Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/644

e-BinaAnak edisi 644 (10-7-2013)

Mengembangkan Potensi Belajar Anak (II)

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

e-BinaAnak -- Mengembangkan Potensi Belajar Anak (II)
644/Juli/II/2013

Salam damai Kristus,

Salah satu cara yang bisa dilakukan gereja untuk menolong 
mengembangkan potensi belajar anak adalah dengan metode belajar aktif 
dalam sekolah minggu. Salah satu contohnya adalah dengan metode 
`brainstorming` atau yang biasa disebut dengan "curah gagasan". Dalam 
metode ini, anak-anak akan belajar firman Tuhan dengan cara 
melontarkan suatu masalah ke kelas, dan kemudian anak yang lain 
menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga masalah 
tersebut mungkin akan berkembang menjadi masalah/ide yang baru. 
Brainstorming dapat juga diartikan sebagai salah satu cara untuk 
mendapatkan banyak ide dari para murid dalam satu sesi pelajaran. Hal 
ini akan menolong anak untuk belajar berpikir cepat, kreatif, dan 
memecahkan masalah bersama.

Kami mengajak Rekan-Rekan semua menyimak bahan mengajar yang 
menggunakan metode brainstorming dalam edisi e-BinaAnak kali ini. 
Kiranya, ini dapat dikembangkan menjadi salah satu metode mengajar 
yang dapat mengembangkan potensi belajar anak.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Kita jangan hanya menggunakan otak yang kita miliki, tetapi juga 
semua otak yang dapat kita pinjam." (Woodrow Wilson)


BAHAN MENGAJAR: KISAH LIMA ROTI DAN DUA IKAN DENGAN METODE BRAINSTORMING

Nasihat yang sangat bijak, `kan? Sayangnya, kita lebih terbiasa dan 
dibiasakan untuk hanya menggunakan otak kita sendiri ketimbang 
memanfaatkan juga otak orang lain yang bisa kita pinjam.

Nah, kali ini, mari kita mencoba menggabungkan otak anak-anak untuk 
mendesain sebuah pembelajaran yang kooperatif dan menyenangkan melalui 
sesi Brainstorming.

Seperti layaknya brainstorming atau curah gagasan pada umumnya, kali 
ini kita akan mengajak anak-anak untuk melakukan sesi brainstorming 
sebelum masuk dalam pembelajaran firman Tuhan. Perhatikan contoh 
berikut.

Tema: 5 Roti dan 2 Ikan
Bacaan Alkitab: Yohanes 6:1-15

Ya ampun, kisah 5 roti dan 2 ikan apa tidak terlalu mudah disajikan 
untuk anak-anak usia SD? Sama sekali tidak. Dan, justru di sinilah 
letak keajaiban metode ini. Semakin kelihatan mudah materi firman 
Tuhan yang hendak Anda sampaikan, semakin populer kisah yang hendak 
anak-anak pelajari, dan semakin kenal anak-anak dengan perikop 
tersebut, maka akan semakin efektiflah metode ini di tangan Anda!

Prosedur:

1. Bagilah anak-anak menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 
masing-masing sekitar 4 -- 5 orang. Mintalah masing-masing kelompok 
untuk memutuskan satu orang yang akan bertugas sebagai pencatat atau 
penulis.

Catatan: Jika Anda menganggap anak-anak belum terlalu tahu dengan 
perikop yang hendak Anda sampaikan, mintalah mereka untuk membaca 
sendiri (secara pribadi) perikop yang hendak Anda sampaikan tersebut. 
Setelah semua selesai membaca, mulailah sesi brainstorming.

2. Jelaskan kepada anak-anak bahwa Anda hendak mengajak mereka untuk 
melakukan brainstorming atau curah gagasan. Anda akan mengajukan 
sebuah pertanyaan, satu kali saja, setelah itu giliran anak-anak untuk 
merespons dan menjawab pertanyaan Anda. Tidak perlu ada komentar atau 
koreksi. SETIAP JAWABAN harus diterima apa adanya dan ditulis oleh si 
pencatat di kelompok masing-masing.

Catatan: Anda bisa melakukan sesi brainstorming ini bersama-sama atau 
membiarkan anak-anak melakukannya sendiri dalam kelompok yang sudah 
terbentuk. Namun, saya sarankan anak-anak tetap berkumpul atau berada 
bersama kelompok mereka masing-masing.

3. Berikut adalah pertanyaan yang Anda ajukan untuk sesi brainstorming 
ini: "Jika saya menyebutkan YESUS MEMBERI MAKAN LIMA RIBU ORANG, kata-
kata lain apa yang kamu ingat, yang berhubungan dengan cerita 
tersebut?",
4. Mintalah anak-anak secara bergantian menyebutkan kata-kata yang 
mereka ingat, misalnya:

- 5 roti      - lapar           - memecah roti       - dan sebagainya.
- Yesus       - 5.000 orang     - mengucap syukur
- 2 ikan      - 12 keranjang    - padang rumput
- anak kecil  - uang            - malam

5. Sementara setiap anak bergiliran menyebutkan kata-kata yang mereka 
ingat, si pencatat menuliskan jawaban teman-temannya tersebut di atas 
kertas.

6. Jika waktu telah habis (atau jika anak-anak sudah kehabisan kata-
kata), mintalah mereka untuk mulai menyusun atau merangkai kata-kata 
hasil brainstorming mereka menjadi kalimat-kalimat seperti layaknya 
sedang mempersiapkan skenario sebuah berita di televisi. Misalnya: 
Pada suatu hari, Yesus mengajar orang banyak. Di situ ada sekitar 
5.000 orang. Saat hari mulai malam, laparlah mereka, dan seterusnya.

7. Di akhir acara, setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dan guru 
membahas proses serta hasil kerja anak. Jika perlu, lakukan koreksi 
terhadap kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai dengan apa yang 
tercatat di Alkitab.

Catatan: Sebaiknya, Anda mengajak anak-anak untuk membuka Alkitab dan 
membiarkan mereka untuk saling mengoreksi hasil kerja kelompok yang 
lain.

Dalam beberapa kesempatan, saya mempraktikkan sesi brainstorming ini 
bersama para guru sekolah minggu. Kami semua, yang merasa sudah hafal 
dengan kisah 5 Roti 2 ikan ini pun, selalu dibuat bingung dengan 
munculnya kata-kata yang tidak terduga. Justru di sinilah serunya 
teknik mengajar ini! Misalnya:

- Apakah benar ada kata "padang rumput"? Atau tepatnya, di mana sih 
Yesus mengajar saat itu?

- Yang benar 5.000 orang ataukah 5.000 orang laki-laki, ya? Jadi, 
belum termasuk perempuan dan anak-anak, dong? Dicatat tidak ya jumlah 
perempuan dan anak-anaknya?

Cobalah Anda cek, benar atau salahkah kalimat-kalimat berikut ini.

- Lalu, Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk membeli roti agar 
orang banyak yang lapar tersebut bisa makan.

Coba cek, benarkah Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk membeli roti? 
Di Alkitab, dicatat bahwa Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk memberi 
makan, bukan membeli roti untuk orang banyak tersebut. Hanya kepada 
Filipus, Yesus bertanya, "Di mana kita akan membeli roti, supaya 
orang-orang ini dapat makan?"

- Murid-murid membawa seorang anak laki-laki yang memiliki 5 roti dan 
2 ikan kepada-Nya.

Coba cek, benarkah murid-murid membawa seorang anak laki-laki dengan 5 
roti dan 2 ikannya kepada Yesus? Di Alkitab, sebenarnya tidak ditulis 
bahwa anak yang membawa 5 roti dan 2 ikan itu dibawa datang menghadap 
Tuhan Yesus.

Kitab Yohanes menulis bahwa Andreaslah yang memberi tahu Tuhan Yesus 
bahwa ada seorang anak yang mempunyai 5 roti dan 2 ikan.

Nah, biasanya, saya membiarkan anak-anak atau para peserta training 
dihujani berbagai pertanyaan, keraguan, sanggahan, dan sebagainya, 
TANPA BOLEH membuka Alkitab mereka pada saat itu. Begitu rasa 
penasaran mulai memuncak, barulah saya izinkan mereka untuk membuka 
Alkitab dan mencari sendiri jawabannya. Dengan demikian, anak-anak 
(maupun peserta training) yang mulanya merasa sudah tahu, tiba-tiba 
menjadi lebih ingin tahu lagi dari sebelumnya.

Sekarang, tibalah kesempatan emas bagi Anda untuk tidak sekadar 
mengoreksi kalimat yang salah, tetapi mulai menyampaikan tujuan 
pembelajaran yang telah Anda siapkan. Misalnya, tentang kuasa Tuhan 
yang tak terbatas, keraguan murid dan keraguan mereka akan kuasa 
Tuhan; atau mungkin tentang pemberian yang kecil, namun dipakai Tuhan 
secara luar biasa.

Beberapa perikop lain dalam Alkitab yang juga bisa disajikan dengan 
metode ini, misalnya:

Perjanjian Lama:
1. Manusia jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3:1-24)
2. Menyeberangi Laut Teberau (Keluaran 14:15-31)
3. Jatuhnya Yerikho (Yosua 6:1-27)
4. Samuel terpanggil (1 Samuel 3:1-4:1)
5. Daud dan Goliat (1 Samuel 17)

Perjanjian Baru:
1. Pencobaan di padang gurun (Matius 4:1-11)
2. Maria dan Marta (Lukas 10:38-42)
3. Perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:11-32)
4. Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-13)
5. Kepala penjara Filipi (Kisah Para Rasul 16:19-40)

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Creative Teaching di Sekolah Minggu
Penulis: Meilania
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2009
Halaman: 91 -- 94


       SUA PELAYAN ANAK: MENGEMBANGKAN POTENSI BELAJAR ANAK

e-BinaAnak, 20 Juni 2013: Rekan-Rekan terkasih, menurut Anda, 
bagaimana gereja/sekolah minggu bisa terlibat dalam mengembangkan 
potensi belajar anak?

Tri Oktavia Silaban: Melakukan banyak-banyak program yang dapat 
mengembangkan potensi anaknya. Misalnya lomba menggambar, menyanyi, 
memasak makanan ringan dll..

Susi Anggraini: Menyiapkan pelayan-pelayan bertalenta yang sungguh-
sungguh di dalam Tuhan untuk mengajar dan membuat program yang bisa 
membantu mengembangkan anak.

Kolor Colorful: Hanya satu jalan terbaik, ajarkan firman Tuhan sedini 
mungkin. Semakin cepat ada relasi dengan Tuhan, semakin baik. Segala 
sesuatu sudah tersedia.

Kerren Nevita Maspaitella: Gereja Harus berinteraksi proaktif dengan 
melihat potensi yang ada pada diri anak-anak sekolah minggu.

Sumber: https://www.facebook.com/sabdabinaanak/posts/10151475633276629


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org