
  kaki murid-murid-Nya. Pada masa itu, membasuh kaki adalah pekerjaan
  orang terendah dalam rumah tangga, dan tindakan Yesus merupakan
  demonstrasi sikap menghambakan diri yang dapat segera dimengerti
  oleh mereka yang hadir di situ.

  Sekarang sulit untuk berpikir tentang kegiatan serupa yang dapat
  menggambarkan apa yang dikehendaki oleh Yesus. Jika Anda memunyai
  beberapa macam warna semir sepatu, Anda dapat menawarkan untuk
  menyemir (atau tepatnya memaksa untuk menyemir) sepatu anggota
  kelompok yang lain, setelah membaca ayat bersama-sama.

  Alternatif lain, tawarkan supaya beberapa dari kita mencuci mobil
  salah seorang anggota, sementara orang tersebut menyajikan teh atau
  kopi. Bacalah Yohanes 13 sekali lagi secara bersama-sama, kemudian
  diskusikan cara lain untuk mengikuti teladan Yesus sebagai hamba
  bagi keluarga Anda, dengan sesama, teman, dan tetangga Anda.

  Catatan: Anda mungkin merasa bahwa kegiatan ini, khususnya untuk
           pertama kalinya, akan terasa memalukan bagi anggota
           kelompok Anda. Namun sebelum Anda membatalkannya, coba
           pikirkan seberapa malunya para murid ketika Guru mereka
           menjadi sama seperti "tukang semir sepatu"? Oleh karena
           itu, hal ini dapat membuat orang-orang mengerti pentingnya
           tindakan Yesus, dan membuat kita lebih sungguh-sungguh
           melayani satu sama lain.

  Diambil dan disunting dari:
  Judul artikel: Teladan Kristus
  Judul buku: Pujilah Tuhan Hai Jiwaku
  Penulis: Stuart Towned & Morgan Lewis
  Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta
  Halaman: 121 -- 125
_____________________________________________________________________
WARNET PENA

                      GURU SEKOLAH MINGGU
               http://www.gurusekolahminggu.com/

  Anda rindu mengembangkan sekolah minggu yang Anda bina, baik dalam
  materi yang diberikan, aktivitas mengajar, maupun meningkatkan
  pertumbuhan rohani anak dan guru? Situs GuruSekolahMinggu.com akan
  membantu mewujudkan kerinduan Anda. Situs ini menyediakan bahan
  mengajar, lagu pujian, buku-buku Kristen dan sekolah minggu, serta
  alat peraga yang dapat memperlengkapi pelayanan sekolah minggu
  Anda.

  Bahan mengajar yang disediakan situs ini berupa ide-ide aktivitas
  sekolah minggu, tulisan mengenai wawasan guru sekolah minggu, dan
  tip-tip mengajar sekolah minggu. Selain itu, dalam situs ini juga
  dapat Anda temukan permainan, gambar Alkitab, syair lagu, lagu MP3,
  dan buku-buku karya Purnawan. Anda bisa mengembangkan sekolah minggu
  Anda dengan memiliki wawasan yang lebih banyak lagi melalui situs
  ini.

  Situs yang memunyai tema kartun ini sangat bisa membantu guru
  sekolah minggu untuk menemukan ide-ide menarik dalam mengajar,
  khususnya jika ingin mengajar dengan panggung boneka. Dalam situs
  ini disajikan banyak informasi terkait dengan panggung boneka,
  termasuk gambar-gambar ekspresi muka untuk beberapa adegan seperti
  malu, marah, sedih, dll. Nah, kunjungi situs berbahasa Indonesia ini
  dan wujudkan kerinduan Anda menciptakan sekolah minggu yang
  berkembang. (STL)
_____________________________________________________________________
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org

Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org

Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0

Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak dan e-BinaGuru di:
http://fb.sabda.org/binaanak

Ikuti Twitter e-BinaAnak di: http://twitter.com/sabdabinaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Santi Titik Lestari, Melina Martha

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org