Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/53 |
|
e-BinaAnak edisi 53 (22-11-2001)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 053/November/2001 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Mempersiapkan Acara Natal Sekolah Minggu o/ TIPS NATAL : Merayakan Natal dengan Sinterklas: Boleh atau Tidak? o/ SERBA-SERBI : Membuat Bermacam-macam Hiasan Natal o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Terima Kasih Atas Kiriman e-BinaAnak *********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi di: Meilania <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> *********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam Damai Sejahtera dalam Kristus, Bagi anak-anak, hari Natal merupakan saat yang paling dinanti- nantikan, karena hari Natal merupakan hari yang istimewa, di mana mereka melihat suasana gereja yang lain dari biasanya. Hanya saja, apakah anak-anak sudah mengerti makna Natal yang sebenarnya? Apakah mereka tahu bahwa seorang Juruselamat telah hadir bagi mereka? Agar anak-anak di Sekolah Minggu kita memahami arti Natal yang sebenarnya, maka kita harus mempersiapkan acara Natal dengan pengertian yang benar. Beberapa sajian dalam edisi ini kiranya dapat menolong anda untuk mempersiapkan acara perayaan Natal di Sekolah Minggu anda masing-masing. Selamat mempersiapkan Natal. Tim Redaksi/Tabita "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." (Yesaya 9:5) < http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yes/T_Yes9.htm 9:5 > ********************************************************************* o/ ARTIKEL MEMPERSIAPKAN ACARA NATAL SEKOLAH MINGGU ======================================== Natal merupakan saat yang dinanti-nantikan oleh anak. Sejak kecil anak belajar bahwa Hari Natal memiliki makna yang istimewa. Pemahaman mereka akan Natal belum tentu benar, karena Natal bagi anak kecil seringkali identik dengan pesta dan banyaknya hadiah serta acara-acara yang menarik. Karena "daya tarik" itulah, Hari Natal merupakan kesempatan emas bagi guru Sekolah Minggu untuk menyampaikan Firman Tuhan pada anak- anak; memberitakan peristiwa luar biasa dimana Tuhan Yesus lahir ke dunia sebagai seorang bayi untuk menebus dosa umat manusia. Natal juga merupakan kesempatan berharga bagi Sekolah Minggu untuk menjaring anak baru sekaligus menarik kembali anak-anak yang sudah lama tidak datang ke Sekolah Minggu. A. MENYAMPAIKAN MAKNA NATAL KEPADA ANAK Menyampaikan makna Natal kepada anak-anak bukanlah hal yang mudah. Paling tidak ada 2 alasan mengapa guru Sekolah Minggu seringkali menemui kesulitan dalam meneruskan Berita Natal kepada anak-anak. Alasan pertama, Natal selain mengandung unsur religius/rohani pada saat yang bersamaan juga mengandung unsur sekuler. Kemungkinan besar anak-anak kecil memahami arti Natal justru bukan dari aspek rohaninya, melainkan dari sisi tradisi Natal sekuler yang dikenalnya, seperti: Sinterklas, pohon natal, hadiah, baju baru, pesta, dan sebagainya. Oleh sebab itu, guru Sekolah Minggu perlu "meluruskan" pandangan anak akan makna Natal yang sebenarnya dengan menekankan peristiwa kelahiran Yesus sebagai sentral utama Perayaan Natal di Sekolah Minggu. Alasan kedua, cara menyampaikan Berita Natal pada anak merupakan tantangan yang tidak mudah, terutama bagaimana guru Sekolah Minggu dapat menyampaikan Pesan Natal pada anak-anak dengan kelompok usia yang berbeda-beda. Hal ini akan semakin sulit bila perayaan Natal Sekolah Minggu dirayakan bersama, dimana anak yang masih kecil bergabung bersama dengan anak yang sudah lebih besar. Wes Haystead dalam bukunya yang berjudul "Teaching Your Child About God" mengemukakan beberapa ide/cara dalam menyampaikan Berita Natal agar bermakna secara rohani kepada anak-anak, yaitu: 1. Sikap Orang Dewasa (guru Sekolah Minggu, red.) ---------------------------------------------- Untuk membuat Natal benar-benar bermakna spiritual bagi anak-anak, sikap orang dewasalah yang menjadi kuncinya. Jika kelahiran Yesus tidak bermakna bagi orangtua dan guru, usaha- usaha memaksa anak untuk menanggapinya dengan penuh hormat kepada Allah adalah sia-sia. Perintah yang Allah berikan kepada keluarga Yahudi untuk merayakan pembebasan mereka dari Mesir memberikan model yang baik bagi perayaan keluarga Kristen. kombinasi makanan enak, ungkapan sukacita, dan penjelasan yang singkat serta sederhana akan makna peristiwa itu merupakan cara yang paling baik untuk menolong anak-anak menikmati dan mulai memahami mengapa perayaan itu sungguh-sungguh penting. 2. Palungan -------- Palungan sudah lama dipakai sebagai pusat perhatian selama masa Natal. Biarkan anak-anak berperan serta dalam membuat palungan. Beri mereka kesempatan untuk memegang tokoh-tokoh Natal saat kisah Natal diceritakan. Biarkan anak-anak kembali ke palungan selama liburan Natal berlangsung untuk bermain-main dengan tokoh- tokoh di sekitar palungan, untuk mengenang dan menceritakan kembali kisah yang telah mereka dengar. 3. Dekorasi -------- Banyak dekorasi Natal pada mulanya berfungsi sebagai simbol- simbol kebenaran Alkitab. Merupakan hal yang sangat indah bagi anak untuk dikenalkan pada pohon Natal, hiasan-hiasan dan lampu warna-warni sebagai hal yang lebih dari sekadar latar belakang dari tumpukan hadiah yang beraneka warna. Sebuah buku tentang tradisi Natal dapat memperkaya setiap rumah atau kelas bagi orang dewasa maupun anak-anak. 4. Pesta Ulang Tahun ----------------- Menekankan aspek perayaan ulangtahun pada hari Natal dapat menggugah respon anak-anak. Mereka mungkin agak sulit menghargai pesta ulang tahun bagi Yesus tanpa kehadiran Yesus secara fisik sebagai pribadi yang berulang tahun. Namun mereka tentu akan senang membicarakan apa saja yang Maria dan Yusuf lakukan bagi Yesus pada hari ulang tahun-Nya yang kedua atau kelima. Bicarakan dengan anak-anak tentang hari ulang tahun mereka untuk membantu mereka menghubungkan pertumbuhan Yesus dengan pengalaman mereka sendiri. 5. Buku-buku Bergambar ------------------- Satu atau lebih buku-buku bergambar kisah Natal dapat dipakai selama liburan Natal. (Bagi orangtua -red ) saat-saat menjelang tidur selama minggu Natal bisa dipakai untuk menceritakan kisah-kisah tersebut. 6. Televisi dan Video ------------------ Televisi yang memborbardir rumah-rumah dengan sinterklas, yang mengaburkan makna semangat Natal, dan iklan penjualan hadiah Natal yang tak habis-habisnya -- kadang juga memberi kesempatan untuk melihat penggambaran kisah Natal yang dramatis. Menonton dengan selektif (atau penyewaan kaset video), yang seharusnya menjadi pola setiap keluarga, dapat menjadikan televisi sebagai aset yang bermutu. 7. Menyanyikan Lagu-lagu Natal --------------------------- Pada saat keluarga dan kelompok-kelompok persekutuan di gereja menikmati saat lagu-lagu dinyanyikan, mereka perlu mengikut- sertakan lagu "Away in a Manger" (Di Dalam Palungan) atau dua lagu yang dipelajari anak-anak di gereja. Mulailah dengan "Jingle Bells" (yang paling disukai anak-anak pada masa seperti ini) dan yang juga dapat melibatkan anak-anak. (Catatan: Mengikutsertakan lagu-lagu favorit anak-anak lainnya, dapat menjadi pembuka sebelum kisah nyata kelahiran Yesus didiskusikan.) Hal yang menyenangkan bagi keluarga untuk melewati malam Natal adalah dengan menciptakan lagu-lagu Natal baru. Pakailah nada-nada yang akrab di telinga anak dan menggantinya dengan kata-kata baru tentang kisah Natal. 8. Hadiah Natal ------------ Pengalaman keluarga atau kelas lainnya yang berarti adalah memberi hadiah kepada orang lain di luar kelompok itu. Beberapa minggu sebelum Natal, berundinglah dengan anak-anak untuk memutuskan siapa yang akan diberi hadiah sebagai kejutan dan apa yang akan diberikan. Dengan melibatkan anak-anak dalam merencanakan hadiah, dan juga melakukannya, anak-anak akan memiliki pengalaman yang berharga dalam memberi tanpa mengharapkan untuk menerima timbal balik. B. MEMPERSIAPKAN ACARA NATAL Agar perayaan Natal anak-anak Sekolah Minggu dapat bermakna secara rohani dan dapat dipahami anak-anak, beberapa hal teknis yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut: 1. Persiapan Awal -------------- Ajak dan libatkan seluruh guru Sekolah Minggu untuk terlibat dalam merencanakan dan menyelenggarakan Perayaan Natal tersebut. Buatlah jadwal pertemuan untuk merencanakan Perayaan Natal. Pada pertemuan itu diskusikan dan tentukan tempat dan waktu yang tepat bagi perayaan Natal (hari, tanggal, jam), Tema, Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran perayaan Natal. Diskusikan juga bagaimana rencana rangkaian acara, para pengisi acara, rancangan dekorasinya, konsumsi, perlengkapan sound system, dan sebagainya. 2. Inti/Tema Berita Natal ---------------------- Agar Natal dapat memberikan makna secara rohani pada anak- anak, kita harus dapat menemukan tema Natal yang tepat, sederhana, dan mudah dimengerti oleh anak-anak. Beberapa contoh tema yang cocok untuk perayaan Natal misalnya: "BAYI YESUS TELAH LAHIR" "ULANG TAHUN YESUS" "YESUS SAHABATKU" "PALUNGAN YESUS" "GEMBALA DAN BAYI YESUS" "SELAMAT DATANG TUHAN YESUS" "YESUS DATANG AKU SELAMAT" dan sebagainya. 3. Acara Natal ----------- Setelah tema yang cocok ditemukan, diskusikan acara Natal dengan seluruh Panitia Natal yang telah dibentuk. Seluruh rangkaian acara Natal ini harus diatur dan dikoordinasikan dengan baik agar dapat mendukung tema Natal. Koordinasikanlah nyanyian, renungan inti (cerita), drama, permainan, tarian, dan sebagainya. Demikian pula kordinasikan personil yang mengisi acara (Song Leader, MC, Tim musik pengiring, Pembawa Firman, dll) baik anak-anak maupun guru yang terlibat. Perhatikan susunan acaranya dan aturlah dengan jelas agar acara Natal dapat berjalan dengan lancar. Selain itu dekorasi ruangan harus sesuai dan mendukung tema. 4. Berbagai Perlengkapan Pendukung Acara ------------------------------------- Tidak kalah pentingnya dengan acara Natal adalah persiapan dan pengadaan berbagai perlengkapan/fasilitas yang menunjang acara Natal. Perhatikan bahwa tempat duduk harus diatur dengan baik agar anak-anak merasa nyaman dan pandangan anak ke panggung (bila ada) tidak terhalang. Sound system harus diatur dengan baik agar suara tidak terlalu memekakkan telinga, namun juga jangan terlalu kecil, aturlah sound system agar dapat terdengar dengan jelas oleh seluruh anak. Demikian pula alat-alat penunjang lain seperti OHP, alat-alat musik dan alat-alat lain harus diatur dengan baik. 5. Semua Orang Harus Terlibat dalam Perayaan Natal ----------------------------------------------- Semangat Natal bukan semangat "one man show" (dipikir/dikerjakan oleh satu orang saja). Oleh karena itu perayaan Natal harus dilaksanakan dalam kebersamaan dan kasih diantara anak-anak Tuhan. Untuk itu pada masa persiapan, setiap guru Sekolah Minggu harus dilibatkan dalam kepanitiaan, dengan pembagian tugas yang sesuai, sehingga setiap guru dapat memiliki tanggung jawabnya sendiri untuk menunjang keberhasilan perayaan Natal. Demikian pula anak-anak Sekolah Minggu dapat dilibatkan dalam perayaan Natal, misalnya dengan membuat dekorasi, hiasan pohon natal, atau membuat "palungan". Selanjutnya menjelang hari perayaan Natal, anak-anak juga dapat dilibatkan dalam mendekorasi ruangan atau menghias pohon Natal. 6. Undangan Perayaan Natal ----------------------- Cara lain untuk melibatkan anak-anak dan guru Sekolah Minggu dalam mempersiapkan Natal adalah dengan membuat brosur/pamflet/ kartu/selebaran yang berisi undangan untuk anak-anak lain, khususnya yang sudah lama tidak datang atau untuk menjangkau anak-anak baru. Ajaklah anak-anak untuk berkunjung dan membagikan undangan perayaan Natal tersebut ke rumah teman- teman mereka. 7. Pelaksaaan Acara ---------------- Bagi Sekolah Minggu yang lebih senang menggabung seluruh anak dalam acara Natal, maka diperlukan tempat yang cukup luas agar semua anak dapat berkumpul bersama. Selain itu para guru perlu disiapkan untuk berada di antara anak-anak agar keributan dapat terkendali. Pertimbangkan juga waktu pelaksanaannya, karena biasanya acara gabungan akan memakan waktu lebih lama dari biasanya. Melaksanakan perayaan per kelas dapat juga dilakukan untuk menjalin rasa keakraban, namun demikian perlu dipikirkan secara matang dan dilakukan koordinasi yang baik antar guru kelas. Selain agar persiapan dapat dilakukan dengan efisien, juga menghindarkan rasa persaingan yang mungkin akan timbul antar kelas (misal: ada kelas yang menerima hadiah dari gurunya sementara kelas yang lain tidak). 8. Follow-up Perayaan Natal ------------------------ Hal yang juga penting untuk diperhatikan adalah bagaimana tindak lanjut perayaan Natal tersebut. Setiap guru Sekolah Minggu bertanggung jawab untuk memastikan bahwa berita Natal tinggal dalam hati anak-anak. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan bagaimana cara menolong anak agar benih-benih Firman Tuhan yang telah ditaburkan mendapat siraman rohani agar bertumbuh. Untuk itu, guru-guru perlu memberikan bimbingan dan perhatian, baik berupa cerita-cerita lanjutan (seputar Natal) pada minggu-minggu berikutnya, ataupun dengan mengadakan pertemuan tatap muka secara pribadi untuk berdoa bersama/sharing atau memberikan tugas-tugas bacaan untuk anak yang lebih besar. Selamat mempersiapkan Natal! Sumber: BAGIAN A -------- Judul buku: Mengenalkan Allah Kepada Anak-anak (Teaching Your Child About God) Penulis : Wes Hystead Penerbit : Yayasan Gloria Halaman : 126 - 129 BAGIAN B -------- Tim Redaksi ********************************************************************* o/ TIPS NATAL MERAYAKAN NATAL DENGAN SINTERKLAS: BOLEH ATAU TIDAK? ==================================================== Ada berbagai cara atau tradisi dalam merayakan Natal. Beberapa diantaranya adalah: memasang dan menghias pohon natal, tukar- menukar hadiah, saling mengirim kartu ucapan selamat Natal, atau makan malam bersama keluarga dan para kerabat dekat. Salah satu tradisi Natal lainnya adalah kehadiran seorang "SINTERKLAS". A. SINTERKLAS DAN KEKRISTENAN Dalam artikelnya yang berjudul "The Origin of Santa Claus and the Christian Response to Him" (Asal-usul Sinterklas dan Tanggapan Orang Kristen Terhadapnya), Pastor Richard P. Bucher menjelaskan bahwa tokoh Sinterklas lebih merupakan hasil polesan cerita legenda dan mitos yang kemudian diperkuat serta dimanfaatkan pula oleh para pelaku bisnis. Sinterklas yang kita kenal saat ini diduga berasal dari cerita kehidupan seorang pastor dari Myra yang bernama Nicholas (350M). Cerita yang beredar (tidak ditunjang oleh catatan sejarah yang bisa dipercaya) mengatakan bahwa Nicholas dikenal sebagai pastor yang melakukan banyak perbuatan baik dengan menolong orang-orang yang membutuhkan. Setelah kematiannya, dia dinobatkan sebagai "orang suci" oleh gereja Katolik, dengan nama Santo Nicholas. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh Sinterklas sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran iman Kristen -- di dalam ajaran iman Kristen seseorang diselamatkan hanya oleh anugerah Tuhan dan bukan oleh perbuatan baik yang dilakukannya. Sebagai guru Sekolah Minggu kita biasanya memberikan hadiah kepada anak sekedar untuk memberi motivasi anak. Namun kita tidak boleh mengajarkan kepada anak agar berbuat baik supaya mereka mendapat hadiah. Perbuatan baik yang kita lakukan adalah sebagai ungkapan terima kasih kepada Allah karena Dia telah menyelamatkan dan mengampuni dosa-dosa kita. Berita Natal adalah berita anugerah, bahwa Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia dan menebus dosa manusia. Sebagai guru Sekolah Minggu, kita harus tetap berhati-hati untuk tidak mengaburkan Firman Tuhan dengan tradisi yang berkembang di sekitar kita. B. SINTERKLAS DAN ANAK-ANAK Sinterklas memang bukan bagian dari ajaran kekristenan, namun demikian apakah kita harus melarang anak-anak merayakan Natal bersama Sinterklas? Buletin PARAKALEO, dalam salah satu edisinya menyajikan tanya jawab mengenai "Apakah Anak-Anak Boleh Mengikuti Perayaan Natal yang Menggunakan Sinterklas?". Berikut adalah cuplikan jawaban yang diberikan: "Meskipun demikian secara prinsip (kita) tidak berkeberatan mengizinkan anak-anak mengikuti perayaan Natal yang menggunakan Sinterklas, selama anak-anak menyadari bahwa Natal adalah saat dimana kita memperingati hari kelahiran Tuhan Yesus di dunia. Kekaguman dan kepercayaan anak pada Sinterklas biasanya bersifat sementara. Lagipula Sinterklas tidak mempunyai dampak apa-apa terhadap anak (1 Korintus 8:4-6). Sesudah mencapai usia 6 hingga 8 tahun, anak-anak mulai menyadari bahwa Sinterklas hanyalah tokoh fiktif. Adalah suatu kelaziman apabila anak-anak terpaku pada tokoh-tokoh fiktif tertentu, misalnya Ksatria Baja hitam, dan bagi mereka Ksatria itu seolah-olah sungguh-sungguh hidup. Jadi, Sinterklas pun dapat menjadi seorang tokoh yang seolah-olah benar-benar ada dalam benak mereka. Yang penting adalah, kita mengajarkan kepada anak-anak bahwa pada hari Natal, kita memperingati suatu saat yang agung dimana Allah berkenan turun ke dunia dan lahir sebagai bayi Yesus." Sementara itu Pastor Richard P. Bucher tidak merasa perlu melarang tradisi perayaan Sinterklas, tapi ia cenderung MEMISAHKAN tradisi perayaan Sinterklas dengan perayaan Natal (supaya tidak dilakukan dalam waktu yang bersamaan, dan tidak menyebut perayaan Sinterklas sebagai bagian dari perayaan Natal). Demikian pula milis Diskusi e-BinaGuru beberapa minggu terakhir juga mendiskusikan mengenai pro dan kontra menghadirkan Sinterklas dalam Acara Natal Sekolah Minggu. Selain itu, beberapa poin penting yang sempat terlontarkan untuk dipergumulkan bersama antara lain: 1. Bagaimana membuat Berita Natal (kelahiran bayi Yesus) menjadi sentral utama Acara Natal Sekolah Minggu. 2. Bagaimana guru Sekolah Minggu dapat kreatif mendesain acara yang dapat memadukan unsur tradisi dan berbagai hal yang disukai anak NAMUN tetap tidak melenceng dari Firman Tuhan. 3. Beberapa topik/tema lain yang juga didiskusikan dalam milis e-BinaGuru selama 2 bulan terakhir ini antara lain: - Ide-ide Seputar Natal - Sinterklas VS Pohon Natal - Persiapan Natal - Cari Info Pakaian Sinterklas - Liturgi Natal - Masih Seputar Sinterklas - Hadiah Natal - Penawaran Naskah Drama Natal - Souvenir Natal - dan lain-lain. Akhirnya, sebagai guru Sekolah Minggu kita harus menyadari bahwa hal terpenting yang harus kita perhatikan adalah menjadikan Kristus sebagai berita utama dalam merayakan Natal -- Natal adalah Yesus. Selamat melayani! Sumber: 1. Judul artikel: The Origin of Santa Claus and the Christian Response to Him Penulis : Pastor Richard P. Bucher 2. Judul buletin: PARAKALEO Edisi : Oktober-Desember 1994 Penerbit : Departemen Konseling STTRII 3. Milis Diskusi e-BinaGuru (Nopember 2001) Subscribe: < subscribe-i-kan-binaguru@xc.org > Untuk mengetahui apa saja yang telah didiskusikan dalam milis ini, silakan berkunjung langsung ke Situs arsip e-BinaGuru di: ==> http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru ********************************************************************* o/ SERBA-SERBI MEMBUAT BERMACAM-MACAM HIASAN NATAL =================================== Warna khas hari Natal adalah: merah, hijau, perak, dan emas. Untuk itu dalam membuat hiasan Natal kita dapat memadukan bahan-bahan yang memiliki warna tersebut di atas. 1. Krans Daun Cemara ----------------- Krans adalah hiasan berbentuk cincin besar yang biasanya dipasang pada daun pintu. Bahan: Beberapa tangkai daun cemara, benang emas atau perak, pita merah, giring-giring kecil. Cara Membuat: Sediakan beberapa tangkai daun cemara, lalu bentuklah menjadi cincin besar dan ikat dengan kawat agar kuat. Selanjutnya balut benang emas, lalu hias dengan pita besar warna emas atau merah di bagian atas cincin daun cemara tersebut. Kemudian hias dengan giring-giring kecil. Setelah selesai krans daun cemara ini dapat digantungkan pada daun pintu. (Seandainya tidak ada daun cemara, anda dapat menggantinya dengan gedebog pisang yang telah dikeringkan lalu dijalin/dipilin dan dibentuk menjadi cincin, atau bermacam daun-daun berwarna hijau yang dirangkai membentuk cincin lalu dihias seperti petunjuk di atas.) 2. Pohon Terang Mini ----------------- Pohon terang mini adalah pohon natal dengan ukuran kecil, kurang lebih setinggi 20 - 30 cm, biasanya diletakkan di atas meja atau di pinggir jendela. Bahan: Beberapa tangkai cemara, benang/pita kecil berwarna perak, merah, atau emas, dan hiasan kecil lainnya. Cara Membuat: Potong beberapa tangkai cemara setinggi 20 - 30 cm dan taruh dalam pot-pot kecil, satu pot bisa terdiri 3 tangkai dan aturlah menjadi pohon terang mini. Supaya tidak rebah di dalam pot dapat dimasukkan beberapa batu sebagai penyangga lalu ditutup dengan pasir. Pohon terang mini ini dapat dihias dengan benang atau pita kecil berwarna perak, merah atau emas. Bisa pula ditambahkan giring-giring kecil, boneka kecil, lampion kecil yang digantungkan pada tangkainya. Beberapa pohon terang mini ini dapat diletakkan di atas meja atau di sekitar ruangan. Akan lebih indah apabila di samping pohon terang mini ini diletakkan lilin yang telah ditaruh dalam piring kecil yang dihias pula. 3. Hiasan Gantung -------------- Hiasan gantung dapat dibuat dari kertas dengan berbagai bentuk dan variasi, biasanya digantung di teras rumah atau di bagian dalam rumah, yang akan berputar-putar apabila tertiup angin. Bahan: Kertas asturo warna-warni, gunting, dan tali. Cara Membuat: Guntinglah kertas membentuk suatu benda tertentu yang simetris (pohon terang, bintang, atau lonceng). Buatlah 2 lembar dengan bentuk dan ukuran yang sama. Lipatlah menjadi dua sama besar dan buatlah garis simetris dari atas ke bawah. Pada lembar kertas pertama gunting garis simetris dari ujung bawah sampai ke bagian/titik tengah garis. Pada lembar kertas kedua guntinglah garis simetris dari ujung atas sampai ke bagian/titik tengah. garis. Selanjutnya selipkan potongan pada lembar kertas pertama tepat pada potongan lembar kertas ke dua. Kedua potongan tersebut akan bertemu pada titik tengah. Berikan tali pada bagian atas dan gantungkan, jadilah hiasan gantung dengan empat sisi. Hiasan ini akan lebih indah bila dibuat dalam jumlah banyak. Selamat mencoba! Tim Redaksi/Tabita. ********************************************************************* o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Kefaz Wibowo <asaf@> >Saya berterima kasih atas kiriman e-BinaAnak yang lama yaitu >nomor 47. Hal ini terjadi karena e-mail saya di <kefaz_article@> >sudah terlalu penuh data/kiriman e-mail. sehingga kiriman >berikutnya tidak tertampung dan akhirnya saya kehilangan kiriman >tersebut. terima kasih sekali lagi atas bantuannya. Perlu saya >beritahukan bahwa artikel dari e-BinaAnak saya printkan di kertas >folio dan kemudian saya sajikan ke jemaat gereja saya untuk >ditampilkan dan dibaca di mading gereja. Saya hanya orang awam dan >pelayanan literatur inilah yang dapat saya persembahkan bagi >kemajuan pekerjaan TUHAN. Dan TUHAN berikan kpd saya kerinduan >untuk mencari artikel dan berkat TUHAN lewat tulisan/audio >sehingga bisa jadi berkat buat jemaat. Demikian surat dari saya. >TUHAN memberkati. Redaksi: Puji Tuhan bila artikel-artikel dalam e-BinaAnak dapat dipakai sebagai bahan pelayanan di gereja anda. Sekaligus dengan ini, kami memberitahukan bahwa semua arsip Publikasi e-BinaAnak sekarang sudah bisa diakses, di alamat: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Jadi, anda tak perlu kuatir lagi bila mailbox anda penuh :) Btw, kami tertarik dengan "pelayanan literatur" yang anda lakukan. Bisakah anda sharing tentang pelayanan tersebut sehingga dapat menjadi berkat bagi banyak orang? Kami tunggu balasannya dan Selamat melayani! ********************************************************************* Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ ********************************************************************* Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2001 YLSA ><> ========= PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK ========== <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |