Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/527

e-BinaAnak edisi 527 (30-3-2011)

Paskah (V)

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

DAFTAR ISI
ARTIKEL: BUKTI DIA BANGKIT
KESAKSIAN: BELAJAR DARI ANAK

Shalom,

Kebangkitan merupakan pernyataan sentral gereja mula-mula sejak
semula. Orang-orang Kristen mula-mula tidak hanya menyokong
ajaran-ajaran Yesus, melainkan mereka yakin mereka telah melihat Dia
hidup setelah penyaliban dan kematian-Nya. Tentunya, keyakinan paling
utama mereka adalah bukti autentik yang telah memastikan bahwa
kenyataan itu benar. Dalam edisi kali ini, kita akan melihat
fakta-fakta penting seputar kebangkitan-Nya melalui beberapa
bukti-bukti paling awal mengenai kebangkitan Yesus. Kiranya artikel
yang telah kami siapkan ini dapat memperkuat iman kita dan kita tidak
lagi memiliki keraguan dalam mengikuti-Nya.

Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi Tamu e-BinaAnak,
Desi Rianto
< http://pepak.sabda.org/ >

                      ARTIKEL: BUKTI DIA BANGKIT

Apakah Yesus benar-benar bangkit? Di bawah ini disajikan fakta-fakta
dari kebangkitan Tuhan Yesus:

1. Dia Mati

Perseteruan antara Yesus dan para pemimpin agama Israel harus dibayar
dengan nyawa-Nya. Dia telah mati ketika tubuh-Nya diturunkan dari kayu
salib. Tuhan Yesus tidak pingsan, seperti yang dikatakan oleh beberapa
pengkritik. Namun, Dia sungguh-sungguh mati seperti yang dikatakan
oleh Alkitab.

Matius, Markus, dan Lukas masing-masing mencatat suatu peristiwa yang
terjadi dalam waktu yang sama tak jauh dari Kalvari bahwa ketika Yesus
mati, "tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah" (Markus
15:38). Mukjizat ini menandai berakhirnya era keterbatasan hubungan
antara manusia dengan Allah dan dihentikannya pengorbanan hewan/ternak
seperti dalam Perjanjian Lama. Namun, bukan hanya itu. Mukjizat itu
juga membuktikan kematian Yesus, karena kematian-Nya memperlihatkan
bahwa pengorbanan-Nya yang sempurna sesuai dengan kehendak Allah.
Bukti-bukti ini diperkuat dengan peristiwa yang terjadi di sekitar
penyaliban yang terdapat di dalam Yohanes 19:33, Yohanes 19:34, Markus
15:43-45, dan Matius 27:63.

2. Kubur Kosong

Setelah tiga hari lamanya Tuhan Yesus dikuburkan, maka tibalah
waktunya sahabat-sahabat-Nya mengunjungi kubur-Nya untuk mengadakan
ziarah. Hari itu adalah hari Minggu. Saat berjalan menuju kubur,
mereka khawatir tentang siapa yang mampu menggulingkan batu penutup di
kubur Yesus sehingga mereka dapat masuk dan memberikan rempah-rempah.
Akan tetapi, sesampainya di sana mereka menyaksikan bahwa batu penutup
itu telah digulingkan. Dan, seorang malaikat memberi salam kepada
mereka serta mengatakan bahwa Yesus sudah bangkit.

Setelah para wanita itu, Yohanes dan Petruslah yang melihat bahwa
Yesus telah pergi. Tatkala keduanya mendengar berita baik yang tidak
masuk akal ini dari Maria dan beberapa wanita lainnya, mereka segera
berlari menuju kubur. Yohanes yang sampai di kubur terlebih dahulu
tidak segera masuk, ia hanya berdiri di pintu kubur yang terbuka dan
melihat kain lenan yang dipakai untuk membungkus tubuh Yesus
tergeletak di sana.

Apabila Anda membutuhkan saksi mata untuk meyakinkan diri Anda bahwa
kubur itu benar-benar kosong, Anda dapat melihatnya dari kesaksian
Yohanes.

3. Yesus Menampakkan Diri

Mereka benar-benar bertemu dengan Yesus! Pertama, di kubur. Lalu, di
jalan ke Emaus, dan di loteng sebuah rumah. Berkali-kali, di tempat
yang berbeda, Yesus menampakkan diri kepada sahabat-sahabat-Nya.
Selama 40 hari, Dia menunjukkan keberadaan-Nya agar diketahui oleh
khalayak (Kisah Para Rasul 1:1-3). Untuk mendapatkan kejelasan kepada
siapa saja Tuhan Yesus menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya,
terdapat bukti-bukti autentik di dalam Yohanes 20:11-18, Yohanes
20:13, Matius 28:9-10, dan beberapa cerita kitab Injil tentang
penampakan diri Tuhan Yesus kepada sahabat-sahabat-Nya.

4. Adanya Reaksi dari Para Penjaga

Seorang prajurit Romawi bukanlah pengecut. Ia dilatih secara khusus,
berwatak tegas, dan dilengkapi dengan persenjataan lengkap.
Perhatikanlah reaksi para prajurit yang menjaga kubur Yesus ketika
mereka merasakan gempa bumi dan melihat seorang malaikat menggulingkan
batu penutup kubur tersebut (Matius 28:2). Mereka "gentar ketakutan
dan menjadi seperti orang-orang mati" (ayat 4). Dan para pemimpin pada
waktu itu tahu bahwa Tuhan Yesus telah bangkit. Hal ini diperkuat
dengan tindakan penyuapan yang mereka lakukan.

5. Nuansa Pandangan Para Murid

Ketika Tuhan Yesus ditangkap para murid-Nya mengalami ketakutan yang
luar biasa. Namun, sesuatu terjadi dan mengubah itu semua. Apakah yang
mampu mengubah sekelompok pemurung dan penakut menjadi sekelompok
pewarta Kabar Baik yang pemberani, yang sanggup berdiri teguh, dan
bersaksi bahwa Yesus yang disalibkan itu telah bangkit? Apa yang
mengubah mereka sehingga mereka siap menjadi martir untuk
mempertahankan iman mereka? Tuhan Yesus benar-benar bangkit dan mereka
adalah saksi mata dari peristiwa kebangkitan-Nya.

6. Gebrakan Awal Gereja Kristen

Gereja Kristen yang lahir dan ada hingga sekarang ini tidak hanya
berdasar pada kehidupan dan ajaran Yesus. Hal ini merupakan hasil dari
sesuatu yang lebih mulia dari sekadar perkataan. Kebangkitan-Nya
merupakan awal dari berdirinya gereja.

Diringkas dari:
Judul buku: Seri Mutiara Iman: Apakah Kristus Benar-Benar Bangkit?
Judul asli artikel: Bukti: Dia Bangkit
Penulis: Martir R. De Haan II
Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1983
Halaman: 9 -- 25

                   KESAKSIAN: BELAJAR DARI ANAK

Saat beranjak dewasa, saya sangat tergila-gila dengan olahraga
sehingga saya tidak banyak belajar tentang hal lainnya. Salah satu
contohnya, keterampilan bertukang kayu saya sangat terbatas. Saya
hanya mengetahui cara memegang palu. Jadi tampaknya saya dan istri
saya salah membeli rumah yang pada tahun itu juga sangat membutuhkan
perbaikan.

Kami pindah, membeli buku-buku "Time Life", memulai menata ulang rumah
kami, dan menerima semua bantuan sukarela yang bisa kami dapatkan.
Pertolongan itu kebanyakan datang dari Sekolah Minggu SMP kami.
Beberapa murid memunyai orang tua yang bekerja sebagai tukang kayu dan
mengetahui seluruh pekerjaan tukang-menukang jauh melebihi saya.
Mereka senang mengajar guru mereka cara-cara pertukangan kayu dan saya
suka pertolongan secara sukarela.

Salah satu sukacita dari mengajar adalah belajar dari anak-anak layan
Anda. Ya, mereka ahli dalam mengajarkan kesabaran. Murid-murid dalam
kelas Anda juga dapat menolong Anda dengan hal-hal yang mereka kuasai.
Daftar keterampilan mereka tidak ada habisnya -- bertukang, komputer,
alat-alat musik, video games, atau cara menonton TV dan mendengarkan
radio saat sedang belajar.

Anak-anak layan saya juga membantu saya mempelajari
kebenaran-kebenaran rohani. Anak-anak mengajarkan saya cara menghadapi
kesakitan saat saya menyaksikan mereka berjuang menghadapi berbagai
konsekuensi dari pilihan-pilihan buruk mereka. Anak-anak mengajarkan
saya berbelas kasih saat saya belajar lebih mengasihi anak-anak. Dan
anak-anak mengingatkan saya untuk percaya pada mukjizat saat saya
melihat Kristus masuk dalam kehidupan mereka. (t/Uly)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: Help! I`m a Sunday School Teacher
Judul asli artikel: Learn From Your Kids
Penulis: Ray Johnston
Penerbit: Youth Specialties, California 1995
Halaman: 82 -- 83

Kontak: < binaanak(at)sabda.org >
Redaksi: Fitri Nurhana, Melina Martha, dan Truly Almendo Pasaribu
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/binaanak >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org