Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/52 |
|
e-BinaAnak edisi 52 (15-11-2001)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 052/November/2001 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Kebohongan pada Anak o/ TIPS MENGAJAR : Mengatasi Anak Kecil yang Berbohong o/ SERBA-SERBI : Bohong Putih: Boleh atau Tidak? o/ STOP PRESS : Paket Natal 2001 Yay. Domba Kecil o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Minta Kiriman Serba-serbi *********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi di: Meilania <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> *********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam Sejahtera dalam Kasih Kristus, Kebohongan dan ketidakjujuran merupakan sifat buruk yang harus segera ditangani sejak kanak-kanak agar sifat itu tidak berkembang menjadi suatu kebiasaan. Anak-anak harus dibiasakan mengatakan hal yang sebenarnya, jujur, terbuka dan tidak ada hal-hal yang sengaja ditutupi. Demikian pula sebagai orang dewasa, guru maupun orangtua, kita harus memberikan teladan yang baik dengan selalu berkata jujur kepada anak. Lalu, bagaimana kita mengetahui tentang kebohongan anak dan bagaimana kita mengatasi anak-anak yang suka berbohong? Untuk menjawabnya, simak langsung edisi berikut ini. Tuhan memberkati. Tim Redaksi/Tabita "Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu." (Mazmur 5:7) ********************************************************************* o/ ARTIKEL KEBOHONGAN PADA ANAK ==================== Setiap anak pernah berbohong dalam hidupnya. Ada yang melakukannya karena situasi yang mendesak, namun ada pula yang menjadikannya sebagai suatu kebiasaan yang pada akhirnya akan membawa kehancuran pada hidup anak. Menindak seorang anak yang kedapatan berbohong tidaklah mudah. Selain meneliti berbagai alasan dan penyebab yang mungkin mendorong seorang anak untuk berbohong, sebagai guru Sekolah Minggu kita juga harus bertindak dengan sangat hati-hati serta bijaksana, supaya teguran dan disiplin yang kita berikan dapat membawa anak pada jalan yang benar dan bukannya malah menyakiti hati anak. A. CERITA ANAK YANG BERBOHONG Tentunya kita masih ingat cerita si boneka kayu lucu yang bernama Pinokio. Dalam salah satu adegannya diceritakan bagaimana si Pinokio berbohong untuk menutupi kesalahannya, yaitu membolos dari sekolah. Pada saat kata-kata bohong keluar dari mulutnya, bertambah panjanglah hidung si Pinokio. Cuplikan cerita di atas ingin mengajarkan pada anak bahwa berbohong itu tidak baik, dan berkata bohong bukanlah suatu tindakan yang benar untuk dilakukan apa pun alasannya. Selain itu, berbohong juga tidak akan menyelesaikan masalah, sebaliknya justru akan menimbulkan masalah lain. Cerita "The Boy Who Cried Wolf" (Anak Laki-Laki yang Teriak Serigala) merupakan contoh lain yang mengajarkan kepada anak untuk tidak dengan mudah berbohong pada orang lain, meskipun itu hanya sekedar "main-main". Dalam cerita yang terkenal ini, dikisahkan kebiasaan buruk seorang anak yang suka berteriak, "Ada serigala, ada serigala!". Namun setiap kali orang banyak datang dan hendak menolongnya dari serangan serigala, anak tersebut tertawa karena semua orang terpedaya oleh ucapan bohongnya itu. Hingga pada suatu hari dimana anak tersebut sungguh-sungguh diserang oleh serigala dan berteriak, "Ada serigala, ada serigala!", tidak ada seorang pun yang menggubrisnya karena mereka mengira bahwa anak tersebut berbohong lagi seperti yang sudah-sudah. B. PELAJARAN DARI ALKITAB MENGENAI KEBOHONGAN Alkitab mengajarkan pada kita untuk selalu berlaku jujur, mengatakan yang benar jika itu benar dan yang salah jika itu salah, membuang dusta, dan menghindari kebohongan. Beberapa kisah di Alkitab secara jelas menunjukkan penghukuman Tuhan atas sikap serta perilaku orang-orang yang tidak jujur, misalnya: Ananias dan Safira bersepakat mengatakan hal yang tidak sebenarnya, Gehazi menipu tamu Elisa untuk mendapatkan uang serta materi, atau Yakub yang bersekongkol dengan ibunya untuk mengelabui Ishak, ayahnya sendiri. Kebohongan jelas merupakan perbuatan yang tidak terpuji, namun cara mengoreksi tindakan anak yang berbohong tidaklah sederhana dan mudah. Karena ada beberapa jenis kebohongan dan berbagai alasan anak berbohong, maka sebagai guru Sekolah Minggu kita perlu terlebih dulu mengenali latar belakang dan sebab-sebab seorang anak berbohong sebelum kita melakukan tindakan koreksi. C. DUSTA SEMU DAN DUSTA YANG SEBENARNYA Seorang anak balita yang melihat sebuah film tentang kereta api dan bercerita bahwa ia baru saja naik kereta api (padahal kenyataannya tidak demikian), tidak dapat disebut berdusta/berbohong. Anak balita suka berimajinasi dan masih sulit membedakan khayalannya dengan kenyataan hidupnya. Anak pada usia ini masih banyak yang belum mengetahui perbedaan mengatakan yang benar dan yang tidak benar. "Kebohongan" semacam ini disebut sebagai "dusta semu". Alex Sobur dalam artikelnya yang berjudul "Bila Anak Anda Suka Berdusta" mengajak para pembaca untuk membedakan antara dusta semu dari dusta yang sebenarnya. Seseorang melakukan dusta yang sebenarnya apabila "ia secara sadar mengatakan sesuatu yang tidak benar, dengan maksud memperdaya seseorang untuk memperoleh suatu penipuan." Untuk membedakan dusta yang bersifat semu dan dusta yang sebenarnya, Alex Sobur mengemukakan ciri-ciri dusta semu sebagai berikut: 1. Dusta semu sering disebabkan karena daya khayal. 2. Dusta semu tidak mengetahui antara yang benar dan yang tidak benar. 3. Dusta semu tidak bermaksud untuk memperdayakan seseorang. 4. Dusta semu tidak bermaksud mencari keuntungan dengan tidak mengatakan yang tidak benar itu. 5. Dusta semu disebabkan karena pengamatan yang salah. Sedangkan dusta yang sebenarnya dapat disebabkan karena hal-hal sebagai berikut: 1. Mempunyai perasaan takut, artinya takut mengatakan sesuatu yang sebenarnya, misalnya takut dimarahi oleh orangtuanya. 2. Mempunyai rasa dengki atau iri hati, misalnya iri terhadap temannya. 3. Mempunyai maksud menguasai orang lain. 4. Mempunyai maksud untuk meperolok-olokkan orang lain. Jadi, penting bagi kita semua untuk terlebih dahulu menentukan jenis kebohongan yang dilakukan oleh anak sebelum kita bertindak untuk mengoreksi perilaku mereka. D. HARGA DIRI DAN PERILAKU BERBOHONG Mengapa ada anak yang sepertinya "suka berbohong"? Bahkan cenderung menjadikan perilaku tersebut sebagai suatu kebiasaan dalam hidupnya? Dalam banyak kasus, menurut artikel yang berjudul "Karena Terancam Tito Berbohong", masalah utama seorang anak jatuh dalam kebiasaan berbohong adalah karena anak tersebut mulai kurang menghargai dirinya sendiri. Hal ini bisa disebabkan oleh orang-orang di sekitarnya yang menuntut secara berlebihan, tidak menghargainya, atau karena pola pendidikan yang keliru. Mendorong anak untuk menguasai kecakapan tertentu, sesederhana apapun bentuknya, sangatlah membantu anak untuk mengembalikan rasa percaya dirinya. Lingkungan yang mendukung dari orang-orang yang mau mengerti serta menerima anak (meskipun anak tersebut bukan anak yang "manis" atau "pandai") juga akan menolong anak keluar dari rasa takut berbuat salah atau dari rasa minder yang tidak sehat. Seorang anak yang menerima cinta kasih yang tulus dari orang-orang yang dekat dengannya cenderung akan lebih mengembangkan kebiasaan yang baik dan tidak suka berbohong. Sebaliknya, seorang anak yang dibesarkan dalam suasana yang tegang, dimana kesalahan kecil mendatangkan hukuman yang hebat, tuntutan orang tua sangat tinggi, dan penghargaan serta pujian mahal harganya, akan mencetak anak yang rusak harga dirinya, yang memilih jalan keluar "berbohong" untuk menghindar dari berbagai tekanan hidupnya. Menanamkan nilai-nilai kejujuran adalah penting. Ajarkan pada anak bahwa Tuhan menghendaki anak-anak-Nya datang kepada-Nya dengan hati yang jujur dan terbuka. Bahwa Tuhan mau menerima siapa saja yang datang kepada-Nya meminta pengampunan atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuatnya. Dan bahwa Tuhan memberikan pengampunan serta hidup baru bagi mereka yang bertobat/berbalik dari perilakunya yang tidak benar. Kiranya Tuhan memberkati pelayanan anda. Sumber: 1. Judul artikel: Bila Anak Anda Suka Berdusta Judul buku : Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga Penulis : Alex Sobur Penerbit : BPK Gunung Mulia Halaman : 98 - 100 2. Judul artikel: Karena Terancam Tito Berbohong Judul buku : Kumpulan Artikel Intisari Psikologi Anak Penerbit : PT Gramedia Halaman : 124 - 125 (Bagian II ide diungkapkan dan dikembangkan dengan kata-kata sendiri dengan ide dari artikel tsb.) 3. Judul buku : Aesop's Fables Penerbit : Ladybird Books Halaman : 12 ********************************************************************* o/ TIPS MENGAJAR MENGATASI ANAK KECIL YANG BERBOHONG =================================== Apakah kebohongan pada anak batita (di bawah tiga tahun) merupakan perilaku yang perlu dikuatirkan? Apakah seorang anak batita yang "berbohong" dapat dikatakan telah berdosa? Apakah kebiasaan "berbohong" pada anak batita tertentu merupakan prediksi tentang sikap moral anak di masa yang akan datang? Sebagai guru Sekolah Minggu, khususnya yang mengajar anak-anak pra-sekolah, kita perlu mencermati dengan lebih jelas mengenai kondisi mental serta penyebab munculnya kebohongan tersebut. Kasus kebohongan pada anak yang masih kecil ini biasanya agak berbeda dari kasus-kasus yang terjadi pada anak yang lebih besar, yang sudah memahami apa itu berbohong. Sebuah buku pedoman mengenai anak batita "Anak di Bawah Tiga Tahun: Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan" pada salah satu bagiannya membahas khusus perilaku berbohong pada anak batita dan menjelaskan 4 alasan anak berbohong, yaitu: 1. Kebutuhan untuk mempertahankan kebaikan --------------------------------------- Menurut pikiran anak batita, menolak mengakui perbuatan salah akan membuat perbuatan ini lenyap dan ia tetap `bersih` 2. Keinginan untuk menghindari konsekuensi -------------------------------------- Pikiran anak berlanjut: "Jika saya tidak menceritakan pada ayah bahwa saya telah menjatuhkan crayon, mungkin saya tidak usah memungutnya kembali." 3. Ingatan yang masih pendek ------------------------- Ketika Jonathan menuduh Laura merebut truk darinya, ia mungkin sudah lupa bahwa dialah yang merebutnya terlebih dulu dari Laura. 4. Kesulitan membedakan kenyataan dan khayalan dengan sepenuhnya ------------------------------------------------------------- Ketika Kayla mendapat boneka baru, Hillary sama sekali bukan bersikap tidak jujur ketika berkata "Saya juga mendapat boneka baru." Bagaimana pun, mengucapkan khayalannya akan membuat ia merasa lebih baik. Berhubung "kebohongan" pada anak batita kemungkinan besar disebabkan oleh pengertiannya yang masih berkembang tentang yang benar dan yang salah, tindakan yang jujur dan tidak jujur, dan seringkali "kebohongan" tersebut tidak digunakan untuk maksud jahat atau sudah dipersiapkan sebelumnya, maka jenis "kebohongan" ini tidak selayaknya mendapatkan hukuman. Namun demikian, adalah tidak tepat juga bila kita membiarkan saja mereka "berbohong" dengan pemikiran toh nantinya mereka akan mengerti sendiri bila sudah besar. Justru di sinilah peran kita sebagai guru Sekolah Minggu untuk membentuk pemahaman yang benar dalam diri anak untuk bersikap dan berlaku jujur sejak dini. Beberapa tips di bawah ini dapat membantu para guru untuk menanamkan kejujuran pada anak-anak pra-sekolah: 1. Jangan membawa anak ke dalam "pencobaan" --------------------------------------- Bila anda dengan jelas melihat anak melakukan suatu perbuatan yang tidak benar, misal mendorong atau memukul temannya, jangan tanyakan "Apakah kamu yang mendorong Ani?" Sebaiknya langsung saja katakan "Saya lihat kamu mendorong Ani. Maukah kamu menceritakan pada saya mengapa kamu melakukan hal itu?" 2. Jangan memaksa anak untuk "mengaku" ----------------------------------- Jika anda mendapati anak menyangkali perbuatannya (padahal dengan jelas anda telah melihatnya sendiri) janganlah memaksa dia atau memojokkannya sampai anda mendapatkan pengakuannya. Hal ini justru akan membuat perasaan anak terluka dan hubungan di antara kalian menjadi rusak. Lebih baik anda menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya itu tidak benar (dan jelaskan secara singkat alasannya). Bila perlu berikan 'sanksi' atas tindakannya yang salah tersebut (BUKAN atas "kebohongan"nya) berikanlah dengan tegas dan tetap ramah. Jika dalam kasus tertentu anda tidak mengetahui kejadian sesungguhnya, jangan pernah sekali- kali menuduh anak, (misal: "Ari, pasti ini kamu yang memukul Nona") apalagi memberi hukuman padanya. Untuk hal semacam ini, lebih baik anda bertanya pada anak apa yang baru saja terjadi dan apa pun cerita mereka terimalah dan katakan, "Saya senang bila kamu mau mengatakan yang sebenarnya." 3. Memberikan penghargaan pada anak yang berlaku jujur -------------------------------------------------- Bila ada anak yang jujur mengakui perbuatannya yang kurang baik, misalnya: mengaku telah memukul temannya, katakan padanya "Saya senang kamu mengatakan hal yang sebenarnya/jujur." Tapi, bukan berarti pengakuannya ini akan membuatnya terlepas dari tanggung jawab. Sebaiknya guru tetap memberikan 'sanksi' atas perbuatannya tersebut, misalnya dengan mengajaknya meminta maaf kepada teman yang baru saja dipukulnya. 4. Menyampaikan cerita teladan --------------------------- Dalam beberapa kesempatan, ceritakan berbagai kisah Alkitab yang menyorot tindakan berbohong dan tunjukkan bahwa Tuhan tidak membenarkan tindakan tersebut. Beberapa cerita teladan di luar Alkitab juga dapat disampaikan pada anak, misalnya: "The Boy Who Cried Wolf" (Anak Laki-Laki yang Teriak Serigala). 5. Menjadi teladan bagi anak ------------------------- Sebagai guru, kita sendiri harus mampu bersikap dan bertindak jujur. Bahkan "kebohongan putih" pun sebaiknya tidak dilakukan oleh guru Sekolah Minggu. Misalkan anak ingin bermain lift sementara ada banyak orang menunggu giliran untuk menggunakannya. Lebih baik langsung saja kita katakan "Maaf ya, kita harus bergantian karena ada banyak orang yang juga ingin menggunakan lift." daripada mengatakan "Wah, liftnya rusak!" atau "Awas, di dalam lift ada hantunya." dan macam-macam alasan tidak benar lainnya. Bersikap dan berlaku jujur merupakan kebiasaan yang harus dipupuk sejak dini. Karena itu, didiklah anak-anak yang Tuhan percayakan kepada anda supaya mereka bertumbuh menjadi anak yang sehat jiwa serta rohaninya. Selamat melayani. Sumber: 1. Judul buku: Anak di Bawah Tiga Tahun: Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan Penulis : Arlene Eisenberg, Heidi E. Murkoff, Sandee E. Hathway, B.S.N. Penerbit : Penerbit ARCAN Halaman : 490 - 493 2. Tim Redaksi ********************************************************************* o/ SERBA-SERBI BOHONG PUTIH: BOLEH ATAU TIDAK? ============================== Seringkali kita mendengar pandangan yang mengatakan bahwa "bohong putih" itu tidak apa-apa, toh tujuannya baik. Dalam kenyataan hidup, sulit sekali untuk berlaku jujur apalagi di saat yang sama kita seringkali diperhadapkan dengan suatu dilema. Sehingga "bohong putih" seringkali menjadi salah satu pilihan terpaksa sebagai jalan keluar. Sebagai contoh, anda sedang mengajak anak anda yang masih berusia 3 tahun berjalan-jalan di taman dan kebetulan ada seorang penjaja es krim yang lewat. Anak anda segera merengek minta dibelikan, tapi anda tidak ingin membelikannya karena anak anda sedang batuk. Mungkin pada akhirnya anda akan tergoda untuk mengatakan pada anak bahwa es krim yang dibawa penjual tersebut sebenarnya sudah habis. Pada dasarnya "bohong putih" sama saja dengan kebohongan, yaitu mengatakan hal yang tidak benar dengan tujuan mengelabui seseorang. Untuk mengajarkan sikap dan perilaku jujur pada anak, sebagai orang dewasa kita harus terlebih dulu memberi contoh yang baik. Meskipun anak kecil dapat kita "perdaya" oleh "kebohongan putih" tersebut, pada saatnya mereka akan mengerti juga dan pada saat itu tiba mereka telah belajar dua hal yang tidak menguntungkan dari kita, yaitu: 1. Anak menganggap "bohong" sebagai jalan keluar dari situasi yang sulit 2. Anak mendapati bahwa orang tua (orang dewasa) tidak selalu dapat dipercayai perkataannya Bahan di atas diambil dari: Judul buku: Anak di Bawah Tiga Tahun: Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan Penulis : Arlene Eisenberg, Heidi E. Murkoff, Sandee E. Hathway, B.S.N. Penerbit : Penerbit ARCAN Halaman : 491 ********************************************************************* o/ STOP PRES! PAKET NATAL 2001 DARI YAYASAN DOMBA KECIL Yayasan Domba Kecil akan menyelenggarakan Presentasi Sehari berupa Paket Natal 2001, yang akan diadakan di enam kota di P. Jawa. Untuk itu YDK mengundang para Guru Sekolah Minggu, Guru Sekolah, Penginjil Anak, Pencinta Anak dan semua yang merayakan Natal bersama anak- anak untuk mengikutinya. Topik: 1. Musikal Drama Natal 2. Cerita Boneka Natal 3. Peraga Cerita Natal 4. Peraga Lagu Natal 5. Ayat Hafalan Natal 6. Ide-ide Alat Peraga Natal 7. Aktivitas Natal 8. Ide Hadiah Natal Presentasi Sehari tersebut akan diadakan di: 1. BOGOR Tema : Yesus Lahir Membawa Mujizat Keselamatan Waktu : Sabtu, 17 November 2001, pk. 13:00-16:00 WIB Tempat: Gereja Bethel Indonesia Elohim, Jl. Batutulis 66 Bogor 2. PEKALONGAN Tema : Malam Ajaib Waktu : Rabu, 21 November 2001, pk. 09:00-12:00 WIB Tempat: Gereja Bethel Maranatha, Jl. Diponegoro 37 Pekalongan 3. KUDUS Tema : Malam Ajaib Waktu : Kamis, 22 November 2001, pk. 17:30-20:30 WIB Tempat: JKI Elim, Jl. Pemuda 60 Kudus 4. SEMARANG Tema : Malam Ajaib Waktu : Sabtu, 24 November 2001, pk. 14:00-16:30 WIB Tempat: Gereja Isa Almasih Tanah Mas, Jl. Delta Mas Raya A-16 Semarang 5. SOLO Tema : Hari Heboh Waktu : Senin, 26 November 2001, pk. 18:00-20:30 WIB Tempat: Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton Jl. A.R. Hakim 49, Solo Untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai Paket Natal 2001 ini anda juga dapat menghubungi: Yayasan Domba Kecil Tel. +62(21) 560-2630, 566-8962 Jl. Tanjung Duren Utara III E/236 Fax. +62(21) 566-8962 Jakarta Barat 11470 - INDONESIA ********************************************************************* o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Helsi.Dominggus@ >Syallom... >Kalau bisa saya minta bantuannya agar lebih banyak dikirimkan >beberapa serba-serbi terlebih kalau berupa kesaksian nyata lebih >baik lagi, saya memerlukan ini, kalau ada mungkin bisa menambah >kesaksian saya tentang Tuhan Yesus di zaman sekarang ini. Redaksi: Terima kasih untuk sarannya, pada waktu yang akan datang kami akan mencoba menambah dengan kesaksian-kesaksian. Tapi jika anda menginginkan lebih banyak kesaksian, anda bisa berlangganan publikasi e-JEMMi (Journal Elektronik Mingguan Misi) yang banyak memuat kesaksian misi tentang apa yang Allah kerjakan di dunia ini. Bila anda tertarik untuk berlangganan, silakan kirim email kosong ke: <subscribe-i-kan-misi@xc.org> atau anda bisa baca kesaksian/arsip dari Situs e-JEMMi dan e-MISI: http://www.sabda.org/publikasi/e-jemmi/ http://www.sabda.org/misi/cerita/ ********************************************************************* Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ ********************************************************************* Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2001 YLSA ><> ========= PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK ========== <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |