Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/667

e-BinaAnak edisi 667 (8-1-2014)

Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (I)

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

e-BinaAnak -- Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (I)
667/Januari/I/2014

"Selamat Tahun Baru 2014!"

Terimalah salam dari kami, segenap redaksi e-BinaAnak, untuk mengawali 
perjumpaan kita pada tahun yang baru ini. Apa saja resolusi-resolusi tahun baru 
yang sudah Rekan-Rekan buat? Apakah salah satunya adalah komitmen untuk makin 
bersungguh-sungguh dalam melayani Tuhan di bidang pelayanan anak? Apa pun 
komitmen Rekan-Rekan semua di hadapan Tuhan sehubungan dengan pelayanan anak 
yang Tuhan percayakan kepada kita saat ini, marilah kita semua saling mendoakan 
agar makin dikuatkan dalam menjalani panggilan-Nya tersebut. Kami juga mengajak 
Rekan-Rekan semua untuk menyimak edisi perdana e-BinaAnak tahun 2014 yang 
mengingatkan lagi mengenai panggilan utama guru sekolah minggu, yaitu membawa 
anak-anak datang kepada Kristus. Kiranya dapat makin menambah semangat Rekan-
Rekan semua untuk melayani Dia. 

Segala kemuliaan hanya bagi Allah! 

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Memenuhi panggilan sebagai guru sekolah minggu, berarti ikut ambil bagian 
bersama Tuhan untuk mengembangkan Kerajaan Allah di dunia ini." (Paulus Lie)


                      ARTIKEL: PANDANGLAH LADANGNYA

Dalam gambar seorang seniman terlukis, sejauh mata memandang tampak sawah yang 
menguning. Di dalamnya para pekerja rajin bekerja. Ada yang memotong padi, 
menyiangi, dan mengangkat padi untuk dibawa pulang.

Meskipun banyak penuai, ladangnya sangat luas sehingga berita yang disampaikan 
melalui lukisan itu jelas sekali, yaitu banyak tuaian yang belum dikerjakan, 
padahal padi sudah menguning.

1. LADANG MENGUNING MENUNGGU PEKERJA

Tuhan Yesus melihat ladang itu.

Dalam Matius 9:35-37, kita bertemu dengan Tuhan Yesus yang sedang melaksanakan 
tugas-Nya. Ia berkeliling di semua kota dan desa. Ia terjun dalam kehidupan 
sehari-hari dari orang yang Ia layani. Ia mengajar, memberitakan Injil, dan 
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Tuhan Yesus membawa berita dari Bapa 
di surga disertai dengan kuasa ilahi.

Pada saat itu, hati Tuhan Yesus digerakkan oleh besarnya tugas penuaian. Ia 
digerakkan oleh belas kasihan melihat orang banyak yang terlantar seperti domba 
yang tidak mempunyai gembala, atau dengan gambaran lain, seperti tuaian di 
ladang yang belum dituai. Ia mengajar murid-murid-Nya supaya meminta pekerja-
pekerja untuk menuai tuaian itu kepada Bapa.

Kita melihat ladang itu.

Jika kita melayani anak, pandangan mengenai ladang Tuhan akan diperluas. Kita 
mulai mengerti kebutuhan anak dan memahami bahwa banyak di antara mereka yang 
terlantar secara rohani. Ada anak yang menderita dalam keluarga yang berantakan, 
tidak diinginkan sejak lahir sehingga kurang diterima dan dihargai, menerima 
hukuman yang tidak seimbang dengan kesalahannya, terlalu dimanjakan oleh orang 
tua yang sibuk sehingga melimpahkan materi daripada memberi waktu dan perhatian 
serta kasih, anak yang makin lama makin sering menjadi objek pemuasan nafsu seks 
orang dewasa, atau yang dicobai memakai obat bius supaya menjadi mangsa di 
kemudian hari.

Pernahkah hati kita digerakkan oleh belas kasihan Tuhan Yesus? Jika hati kita 
menjerit karena kebutuhan anak, kita akan mencari suatu ekspresi untuk 
pergumulan itu. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kita boleh mengekspresikan belas 
kasihan dengan meminta kepada Bapa supaya Ia mengutus pekerja-pekerja untuk 
tuaian itu.

2. MENYIAPKAN PARA PELAYAN ANAK

Selain berdoa agar jumlah para pekerja bertambah, kita juga dapat belajar dari 
Paulus. Ia selalu mengikutsertakan orang yang lebih muda dalam pelayanannya. 
Paulus membagikan hidupnya dengan mereka. Melalui cara ini, orang muda disiapkan 
untuk melayani Tuhan.

Contoh dari kehidupan Paulus.

Proses persiapan dapat dilihat misalnya dalam kehidupan Timotius. Ia mengalami 
hal-hal ini dalam hidupnya:

- menerima Tuhan Yesus, kemungkinan besar melalui pelayanan Paulus,
- dipanggil Paulus untuk ikut dalam pelayanannya,
- disiapkan melalui perjalanan dan kehidupan bersama,
- dipercayakan pelayanan yang singkat dan mulai berdikari,
- dan dipercayakan pelayanan yang lebih panjang.

Sesudah itu, Paulus memberi tugas kepada Timotius untuk menyiapkan orang lain 
dalam pelayanan. Ia berkata kepadanya, "Jadilah kuat oleh kasih karunia dalam 
Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak saksi, 
percayakan itu kepada orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar 
orang lain." (2 Timotius 2:2-4)

Timotius dipercayakan mempersiapkan para pelayan. Penugasan itu mencantumkan dua hal:
- Program persiapan.
- Orang yang harus dipilih untuk disiapkan.

Program persiapan dirumuskan sebagai berikut:
"Apa yang kau dengar daripadaku di depan banyak saksi." Paulus memercayakan 
berita kepada Timotius melalui khotbah dan pengajarannya berulang kali. Dan, apa 
yang didengar Timotius, itulah yang harus disampaikan ke generasi berikutnya, 
yang juga disiapkan untuk pelayanan.

Siapa yang harus disiapkan dirumuskan Paulus dalam dua kualifikasi:
- Orang yang dapat dipercayai.
- Orang yang dapat mengajar.

Orang yang dapat dipercayai.

Ada orang yang dipanggil Tuhan dan sudah membuktikan diri:
- Mereka ada pada waktu mereka dibutuhkan.
- Mereka menunjukkan minatnya terhadap pelayanan.
- Mereka setia dalam hal kecil.

Orang yang cakap mengajar tidak senantiasa orang yang fasih berbicara, melainkan 
orang yang dapat mengomunikasikan secara teliti hal apa yang dibutuhkan pelajar.

Multiplikasi

Orang-orang yang hidup bersama dengan Paulus dan disiapkan untuk pelayanan bukan 
hanya Timotius, melainkan juga Titus, Lukas, Silas, Markus, Akwila dan Priskila, 
dan pasti ada yang lain lagi. Andaikata Paulus hanya melatih lima orang saja 
dalam pelayanan, dan di kemudian hari kelima orang itu menyiapkan lima orang 
lagi, dan seterusnya, multiplikasi para pekerja itu akan sesuai dengan perluasan 
pelayanan.

3. MENANAM HARAPAN

Sesudah penuai dalam ladang Tuhan (guru sekolah minggu termasuk di dalamnya) 
ditemukan dan mulai bekerja, mereka juga harus dipelihara. Sering kali, guru 
sekolah minggu diserang perasaan rendah diri. Tidak seorang pun menanam perasaan 
itu secara sadar. Namun, melalui kurangnya perhatian terhadap pelayanan sekolah 
minggu, timbullah kesan bahwa "pelayanan saya tidak begitu penting". Ada 
perasaan kurang dihargai jika selalu kurang dana untuk mengusahakan materi 
mengajar atau ruangan yang tidak memadai sehingga anak kecil harus diajar 
bersama anak besar, dsb..

Tuhan Yesus sangat menghargai pelayanan terhadap anak. Ia mengidentifikasikan 
diri-Nya dengan anak dengan berkata, "Barangsiapa menyambut seorang anak dalam 
nama-Ku ia menyambut Aku. Dan, barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang 
disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku." (Lukas 9:37)

Adalah kehendak Pencipta bahwa setiap manusia datang ke dalam dunia sebagai anak 
kecil dan lemah, yang butuh dirawat, dididik, dan diajar sampai ia cukup besar 
untuk bertanggung jawab sendiri. Menerima seorang anak dalam keadaan seperti itu 
berarti menghormati Penciptanya sehingga memperoleh penghargaan dari Tuhan. 
Pelayanan seorang guru sekolah minggu dapat menghasilkan sesuatu yang sangat 
besar. Menurut Yesaya 60:22, yang paling kecil dapat menjadi satu kaum yang 
besar dan yang paling lemah menjadi satu bangsa yang kuat.

4. KESIMPULAN

Apa yang akan kita lakukan? Apakah kita mulai berdoa, meminta dari Bapa agar Ia 
mengirimkan para pekerja? Apakah kita akan mencari di manakah mereka yang 
dipanggil-Nya? Apakah kita akan mengikutsertakan mereka dalam pelayanan kita, 
sampai mereka terampil mengajar? Ladang Allah yang telah menguning perlu dituai!

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Pedoman Pelayanan Anak 2
Penulis: Ruth Laufer dan Anni Dyck
Penerbit: Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, Malang
Halaman: 122 -- 125


      BAHAN MENGAJAR: PELAJARAN MEMBERITAKAN INJIL MELALUI PERMAINAN

Bacaan Alkitab:
2 Timotius 4:2 

Persiapan:
1. Dua kotak korek api.
2. Permainan ini dapat diadakan di dalam atau di luar ruangan.
3. Jumlah peserta tidak terbatas.

Cara Bermain:

Pemimpin membagi para peserta menjadi dua kelompok dengan jumlah anggota 
kelompok sama. Kemudian, setiap kelompok diberi satu kotak korek api.

Setelah itu, pemimpin memberi aba-aba. Pada waktu permainan dimulai, orang 
pertama dari kedua kelompok itu menyalakan sebatang korek api dan secara 
estafet, ia memberikannya kepada orang kedua dan seterusnya. Jika korek api itu 
padam di tangan seseorang, orang itu harus menyalakan sebatang korek api yang 
lain. Kemudian, ia harus meneruskannya kepada orang berikutnya.

Kelompok yang paling cepat memindahkan korek api sampai kepada orang terakhir, 
dinyatakan sebagai pemenang. Kalau pesertanya banyak, pemimpin dapat membagi 
mereka menjadi beberapa kelompok. Jumlah setiap kelompok sebaiknya tidak kurang 
dari lima belas orang.

Tujuan:

Permainan ini bisa menjadi kreasi ketika guru sedang mengajarkan topik tentang 
memberitakan Injil. Hal ini mengingatkan kita untuk memberitakan Injil, baik 
pada waktu yang menguntungkan maupun pada waktu yang tidak menguntungkan. Kita 
juga harus berani menghadapi kesulitan pada waktu memberitakan Injil.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: 100 Permainan dan 500 Kuis Alkitab
Penulis: Dr. Mary Go Setiawani dan Rachmiati
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman: 127 -- 128


         STOP PRESS: PERUBAHAN JADWAL TERBIT E-BINAANAK 2014

Pada tahun 2014 ini, publikasi e-BinaAnak akan terbit pada hari Rabu dalam 
minggu II, III, dan V setiap bulannya. Pada tahun 2013 yang lalu, e-BinaAnak 
terbit setiap minggu, yaitu pada hari Rabu. Perubahan jadwal terbit ini kami 
harapkan dapat semakin menambah kualitas isi dan pelayanan kami kepada Rekan-
Rekan Pembaca e-BinaAnak semuanya.

Bagi Anda yang merasa terberkati dengan Publikasi e-BinaAnak, silakan membagikan 
tentang e-BinaAnak kepada rekan-rekan Anda yang lain. Untuk berlangganan, 
silakan kirimkan e-mail ke redaksi di binaanak(at)sabda.org. Terima kasih.


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org