Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/51 |
|
e-BinaAnak edisi 51 (7-11-2001)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 051/November/2001 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Mengenal Alkitab: A. Perpustakaan Terbesar di Dunia B. Mengenalkan Alkitab Kepada Anak o/ TIPS MENGAJAR : Menggunakan Alkitab di Kelas Anda o/ SERBA-SERBI : Kisah Nyata "Empat Ekor Ayam dan Empat Hari Perjalanan" o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Situs Arsip e-BinaAnak?? ... ada!! *********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi di: Meilania <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> *********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam Sejahtera dalam Kristus, Alkitab merupakan bagian dari hidup orang Kristen yang sangat utama. Oleh karena itu sangat penting bagi anak-anak Sekolah Minggu untuk belajar mengenal dan menghargai Alkitab sedini mungkin. Edisi e-BinaAnak kali ini akan membahas pokok penting ini untuk anda. Kami berharap dengan memperkenalkan Alkitab kepada anak-anak, maka kita juga akan menumbuhkan iman dan kerinduan anak-anak untuk semakin mengerti maksud dan rencana Allah bagi hidup mereka. Mari kita jadikan Alkitab ini menjadi sarana untuk kita menumbuhkan kecintaan anak-anak kepada Firman Tuhan; Firman yang hidup dan menghidupkan. Tuhan memberkati. Tim Redaksi/Tabita "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus." (2 Timotius 3:15) < http://www.bit.net.id/SABDA-Web/2Ti/T_2Ti3.htm 3:15 > ********************************************************************* o/ ARTIKEL MENGENAL ALKITAB ================ Alkitab adalah Firman Tuhan Allah sendiri, yang berisi pernyataan, janji, kehendak dan rencana Allah kepada manusia, agar manusia mengenal Allah dan mengetahui rencana keselamatan dari Allah, yang diwujudkan dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Kata Alkitab, dalam bahasa Inggris adalah "bible" yang berasal dari kata Yunani "biblion" (tunggal) yang berarti "buku", atau "biblia" (jamak) yang berarti "buku-buku". Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Alkitab adalah "nama kumpulan kitab-kitab yang diakui sebagai kanonik dan diakui sebagai Firman Allah oleh gereja Kristen." Kumpulan-kumpulan kitab tersebut terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu: Perjanjian Lama (39 kitab) dan Perjanjian Baru (27 kitab). Inti berita dalam Perjanjian Lama adalah Allah memberikan janji keselamatan kepada umat-Nya Israel, dan janji itu digenapi dalam Perjanjian Baru melalui diri Tuhan Yesus Kristus. A. ALKITAB: PERPUSTAKAAN TERBESAR DI DUNIA Beberapa Penulis menyebut Alkitab sebagai perpustakaan dengan beberapa alasan. Holman Bible Handbook, misalnya, mengemukakan kesamaan Alkitab dengan "perpustakaan" karena Alkitab tersusun atas banyak bagian (kitab-kitab) dengan banyak pengarang yang hidup pada jaman yang berbeda dan masing-masing kitab ditulis dengan gaya penulisan serta tujuan yang berbeda. Sementara itu Tim LaHaye dalam bukunya yang berjudul "Mempelajari Alkitab Secara Praktis" menyatakan pendapatnya mengenai susunan Alkitab sebagai berikut: "Salah satu hal yang luar biasa mengenai Alkitab ialah susunannya yang mengherankan. Tidak ada buku sedemikian rupa yang pernah ditulis oleh manusia, sedemikian rupa karena Alkitab tidak ditulis oleh seorang penulis dalam jangka waktu tertentu, melainkan ditulis oleh 40 orang dalam jangka waktu selama 1600 tahun, namun keseluruhannya menunjukkan suatu hasil karya dari suatu tangan yang tidak pernah salah .... Sebagian besar dari antara mereka tidak saling mengenal dan banyak di antaranya yang tidak mengetahui bahwa ada orang-orang lain yang juga menulis." Alkitab yang kita miliki saat ini seluruhnya terdiri dari 66 kitab (39 kitab dalam Perjanjian Lama dan 27 kitab dalam Perjanjian Baru). Penyusunan kitab-kitab tersebut telah mengalami berbagai proses serta pergumulan orang-orang percaya pada masa kanonisasi Alkitab. Kitab-kitab tersebut akhirnya disusun dalam kelompok- kelompok guna memudahkan para pembacanya. Berikut adalah pengelompokkan kitab-kitab dalam Alkitab seperti yang disajikan dalam Holman Bible Handbook: 1. Perjanjian Lama (39 Kitab) --------------- a. Kitab =Hukum= terdiri dari: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan (meski ada penulis yang lebih suka memisahkan kitab Kejadian sebagai Kitab Sejarah). b. Kitab =Sejarah= terdiri dari: Yosua, Hakim-Hakim, Rut, 1-2 Samuel, 1-2 Raja-Raja, 1-2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester. c. Kitab =Puisi= (Syair atau Hikmat) terdiri dari: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkotbah, Kidung Agung. d. Kitab =Nabi-Nabi Besar= terdiri dari: Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel. e. Kitab =Nabi-Nabi Kecil= terdiri dari: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, Maleakhi. Keterangan: a. Kitab Hukum pada intinya menceritakan sejarah mula-mula manusia serta pilihan dan pemeliharaan Tuhan atas bangsa Israel sebagai umat pilihanNya. b. Kitab Sejarah, yang ditulis dalam kurun waktu 1000 tahun dimulai dari masuknya bangsa Israel ke tanah perjanjian dan diakhiri saat kembalinya bangsa Israel dari tawanan negeri Babel, berisikan berbagai cerita yang menarik dari berbagai tokoh. Kisah-kisah tersebut menunjukkan betapa Tuhan selalu menunjukkan kasih setia pada umatNya meski berulang kali umatNya tersebut memberontak serta melanggar perintah- perintahNya. c. Kitab Syair atau Hikmat, menurut Tim LaHaye dalam bukunya "Mempelajari Alkitab Secara Kreatif", memuat prinsip-prinsip abadi yang menunjukkan bagaimana seseorang dapat menikmati keberhasilan dan berkat dalam keadaan-keadaan politik dan agama apa pun ia dilahirkan. d. Kitab Nabi-nabi berisikan suara Tuhan yang disampaikan dengan perantaraan para Nabi kepada bangsa Israel sesuai dengan konteks dan pergumulan jaman pada masa nabi yang dimaksud hidup. Pembagian Kitab Nabi Besar dan Nabi Kecil semata dilihat dari panjang atau singkatnya kitab-kitab tersebut. 2. Perjanjian Baru (27 Kitab) --------------- a. =Injil= terdiri dari: Matius, Markus, Lukas, Yohanes. b. =Sejarah Gereja=, hanya terdiri dari: Kisah Para Rasul. c. =Surat-Surat Paulus= terdiri dari: Roma, 1-2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1-2 Tesalonika, 1-2 Timotius, Titus, Filemon, Ibrani. d. =Surat-Surat Umum= terdiri dari: Yakobus, 1-2 Petrus, 1-3 Yohanes, Yudas. e. =Nubuat= hanya terdiri dari: Wahyu. Keterangan: a. Kitab Injil merupakan tulisan mengenai kehidupan Kristus. Selain Lukas, ketiga pengarang Injil adalah saksi mata dari kehidupan Tuhan Yesus di dunia. b. Kitab Sejarah Gereja menceritakan perjuangan dan penyebaran agama Kristen mula-mula setelah Kristus naik ke surga. c. Surat-Surat Paulus, yang merupakan bagian terbesar dari Perjanjian Baru, memuat berbagai pandangan iman Paulus yang disampaikannya pada berbagai jemaat Kristus yang tersebar di berbagai tempat. d. Surat-Surat Umum pada awalnya ditulis secara pribadi oleh si Penulis kepada suatu kelompok tertentu untuk suatu keperluan yang khusus, namun semua isi surat tersebut tetap berisi kebenaran umum yang diperlukan jemaat Kristus bahkan hingga jaman kita ini. e. Kitab Nubuat seringkali disebut sebagai kitab yang paling menarik, sekaligus paling sulit dimengerti karena selain isinya berupa nubuatan, kitab ini disajikan dalam gaya bahasa yang bukan merupakan gaya bahasa penulisan biasa. B. MENGENALKAN ALKITAB KEPADA ANAK Meskipun Alkitab ditulis dalam bahasa orang dewasa (dalam naskah aslinya), bukan berarti Alkitab tidak cocok untuk dibaca anak-anak. Kebutuhan anak akan Firman Tuhan sama pentingnya dengan kebutuhan orang dewasa. Oleh sebab itu, sebagai guru Sekolah Minggu kita dapat membantu mengenalkan serta menjelaskan Alkitab pada anak sesuai dengan perkembangan usia mereka. Bagi anak balita yang masih belum bisa membaca sendiri, Alkitab bergambar merupakan pilihan yang tepat. Guru dapat menjelaskan secara singkat bahwa Alkitab berisi cerita tentang Tuhan Yesus dan orang-orang yang dikasihi-Nya. Mengingat ketergantungan anak pada orangtua masih sangat besar, baik dalam hal kemampuan dan fasilitas, guru yang mengajar anak balita seharusnya bekerja sama dengan para orangtua. Bagi anak yang lebih besar dan sudah terampil membaca, cergam (cerita bergambar) Alkitab merupakan buku-buku yang penting untuk meningkatkan minat baca dan motivasi anak-anak dalam membaca Alkitab. Guru juga dapat mengenalkan Alkitab versi anak-anak yang ditulis dengan bahasa yang lebih sederhana dan disertai gambar- gambar yang menarik. Pada intinya guru dapat menjelaskan pada Anak bahwa Alkitab adalah Firman Allah, dan Firman ini harus dibaca supaya mereka dapat mengenal serta mengetahui kehendak Allah. Menjelaskan bagian-bagian/isi Alkitab juga sudah dapat mulai dilakukan pada anak-anak ini. Majalah KITA edisi 25 tahun 1995 memberikan pengenalan yang ringkas dan sederhana mengenai isi-isi Alkitab kepada anak-anak, antara lain: 1. Alkitab berisi cerita 2. Alkitab berisi doa 3. Alkitab berisi hukum dan peraturan 4. Alkitab berisi pengajaran 5. Alkitab berisi nasehat 6. Alkitab berisi surat-surat 7. Alkitab berisi hal yang mendatang 8. Alkitab berisi berita keselamatan Bagi anak-anak kelas besar dan remaja, bagian-bagian Alkitab seperti yang diuraikan pada bagian A di atas, sudah dapat disampaikan secara utuh. Materi-materi tersebut perlu diolah sedemikian rupa agar dapat disajikan secara menarik dan dengan bahasa sederhana supaya dapat membangkitkan minat anak untuk membaca Alkitab sendiri. Sumber: 1. Judul Buku: Mempelajari Alkitab Secara Kreatif Penulis : Tim LaHaye Penerbit : Yayasan Kalam Hidup Halaman : 47 - 58 2. Judul Buku: Holman Bible Handbook Penerbit : Holman Bible Publishers Halaman : 9, 92 3. Judul Buku: Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid 1 Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih / OMF Halaman : 28, 30 4. Majalah : KITA Edisi : 25, th. 1995 Penerbit : LRII Halaman : 4 - 6 ********************************************************************* o/ TIPS MENGAJAR MENGGUNAKAN ALKITAB DI KELAS ANDA ================================= Membuat anak tertarik mendengar penyampaian Firman Tuhan telah menjadi tantangan tersendiri bagi para guru Sekolah Minggu. Namun yang tak kalah pentingnya dari Teknik Penyampaian itu adalah bagaimana kita sebagai guru Sekolah Minggu, dengan berbagai kiat dan taktik, menyampaikan pesan pada anak bahwa Alkitab adalah buku yang istimewa. Alkitab adalah Firman Tuhan, dan Tuhan ingin anak- anak-Nya membaca Firman-Nya serta merenungkan-Nya siang dan malam. Bagaimana membuat anak-anak tertarik dan termotivasi untuk membaca sendiri Alkitabnya juga merupakan tugas seorang guru Sekolah Minggu. Berikut ini ada beberapa tips dalam menggunakan Alkitab di kelas Sekolah Minggu anda, yaitu: 1. Meskipun Alkitab (buku/cetakan Alkitab) itu sendiri BUKAN benda keramat atau berfungsi seperti layaknya sebuah jimat, kita harus menunjukkan pada anak bahwa Alkitab adalah buku istimewa yang harus kita jaga dan pelihara dengan baik karena sangat berharga. 2. Tunjukkan pada anak bahwa apa yang anda sampaikan di kelas Sekolah Minggu adalah bersumber dari Alkitab. Misalnya: saat memulai cerita, peganglah Alkitab dengan posisi terbuka di tangan anda, atau selama anda menyampaikan cerita biarkan Alkitab berada dalam posisi terbuka di meja anda dan dapat dilihat oleh semua anak. 3. Ajarkan pada anak bagaimana mencari nama kitab, pasal, dan ayat-ayatnya. Mungkin anda memerlukan beberapa rekan guru yang dapat membantu anda mendampingi anak (khususnya anak kelas kecil atau anak baru di kelas anda) belajar mengenal isi Alkitab. Untuk membuat anak lebih terampil mencari kitab, pasal, dan ayatnya, buatlah permainan yang menantang (lomba adu cepat, misalnya) dan minta masing-masing anak mempersiapkan diri di rumah sebelumnya untuk mengenali urutan kitab dalam PL maupun PB. 4. Tunjukkan dan ajarkan pada anak bagaimana menggunakan "alat bantu" guna mempelajari Alkitab, misalnya: cara menggunakan Referensi Ayat, Kamus Alkitab, Peta Alkitab, atau bila perlu kenalkan anak dengan Konkordansi atau buku Kamus Alkitab (Bible Dictionary). 5. Anda dapat memberikan tugas membaca nats/perikop Alkitab pada anak dengan disertai berbagai aktivitas menarik, misalnya: untuk persiapan lomba, mengisi teka-teki silang, atau menjawab kuis Alkitab. 6. Ajak anak menghafal sebuah ayat dengan berbagai cara yang kreatif, seperti: dengan gerakan, dengan menyusun potongan tulisan, dengan huruf sandi, dsb. 7. Anak bisa diajak membaca Alkitab bersama-sama, misalnya: bergantian laki-laki dan perempuan, murid dan guru, atau dengan pembagian peran dialog (siapa menjadi Petrus, siapa menjadi Tuhan Yesus, dan siapa menjadi Narator) 8. Lagu juga bisa dijadikan sarana untuk mengenalkan ayat- ayat/cerita Alkitab pada anak. Setelah menyanyikan sebuah lagu, ajak anak membuka bagian Alkitab yang merupakan sumber inspirasi lagu tersebut (bisa juga sebaliknya, nats / perikop Alkitab dibaca terlebih dulu baru lagu dinyanyikan). 9. Permainan yang menggunakan Alkitab hampir tak terbatas jumlahnya. Anda dapat bermain pertanyaan "Siapakah saya?" (anak bertanya untuk mengumpulkan ciri-ciri sang tokoh sementara guru menjawab ya/tidak), "Benda ini (misal: batu, kertas, dsb) terdapat di dalam kisah apa?". Anda juga dapat mengajak anak mendaftarkan nama-nama tokoh, tempat, benda yang terdapat di dalam Alkitab yang diawali dengan huruf tertentu. Berbagai permainan ini dapat anda gunakan untuk membangkitkan semangat anak membaca serta mempelajari Alkitab. Tunjukkan bahwa Alkitab penuh dengan cerita yang menarik dan "seru" untuk dibaca. 10. Anda dapat mengajak anak untuk memberi tanda pada ayat-ayat tertentu dan membuat catatan singkat di buku mereka masing- masing. Sehingga di lain waktu anak-anak akan mudah mendapatkan kembali ayat tersebut serta mempelajarinya sendiri. Selamat mencoba! Bahan di atas disadur dari: 1. Judul buku : Buku Pintar Sekolah Minggu 2 Penerbit : Yayasan Gandum Mas Halaman : 385 - 386 2. Tim Redaksi ********************************************************************* o/ SERBA-SERBI Berikut ini kisah nyata mengenai dua orang anak Afrika yang rela berjalan kaki sepanjang 40 km untuk menjual empat ekor ayam, supaya Alkitabnya dapat diteruskan kepada orang lain. Kisah ini diambil dari salah satu kesaksian dalam buku "Alkitab di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata", karya Grace W. McGavran dengan judul asli "Stories of the Book of Books", yang diterbitkan oleh Lembaga Literatur Baptis. EMPAT EKOR AYAM DAN EMPAT HARI PERJALANAN ========================================= (Afrika, abad ke-20) Di kampung halaman si Bula, jarang ada orang yang mempunyai kelebihan uang. Di daerah Afrika itu, biasanya orang tukar-menukar untuk mendapat apa saja yang diperlukan. Tambahan pula, si Bula hanyalah seorang anak laki-laki; jika kaum dewasa sukunya kekurangan uang, apa lagi anak-anak! Bula berjalan pelan-pelan menuju padang, tempat kambing- kambing sedang merumput. Ia duduk di bawah pohon kecil sambil terus memeras otak. "Aku harus mendapat uang," ia bergumam. "Tidak baik meminta ayahku. Kalau memberi persembahan di gereja, seharusnya itu uangku sendiri, bukan uang yang dititipkan oleh orang lain." Muncullah si Walif; ia mau bermain dengan Bula. Tetapi si Bula tidak mau bermain. "Hatiku tidak tenang karena kata-kata Pendeta Musa tadi pagi," kata Bula. "Memang mengejutkan," Walif mengiakan. "Sampai sekarang kata- katanya seolah-olah masih dapat kudengar." "Baru kutahu!" cetus Bula. "Baru kutahu di dunia ini masih ada orang yang belum punya Alkitab! Rasanya kita di sini adalah suku terakhir yang diberi Alkitab." Walif mengangguk. "Tapi tadi pagi Pendeta Musa begitu yakin. Katanya, pasti ada orang lain yang masih sangat memerlukan Alkitab." "Bukan kata-katanya itu yang mengganjal di hatiku," Bula mengaku dengan terus terang. "Kalau ia berkata masih ada orang lain yang memerlukan Alkitab, pasti itu benar, sebab Pendeta Musa tidak pernah bohong. Tapi ia juga berkata, kita yang sudah punya Alkitab ..." "... harus turut meneruskan Alkitab kepada orang lain," kata Walif, menyempurnakan kalimat temannya. "Yah, kata-kata itulah yang mengganjal di hatiku juga. Apa lagi, persembahan khusus akan dikumpulkan hari Minggu depan. Kalau aku tidak memasukkan apa-apa ke dalam tempurung itu,... bagaimana?" "Wah, malu rasanya!" kata Bula sambil mengeluh. "Tapi ... aku tidak punya uang." "Aku juga tidak punya uang," kata Bula membeo. "Dan ..." Walif berhenti sejenak, sambil berpikir. "Nggak ada milikku yang dapat kujual." "Memang, nggak ada ..." Selama beberapa menit kedua anak laki-laki suku Afrika itu duduk termenung; muka mereka masing-masing sangat sedih. "Nanti dulu," kata Walif dengan tiba-tiba. "Bagaimana dengan ayam?" "Ya, bagaimana?" Bula membalas. "Sang kepala suku akan mengadakan pesta akhir bulan ini. Pasti ia mau membeli ayam." Bula mulai tersenyum lagi. "Aku punya ayam." "Aku juga." "Ayam milikku sendiri," Bula menambahkan. "Kalau aku mau menjual dua ekor, boleh saja." "Tetapi . . ." Sekonyong-konyong Walif kembali bermuka masam. "Rasanya kurang enak kalau orang lain makan daging ayam, sedangkan kita hanya makan kacang." "Memang kurang enak," Bula mengiakan. Lalu Bula bangkit berdiri seperti seorang tentara cilik. "Walif, rasanya lebih kurang enak lagi kalau ada orang lain yang belum punya Alkitab! Kalau kita dapat kirim uang seharga dua ekor ayam kepada orang-orang di negeri yang jauh, pasti kita dapat bertahan walau hanya makan kacang saja." Walif juga berdiri tegak. Ia sudah siap bertindak. "Yuk, kita tangkap ayam-ayam itu!" Kedua anak laki-laki itu berlari tunggang langgang ke sebuah kandang yang pagarnya semak berduri. Mereka memilih beberapa ekor ayam yang baik untuk dijual. Lalu ... mulailah perburuan! Kedua anak laki-laki itu berlari dan melompat ke sana ke mari. Bula mengira ia sudah mendapat seekor babon gemuk; ternyata ia hanya mendapat dua buluh ekor yang panjang. Walif merasa ia sudah menangkap seekor jago, tetapi jago itu berkeok-keok dan menggelepur sampai lolos lagi. Ketika kedua anak itu berhasil menangkap masing-masing dua ekor, napas mereka sudah terengah-engah. Kaki ayam-ayam itu diikat dengan tali rumput. Lalu Bula dan Walif bergegas pergi ke sebuah rumah kepala suku. Tetapi yang mereka terima di sana hanyalah kekecewaan belaka. Juru masak kepala suku itu menawarkan sejumlah uang yang sangat kecil. "Nanti setiap anak laki-laki suku ini pasti akan membawa ayam ke mari untuk dijual," katanya mencibir. "Apakah sang kepala suku itu orang kaya, yang dapat membayar dengan harga kota? Sesen pun tawaranku tadi tak akan kutambah!" Bula dan Walif mundur dari rumah kepala suku. Mereka duduk di bawah naungan sebuah pohon yang cukup jauh sehingga juru masak itu tidak dapat mendengar percakapan mereka. Di sana mereka mempertimbangkan tawarannya tadi. Timbullah sebuah pertanyaan: "`Harga kota'? Apa sih maksudnya?" Bula pergi menanyakan hal itu kepada ayahnya. Lalu ia kembali melaporkan kepada Walif. "Wah!" cetus si Bula. "Kata Ayah, di kota orang-orang rela membayar hampir dua kali lipat tawaran si juru masak tadi!" "Tetapi kota itu dari sini delapan puluh kilometer jauhnya," Walif mengingatkan dia. "Minggu ini sekolah libur," kata Bula. "Kita dapat berjalan ke sana." "Berjalan!" Si Walif melongo. "Jalan kaki? Itu 'kan pasti makan waktu dua hari!" "Ya, dua hari." Si Bula mengangguk. "Kita sudah sering berjalan sejauh empat puluh kilometer sehari. Lagi pula, rumah pamanku kira- kira separo perjalanan. Kita dapat bermalam di rumah pamanku!" Memang Walif tahu bahwa ia dan Bula sudah biasa bepergian jauh. Ia pun tahu bahwa paman Bula pasti akan menerima mereka kalau menginap di rumahnya. Hanya saja ... apakah hasilnya nanti sepadan dengan susah payah mereka? "Kalau kita menjual di sini, kita hanya dapat memberi persembahan seharga empat ekor, demi menolong orang lain mempunyai Alkitab," kata Walif pelan-pelan sambil mengerutkan dahinya. "Tetapi kalau kita menjual di kota, kita dapat memberi persembahan seharga delapan ekor ayam!" "Yuk, kita pergi!" Bula mengajak. "Persembahan kita menjadi dua kali lipat, dan kita pun bersenang-senang pergi ke kota!" "Maksudmu, kita bersusah payah pergi ke kota," kata Walif. Ia merintih, seolah-olah ia sudah merasakan sakit kaki. "Tapi ... uang persembahan kita nanti memang menjadi dua kali lipat, ya?" Kedua anak laki-laki itu pulang dan meminta ijin kepada orang tua mereka masing-masing. Keesokan paginya mereka berangkat. Cukup sulit perjalanan itu! Di samping empat ekor ayam, mereka juga harus membawa bekal makanan. Namun benar, setiba di kota, dengan mudah mereka berhasil menjual empat ekor ayam itu. Benar juga, "harga kota" itu dua kali lipat dengan harga yang ditawarkan oleh juru masak kepala suku. Uang logam yang banyak itu gemerincing di tangan mereka. Perjalanan pulang mereka sangat menyenangkan. Bula dan Walif mengikatkan uangnya masing-masing. Dan uang itu walau cukup banyak, terasa ringan. Langkah kedua anak laki-laki itu mantap; wajah mereka berseri-seri. Pada hari Minggu berikutnya, Pendeta Musa berdiri di depan jemaatnya. Sekali lagi ia menjelaskan mengenai keperluan persembahan khusus, yaitu agar orang-orang di negeri yang jauh dapat memiliki Alkitab. Tempurung itu diedarkan dari tangan ke tangan. Bula dan Walif tersenyum lebar. Uang logam yang banyak itu kembali gemerincing dengan keras pada saat mereka menjatuhkannya ke dalam tempurung yang mereka pegang bersama. Seluruh jemaat turut bergembira; bahkan Pendeta Musa sendiri tersenyum. Mereka semua sudah mengetahui tentang perjalanan si Bula dan si Walif. Mereka pun tahu bahwa kedua anak laki-laki itu rela menempuh perjalanan selama empat hari, agar dapat menjual empat ekor ayam dengan harga dua kali lipat. Dan pada hari itu pula, cukup banyak uang persembahan yang dimasukkan ke dalam tempurung, oleh orang-orang Kristen suku Afrika yang baru menyadari tanggung jawab mereka untuk meneruskan Firman Allah kepada orang-orang lain. Sumber: Situs e-MISI; Bagian Cerita Misi ==> http://www.sabda.org/misi/cerita/ ==> http://www.sabda.org/misi/cerita/cerita34.htm Sumber: CD-Rom SABDA [Nomor Topik 18734, 18700] ********************************************************************* o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: "Purbanuara P. S." <alien2917@> >Salam kasih Kristus, >Terima kasih sekali kepada pengurus bina anak sehingga kami banyak >masukan untuk pelayanan kami pada anak-anak SM. Saya mau bertanya >bagaimana caranya melihat arsip-arsip bina anak, karena yg saya >lihat hanya edisi 1 sampai 13 saja dan tahun 2000. Bagaimana untuk >melihat yg tahun 2001. >GBU - Purbanuara Redaksi: Terima kasih untuk surat anda. Melalui surat ini kami sekaligus mengumumkan kabar gembira kepada semua pembaca e-BinaAnak, bahwa semua arsip Publikasi e-Binaanak sekarang sudah bisa diakses, di alamat: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Selamat berkunjung! ********************************************************************* Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ ********************************************************************* Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2001 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |