Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/565

e-BinaAnak edisi 565 (21-12-2011)

Natal (III)

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: MEMPERSEMBAHKAN YANG TERBAIK
MUTIARA GURU

Shalom,

Akhirnya, kita tiba pada edisi akhir e-BinaAnak tahun 2011. Seluruh
redaksi mengucap syukur atas penyertaan Tuhan, sehingga bisa
menyelesaikan semua edisi tahun ini dengan baik. Terpujilah Tuhan!

Ya, Dia memang layak mendapatkan pujian dan hormat. Allah memiliki
luapan cinta yang sangat besar bagi umat-Nya. Semua rangkaian
keselamatan yang telah dijanjikan-Nya, diwujudkan tanpa ada yang gagal
sedikit pun. Semua itu dikerjakan-Nya dengan giat berlandaskan rasa
kasih yang besar. Apakah yang dapat kita berikan untuk membalas
cinta-Nya? Allah rindu kita menyambut cinta-Nya dengan memberikan
hati kita menjadi rumah-Nya. Memberikan segenap hidup kita untuk
kemuliaan nama-Nya. Ajarkanlah pula hal ini kepada anak-anak layan
Anda. Natal adalah perayaan cinta kasih Allah yang sangat besar bagi
mereka. Tantang mereka untuk memberikan yang terbaik pula bagi Allah.
Bahan mengajar minggu ini kiranya menolong Anda untuk mengajarkan
makna mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan, secara khusus melalui
kisah orang-orang Majus.

Sebagai penutup sapaan redaksi e-BinaAnak ini, kami mengucapkan,
"Selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012. Biarlah damai sejahtera itu
bersemayam dan tinggal dalam hati kita selama-lamanya."

Redaksi Tamu e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< http://pepak.sabda.org/ >

         BAHAN MENGAJAR: MEMPERSEMBAHKAN YANG TERBAIK

Bahan Alkitab: Matius 2:1-12

Fokus

Banyak orang bersukacita menyambut datangnya hari Natal. Mengapa?
Barangkali karena ia bisa berkumpul dengan keluarganya, mengadakan
perayaan Natal, atau mendapat banyak hadiah. Tetapi, apakah
sesungguhnya makna Natal itu? Bukankah memperingati kelahiran Tuhan
Yesus? Kalau demikian, bukankah seharusnya yang mendapat hadiah adalah
Tuhan Yesus; bukan kita? Pada saat orang Majus mendengar berita
kelahiran Yesus, mereka berusaha untuk mencari-Nya. Setelah mereka
menemukan-Nya, mereka pun menyembah-Nya dan mempersembahkan yang
terbaik dari yang mereka miliki.

Melalui pelajaran hari ini, anak termotivasi untuk mempersembahkan
yang terbaik bagi Tuhan Yesus dengan penuh sukacita.

Penjelasan Bahan

1. Kisah orang-orang Majus ini hanya ada pada Injil Matius.

Berapa jumlah orang Majus, tidak disebutkan dalam perikop ini. Namun,
tradisi mengatakan tiga -- sesuai dengan jumlah persembahan yaitu mas,
kemenyan, dan mur. Tetapi secara logika, sebenarnya tidak mungkin
hanya berjumlah tiga orang, sebab biasanya untuk menempuh perjalanan
jauh, orang cenderung untuk melakukannya dalam kelompok besar. Jadi,
perikop ini hanya menyebutkan tiga jenis persembahan, bukan
menunjukkan jumlah orangnya.

2. Orang-orang Majus merupakan para ahli perbintangan (astronom).

Dengan meneliti suatu bintang yang berada di sebelah Timur, mereka
menyimpulkan bahwa seorang raja besar telah lahir di antara orang
Yahudi. Maka, mereka pergi ke daerah Yahudi dan datang ke Yerusalem,
ke istana raja Herodes, sebab mereka menyangka seorang raja pasti
lahir di istana.

Dikatakan bahwa orang-orang Majus ini datang dari Timur. Jadi, jelas
mereka bukanlah orang Yahudi, tapi tidak diketahui secara pasti dari
mana asal mereka. Melalui penulisan kisah ini, Matius ingin
menyampaikan pesan bahwa kedatangan Mesias pun terbuka bagi
bangsa-bangsa lain; bahwa keselamatan yang dibawa oleh Yesus bersifat
universal.

3. Ketika mendengar berita mengenai kelahiran raja orang Yahudi,
Herodes dan seluruh Yerusalem terkejut (Matius 2:3).

Keterkejutan Herodes bisa jadi karena rasa khawatirnya akan adanya
seorang saingan yang bisa menjadi ancaman bagi kedudukannya. Tapi,
bisa juga karena berita itu justru datang dari orang non-Yahudi. Oleh
karena itu, ia meminta keterangan dari semua imam kepala dan ahli-ahli
Taurat tentang nubuat nabi-nabi mengenai kelahiran Mesias (Matius
2:4). 
Lalu ditemukanlah dalam Mikha 5:1, nubuat mengenai tempat
kelahiran Mesias, yaitu di Betlehem.

Kemudian Herodes memberitahu orang-orang Majus mengenal hal itu dan
memberi pesan, supaya mereka memberi kabar setelah berjumpa dengan
Mesias, seolah-olah ia ingin menyembah-Nya juga. Tapi kita mengerti
dari kisah selanjutnya, bahwa ternyata Herodes punya maksud jahat
untuk melenyapkan Sang Mesias.

4. Karena menempuh perjalanan yang cukup jauh dari Timur, maka
orang-orang Majus ini akhirnya berjumpa dengan Yesus, pada saat Ia
sudah berumur kira-kira 2 tahun (bandingkan dengan Matius 2:16, di
mana Herodes menyuruh membunuh bayi-bayi di Betlehem yang berusia 2
tahun ke bawah).

Para Majus pun berjumpa dengan bayi Yesus di "rumah" (Matius 2:11),
bukan di kandang. Jadi, tidaklah tepat cerita-cerita Natal yang
menggambarkan orang-orang Majus berjumpa dengan para gembala di
palungan, sebab mereka menemui bayi Yesus pada waktu dan kondisi yang
berbeda.

5. Meskipun orang-orang Majus ini bukan berasal dari bangsa Yahudi,
namun mereka dengan tulus mau menempuh perjalanan jauh untuk menyembah
Yesus (yang sama sekali belum dikenalnya) dan bahkan memberikan
persembahan yang berharga kepada-Nya (Matius 2:11). Tindakan para
Majus ini hendaknya dapat menjadi refleksi bagi kita. Kita yang sering
kali mengaku telah mengenal dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan
Juru Selamat kita satu-satunya, apakah yang telah kita berikan
kepada-Nya? Natal sering kali justru menjadi ajang mencari kesenangan
diri melalui pesta-pesta dan hadiah-hadiahnya. Tapi ingatkah bahwa
Natal seharusnya menjadi saat yang istimewa bagi kita untuk bisa
memberikan "hadiah" yang terbaik (bukan yang termewah) bagi Tuhan
kita, Yesus Kristus.

Ayat Hafalan

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu
yang sejati." (Roma 12:1)

Lagu Pendukung

1. Hadiah Apakah Yang Dapat `Ku Berikan (Kidung Sekolah Minggu 27).
2. Hai Bintang Timur (Kidung Ceria 58).
3. S`lamat, S`lamat Datang (Kidung Ceria 59).

Pelajaran untuk Anak Kelas 4 -- 6 SD

Pembukaan

1. Tanyakan kepada anak-anak:
a. Kado terbaik apa yang pernah kamu berikan untuk orang lain?
b. Kepada siapa kado tersebut kamu berikan?
c. Mengapa kamu memberi orang tersebut kado yang terbaik?

2. Simpulkan jawaban anak-anak tersebut, bahwa alasan seseorang
memberi yang terbaik adalah jika orang yang kita beri merupakan orang
yang sangat berarti buat kita.

3. Tanyakan lagi kepada anak-anak: Saat ini, siapakah yang paling
berarti dalam hidup anak-anak? (Simpan jawaban anak-anak, lalu masuk
ke dalam Pokok Pelajaran.)

Pokok Pelajaran

1. Setelah mengajak anak-anak membaca Matius 2:1-12, jelaskan kepada
mereka bahwa peristiwa ini tidak terjadi bersamaan dengan datangnya
para gembala ke kandang tempat kelahiran Yesus. Pada saat itu, bayi
Yesus sudah berusia hampir 2 tahun dan tinggal di sebuah rumah (ayat
11), bukan di palungan.

2. Jelaskan bahwa orang-orang Majus adalah para ahli perbintangan.
Mereka bukan orang Yahudi, mereka berasal dari tempat yang jauh dari
Israel. Berdasarkan bintang di Timur yang mereka lihat, mereka
menyimpulkan bahwa seorang raja besar telah lahir di Yahudi. Oleh
karena itu, mereka melakukan perjalanan jauh ke Yerusalem, ke istana
raja Herodes, sebab mereka menyangka bahwa seorang raja pasti lahir di
istana.

3. Jelaskan pula mengenai reaksi Herodes yang terkejut mendengar
berita yang disampaikan para Majus itu (ayat 3). Maka Herodes
memerintahkan para imam dan ahli Taurat untuk mencari keterangan
mengenai kelahiran Mesias. Lalu didapatilah nubuatan dari Mikha 5:1
bahwa Mesias akan dilahirkan di Betlehem.

4. Ceritakan bahwa setelah orang-orang Majus berjumpa dengan Yesus,
mereka pun menyembah-Nya dan memberi persembahan kepada-Nya berupa
emas, kemenyan, dan mur (ayat 11).

5. Jelaskan bahwa para Majus itu rela menempuh perjalanan jauh demi
berjumpa dengan Yesus, dan juga memberikan persembahan yang terbaik,
padahal saat itu mereka sama sekali belum mengenal Yesus. Beri
penekanan kepada anak-anak, supaya mereka mau meneladani sikap para
Majus tersebut dengan bersedia memberi persembahan yang terbaik bagi
Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sudah memberi yang terbaik kepada kita dengan
kerelaan-Nya datang ke dunia, menjadi sama dengan manusia. Oleh karena
itu, sudah selayaknyalah kita belajar memberi yang terbaik dengan
penuh sukacita sebagai ungkapan syukur kita kepada-Nya (hubungkan
dengan jawaban anak-anak pada bagian Pembukaan tadi -- kita memberi
yang terbaik karena seharusnya Yesus adalah pribadi yang paling
berarti dalam hidup kita).

Penerapan

1. Membuat Kotak Harta.

a. Buat pola di atas karton asturo. (Jika mau lebih kuat, bisa dibuat
di karton cokelat dulu, kemudian baru dilapisi dengan karton
asturo/kertas marmer/kertas kado).

b. Sebelum dilipat, anak-anak bisa memberi hiasan terlebih dahulu pada
sisi-sisi kotak.

c. Minta anak-anak melipatnya dan memberi lem, sehingga membentuk
sebuah kotak.

d. Sediakan potongan-potongan kertas ukuran 3x10 cm dan
potongan-potongan sedotan ukuran 2 cm. Setiap anak mendapat 5
potongan kertas dan 5 potongan sedotan.

e. Minta anak-anak menuliskan 5 hal yang ingin anak-anak berikan
sebagai persembahan terbaik kepada Tuhan Yesus di atas
potongan-potongan kertas tersebut (Persembahan bukan hanya dalam
bentuk materi, tapi juga berupa tindakan nyata, misal: mau belajar
lebih rajin, supaya bisa jadi dokter untuk menolong orang-orang sakit;
mau lebih taat kepada orang tua, sebab orang tua adalah wakil Allah
buat saya, dsb.).

f. Setelah kertas-kertas itu ditulisi, minta anak-anak untuk
menggulungnya dan memasukkan ke dalam sedotan (seperti gulungan
undian). Lalu masukkan gulungan-gulungan kertas tersebut ke dalam
Kotak Harta.

g. Minta anak-anak untuk mengambil 1 gulungan kertas setiap minggu,
lalu berusaha untuk melakukan apa yang tertulis di dalamnya selama 1
minggu. Lakukan terus hal-hal tersebut hingga anak-anak
sungguh-sungguh mampu melakukannya dengan baik.

2. Beri penekanan kepada anak-anak bahwa kita harus terus memberi
persembahan yang terbaik kepada Tuhan setiap saat, tidak hanya pada
saat hari Natal, sebab Tuhan pun senantiasa memberi yang terbaik bagi
kita.

3. Guru dapat melakukan evaluasi terhadap komitmen anak untuk
melakukan tugas-tugas tersebut setiap hari Minggu selama satu bulan.

Diambil dari:
Judul buku: Sahabat Anak
Judul artikel: Mempersembahkan Yang Terbaik
Penulis: Pdt. Rinta K. Gunawan
Penerbit: Komisi Bahan Pelajaran Sekolah Minggu Badan Pekerja Majelis
   Sinode Wilayah Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Tengah
Halaman: 118 -- 120

                              MUTIARA GURU

Pemberian kudus yang bermakna. Kemenyan mengungkapkan Allah mereka,
emas menyingkapkan Raja segala raja, dan mur menunjukkan jasad-Nya.
(Prudentius)

Kontak: < binaanak(at)sabda.org >
Redaksi: Fitri Nurhana dan Melina Martha
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/binaanak >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org