Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/677

e-BinaAnak edisi 677 (14-5-2014)

Kegiatan Menggambar di Sekolah Minggu (I)

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

e-BinaAnak -- Kegiatan Menggambar di Sekolah Minggu (I)
677/Mei/I/2014

Salam kasih Kristus,

Mengajarkan cerita Alkitab dan mengenalkan Allah kepada anak-anak 
memerlukan berbagai metode yang sesuai dengan kebutuhan anak. Salah 
satu metode yang bisa digunakan adalah metode menggambar. Metode ini 
berbeda dengan metode memakai gambar, yang satu arah. Dengan metode 
menggambar, kita mengajak anak untuk aktif melakukan kegiatan seni ini 
dan melaluinya, Alkitab, sebagai sumber utama pengajaran kita mengenai 
Allah, dapat makin terhubung lagi dengan anak.

Bagaimana kita bisa menerapkannya dalam sekolah minggu? Ibu Meilania 
menolong kita semua melalui tulisan beliau dalam buku "Creative 
Teaching di Sekolah Minggu". Sebuah bab yang berisi tentang kegiatan 
menggambar di sekolah minggu dalam buku tersebut, kami sajikan dalam 
dua edisi e-BinaAnak pada bulan Mei ini. Kiranya ini menjadi berkat 
bagi Rekan-rekan semua dan bisa menjadi metode yang efektif untuk 
membawa anak-anak lebih mencintai firman Tuhan dan mengenal Allah yang 
sejati. Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


Metode apa pun yang kita gunakan untuk mengajarkan firman Tuhan harus 
bertujuan untuk membawa anak-anak kepada jalan keselamatan, mengenal 
Juru Selamatnya, dan mencintai firman-Nya. (DWD)


                    ARTIKEL: YUK, MENGGAMBAR!

Tahukah Anda, menggambar adalah cara paling mudah yang bisa segera 
dilakukan oleh anak-anak untuk mengekspresikan gagasannya asalkan ada 
media (bahkan secarik kertas bekas pun bisa digunakan) dan alat untuk 
menggambar (pensil, pen, spidol, dan sebagainya). Sayangnya, bukannya 
kita memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengekspresikan ide dan 
gagasannya, kita cenderung meributkan kesempurnaan bentuk atau hasil 
gambar mereka. Karena alasan inilah, anak-anak SD umumnya mulai 
meninggalkan kegiatan menggambar yang sebenarnya telah disukainya 
sejak mereka masih duduk di Taman Kanak-kanak (TK).

Pernahkah Anda memperhatikan perbedaan guru TK dan guru SD secara 
umum? Guru TK lebih sering memberi semangat dan pujian kepada murid-
muridnya, bahkan saat si murid sendiri belum jelas tentang apa yang 
hendak ia gambar. Inilah salah satu kehebatan guru TK, senantiasa 
memotivasi dan menghargai anak-anak didiknya.

"Wah, bagus sekali .... Gambar apa ini?"

"Brian, saya senang dengan warna-warna cerah yang kamu pakai, yang 
merah ini gambar apa, Brian?"

"Hebat! Coba ceritakan pada saya, apa yang sedang kamu gambar ini?"

Sayangnya, masa-masa penuh pujian dan dorongan ini segera sirna begitu 
anak-anak memasuki usia Sekolah Dasar (SD).

"Lo, ini gambar apa? Masa sudah SD masih belum bisa menggambar dengan jelas?"

"Mengapa mewarnanya sampai keluar garis? Seperti anak TK saja kamu!"

"Aduh, masa gambar orang seperti ini, yang benar, dong!"

Saya tidak mengatakan semua guru TK pasti berperilaku penuh semangat 
dan positif seperti contoh di atas, dan belum tentu semua guru SD 
cenderung mematikan semangat dan kreativitas anak. Namun, secara umum, 
hal-hal seperti inilah yang kerap kita jumpai, `kan?

Apa Itu Menggambar?

Dalam bukunya yang berjudul "Rahasia Mengajarkan Seni pada Anak", 
Nancy Beal dan Gloria Bley Miller mendefinisikan aktivitas menggambar 
sebagai membuat GARIS-GARIS, bukan sebagai bentuk-bentuk yang diisi.

Jadi, menggambar sebenarnya adalah kegiatan mencorat-coret, membuat 
berbagai macam bentuk dan ukuran garis yang berbeda-beda. Menggambar 
tidak sama dengan melukis. Dalam melukis, anak menggunakan gumpalan 
atau bentuk-bentuk padat, yang dikombinasikan sedemikian rupa sehingga 
mewujud menjadi sesuatu.

Celakanya, kita kerap mencampuradukkan antara menggambar dan melukis, 
yaitu aktivitas paling populer sepanjang sejarah sekolah minggu yang 
kita sebut MEWARNA.

Mewarna adalah sekadar mengisi ruang di antara garis-garis dengan 
warna. Mewarna BUKAN menggambar. Mewarna juga BUKAN melukis. Mewarna 
adalah mewarna. Sekadar memberi warna. Titik.

Kecuali anak-anak yang memang tertarik dengan seni visual, mewarna 
adalah salah satu kegiatan yang paling membosankan di Sekolah Minggu 
(juga di sekolah formal). Celakanya, hampir setiap minggu kita 
memberikan aktivitas mewarna kepada anak-anak yang kita layani. Sudah 
setiap minggu aktivitasnya mewarna, media, dan alatnya pun sama. 
Biasanya, kita menggunakan kertas, pensil warna, atau krayon. Tidak 
heran jika anak-anak kehilangan antusias dalam seni gambar atau lukis 
sejak usia mereka yang masih sangat dini. Tidak jarang, aktivitas 
mewarna dilakukan untuk sekadar membuat anak-anak "sibuk", sementara 
guru juga sibuk mengerjakan tugas lainnya. Atau, aktivitas ini memang 
sengaja diadakan untuk "menghabiskan waktu" daripada tidak ada yang 
dikerjakan setelah firman Tuhan-sementara waktu Sekolah Minggu belum 
berakhir. Alasan yang paling klise, adalah "Habis, mau apa lagi kalau 
tidak mewarna?"

Nah sekarang, mari kita mulai membuat perubahan-perubahan yang positif 
di kelas sekolah minggu masing-masing. Mari kita melakukan variasi 
kegiatan mewarna dengan MENGGAMBAR. Menggambar jauh lebih seru dan 
asyik dibanding mewarna semata. Menggambar akan membuat anak-anak 
lebih "hidup" karena mereka diberi kesempatan untuk mengekspresikan 
ide dan gagasannya. Menggambar juga akan membuat Anda sebagai guru 
Sekolah Minggu mampu mengenali anak-anak dengan lebih baik lagi lewat 
hasil karya atau gambar-gambar mereka. Anda tidak perlu menjadi 
seorang yang ahli membaca gambar anak-anak. Tuhanlah yang akan 
memberikan kepekaan kepada Anda saat menemani anak menggambar dan 
mengobrol dengannya. Karena itu, mulailah belajar, baik untuk 
mengamat-amati cara anak-anak menggambar maupun hasil gambarannya. 
Saya sarankan, jika memungkinkan, koleksilah hasil gambar setiap anak 
(tetapi, karena anak biasanya ingin membawa gambarnya pulang, Anda 
bisa mendokumentasikannya dengan kamera digital sesaat sebelum acara 
berakhir).

Gambar Figuratif VS Gambar Naratif

Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui saat melakukan aktivitas 
menggambar bersama anak-anak.

Pertama, setiap anak UNIK. Jadi, cara mereka mengekspresikan diri 
melalui gambar pun unik, tidak ada yang sama. Secara umum, kita bisa 
membedakan dua tipe hasil gambar anak, yaitu apakah mereka cenderung 
menggambar figuratif ataukah menggambar naratif.

Anak-anak yang suka menggambar figuratif biasanya cenderung lebih 
teliti, lebih berhati-hati, dan sangat memperhatikan bentuk serta 
ketepatan objek yang hendak digambarnya. Gambar-gambar mereka biasanya 
lebih mendekati bentuk aslinya dan mereka lebih fokus pada 
kesempurnaan bentuk. Karena itu, mereka cenderung menggambar dengan 
lambat, tenang, serta detail.

Adapun anak-anak yang suka menggambar naratif, umumnya dapat 
menggambar dengan sangat cepat. Mereka seolah-olah mengabaikan 
ketepatan bentuk karena ingin cepat-cepat menyelesaikan gambarnya. 
Bukan karena terburu-buru atau tidak sabar, melainkan karena sementara 
menggambar, pikiran mereka sedang berjalan maju, membayangkan ide-ide 
baru -- sementara pikirannya terus berjalan, tangannya harus mengikuti 
kecepatan pikiran, imajinasi, dan ide-idenya tersebut. Gambaran mereka 
seolah-olah sebuah CERITA tanpa kata. Karena itulah, biasanya anak-
anak seperti ini sangat berkonsentrasi saat menggambar, dan bisa 
dengan segera memenuhi kertas gambarnya dengan berbagai hal, yang 
mungkin hanya ia sendiri yang tahu apa yang digambarnya, sementara 
kita cuma bisa memandangnya sambil bertanya dalam hati, "Apa sih yang 
digambarnya itu?"

Bagaimanapun, kita bukan sebagai guru seni, kan? Karena itu, kita 
jangan terlalu ambil pusing dengan CARA anak-anak menggambar. Sebagai 
guru sekolah minggu, mari kita memanfaatkan teknik menggambar ini 
sebagai salah satu cara kita mengajar dan mengajak anak-anak kita 
untuk lebih terlibat dalam proses pembelajaran firman Tuhan.

Jadi, bebaskan anak untuk mengekspresikan diri mereka. Entahkah 
sebagian mereka lebih menyukai menggambar figuratif atau menggambar 
naratif. Semua sama bagusnya dan Anda patut memuji hasil karya mereka.

Kedua, akan sangat membantu jika anak-anak bisa mengomunikasikan atau 
menceritakan apa yang sedang digambarnya tersebut kepada Anda. Dengan 
demikian, Anda dapat lebih mengenal dan memahami anak-anak yang Anda 
layani. Hanya saja, jangan memaksa mereka untuk menceritakan isi 
gambarnya. Tidak semua anak merasa nyaman untuk menceritakan 
gambarnya. Demikian pula soal memberi komentar. Sebelum Anda 
mengomentari gambar anak-anak (kecuali Anda hendak memujinya) --
apalagi jika komentar tersebut akan didengar pula oleh teman-teman 
lainnya -- mintalah izin terlebih dulu kepada anak tersebut, apakah 
gambarnya boleh dikomentari oleh Anda atau teman-temannya.

[Bersambung dalam edisi e-BinaAnak 678/Mei/2014]

Diambil dan disunting dari:
Judul Buku: Creative Teaching di Sekolah Minggu
Penulis: Meilania
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2009
Halaman: 130 -- 133


  BAHAN MENGAJAR: KREASI MENGGAMBAR ENAM HARI MASA PENCIPTAAN (I)

Dalam edisi e-BinaAnak 677 dan e-BinaAnak 678, kita akan berbagi 
sejumlah pelajaran/presentasi menggambar langkah demi langkah, untuk 
mengajarkan beberapa konsep penting mengenai penciptaan secara 
alkitabiah kepada anak-anak.

Bahan mengajar ini dirancang untuk dapat digambar dengan 
mudah/sederhana sehingga Anda tidak perlu menjadi seorang seniman 
untuk menampilkannya. Gambar-gambar tersebut juga cukup sederhana bagi 
anak-anak untuk dapat menggambar bersama Anda pada lembaran kertas 
mereka sendiri.

Pelajaran-pelajaran ini dapat disajikan kepada anak-anak dengan 
menggunakan overhead projector, papan tulis kapur, atau papan tulis 
spidol.

Langkah-langkah:

1. Bagilah satu halaman menjadi tiga bidang yang sama dengan 
menggunakan dua garis horizontal. Jelaskan bahwa tiga bidang ini akan 
digunakan untuk menggambarkan peristiwa dari 6 hari penciptaan.

2. Tulis angka 1 di sudut kiri atas bidang kertas. Ini adalah bagian 
untuk penciptaan hari pertama (Kejadian 1:1-5).

Pada hari pertama, kita akan menunjukkan 3 hal utama yang Allah 
ciptakan:

Langit - Jelaskan bahwa bagian atas halaman merupakan langit yang 
diciptakan Tuhan untuk menempatkan ciptaan-Nya ke dalamnya.

Bumi - Gambarlah lingkaran berukuran kecil atau sedang di tengah-
tengah bagian atas. Jelaskan bahwa lingkaran ini adalah bumi. Tidak 
ada yang lain di langit kecuali Bumi.

Terang - Allah berfirman, "Jadilah terang", dan kemudian terang ada. 
Daripada menggambar seberkas cahaya, gambarlah kegelapan yang menutupi 
setengah dari bulatan bumi, yang menunjukkan bahwa bumi sedang terkena 
cahaya. Terang dan gelap ini (dan sebuah bumi yang berputar) memberi 
kita hari pertama dan malam pertama.

3. Tulis angka 2 di sudut kiri atas dari bagian tengah halaman. Ini 
untuk penciptaan hari kedua (Kejadian 1:6-8).

Pada hari kedua, kita akan menunjukkan Tuhan melakukan satu hal utama: 
Allah memisahkan air di bawah (yang menutupi seluruh bumi) dari air 
yang ada di atas (atmosfer).

Air di bawah - Menggambar garis air bergelombang hampir sepanjang 
halaman, tepat di tengah dari bagian ini. Ini adalah permukaan air 
yang menutupi seluruh bumi.

Air di atas - Selanjutnya, gambarlah awan di atas garis air. Ini 
merupakan atmosfer yang mengelilingi bumi.

4. Tulis angka 3 di sudut kiri atas pada bagian kiri bawah halaman. 
Halaman ini adalah untuk penciptaan hari ketiga (Kejadian 1:9-13).

Pada hari ketiga, kita akan menunjukkan Allah melakukan dua hal utama.

Daratan - Allah menyebabkan daratan muncul. Gambarlah sebuah garis 
tanah bergelombang di bagian terbawah pada halaman ini.

Tanaman - Tuhan menciptakan tumbuhan. Pasokan pangan pada masa depan 
bagi ciptaan-Nya. Gambarlah beberapa rumput sederhana, semak-semak, 
dan pohon-pohon. Kosongkan sisi kanan halaman ini karena Anda akan 
menggambar lebih banyak di sana nanti. (t/N. Risanti)

[Bersambung dalam edisi e-BinaAnak 678]

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: answersingenesis.org
Judul asli artikel: Drawing Lesson I: How to Draw the 6 Days of Creation for Kids - Part I
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://www.answersingenesis.org/articles/2002/02/20/drawing-lesson-i-creation-days1
Tanggal akses: 20 Februari 2014


 STOP PRESS: KUNJUNGILAH! PUSAT ELEKTRONIK PELAYANAN ANAK KRISTEN

Anda membutuhkan situs berbahasa Indonesia yang lengkap seputar 
pelayanan anak Kristen? Anda rindu lebih diperlengkapi untuk membawa 
jiwa-jiwa kecil datang kepada Tuhan Yesus? Kunjungilah situs PEPAK 
(Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen).

Situs ini diluncurkan oleh Yayasan Lembaga SABDA khusus bagi para 
pelayan anak, pendidik, orang tua, hamba Tuhan, dan masyarakat Kristen 
Indonesia yang rindu diperlengkapi lebih dalam lagi untuk melayani 
domba-domba kecil Tuhan. Dapatkan artikel, tip, bahan mengajar, buku 
online, kesaksian, aktivitas, bundel-bundel PDF e-BinaAnak, dan masih 
banyak lagi dalam situs PEPAK. Gunakanlah setiap bahan di situs PEPAK 
yang akan Anda dapatkan secara GRATIS untuk memperkaya wawasan, 
meningkatkan kemampuan, dan mempertajam panggilan Anda dalam pelayanan 
anak.

Mari kunjungilah situs PEPAK sekarang juga di: http://pepak.sabda.org. 
Tuhan memberkati.


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org