Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/627

e-BinaAnak edisi 627 (13-3-2013)

Makna Sengsara dan Wafat Yesus

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

e-BinaAnak -- Makna Sengsara dan Wafat Yesus
627/Maret/II/2013

Shalom,

Memasuki minggu kedua bulan Maret ini, pasti sudah ada beberapa 
persiapan yang Anda lakukan untuk menyambut perayaan Paskah, baik di 
sekolah minggu ataupun di pelayanan-pelayanan yang lain. Momen Paskah 
sering kali mendorong anak-anak untuk bertanya, "Apa itu Paskah? 
Mengapa Tuhan Yesus harus disiksa, disalib, dan mati?" Beberapa orang 
tua dan guru sekolah minggu sering kali kesulitan menjawab pertanyaan-
pertanyaan semacam ini karena mereka sendiri juga tidak terlalu 
memahami makna kematian dan kebangkitan Kristus. Artikel di bawah ini 
mungkin dapat membantu orang tua mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan 
dari anak, sekaligus dapat menolong Anda menjelaskan makna yang 
sesungguhnya dari kematian Yesus Kristus kepada anak. Selamat membaca!

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Elly
< http://pepak.sabda.org/>


   ARTIKEL: MENJELASKAN MAKNA SENGSARA DAN WAFAT YESUS KEPADA ANAK

Kadang, orang dewasa berpikir bahwa anak masih sangat sulit untuk 
menerima konsep penderitaan dan kematian Kristus. Pikiran seperti ini 
akan membuat anak tidak dapat memaknai sejak dini anugerah keselamatan 
yang Tuhan Yesus berikan kepada mereka melalui kematian-Nya. 
Bagaimanapun, anak-anak harus dibawa untuk memahami dan memaknai 
dengan benar arti penderitaan dan kematian Kristus. Dengan demikian, 
mereka dapat melihat betapa berharga hidup mereka sehingga sejak dini 
mereka membuka hati untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat.

Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan yang dapat Anda berikan 
kepada anak-anak seputar sengsara dan wafatnya Yesus. Penjelasan ini 
memakai gaya bahasa yang sederhana sehingga dapat menolong orang 
dewasa menjelaskan dengan baik pula kepada anak. Penjelasan ini juga 
dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dilontarkan oleh 
anak-anak kepada Anda.

Pertanyaan: Mengapa Yesus Harus Wafat di Kayu Salib?

Adik-adik yang baik, Yesus harus wafat di kayu salib untuk menghapus 
dosa-dosa manusia, termasuk dosa adik-adik. Meski tidak berdosa, Yesus 
rela diperlakukan seperti seorang pendosa agar kita semua 
diselamatkan. Yesus mengalami penderitaan yang mengerikan di atas 
salib. Ketika Ia berbicara tentang hal ini, baik sebelum maupun 
sesudahnya, Ia selalu mengatakan bahwa Ia harus melakukannya. Namun 
demikian, mengapa Ia harus menderita?

Adik-adik masih ingat ketika Yesus dibaptis Yohanes di Sungai Yordan? 
Yohanes memberi kesaksian: "Lihatlah, inilah Anak Domba Allah yang 
akan menghapus dosa-dosa dunia." Apakah yang ia maksudkan? Yesus harus 
wafat di kayu salib untuk menghapus dosa-dosa manusia.

Adik-adik tentu masih ingat bahwa dosa menyebabkan manusia menderita 
dan bahkan mati. Yesus harus wafat agar Ia dapat mengalahkan kematian. 
Dengan kematian-Nya, Yesus masuk ke alam maut untuk mengalahkan 
kematian. Inilah alasan mengapa Yesus harus wafat di kayu salib.

Pertanyaan: Mengapa Yesus Disiksa?

Yesus didera untuk menebus dosa-dosa manusia, termasuk adik-adik. 
Ketika dihadapkan pada Pilatus, Pilatus tidak menemukan satu kesalahan 
pun yang pernah dilakukan oleh Yesus. Pilatus berniat membebaskan 
Yesus dari tuduhan orang-orang Yahudi. Akan tetapi, orang-orang Yahudi 
terus menuntut agar Yesus dihukum mati dengan cara disalibkan.

Pilatus menjadi bingung bagaimana caranya agar Yesus dapat dibebaskan. 
Kemudian, Pilatus menyuruh prajurit-prajurit menyiksa Yesus. Yesus 
diseret ke belakang dan kemudian dicambuki. Tahukah adik-adik bahwa 
cambuk yang dipakai untuk mendera Yesus itu sangatlah kejam? Cambuk 
itu bukan hanya terbuat dari kulit keras, tetapi pada ujungnya diberi 
bola besi yang bergerigi. Dengan demikian, cambuk itu menimbulkan luka 
memar yang sangat mengerikan.

Adik-adik tentu tidak akan tega membayangkan bagaimana Yesus disiksa. 
Tubuh-Nya penuh dengan luka yang berdarah. Yesus tidak tampan lagi. 
Tubuh-Nya yang kudus kini telah hancur oleh siksaan prajurit-prajurit 
bengis. Namun, mengapa Ia disiksa dengan demikian kejam? Yesus 
menjalani semuanya itu untuk kita. Seharusnya, kitalah yang disiksa. 
Yesus menggantikan tempat kita. Ia melakukan semuanya itu karena 
mencintai kita. Ia mau taat menjalankan kehendak Bapa di surga. 
Bagaimana tanggapanmu tentang semuanya ini?

Pertanyaan: Mengapa Yesus Dimahkotai Duri?

Adik-adik, Yesus rela dihina dengan dimahkotai duri karena Ia 
mencintai semua manusia, termasuk adik-adik.

Setelah menyiksa Yesus, prajurit-prajurit mengenakan Yesus jubah 
berwarna ungu. Kemudian, mereka menganyam mahkota duri dan 
mengenakannya pada kepala Yesus. Yesus meninggalkan kemuliaan-Nya di 
surga dan menjadi manusia hina. Ia seharusnya memakai mahkota yang 
sangat indah karena Ia adalah Putra Allah. Tetapi, ia memakai mahkota 
duri. Seakan-akan mereka mau mengatakan: "Yesus, Engkau mengaku 
sebagai raja. Rasakanlah mahkota duri ini! Masihkah Engkau berani 
mengaku sebagai raja?" Mahkota duri adalah lambang penghinaan.

Yesus menjalani semuanya itu untuk kita. Seharusnya, kitalah yang 
dihina dengan sedemikian keji. Akan tetapi, Yesus menggantikan tempat 
kita. Ia melakukan semuanya itu karena mencintai kita. Ia mau taat 
menjalankan kehendak Bapa di surga. Bagaimana tanggapanmu tentang 
semuanya ini?

Pertanyaan: Apakah Yesus Takut Mati di Kayu Salib?

Adik-adik yang baik, tentu saja Yesus merasa takut mati di kayu salib. 
Bahkan, Yesus merasa sangat ketakutan. Akan tetapi, Yesus tetap taat 
kepada kehendak Bapa, meski harus menderita dan wafat di kayu salib.

Manusia mana yang tidak takut pada kematian? Bagi manusia, kematian 
adalah sesuatu yang mengerikan. Banyak orang yang takut pada kematian. 
Yesus pun demikian. Sebelum ditangkap, Yesus pergi ke Taman Getsemani 
untuk berdoa. Yesus membawa serta Petrus, Yakobus, dan Yohanes, Ia 
memohon peneguhan dari Bapa-Nya. Yesus tahu apa yang akan menimpa 
diri-Nya. Ia akan disiksa, dicambuki, dimahkotai duri, memikul salib 
yang sangat berat, diolok-olok dan diludahi oleh banyak orang, dan 
akhirnya Ia harus mati di kayu salib seperti seorang penjahat.

Karena itu, Ia sangat ketakutan. Ia akan ditinggalkan oleh murid-
murid-Nya. Akan tetapi, Yesus sadar bahwa inilah satu-satunya jalan 
untuk menyelamatkan manusia dari perbudakan dosa. Inilah kehendak Bapa 
atas diri-Nya. Oleh karena itu, Yesus berkata kepada Bapa: "Ya Bapa-
Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi 
bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." 
(Lukas 22:42)

Meski takut terhadap siksaan salib dan kematian-Nya, Yesus tetap harus 
menjalaninya. Ia taat kepada Bapa-Nya, meski sampai harus wafat di 
kayu salib yang keji. Ketaatan Yesus inilah yang mendatangkan sukacita 
keselamatan bagi dunia. Paulus berkata, "Jadi sama seperti oleh 
ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, 
demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang 
benar." (Roma 5:19)

Pertanyaan: Mengapa Yesus Berteriak "Sudah Selesai" Ketika Ia Akan Wafat?

Adik-adik, Yesus berteriak "Sudah selesai" ketika akan wafat karena 
Yesus mau mengatakan bahwa Ia telah menyelesaikan tugas yang diberikan 
Bapa kepada-Nya. Yesus telah menjalankan penderitaan salib. Yesus 
merasa bahwa segala sesuatu yang dikehendaki Bapa atas diri-Nya sudah 
Ia lakukan dengan sempurna. Meski takut dan amat menderita, Yesus pun 
akhirnya rela menghadapi siksaan salib. Ia takut kepada kehendak Bapa. 
Ia telah menyelesaikan tugas yang diberikan Bapa kepada-Nya. Inilah 
saatnya untuk mengakhiri semuanya. Dengan sisa tenaga yang ada, Yesus 
menengadah ke langit dan berseru "Sudah selesai!" (Yohanes 19:30) 
Sesudah itu, Ia menundukkan kepala dan kemudian wafat.

"Sudah selesai" berarti Yesus telah selesai melaksanakan tugas-Nya. Ia 
telah menyerahkan segala-galanya kepada Bapa. Ketaatan inilah yang 
mendatangkan keselamatan kepada kita. Karena itu, kita semua patut 
bersyukur kepada Yesus karena Ia rela melakukan semuanya itu untuk 
kita. Sebenarnya, kitalah yang patut dihukum.

Akan tetapi, Yesus mengambil tempat kita dan menggantikan kita sebagai 
orang hukuman. Tidaklah cukup bagi kita hanya bersyukur untuk hal ini. 
Yesus menghendaki agar kita mau bertobat dan terus memperbaiki diri. 
Yesus ingin agar kita semua menjadi murid-murid-Nya. Yesus telah 
menyelesaikan karya keselamatan dunia dan Ia memberikan rahmat 
kehidupan kepada dunia. Apakah adik-adik mau menerima rahmat ini?

Pertanyaan: Apa yang Terjadi Ketika Yesus Wafat?

Adik-adik, ketika Yesus wafat, ada banyak peristiwa luar biasa yang 
terjadi di seluruh Yerusalem, antara lain tabir Bait Suci terbelah 
menjadi dua, gempa bumi yang hebat, dan langit menjadi gelap.

Ketika Yesus wafat, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat luar 
biasa. Tabir Bait Suci terbelah menjadi dua dari atas sampai ke bawah. 
Selain itu, terjadi gempa bumi yang hebat dan bukit-bukit batu 
terbelah. Langit menjadi sangat gelap. Suasana menjadi sangat mencekam 
(Matius 27:45-56; Markus 15:42-47; Lukas 23:50-56; dan Yohanes 19:38-
42).

Apa yang dimaksud dengan tabir Bait Suci? Adik-adik perlu mengetahui 
bahwa Bait Suci itu terbagi atas beberapa ruangan. Ruangan yang paling 
penting adalah ruangan mahakudus. Ruangan ini terletak di bagian 
paling dalam Bait Suci. Hanya imam yang bertugas yang diperbolehkan 
masuk ke dalam ruangan ini. Sedangkan umat laki-laki hanya 
diperbolehkan masuk sampai ke ruangan kudus, yaitu ruangan yang 
berbatasan langsung dengan ruangan mahakudus. Antara ruangan mahakudus 
dan ruangan kudus terdapat suatu kain panjang (tabir).

Nah, tabir inilah yang terbelah menjadi dua ketika Yesus wafat.

Terbelahnya tabir ini menggambarkan bahwa Allah telah berdamai dengan 
manusia. Allah sungguh dekat dengan manusia.

Peristiwa yang menyertai wafat Yesus sungguh dahsyat. Kepala pasukan 
berkata, "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." Injil Lukas menambahkan 
bahwa orang banyak yang semula menonton peristiwa penyaliban Yesus, 
pulang sambil memukul-mukul diri (Lukas 23:48). Tindakan memukul-mukul 
diri adalah tindakan penyesalan. Bukankah dahsyat peristiwa ini?

Pertanyaan: Mengapa Yesus Tidak Langsung Bangkit?

Adik-adik, Yesus tidak langsung bangkit setelah wafat karena Yesus 
ingin turut merasakan gelapnya makam seperti semua manusia. Adik-adik 
sudah tahu bahwa Yesus harus dimakamkan sebelum Ia bangkit dari 
kematian. Tahukah adik-adik bahwa makam orang-orang Yahudi itu berbeda 
dengan makam orang-orang Indonesia pada umumnya? Bangsa kita akan 
menggali tanah untuk menguburkan orang yang sudah meninggal dunia. 
Orang-orang Yahudi berbeda dalam memakamkan orang yang sudah 
meninggal. Mereka akan membuat semacam gua. Jenazah dimasukkan ke 
dalam gua dan kemudian batu besar digulingkan untuk menutup mulut 
makam. Yesus dimakamkan di dalam makam yang demikian. Mengapa Ia tidak 
langsung bangkit saja? Mengapa Ia harus merasakan gelapnya makam? 
Yesus ingin menjadi sama dengan manusia. Meski Allah, Yesus ingin 
merasakan gelapnya makam. Semua manusia akan mati dan dimakamkan. 
Inilah nasib manusia yang tidak mungkin dihindari. Tidak ada seorang 
manusia pun yang tidak mati. Yesus turun ke dunia dan menjadi manusia. 
Akhirnya, Yesus pun meninggal dunia dan dimakamkan seperti manusia 
pada umumnya. Ia pun turut merasakan nasib manusia, yaitu merasakan 
gelapnya makam.

Akan tetapi, Yesus adalah Allah. Ia tidak akan lama di dalam makam. 
Yesus pernah bersabda, "Anak Manusia harus menanggung banyak 
penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli 
Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." (Lukas 9:22) 
Yesus tidak akan lama di dalam makam. Ia akan bangkit seperti yang 
pernah dikatakan-Nya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: 100 Tanya Jawab tentang Yesus
Penulis: Daniel Robby
Penerbit: Visimedia, Tangerang 2006
Halaman: 44, 49, 56, 57, 67, dan 69


                          SUA PELAYAN ANAK

e-BinaAnak, 13 Maret 2013: Kalau sekarang anak-anak SM kita juga lebih 
terkesan dengan telur pada hari Paskah, bagaimana menurut Anda? 
Bagaimana kita bisa membawa anak-anak lebih mengingat tentang Yesus 
Kristus pada hari Paskah ketimbang telur atau aktivitas hiburan Paskah 
lainnya?

Jenny Evelyn May: Ya benar, banyak hal lain yang lebih diingat oleh 
anak saat Paskah. Ada baiknya kita fokus pada ingatan akan kisah 
pengurbanan dan kasih Tuhan Yesus dalam perayaan Paskah.

Rigson Taulu: Makanya sejak kecil, anak harus diajar kebenaran ... 
Paskah menurut Alkitab adalah "passover" bukan "easter" .... Paskah 
adalah usaha Tuhan untuk menyelamatkan umat Israel dari perbudakan 
Mesir, yang digenapi dengan karya penebusan Yesus di atas kayu salib 
untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa, dan kemudian menawarkan 
keselamatan kekal bagi yang menerima-Nya. Itu semua tidak ada hubungan 
sama sekali dengan tradisi Paskah "easter" yang adalah tradisi bangsa 
penyembah berhala Eropa kuno.

Yanthie Gouw: Jadi bagaimana menurut e-BinaAnak agar kami bisa 
membantu anak anak sebagai orang tua or GSM membantu ASM mengingat 
arti Paskah yang sesungguhnya. Thanks.

Bang Jay: Betul Bang Rigson, di sekolah minggu kami, tahun ini 
memperkenalkan Passover kepada anak anak. Thema yang kami bawakan 
"Christ in the Passover"

e-BinaAnak: Silakan cek beberapa ide dari e-BinaAnak yang sudah 
diposting di PEPAK. Beberapa cara ini dapat menjadi ide yang masih 
dapat dikembangkan untuk memulai mengajarkan makna Paskah kepada anak-
anak. Yang perlu diingat, kegiatan hiburan harus tidak lebih 
ditonjolkan daripada kegiatan yang sebenarnya, yaitu menghayati 
pengurbanan dan kebangkitan Tuhan Yesus. 
http://pepak.sabda.org/membantu_anak_memahami_arti_paskah

Sumber: https://www.facebook.com/sabdabinaanak/posts/10151331274786629


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org