Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/589

e-BinaAnak edisi 589 (13-6-2012)

Saat Teduh Anak (II)

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

e-BinaAnak -- Saat Teduh Anak (II)
589/Juni/II/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: SUKA TINGGAL DI HADIRAT TUHAN
SUA PELAYAN ANAK: PENTINGNYA SAAT TEDUH PRIBADI

Shalom,

Respons anak-anak terhadap firman Tuhan sangat penting, terutama untuk
mengetahui bagaimana pertumbuhan rohani anak layan kita. Terlebih
lagi, jika anak-anak mau melakukan firman Tuhan dalam kehidupannya.
Edisi kali ini menyajikan aktivitas khusus tentang Daud, yang sangat
suka tinggal dalam hadirat Tuhan. Aktivitas ini memberikan pertanyaan
aplikatif yang bisa memicu respons anak terhadap firman Tuhan,
terutama mengajak anak agar memunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan.
Simak pula cara menerapkan kepada anak-anak akan pentingnya melakukan
saat teduh pribadi, yang kami kemas dalam sua pelayan anak.

Selamat melayani, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >

             BAHAN MENGAJAR: SUKA TINGGAL DI HADIRAT TUHAN
                  Diringkas oleh: Santi Titik Lestari

Bacaan: Mazmur 15:1-5

Semua ayat yang ada di bahan harus dibaca guru (model cerita topikal,
bukan eksposisi. Jadi, ayat tidak terfokus pada 1 perikop saja.)

Persiapan Guru

1. Naikkan doa.
2. Pelajari bahan.
3. Siapkan sarung/jubah/topi/dll..
4. Siapkan bahan-bahan eksperimen, minyak goreng, air, dan botol minum
   bertutup.
5. Datang lebih awal untuk berdoa bersama rekan lainnya.

Keterangan Keterlibatan Murid

Untuk kesesuaian naskah ini dibutuhkan 16 anak (5 putri dan 11 putra),
yang terlibat dalam kegiatan berikut ini.

1. Eksperimen sebagai pembuka inspirasi: dibutuhkan 4 orang anak
   (2 putri, 2 putra).
2. Bagian pembuka inspirasi, ada 2 anak putri yang membaca puisi.
3. Bagian inti, ada 7 anak pria yang akan memerankan Daud, dengan cara
   mengalungkan sarung/jubah/selendang/dasi/topi, dll. secara
   bergantian/secara estafet.
4. Bagian inti cerita, ada 1 anak putri dan 2 anak putra yang bertugas
   membaca dialog.
5. Pada akhir program akan dinilai pembaca terbaik dan pemeran terbaik
   (akan ada 2 pemenang).

Doa

"Tuhan, aku ingin jadi anak-Mu yang suka tinggal di hadirat-Mu, aku
mau bertobat dari dosa-dosaku."

Bahan/Alat

Tiga botol minum transparan, minyak goreng dalam mangkuk, air dalam
mangkuk.

A. Aktivitas eksperimen: Apakah air dan minyak dapat menyatu?

1. Sediakan botol kosong transparan bertuliskan stiker: AIR. Minta
   anak pertama menuangkan air ke dalam botol 1.
2. Sediakan botol kosong transparan bertuliskan stiker: MINYAK. Minta
   anak kedua menuangkan minyak ke dalam botol 2.
3. Sediakan botol ketiga transparan bertuliskan stiker: CAMPURAN
   MINYAK DAN AIR. Minta anak ketiga menuangkan air dan minyak ke
   dalam botol ke-3.
4. Minta anak ke-4 mengocok botol ke-3 tersebut. Dan lihatlah bahwa
   air dan minyak itu tidak dapat menyatu.

Kesimpulan: Kekudusan dan dosa tidak dapat menyatu, segera bereskan
dosa-dosamu di hadapan Tuhan karena Tuhan tidak suka pada dosa. Tuhan
mengasihi kita, tetapi Tuhan membenci dosa yang kita lakukan. Kalau
ingin tinggal di hadirat Tuhan (diibaratkan air), singkirkan dosa
(diibaratkan minyak).

Ayat Hafalan: ayat hafalan langsung kita lekatkan dan rangkaikan
sebagai penutup eksperimen, karena untuk mengikatkan konsep anak
antara minyak dan air dengan ayat Matius 5:8, "Berbahagialah orang
yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah."

(Guru menerangkan arti ayat ini) Apa arti ayat ini? Kalau kita ingin
melihat Allah/tinggal dalam hadirat Allah, kita harus hidup kudus,
hidup suci, menyenangkan hati Tuhan, karena Tuhan itu menyukai hati
yang suci. Tuhan tidak suka pada dosa. Dosa menghalangi kita
bersahabat dengan Tuhan, segera minta ampun jika dalam hidupmu ada
dosa, segera bertobat!

B. Pembuka Inspirasi/Pentas Puisi

Kita akan baca Mazmur 15:1-5 (2 anak putri membaca puisi ini). Bagian
yang cetak biru (dalam Alkitab diketik menjorok ke luar), akan dibaca
oleh A dan bagian yang cetak hitam (dalam Alkitab diketik menjorok ke
dalam) akan dibaca oleh B.

C. Inti Cerita:

Perlengkapan: selendang/topi/sarung berputar, gitar (sebagai pengganti
kecapi), pedang Daud, dll..

Permainan jubah berputar: setiap kali guru bercerita, ada satu anak
yang dikalungkan sarung/jubah. Anak yang mendapat sarung/jubah itu
haruslah memperagakan bagian dari cerita, nanti dinilai pemain/pemeran
Daud terbaik.

Daud adalah seorang yang sangat suka tinggal di hadirat Tuhan, sangat
senang bersahabat dengan Tuhan, sangat senang berdoa dan menyembah
Tuhan, sangat senang bertanya kepada Tuhan sebelum ia melakukan
sesuatu hal.

1. Daud suka tinggal di hadirat Tuhan, ia menyembah Tuhan dengan
kecapinya. (Saran properti: gitar)

Kalungkan sarung/jubah pada seorang anak putra.

Guru: membisikkan pada anak tersebut, "Peragakan Daud yang sedang
memuji Tuhan dengan kecapinya, dan menyanyi dengan sungguh-sungguh."

Sejak kecil, Daud senang memainkan kecapi. Sambil menjaga domba, dia
membawa kecapi, dia memuji Tuhan, dia bergaul dengan Tuhan, dia selalu
menikmati bersekutu dengan Tuhan dalam doa dan pujian. Ke mana pun
kecapi ini dibawanya dan dipakai untuk menyembah Tuhan, sehingga
pujian Daud kepada Tuhan dapat menyembuhkan Raja Saul yang saat itu
diganggu roh jahat, pujian Daud sanggup mengusir roh jahat yang
mengganggu Saul. (1 Samuel 16:18)

Apakah kalian suka memuji Tuhan? Pita suara kita juga alat musik
ciptaan Tuhan, kita bisa bermusik dengan bernyanyi bagi Tuhan.

2. Daud suka tinggal di hadirat Tuhan, ia rajin bangun pagi dan
menyembah Tuhan. (Saran properti: selimut)

Mazmur 57:9, 108:3, kalungkan pada seorang anak putra.

Guru: bisikkan "Peragakan Daud, bangun tidur dan masih
terkantuk-kantuk, ia segera mengambil alat musik dan memuji Tuhan".
Daud paling senang bangun pagi hari sebelum matahari terbit, ia segera
mengambil alat musik, gambus, dan kecapi. Yang ia lakukan saat orang
lain masih tidur adalah bersyukur pada Tuhan dalam doa dan
nyanyian-nyanyiannya. Ia berkata, "Aku mau membangunkan fajar."

Apa yang kalian lakukan saat bangun pagi? Cari sandal, cari sarapan,
segera mandi, buru-buru bikin PR, nonton TV, atau apa? Daud setiap
bangun pagi, buru-buru cari Tuhan, berdoa, dan bersekutu dengan Tuhan.

3. Daud suka tinggal di hadirat Tuhan, ia selalu kangen/merindukan
Tuhan. (Saran properti: segenggam tanah liat)

Biarkan anak itu mengalungkan pada teman pria pilihannya.

Guru: bisikkan pada anak tersebut, "Peragakan orang yang
mondar-mandir, gelisah, dan sangat kehausan merindukan Tuhan." Daud
pernah berkata seperti ini, "Jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu
kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair."
Pernahkah kalian melihat tanah yang kering dan pecah-pecah karena
sudah lama tidak terkena air hujan? Betapa hausnya tanah itu akan air,
tanah itu merana kesakitan. Demikianlah Daud sangat kehausan jika
sudah lama tidak bersekutu dengan Tuhan, dia merasa haus akan Tuhan,
dia sangat merindukan Tuhan (Mazmur 63:2).

Siapakah yang selama ini kalian rindukan? Apakah kalian sangat
merindukan Tuhan? Aduh kapan lagi ya sekolah minggu, hari minggu kok
lama ya? Aduh, aku kepingin sekali berdoa. Aduh, aku sangat rindu
membaca firman Tuhan. Tuhan, aku merindukan-Mu.

4. Daud suka tinggal di hadirat Tuhan, ia selalu bertanya pada Tuhan
jika mau berperang/melakukan tugasnya. (Saran properti: pedang mainan)

Biarkan anak itu mengalungkan pada teman pria lainnya.

Guru: bisikkan pada anak tersebut, "Peragakan Daud membawa senjata,
melangkah dengan gaya seorang tentara, tetapi sebelum berperang dia
berdoa dulu." Dalam pekerjaan Daud sebagai seorang tentara, setiap
kali akan berangkat berperang, Daud selalu bertanya dulu kepada
Sahabatnya, yaitu Tuhan. Dan apa pun yang dikatakan Tuhan, Daud taat.
Dalam kisah yang akan kita dengar berikut ini, Daud memerangi orang
Filistin yang sama dan di tempat yang sama, dua kali berperang, tetapi
Daud tetap bertanya kepada Tuhan apa yang harus dilakukan, dan Tuhan
pun memberi cara yang berbeda walaupun tempat dan musuhnya sama.

Dialog: 2 Samuel 5:18-20, 22-25. (Pemeran dialog ini berbeda dengan
sarung/jubah berputar, yang mendapat pemeran Daud di bagian ini yang
sedang memakai selendang/sarung tersebut tetap memerankan peragaan
Daud membawa senjata, sementara dialog ini dibaca.)

Pengisi Suara 1: anak putri sebagai narator.
Pengisi Suara 2: anak putra sebagai suara Daud.
Pengisi Suara 3: anak putra sebagai suara Tuhan.

Narator: Ketika orang Filistin itu datang dan memencar di lembah
Refaim, bertanyalah Daud kepada Tuhan.

Suara Daud: Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kau
serahkankah mereka ke dalam tanganku?

Narator: Tuhan menjawab Daud.

Suara Tuhan: Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin
itu ke dalam tanganmu.

Narator: Lalu datanglah Daud di Baal-Perasim dan memukul mereka kalah
di sana. Berkatalah ia,

Suara Daud: TUHAN telah menerobos musuhku di depanku seperti air
menerobos.

Narator: Ketika orang Filistin maju sekali lagi dan memencar di lembah
Refaim, maka bertanyalah Daud kepada Tuhan dan Ia menjawab ....

Suara Tuhan: Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai
ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari
jurusan pohon-pohon kertau. Dan bila engkau mendengar bunyi derap
langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau
bertindak cepat, sebab pada waktu itu TUHAN telah keluar berperang di
depanmu untuk memikul kalah tentara orang Filistin.

Narator: Dan Daud berbuat demikian, seperti yang diperintahkan Tuhan
kepadanya, maka ia memukul kalah orang Filistin. Mulai dari Geba
sampai dekat Gezer.

Sebelum berperang, Daud selalu berdoa terlebih dahulu. pernahkah
kalian berdoa terlebih dahulu sebelum belajar, meminta hikmat dari
Tuhan?

5. Daud suka tinggal di hadirat Tuhan, ia tidak malu bersukacita
dengan menari/melompat untuk Tuhan. (Saran properti: tamborin)

2 Samuel 6:16, kalungkan pada anak lainnya. Guru membisikkan, "Kamu
menari-nari dan meloncat-loncat ya."

Daud sangat senang sekali ketika Tabut Tuhan diangkat dan dikembalikan
ke tempatnya semula, yaitu di Yerusalem. Dalam perjalanan memindahkan
Tabut Tuhan ke tempatnya semula itu, Daud menari-nari dengan senang
sekali.

Apakah kalian malu meloncat dan menari-nari untuk Tuhan? Daud tidak
pernah malu karena Daud sangat menyukai hadirat Tuhan, dia sangat
bersukacita jika Tabut Tuhan (lambang hadirat Tuhan) dikembalikan ke
Yerusalem (lambang hati kita). Jika ada hadirat Tuhan di hatimu, tentu
kamu tidak malu melompat dan menari untuk Tuhan.

6. Daud suka tinggal di hadirat Tuhan, ia sering memikirkan tentang
Tuhan. (Saran properti: kertas dan pena)

DAUD menuliskan hasil perenungannya, sehingga menjadi syair lagu/mazmur.

Mazmur 63:7 -- kalungkan pada anak lainnya.

Guru membisikkan: "Kamu bergaya merenung/melamun ya."

Daud sangat suka melamunkan/merenungkan tentang Tuhan dan segala
kebaikan-kebaikan-Nya. Pada saat ia tidur, ia melamunkan dan memenuhi
pikirannya tentang Tuhan. Pernahkah kalian
melamunkan/merenungkan/memikirkan tentang Tuhan, kebaikan-Nya, dan
firman-Nya?

7. Daud suka tinggal di hadirat Tuhan, pada saat ia jatuh dalam dosa,
ia bertobat dan tidak ingin kehilangan Tuhan. Daud paling takut kalau
ia kehilangan persahabatannya dengan Tuhan. (Saran properti: sapu
tangan penghapus air mata)

Mazmur 51; 2 Samuel 12:13 -- kalungkan pada anak lainnya.

Guru membisikkan: "Kamu berlutut dan bersujud, berdoa memohon
pengampunan Tuhan, menangis dan hancur hati."

Pada suatu hari Daud jatuh dalam dosa, ia merebut istri orang lain.
Tuhan menegur Daud melalui seorang Nabi bernama nabi Natan. Saat itu,
Daud langsung memohon ampun pada Tuhan, ia berkata "Aku sudah berdosa
kepada Tuhan." Ia berseru dalam doanya, "Janganlah membuang aku dari
hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!"
Daud paling takut kalau ia tidak bisa lagi bersahabat dengan Tuhan.

Apa yang seharusnya kalian lakukan jika kalian berbuat dosa? Segeralah
meminta ampun pada Tuhan, seperti Daud. Jangan sampai dosa kita
membuat kita jauh dari Tuhan (Yesaya 59:1-2, Yohanes 15:14). Jika
ingin bersahabat dengan Yesus, kita harus melakukan perintah-Nya, dosa
menjadi penghalang kita jadi sahabat Yesus.

Ayat Hafalan

Matius 5:8 "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan
melihat Allah."

Melakukan Firman Tuhan/Kesimpulan yang Harus Ditekankan

Kita bandingkan ayat ini dengan kehidupan Daud. Daud suka tinggal di
hadirat Tuhan/melihat Allah. Dia tahu bahwa saat ia berdosa, harus
segera minta ampun, agar ia dapat terus merasakan dan mengalami
hadirat Tuhan.

Maukah kalian mencintai hadirat Tuhan seperti Daud, dan segera
bertobat ketika berbuat dosa?

Diringkas dari:
Nama situs: Jenius Cara Alkitab
Alamat URL: http://jeniuscaraalkitab.wordpress.com/2012/02/29/
            28-suka-tinggal-di-hadirat-tuhan/
Penulis: tidak dicantumkan
Tanggal akses: 21 Maret 2012

            SUA PELAYAN ANAK: PENTINGNYA SAAT TEDUH PRIBADI

e-BinaAnak, 16 Maret 2012: Shalom Sahabat e-BinaAnak, bagaimana
menerapkan kepada anak-anak pentingnya melakukan saat teduh pribadi?
Share yuk.

Ningrum Setiawati: Dengan memotivasi anak-anak bahwa saat teduh itu
penting untuk kehidupan kita dan masa depan, karena itu adalah
pimpinan ALLAH adalah sumber kehidupan. Bayangkan bila dalam bernapas
kita harus bayar kepada Tuhan dengan rupiah berapa yang harus kita
setor pada Tuhan, jadi pembayarannya cukup dengan saat teduh kita
karena itu ucapan syukur kita.

Shmily Tilestian: Memberikan ilustrasi kepada anak-anak mengenai karya
Tuhan dalam hidup kita sehari-hari. Lalu menjelaskan kepada mereka
bahwa untuk dapat menyenangkan hati-Nya Tuhan, maka kita harus punya
hubungan yang dekat dengan Tuhan, yaitu dengan cara saat teduh setiap
hari.

Berlin Berlian: Saya rasa, bagaimanapun juga anak belajar lebih banyak
dari teladan daripada sekadar nasihat. Jadi, untuk menerapkan
pentingnya melakukan saat teduh kepada anak adalah dengan
meneladaninya, kemudian melibatkan mereka dalam saat teduh sampai
mereka bisa melakukannya sendiri. Paling baik, mungkin teladan
tersebut dimulai sejak dini. Anak akan melihat dan menyadari bahwa
saat teduh itu penting ketika mereka melihat bahwa kita menganggapnya
penting dan melakukannya terus-menerus.

e-BinaAnak: Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan
pentingnya saat teduh pribadi pada anak-anak. Selain memberikan
pengertian, motivasi untuk melakukannya, memberikan teladan nyata
dalam hidup sehari-hari akan membawa pengaruh yang baik pada
anak-anak. Mari kita jadi pelaku firman supaya anak-anak pun bisa
turut ambil bagian dalam Kristus.

Sumber: http://www.facebook.com/sabdabinaanak/posts/10150609766181629

Kontak: < binaanak(at)sabda.org >
Redaksi: Davida Welni Dana, Santi Titik Lestari, dan Melina Martha
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/binaanak >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org