Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/676

e-BinaAnak edisi 676 (30-4-2014)

Paskah (III)

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

e-BinaAnak -- Paskah (III)
676/April/III/2014

Shalom,

Masih sangat terasa dan membekas dalam hati kita, bahkan tidak akan 
pernah hilang, betapa besarnya kasih Kristus bagi kita yang Ia 
tunjukkan melalui pengurbanan-Nya di kayu salib. Peristiwa ini 
membuktikan kepada kita bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita 
dari kasih Kristus. Seberapa hebat pengaruh dunia ini, apabila kita 
sudah mengecap kebaikan dan kasih Kristus, semua pengaruh itu tidak 
akan sedikit pun menggoyahkan iman kita kepada-Nya, apalagi memisahkan 
kita dari kasih Kristus. Untuk itu, marilah kita semakin giat dalam 
memberitakan kasih dan pengorbanan Kristus kepada setiap orang, 
termasuk anak-anak yang kita temui di mana pun mereka berada. Sajian 
minggu ini berisi kesaksian kisah Paskah dari sudut pandang berbeda, 
yang kiranya dapat memberikan berkat tersendiri bagi kita semua 
sehingga tidak ada lagi keraguan untuk melakukan tugas yang mulia, 
mengambarkan tentang Kristus kepada setiap orang. Jangan lewatkan 
informasi penting seputar media penginjilan untuk anak, yang kami 
kemas dalam Pojok Multimedia, dan juga pokok-pokok doa khusus yang 
bisa kita doakan hari ini. Selamat menyimak. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Sebab Yesus Hidup, ada hari Esok! Sebab Yesus hidup, kita bebas 
melayani Dia demi kemuliaan nama-Nya!


                   KESAKSIAN: KESAKSIAN PASKAH

Aku bukan siapa-siapa. Namaku bahkan tidak penting bagi siapa-siapa. 
Namaku selalu disebutkan sejalan dengan tugasku. Sekalipun namaku 
tidak disebut, orang sudah tahu aku karena aku adalah aku yang selalu 
mengerjakan kepentingan majikanku. Itu saja karena ada banyak hal yang 
tidak penting mengenai aku. Bagiku, yang paling penting adalah begini: 
aku ada di lingkungan orang besar. Karena itu, pekerjaanku, peranku, 
dan namaku menjadi penting, tetapi aku tetap aku yang selalu identik 
dengan pekerjaanku.

Hari ini, ada tugas istimewa karena di tempat aku berkarya, ada "Tamu 
penting". Akan tetapi, yang mengherankan adalah aku tidak ditugasi 
untuk melayani Tamu penting itu, seperti biasanya. Tidak ada air 
pembasuhan yang disediakan bagi-Nya untuk membasuh muka, kaki, dan 
tangan, tidak ada handuk kering yang disediakan seperti biasanya bagi 
Tamu terhormat itu sebagai tanda kehormatan.

Namun, aku tahu Orang itu! Betapa tidak? Aku mendengar dari banyak 
sumber tentang kehebatan-Nya. Ia lebih hebat daripada para tabib yang 
terkenal di negeri ini karena Ia menyembuhkan berbagai macam penyakit 
dengan sekali bersabda! Kabarnya, Ia pun memberi makan kepada beribu-
ribu orang, membangkitkan orang mati, dan banyak lagi pekerjaan ajaib 
yang dikerjakan-Nya. Karena itu, nama-Nya sudah sangat tersohor di 
kalangan banyak orang.

Bahkan, minggu lalu, Ia barusan menimbulkan kehebohan besar. Ia masuk 
ke Kota Suci dengan mengendarai "anak keledai" yang menandakan bahwa 
Ia adalah Raja. Orang-orang di sepanjang jalan berseru, "Hosanna, 
hosanna, bagi Anak Daud." Jalan-jalan menjadi macet dengan kehadiran-
Nya. Banyak orang yang datang dari berbagai penjuru menjelang hari 
Raya Besar tahun ini, terhenyak dan terkagum-kagum akan apa yang 
sedang terjadi. Ia menuju ke Bait Suci tempat orang biasanya 
beribadah. Di sana, Ia membersihkan tempat itu dengan menghalau para 
pedagang kaki lima dan para penukar uang, sebagai lambang penyucian 
dan penyataan kesucian dari sesembahan-Nya. Alasan-Nya yang paling 
kuat untuk mengerjakan tugas mulia itu adalah seperti yang dikatakan-
Nya sendiri, "Ini rumah Bapa-Ku, jangan kamu menjadikannya seperti 
sarang penyamun!" Sementara banyak orang kebingungan dan hiruk pikuk, 
Ia berseru dengan suara lantang, "Kalau kamu mau, runtuhkanlah tempat 
suci ini, dan Aku akan membangunnya dalam tiga hari." Seluruh rakyat 
terpikat kepada-Nya, dan ingin mendengarkan tentang Dia (Lukas 
19:48b). 
Kondisi saat itu sangat genting karena menjelang Hari Raya 
Besar, dan para pemimpin pemerintahan maupun Agama menjadi ketakutan, 
kalau-kalau akan ada "revolusi rakyat" karena tindakan serta ajaran-
Nya, dan negara menjadi kacau, dan yang penting, bisnis mereka 
terganggu. Kalau begitu, biangnya harus dibasmi.

Aku sendiri tidak mengerti tentang semua yang sedang terjadi itu, 
tetapi yang terpenting adalah bahwa "Orang Penting" itu sekarang ada 
di rumah majikanku. Namun, aku terus bertanya, bila "Orang Besar" itu 
tidak diperlakukan sebagai "tamu penting", ada apa gerangan? Aku coba-
coba mencuri berita, pasang telinga! Apa yang terjadi membuatku 
terperangah! Tangan-Nya dibelenggu, aku bahkan mendengar kata-kata 
kasar yang bernada tuduhan, "Apakah Engkau adalah Mesias, Anak dari 
Yang Terpuji?" Pertanyaan itu sudah santer di kalangan umum karena 
dari banyak kalangan, aku mendengar bahwa banyak orang sedang 
mengharapkan kedatangan Mesias, yaitu Juru Selamat. Dan, berita ini 
membahayakan posisi para pemimpin saat itu. Selanjutnya, aku bahkan 
tidak percaya akan apa yang aku lihat, sesuatu yang ironis terjadi! 
"Orang Besar" itu ditampar, Ia diejek, dan diludahi di depan banyak 
orang! Hatiku sedih bercampur gundah, aku bertanya dalam hatiku, 
"Mengapa Orang Besar ini dihina sedahsyat itu? Aku harus tahu 
jawabannya! Namun, yang paling berbahaya adalah kehadiranku di tempat 
penting ini. Aku harus segera pergi, kalau tidak, bila kedapatan, aku 
bakalan digampar, dipecat.

Aku terus memutar otak, dari siapa aku dapat memperoleh jawaban atas 
keanehan yang aku saksikan ini? Mengapa Ia yang aku tahu adalah "Orang 
Benar" itu diperlakukan semena-mena? Aku terus menyelinap ke luar. 
Apakah di halaman di bawah sana aku dapat memperoleh jawaban tentang 
apa yang aku ingin tahu dari seseorang? Aku membinarkan mataku 
memandang sekeliling. Aku sudah terbiasa menyaksikan kehadiran banyak 
orang di tempat majikanku, di pasar, dan di tempat di mana aku 
menyertai nyonya besarku.

Aku menatap orang-orang di halaman itu satu per satu. Mataku tertumbuk 
pada seseorang. Badannya kekar, tinggi, besar, dan wajahnya brewokan. 
Dugaan kuatku adalah ia tidak berasal dari daerah sekitar sini. Sangat 
mungkin ia berasal dari daerah sekeliling danau terkenal di sebelah 
utara itu. Aku bahkan bisa menduga apa saja pekerjaannya karena aku 
pernah melihatnya, minggu lalu kalau tidak salah.

Namun, yang paling penting adalah aku bisa memperoleh jawaban dari 
orang ini. Aku bisa membayangkan tentang orang ini ketika aku melihat 
ia tampil gagah mendampingi Orang Besar di dalam sana itu. Aku masih 
ingat, saat Orang Besar itu memasuki Kota Suci menunggang keledai dan 
terjadi kemacetan besar di jalan-jalan, laki-laki kekar ini tampil 
perkasa layaknya kepala "body guard" sambil menghalau kerumunan orang 
yang menghalangi jalan Tuannya. Hebat nian laki-laki ini!

Aku terhenyak dari lamunanku! Aha, aku kira aku bisa memperoleh 
jawaban tentang Beliau di dalam itu. Laki-laki kekar itu berangsut 
pindah mendekat ke api unggun untuk berdiang, maklum hari semakin 
larut dan dingin pula. Bagaimana mendekati dia? Aku pura-pura 
membenahi api unggun itu, tempat ia berdiang. Aku dekati laki-laki 
itu, kutatap wajahnya yang sangar, dan memberanikan diriku untuk 
membuka percakapan. "Om, aku lihat engkau biasa bersama-sama dengan 
"Orang Penting" (dari Nazaret) itu! Aku pasti tidak salah kenal, Om 
selalu terlihat bersama-sama dengan Dia, khususnya minggu yang baru 
berselang," kataku penuh keyakinan. Dan, aku menunggu! Tahukah Anda, 
apa jawabannya? Bagi telingaku, jawabannya bagaikan sambaran petir di 
siang bolong yang menggelegar. "Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa 
yang engkau maksud." Ha ...? Inikah jawabnya? Aku pikir aku salah 
dengar. Aku bertanya sendiri dalam hatiku, inikah jawabannya? Mengapa 
ia tega menjawab seperti itu? Hatiku terguncang, aku kecewa. Aku pikir 
orang ini akan seberani penampilannya di jalan itu, sewaktu ia 
mendampingi Orang Besar itu. Ternyata, ia cuma ayam sayur, berjiwa 
kerupuk, tidak teguh, pengecut! Aku terus penasaran, aku berpikir, 
"Apakah laki-laki ini tidak sadar dan tidak mengerti bahwa hubungan 
dekatnya dengan Orang Besar itu adalah hak istimewa dan kepercayaan 
istimewa?" Aku bahkan iri kepadanya karena hubungannya dengan Orang 
Besar itu.

Mengapa ia tidak berani teguh mempertahankan identitas hubunganya 
dengan Orang Besar itu? Apa yang salah padanya? Tidak ada jawaban. 
Selanjutnya, aku mulai mengkritik dia dalam hatiku. Aku berbicara 
sendiri, "Orang macam apa dia ini? Orang rendah, orang tidak punya 
prinsip, orang plinplan, orang yang tidak tahu diri, orang hina!" Aku 
semakin penasaran, aku menguntit dia terus walaupun ia berusaha 
menjauhi aku. Ia berupaya menghindar dengan "pergi ke serambi muka" 
dekat dengan tempat Orang Besar itu diinterogasi. Ia pikir sudah aman 
di situ. Aku terus mendekati dia, dan kupikir ini saat yang tepat 
untuk mendesak dia. Aku menarik perhatian banyak orang di tempat itu 
dengan menyaringkan suaraku, "Hei dengar, orang ini adalah salah 
seorang dari mereka." Ia berupaya keras untuk menyangkal lagi. Namun, 
orang-orang yang berada di tempat itu mulai memihak kepadaku. Mereka 
berkata, "Engkau ini pasti salah seorang dari mereka, apalagi engkau 
orang yang berasal dari danau besar itu!" Kemudian, aku menyaksikan 
pancaran kengerian pada wajah laki-laki itu! Bahkan, aku mendengar 
kata-kata yang seharusnya tidak diucapkan oleh orang seperti dia itu. 
Ia berani menipu, mungkin karena ketahutan, ia mulai menyangkal bahwa 
ia adalah salah seorang dari pengikut Orang Besar yang mulia itu. Ia 
membela diri dengan mengutuk dan bersumpah. Coba Anda bayangkan apa 
yang dikatakannya, "Aku tidak mengenal orang yang kau sebut-sebut 
ini." Hatiku semakin galau, aku mulai menghakimi laki-laki itu dengan 
sengit dalam hatiku. Dia ini orang yang tidak tahu diri, orang yang 
tidak kenal diri, orang yang tidak menghargai hubungan dengan orang 
lain, orang yang takabur, orang yang bobrok imannya!

Aku kemudian terhenyak sendiri, orang macam apa aku ini? Jangan-jangan 
aku mulai linglung sendiri, sok mengkritik orang lain! Bagaimana kalau 
aku sendiri dikritik? Kemudian, aku berkesimpulan, "Ah, biasa, dasar 
manusia, semuanya sia-sia!" Hei, jangan-jangan aku sendiri yang 
ngantuk dan terdorong karena penasaran saja, karena ingin tahu berita 
mengenai Orang Besar itu dari laki-laki konyol ini, tetapi ternyata ia 
tidak teguh bersaksi tentang hubungan istimewanya dengan DIA, Orang 
Besar itu. Kasihan!!! Aku kemudian tersentak dari lamunanku karena 
kudengar ayam berkokok untuk kedua kali. Ini tentu sudah larut, hari 
menjelang pagi. Kemudian, aku terpana dan terhenyak ketika kulihat 
suatu adengan penuh kuasa. Kusaksikan sorotan mata suci dari Orang 
Besar itu, yang menoleh dan memandang kepada laki-laki itu. Mata suci 
Orang Besar itu begitu tajam menusuk sampai ke batin laki-laki itu. 
Kusaksikan guncangan jiwa yang hebat, terpancar dari wajahnya oleh 
tatapan Mata Suci itu. Ia luluh di bawah tatapan Mata Suci itu, ia 
hancur dan berangsut pergi ke dalam keremangan pagi. Kukuntit dia 
lagi, aku ingin mengetahui apa yang terjadi padanya. "Ia menangis 
tersedu sedan." Rupanya, ia menyesal telah menyangkal "Junjungannya 
yang mulia itu".

Menyaksikan adengan itu, aku mulai berubah pikiran. Kusimpulkan 
sendiri bahwa laki-laki itu pasti ada hubungan dekat dan intim dengan 
Orang Besar itu. Sekarang, ia menyadari kesalahannya, ia bertobat. 
Rasanya, ia mulai bangkit dari kekerdilan jiwanya, keluar dari 
kekecilan hatinya. Sepertinya, ia mulai siap untuk mempertahankan 
kesaksianya bahwa ia dekat dengan Orang Besar Yang Benar itu, orang 
yang dinista walaupun tidak berdosa, orang yang dihina dan direndahkan 
dengan semena-mena. Namun, dengan satu tatapan suci, Ia membarui hidup 
laki-laki yang porak-poranda itu! Luar biasa!

Kini, aku bertanya kepada diriku sendiri, apa yang dapat kupelajari 
dari pengalaman suci di pagi yang remang ini? Paling tidak, ada dua 
hal yang dapat kupelajari dari pengalaman perjumpaan dengan DIA. 
Pertama, hubungan dengan Orang Besar itu adalah hak istimewa, yang 
merupakan dasar kuasa untuk bertahan menghadapi tekanan, ancaman, 
bahkan godaan dalam hidup. Kedua, hubungan dengan Orang Besar itu 
merupakan anugerah khusus untuk mengalami pembaruan yang membawa 
pertobatan sejati, mengalami revitalisasi untuk bangkit, teguh, dan 
menjadi saksi-Nya.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: DR. Yakob Tomatala
Alamat URL: http://yakobtomatala.com/2011/03/31/kesaksian-paskah/
Penulis artikel: Pdt. Dr. Yakob Tomatala
Tanggal akses: 16 April 2014


         POJOK MULTIMEDIA: VIDEO TUHAN YESUS MENYELAMATKANMU

Penginjilan kepada anak-anak bisa dilakukan dengan berbagai cara 
kreatif. Selain dengan metode bercerita, drama, dan permainan, saat 
ini kita bisa menggunakan media elektronik untuk melakukan penginjilan 
kepada mereka. Salah satunya adalah melalui video pelayanan 
penginjilan anak "Tuhan Yesus Menyelamatkanmu", yang dibuat oleh 
Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >. Video ini bisa Anda temukan 
dalam media sosial Youtube, yang tentunya akan sangat menolong Anda 
dalam melakukan penginjilan kepada anak-anak. Sebab, video ini dikemas 
sedemikian rupa, baik dari sisi visual maupun audio sehingga akan 
memudahkan anak untuk mengerti Kabar Baik yang disampaikan. Anak-anak 
akan diajak untuk menyadari bahwa pada dasarnya, mereka adalah manusia 
berdosa sehingga akhirnya Yesus Kristus hadir ke dunia dan melakukan 
kehendak Allah, yaitu dengan menderita di kayu salib untuk menebus 
dosa-dosa manusia, termasuk anak-anak.

Video "Tuhan Yesus Menyelamatkanmu" bisa Anda lihat dan unduh di < 
https://www.youtube.com/watch?v=JlE8vfVU9mo >. Pergunakanlah video ini 
untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan, dengan membawa anak-anak 
datang, mengenal, dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru 
Selamat dalam hidup mereka. Jadi, marilah kita bersatu hati dalam 
melakukan pelayanan penginjilan kepada anak-anak, dengan saling 
mendukung dan mendoakan. (Santi T.)


POKOK DOA: PERTUMBUHAN ROHANI ANAK-ANAK SEKOLAH MINGGU

1. Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar setiap anak sekolah minggu dapat 
mengalami pertumbuhan rohani, baik melalui pengajaran, persekutuan 
doa, maupun aktivitas-aktivitas sekolah minggu lainnya. Kiranya Tuhan 
menolong mereka untuk terus bersemangat dalam mengikuti sekolah 
minggu, terutama dalam menerima ajaran firman Tuhan yang diberikan 
oleh setiap pelayan anak.

2. Tidak hanya pelayan anak atau guru sekolah minggu yang harus 
bertanggung jawab terhadap pertumbuhan rohani anak-anak, tetapi orang 
tua juga berperan penting dalam hal ini. Berdoalah kepada Tuhan Yesus 
agar setiap orang tua mampu memberikan teladan dan bekal yang 
berharga, yaitu hidup benar sesuai firman Tuhan, kepada anak-anak 
ketika mereka berada di rumah. Anak-anak memang mempunyai keterbatasan 
untuk bisa mengerti firman Tuhan secara teks, tetapi melalui sikap, 
tutur kata, dan cara hidup orang tua, anak-anak akan belajar bagaimana 
kasih dan sikap Kristus yang harus mereka teladani.

3. Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar anak-anak sekolah minggu bisa 
menjadi berkat bagi teman-teman mereka, baik di rumah maupun di 
sekolah. Kiranya setiap pengajaran dan teladan yang telah mereka 
terima dari Tuhan Yesus melalui guru SM dan orang tua, dapat mereka 
salurkan kepada teman-teman yang lain. Berdoalah agar mereka menjadi 
saksi-saksi "kecil" bagi Kristus sehingga melalui mereka, Kristus 
boleh diberitakan meskipun dengan cara yang sederhana -- cara anak-
anak bercerita kepada teman-temannya.


     STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS PEMBINAAN IMAN REMAJA (PIR)

Pelayanan remaja merupakan pelayanan yang perlu mendapat perhatian 
khusus dari gereja. Ada beberapa gereja yang makin lama makin 
kehilangan remajanya. Salah satu faktornya adalah pentingnya peranan 
pembimbing atau pembina remaja. Mereka dituntut bukan hanya untuk 
dewasa secara rohani, melainkan juga harus kreatif dengan ide-ide baru 
dalam membina remaja. Berangkat dari pemikiran ini, PESTA menghadirkan 
modul pelayanan remaja yang disebut Pembinaan Iman Remaja (PIR). 
Selain modul tersebut, PESTA juga membuka kelas diskusi untuk para 
pembina remaja yang dapat menjadi tempat untuk berbagi dalam 
menggeluti pelayanan remaja. Kelas diskusi ini akan dimulai pada 8 Mei 
2014. Bagi Bapak/Ibu yang ingin bergabung, silakan mengirimkan 
permohonan ke Kusuma < kusuma(at)in-christ.net >.


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org