Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/648

e-BinaAnak edisi 648 (14-8-2013)

Bebas dari Ketakutan (I)

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

e-BinaAnak -- Bebas dari Ketakutan (I)
648/Agustus/I/2013

Salam dalam kasih Kristus,

Selama bulan Agustus ini, e-BinaAnak akan berbagi bahan seputar bebas dari 
ketakutan. Ada banyak hal yang bisa membuat anak merasa takut, bahkan ketika 
seorang anak SM diminta maju ke depan untuk berdoa saja, kemungkinan ada yang 
tidak berani melakukannya. Perasaan takut bukanlah perkara yang biasa saja, 
tetapi perasaan ini mencerminkan hubungan kedekatan anak dengan Tuhan. Perasaan 
takut juga membuat anak tidak bertumbuh dalam iman. Lalu, bagaimana mengatasi 
rasa takut yang muncul dalam diri anak-anak? Simaklah sajian e-BinaAnak selama 
satu bulan ini dan dapatkan berkat-berkatnya. Tuhan memberkati!

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; 
sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di 
dalam kasih. (1 Yohanes 4:18) < http://alkitab.mobi/?1yohanes+4:18 >


               ARTIKEL: KALAHKAN TAKUT DENGAN IMAN

Ayat bacaan: Mazmur 121:4

"Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel."

Seberapa jauh ketakutan bisa menghantui kita dan membuat kita tidak nyaman dan 
terganggu? Rasa takut bisa membuat kita tidak bisa berpikir, gampang emosi, 
sulit tidur hingga merusak kesehatan. Rasa takut pun bisa menjauhkan kita dari 
Tuhan, membuat jarak merentang semakin panjang sampai-sampai kita tidak lagi 
bisa mendengar suara Tuhan atau merasakan kehadiran-Nya dalam hidup kita. 
Bagaikan seseorang yang terus berjalan menjauhi lawan bicaranya, semakin 
menjauh, maka semakin kecil pula suara yang terdengar hingga lama-lama ia tidak 
lagi bisa mendengar apa pun yang dikatakan lawan bicaranya di seberang sana. 
Seperti itulah perasaan takut, cemas atau khawatir, yang terus dibiarkan 
merongrong perasaan kita. Memang benar, ada saat di mana rasa takut itu bisa 
muncul ketika kita menghadapi masalah, atau ketika menghadapi situasi tak pasti. 
Solusi tidak terlihat, sementara kita harus terus berhadapan dengan masalah 
tersebut dari detik ke detik. Jika kita terus membiarkan diri dicekam perasaan 
takut, rasa takut ini akan terus menggali jarak antara kita dengan Tuhan 
sehingga pada suatu ketika nanti, kita tidak lagi bisa mendengar-Nya dan merasa 
bahwa Tuhan meninggalkan kita sendirian, bahkan kemudian menjadi sinis dengan 
menuduh Tuhan bertindak kejam dan tidak adil terhadap kita.

Beberapa tokoh besar Alkitab pernah mengalami hal seperti ini dalam pergumulan 
mereka masing-masing. Ayub pernah mengalami kepahitan terhadap Tuhan. Lihat apa 
yang pernah ia katakan: "Semuanya itu sama saja, itulah sebabnya aku berkata: 
yang tidak bersalah dan yang bersalah kedua-duanya dibinasakan-Nya. Bila cemeti-
Nya membunuh dengan tiba-tiba, Ia mengolok-olok keputusasaan orang yang tidak 
bersalah." (Ayub 22:23) Atau, lihatlah bagaimana Daud meratap ketika ia berada 
dalam pergumulan. "Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan 
menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?" (Mazmur 10:1), "... 
janganlah berdiam diri terhadap aku ...." (Mazmur 28:1), "Ya Allah, dengarkanlah 
doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!" (Mazmur 54:4), "Berilah telinga, 
ya Allah, kepada doaku, janganlah bersembunyi terhadap permohonanku!" (Mazmur 
55:2) 
Begitu sulitnya dunia yang kita jalani hari ini mengakibatkan banyak orang 
mulai kehilangan arah dan goyah imannya. Benarkah Allah tidak sanggup mengangkat 
anak-anak-Nya keluar dari kesulitan? Tentu saja Tuhan sanggup. Tidak ada hal 
yang mustahil bagi Dia, tidak ada hal mustahil yang tidak sanggup Dia lakukan 
bagi orang percaya. Sesungguhnya, Tuhan selalu peduli dan tidak pernah lengah 
dalam memperhatikan kita. Alkitab dengan jelas berkata, "Sesungguhnya tidak 
terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel." (Mazmur 121:4)

Tuhan tetap ada mengawasi dan melindungi kita. Ia rindu untuk terus memberkati 
kita, bahkan menjanjikan posisi sebagai ahli waris kerajaan-Nya kepada semua 
orang yang mengasihi-Nya, seperti yang tertulis dalam Yakobus 2:5, 
"Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-
orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan 
menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang 
mengasihi Dia?" Ketika hari-hari yang sulit ini tidak bisa lagi disikapi dengan 
hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri atau orang lain, inilah saat yang tepat 
bagi kita untuk menyadari bahwa tanpa Tuhan, kita tidaklah mampu berbuat apa-
apa. Di sinilah, kita harus menyadari bahwa kita harus mengandalkan kekuatan 
Tuhan, Raja dari Kerajaan yang tidak terguncangkan. Rasa takut yang dibiarkan 
tumbuh terus-menerus dalam hidup kita tidak akan pernah membawa manfaat apa pun. 
Justru itu akan semakin memperbesar jarak antara kita dengan Bapa yang baik dan 
setia, dan itu akan membuat segalanya bertambah runyam. Karena itu, kita harus 
mengatasi rasa takut dengan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Kita harus 
senantiasa berseru kepada Tuhan dan membangun hubungan yang semakin intim 
dengan-Nya. Tuhan tidak pernah lengah. Dia tidak pernah tertidur dalam menjaga 
kita, Israel secara rohani. Dia lebih dari sanggup untuk menurunkan mukjizat-Nya 
dan segera melepaskan Anda dari himpitan beban masalah seperti apa pun. Yang Dia 
perlukan hanyalah iman kita. Iman yang teguh, tidak goyah dalam kondisi apa pun, 
dan tetap percaya dengan pengharapan penuh akan kuasa Tuhan.

Selanjutnya, kita bisa melihat apa yang terjadi pada saat Yesus ada di dalam 
perahu bersama murid-murid-Nya di tengah badai dalam Matius 8:23-27. Benar, di 
sana dikatakan Yesus tengah tidur di buritan. Dan, pada saat itu, murid-murid-
Nya sempat panik menghadapi badai yang menerjang (ayat 24). Apakah itu berarti 
bahwa Tuhan tertidur dan lengah? Tentu saja tidak. Yesus tidak berkata, "Maaf, 
saya ketiduran ...," atau "Maaf, saya lengah ...," tetapi Yesus malah menegur 
murid-murid-Nya, "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu, bangunlah 
Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali." 
(ayat 26) Perhatikan bahwa situasi seperti apa pun bukanlah menjadi masalah 
sulit bagi Tuhan. Tuhan justru menantikan reaksi kita untuk membangun sebuah 
hubungan yang didasari dengan rasa percaya yang kokoh, dan terus menjalin 
komunikasi yang baik dengan Dia.

Firman Tuhan berkata, "Beginilah firman TUHAN: `Terkutuklah orang yang 
mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya 
menjauh dari pada TUHAN!`" (Yeremia 17:5) Itulah yang terjadi apabila kita terus 
mengandalkan kekuatan sendiri dan hati kita semakin menjauh dari Tuhan. Di saat 
seperti itulah, kita harus mulai belajar untuk mengandalkan Tuhan lebih dari apa 
pun juga. Kita harus mampu menyadari bahwa di dalam Tuhan ada pengharapan yang 
tidak pernah padam. Janji-janji Tuhan tidak akan ada yang sia-sia. Tuhan tidak 
akan pernah ingkar janji dan semuanya pasti Dia genapi. Imanilah hal itu dengan 
sungguh-sungguh, dan teruslah dekat pada-Nya dengan penuh rasa percaya. Dalam 
Mazmur dikatakan, "Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara 
engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah." (Mazmur 
55:23) 
Ada pula tertulis "Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, 
merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, sungguh Engkau telah menjadi 
pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai. Jiwaku melekat 
kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku" (Mazmur 63:7-9), dan juga "TUHAN 
menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia 
jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya" (Mazmur 
37:23). 
Ini semua adalah janji Tuhan yang berlaku bagi siapa pun yang mengasihi 
Dia dengan iman yang teguh. Dalam Mazmur, kita bisa menemukan sebuah pesan yang 
sangat indah bahwa Tuhan akan selalu ada bagi kita semua yang setia dan berharap 
pada-Nya (Mazmur 31:24-25). Masalah seperti apa pun boleh datang, namun 
percayalah Tuhan sanggup melepaskan Anda dari jerat badai seganas apa pun. 
Karenanya, kalahkan rasa takut dengan imanmu, berpeganglah pada Tuhan, Sang 
Penjaga Israel.

Tuhan tidak pernah lengah menjaga anak-anak-Nya yang selalu mengasihi Dia dengan 
setia dan dengan iman yang teguh.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Renungan Harian Online
Alamat URL: http://renungan-harian-online.blogspot.com/2012/02/kalahkan-takut-dengan-iman.html
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 5 Juli 2013


               BAHAN MENGAJAR: HARAPAN DAN KETAKUTAN

Ayat Alkitab:
1 Yohanes 4:18

Pendahuluan: 
Allah adalah Bapa kita dan Dia peduli pada kita. Dia tahu apa yang kita rasakan. 
Dia tahu harapan dan ketakutan kita, serta Dia senang kalau kita menceritakan 
ketakutan dan harapan kita kepada-Nya.

Yang perlu dipersiapkan:
Harapan: bolpoin dan kertas.
Ketakutan: batu bersih.

Ide-ide: 
Anak-anak bisa menuliskan semua harapan mereka pada selembar kertas. Kertas ini 
bisa diserahkan kepada Tuhan dengan cara diselipkan di Alkitab (daripada 
disembunyikan dari Allah) saat Anda atau mereka berdoa. Tuhan akan menjaga 
mimpi-mimpi mereka dan menuntun mereka dengan lembut menjalani hidup.

Penjelasan: 
Batu melambangkan ketakutan. Beri masing-masing anak satu batu yang bersih. 
Mintalah mereka menggenggamnya erat-erat sambil memikirkan hal yang paling 
mereka takuti. Mungkin yang mereka takuti adalah pindah sekolah atau bingung 
memilih sekolah. Mungkin tidak jelas mereka takut terhadap apa. Mungkin mereka 
marah atau cemburu. Mungkin mereka tidak masuk tim sekolah, padahal mereka 
berpikir bahwa mereka layak untuk masuk ke dalam tim tersebut. Intensitas 
perasaan-perasaan ini bisa menciptakan ketakutan dalam hidup mereka. Mereka 
mungkin takut menjalani operasi. Apa pun ketakutan mereka, sambil memegang batu 
itu, doronglah mereka untuk mengakui ketakutan mereka, kemudian menyerahkannya 
kepada Yesus dengan cara mencuci batu itu, menguburnya, atau kalau Anda tinggal 
dekat sungai atau laut, Anda bisa membawa anak-anak untuk membuang batu itu. 
Sambil melakukannya mereka bisa berdoa.

Doa:
Tuhan, aku memakai batu ini untuk menyerahkan kepada-Mu semua rasa takutku, 
kekhawatiranku. Aku mencucinya (menguburnya, membuangnya ke sungai) untuk 
menunjukkan bahwa semuanya sudah lenyap. Aku percayakan masa depanku kepada-Mu 
dan aku mohon Engkau menjaga serta melindungiku. Amin.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: 100 Ide Doa Kreatif untuk Anak-anak: Menolong Anak Menemukan Berbagai Hal yang Bisa Mereka Doakan
Penulis: Jan Dyer
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2011
Halaman: 227 -- 228


                 WARNET PENA: MENGENAL RENUNGAN KIDDY

Jika membahas mengenai renungan anak, tentu saja kita tidak terlalu kesulitan 
untuk mendapatkannya. Banyak renungan anak versi cetak dan online yang bisa kita 
dapatkan dengan mudah. Namun, apakah Anda pernah mendengar renungan Kiddy? 
Renungan ini ditujukan khusus untuk anak-anak, dan bisa Anda gunakan sebagai 
bahan penunjang dalam pelayanan sekolah minggu. Jika Anda belum mengenal 
renungan Kiddy, silakan berkunjung ke situs renungankiddy.org. Situs ini sangat 
sederhana sehingga Anda tidak akan kesulitan dalam mengoperasikannya. Situs ini 
hanya berisi bahan-bahan renungan anak, beberapa lagu rohani anak, dan sebuah 
kalender untuk mempermudah Anda mencari renungan sesuai tanggal yang diingini. 
Bahan renungan disediakan mulai dari Januari 2013, dan dalam setiap renungan 
selalu diakhiri dengan doa, yang bisa menolong Anda untuk melatih anak-anak 
bersaat teduh. Selain itu, Anda bisa berinteraksi lebih aktif dengan bergabung 
di Facebook Yayasan Komunikasi Bersama -- sebuah yayasan yang menjadi pendukung 
terbentuknya renungan Kiddy ini. Selamat mencoba! (Santi T.)

==> http://www.renungankiddy.org
==> http://www.facebook.com/pages/Yayasan-Komunikasi-Bersama/595241683835763


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org