Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/684

e-BinaAnak edisi 684 (13-8-2014)

Identitas Kita di Dalam Kristus (I)

e-BinaAnak -- Identitas Kita di Dalam Kristus (I)
684/Agustus/I/2014

Shalom Sahabat e-BinaAnak,

Selama bulan Agustus ini, e-BinaAnak akan mengajak setiap orang tua 
dan pelayan anak untuk mengetahui lebih dalam mengenai identitas kita 
di dalam Kristus. Hal ini sangat penting karena peranan kita saat ini 
sangat memengaruhi anak-anak, baik dalam bersikap maupun untuk 
memiliki konsep yang benar sebagai pengikut Kristus. Pemahaman yang 
kita miliki tentang identitas kita di dalam Kristus akan sangat 
menentukan bagaimana kita memberi teladan kepada anak-anak kita. 
Bacalah keseluruhan edisi ini dengan saksama, dan marilah kita hidup 
sesuai dengan standar Allah. Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Ketika kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat 
kita, maka hidup kita menjadi alat untuk mencerminkan kasih-Nya. 
(Tilestian)


              ARTIKEL: IDENTITAS KITA DI DALAM KRISTUS
                      Diringkas oleh: Santi T.

Sebagai orang Kristen, kita harus terus bertumbuh dan menjadi lebih 
serupa dengan Kristus saat mempelajari firman dan menerapkannya dalam 
kehidupan kita. Gaya hidup dan buah yang kita hasilkan menyatakan 
kepada dunia bahwa kita adalah orang Kristen.

Sebagai orang tua, identitas kita di dalam Kristus merupakan hal yang 
paling penting. Jika kita ingin membesarkan anak-anak, berfokuslah 
pada Tuhan. Artinya, kita harus dapat memberi teladan melalui 
kehidupan kita (Amsal 20:7).

Kita sudah bisa mulai memengaruhi anak-anak kita bagi Kristus, bahkan 
sebelum mereka lahir, dengan mengembangkan diri kita menjadi teladan 
yang saleh. Sikap hidup akan berbicara jauh lebih keras daripada 
perkataan.

Komitmen total kepada Tuhan, mematuhi perintah-Nya, dan hidup dalam 
kehendak-Nya memang tidak mungkin bisa dilakukan dengan sempurna. 
Namun, kita bisa berusaha menjadi serupa dengan Kristus dan semakin 
sesuai dengan gambar-Nya yang sempurna, meskipun kita tidak akan bisa 
sama persis seperti Kristus karena memang hanya Dialah yang sempurna.

Sementara kita berusaha mengembangkan diri, kita juga bisa membantu 
anak-anak mengembangkan citra yang tepat tentang diri mereka di dalam 
Kristus. Tanpa pemahaman mendasar tentang siapa diri kita, kita tidak 
bisa membangun keluarga yang saleh dan sukses karena Kristuslah yang 
memungkinkan kita untuk berhasil melayani Dia. Kesadaran kita akan 
hubungan kita dengan Allahlah yang memotivasi kita untuk taat.

Kesadaran akan keberadaan Tuhan dan apa yang telah dilakukan-Nya bagi 
kita (menyerahkan Yesus Kristus sebagai kurban bagi dosa-dosa kita 
agar kita bisa memiliki hidup yang kekal) akan memberi kita iman untuk 
taat dan keinginan untuk menyelaraskan diri dengan gambar Kristus. 
Jika kita ingin menjadi teladan yang saleh untuk anak-anak kita dan 
ingin mengembangkan karakter mereka, kita harus menyerahkan diri dan 
bersedia dibentuk oleh Roh Kudus.

Bagaimana agar Roh Kudus bekerja dalam hidup kita? Bagaimana kita tahu 
apakah Dia sedang bekerja?

Mengetahui Bahwa Kita Telah Diselamatkan

Kita semua adalah manusia yang berdosa. Roma 3:23 berkata, "Karena 
semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah." Kita tidak 
mungkin bisa ke surga melalui usaha kita sendiri. Karena kasih Allah 
yang besar kepada kita (Roma 5:8; Yohanes 3:16), dan kasih karunia-Nya 
yang tak terukur (kemurahan yang tidak terbatas), Ia mengutus Anak-
Nya, Yesus Kristus, untuk mati di kayu salib bagi dosa-dosa kita dan 
bangkit kembali tiga hari kemudian.

Konsekuensi alami dari dosa adalah maut (Roma 6:23), tetapi oleh kasih 
karunia Allah, kita diselamatkan dengan mengakui dosa-dosa kita kepada 
Tuhan dan bertobat (menyesal dan bertekad untuk tidak melakukannya 
lagi). Jika kita percaya dengan mengaku bahwa Kristus telah mati untuk 
menebus dosa-dosa kita dan bangkit untuk memberi kita hidup, kita akan 
diselamatkan (Roma 10:9-10). Roh Kudus bekerja dalam hidup kita ketika 
kita diselamatkan, untuk menolong kita menyelaraskan diri dengan 
gambar Kristus, bukan dengan gambar dunia (1 Yohanes 2:3-6).

Gaya hidup Anda akan menunjukkan apakah Anda adalah seorang Kristen 
atau bukan. Anak-anak akan mengamati tindakan dan perilaku Anda, dan 
mengetahui apakah Anda seorang Kristen atau bukan. Mereka akan 
mengembangkan gagasan tentang apa orang Kristen itu, benar atau salah, 
berdasarkan teladan diri Anda. Itu adalah tanggung jawab yang berat. 
Bagaimana kita bisa memastikan bahwa kita akan terus bertumbuh dan 
hidup di dalam Kristus?

Dalam Kolose 1:21-23, 2:6-10, kita harus menjaga iman kita agar kuat 
dan menolak tipuan filsafat dunia. Sebagai orang Kristen, kita harus 
mendasarkan pengetahuan dan perilaku kita pada firman Tuhan; berakar 
dan diperkuat dalam iman kita kepada Yesus Kristus dan pengakuan bahwa 
Ia, melalui kematian, telah membuat kita kudus di hadapan Allah.

Dalam Roma 12:1-2, ketika kita diselamatkan, kita bukan lagi milik 
dunia. Kita diubahkan oleh Roh Kudus, dan ketika kita hidup sebagai 
orang Kristen, karakter kita terus-menerus disempurnakan oleh Roh 
Kudus. Jika kita tahu apa yang Tuhan ajarkan kepada kita, kita dapat 
mengevaluasi apa kata dunia, dan Roh Kudus akan menolong kita untuk 
membedakan yang benar dan yang salah.

Citra Diri yang Sehat

Citra diri kita harus didasarkan pada identitas baru yang kita miliki 
di dalam Kristus. Amsal 1:7 berkata, "Takut akan Tuhan adalah 
permulaan pengetahuan." Kebijaksanaan dimulai dengan pemahaman dasar 
tentang siapa Allah dalam kaitannya dengan siapa kita. Menyadari 
berdaulatnya Tuhan atas hidup kita, membuat kita "takut" akan Dia --
untuk merasakan kekaguman dan penghormatan terhadap kekudusan-Nya dan 
keinginan untuk memuji dan menyembah Dia karena Dia layak.

Pada satu sisi, kita mengagumi Tuhan, penuh hormat dan penghargaan 
atas semua yang telah Dia berikan kepada kita, bahkan hidup kekal --
terlepas dari kenyataan bahwa kita adalah orang berdosa dan tidak 
layak untuk mendapatkannya. Kita tidak pernah bisa memiliki sifat-
sifat yang sesuai standar-Nya dengan kekuatan kita sendiri, dan tidak 
pernah bisa sampai ke surga. Akan tetapi, kasih karunia Allah telah 
menyelamatkan kita. Hal ini adalah kebenaran yang mengagumkan untuk 
dipahami, sekaligus mengajar kita untuk rendah hati.

Dengan menyadari hal ini, kita mengetahui bahwa setiap orang adalah 
istimewa. Tuhan memiliki rencana bagi kehidupan setiap orang, dan Dia 
mengasihi kita tanpa syarat. Allah telah memberi kita kepribadian yang 
unik, bakat, dan kemampuan agar dikembangkan dalam diri kita, dan 
tujuan khusus untuk apa kita berada di bumi ini. Tuhan mengenal kita 
jauh lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri (Mazmur 
139:1-4).

Dalam Mazmur 139:13-14, 139:16, salah satu hadiah terbesar yang dapat 
kita berikan kepada anak adalah pemahaman tentang siapa mereka di 
dalam Kristus. Tuhan menciptakan anak Anda dalam gambar-Nya dan 
menebus dia dengan menawarkan kehidupan baru di dalam Kristus jika dia 
menerimanya. Dia memiliki rencana untuknya, tahu segalanya tentang 
dia, dan dimuliakan ketika dia mencerminkan sifat-sifat-Nya. Anak Anda 
adalah anak-Nya, anggota keluarga Allah.

Apakah Harga Diri Kita Bersifat Ilahi?

Kita mendengar terlalu banyak tentang harga diri hari ini. Hampir 
setiap kelas sekolah umum di negara memiliki semacam kurikulum atau 
usaha yang diarahkan untuk membangun harga diri anak Anda. Haruskah 
Anda khawatir tentang gerakan ini atau apakah penting bagi anak Anda 
untuk mengembangkan harga diri?

Tentu saja sangat penting bahwa anak Anda memahami identitas dirinya 
di dalam Kristus. Dia berharga karena Allah telah membuatnya berharga. 
Tuhan tidak membuat kesalahan. Dia menciptakan dengan sempurna, 
menurut gambar-Nya, maka dia cukup berharga sehingga Yesus diutus 
untuk mati supaya ia bisa hidup. Anak Anda berharga karena Dia!

Namun, harga diri yang diberikan oleh Tuhan membuat kita menjadi orang 
yang rendah hati. Sebab, tidak ada yang bisa kita lakukan untuk 
membuat diri kita sendiri menjadi berharga. Kita diselamatkan oleh 
kasih karunia, bukan karena pantas, dan bukan karena kita layak. Kita 
adalah orang berdosa, maka kita pantas mendapat kematian. Hanya 
melalui kelayakan dan kesempurnaan Kristus saja, kita diselamatkan. 
Dalam Roma 12:3, citra diri kita harus selalu bergantung pada 
kesadaran akan dan iman dalam semua yang telah Kristus lakukan bagi 
kita.

Dalam Galatia 6:4-5, kita harus menguji perbuatan kita sendiri. Kita 
tidak dapat selalu berhasil melakukan apa yang diinginkan Kristus, 
tetapi kita bisa melihat pertumbuhan kita dalam hal itu dan bisa 
berbangga atas pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita. Kita seharusnya 
tidak membandingkan diri dengan orang lain karena setiap orang 
bertumbuh di bidang yang berbeda sesuai dengan yang telah Allah pilih. 
Standar yang kita gunakan untuk mengukur adalah standar surgawi, bukan 
duniawi. Kita dapat mengajar anak-anak kita bahwa nilai dan standar 
harga diri mereka muncul dari apa yang telah dilakukan, dibentuk, dan 
ditetapkan berdasarkan standar Allah, kelayakan Allah, dan citra 
Allah, bukan pada harga diri, kelayakan diri, atau citra diri kita 
sendiri.

Kita dan anak-anak kita harus memiliki pandangan yang akurat tentang 
konsep, nilai, dan harga diri kita, untuk tidak berpikir terlalu 
tinggi atau rendah tentang diri kita sendiri, tetapi untuk mengenali 
siapa kita di dalam Kristus. Nilai atau harga diri kita tidak datang 
dari prestasi atau harta, tetapi dari hubungan kita dengan Allah 
melalui Kristus.

Tujuan Allah untuk Kita

Anak-anak kita harus memahami bahwa Tuhan memiliki tujuan khusus bagi 
mereka:

- Menjadi serupa dengan gambar Allah.
- Mengasihi dan melayani Allah.
- Menaati perintah-perintah-Nya.
- Mengasihi dan melayani orang lain.
- Menjadi garam dan terang bagi dunia.
- Membawa pengaruh rohani pada setiap aspek kehidupan.

Kita harus mengembangkan kemampuan dan bakat kita karena keduanya 
adalah alat Allah yang memungkinkan kita hidup sesuai dengan tujuan-
Nya. Dengan mencari dan mengikuti rencana Allah bagi hidup kita dan 
untuk keluarga kita, kita akan berhasil (Ulangan 12:28).

Ketika anak-anak kita mengembangkan kemampuan dan bakat mereka serta 
menggunakannya untuk memenuhi tujuan Allah dalam hidup mereka, mereka 
akan mengalami keberhasilan dan akan membangun kepercayaan diri 
sehingga pada gilirannya akan membantu mereka untuk menjadi lebih 
sukses.

Dalam Yeremia 29:11, Tuhan memiliki rencana khusus untuk anak Anda. 
Tuhan ingin anak Anda berhasil dan telah memberinya bakat serta 
kemampuan untuk melakukannya. Anak Anda mungkin tidak akan pernah 
sepenuhnya memahami rencana Allah baginya, dan itu tidak apa-apa. Kita 
harus memiliki iman dan percaya bahwa Tuhan bekerja di dalam hidup 
kita, memimpin kita melalui hal-hal yang tidak kita pahami (1 Korintus 
13:12).

Keyakinan kita adalah di dalam pengenalan dan rencana Allah. Ia akan 
memampukan kita untuk berhasil jika kita peka terhadap bimbingan-Nya 
dan mencari kehendak-Nya. Sebagai orang tua, kita dapat membantu anak-
anak kita untuk sukses dengan membantu mereka mengembangkan kemampuan 
mereka dan memahami bagaimana menggunakannya untuk Tuhan, dengan 
menanamkan standar Allah mengenai yang benar dan yang salah dalam hati 
anak-anak kita, dengan mendorong anak-anak kita untuk menggunakan 
kekuatan dan kepercayaan diri yang Allah berikan kepada mereka (Filipi 
4:13), 
dan dengan teladan iman kita sendiri sehingga anak-anak kita 
akan memiliki harapan dan akan tahu nasib mereka (Kolose 3:4).

Setelah keluarga kita mengembangkan sebuah identitas yang sehat 
melalui hubungan kita dengan Tuhan, kita akan memahami bahwa Dia 
memiliki tujuan bagi hidup kita. Kesadaran ini mengisi kita dengan 
rasa sejahtera -- sukacita mengetahui bahwa Allah memegang kendali dan 
bahwa Dia yang akan memampukan kita untuk berhasil atas apa yang telah 
Dia rencanakan bagi kita. Ini memberi kita kepercayaan diri untuk 
meraih kesuksesan. (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dan diringkas dari:
Judul buku: Raising Kids God`s Way
Judul asli artikel: Our Identity in Christ
Penulis: Kathi Hudson
Penerbit: Crossway Books, Illinois, 1995
Halaman: 43 -- 51


                 BAHAN MENGAJAR: KITA MILIK KRISTUS
                       Ditulis oleh: Santi T.

Bacaan Alkitab: Yohanes 3:16

Tujuan:

1. Memberi pemahaman kepada anak SM bahwa hidup mereka telah ditebus 
oleh Tuhan, dan mereka adalah anak-anak-Nya.

2. Memberi kesempatan kepada anak SM untuk bersaksi tentang Tuhan.

Perlengkapan:
1. Dua ruangan dengan pencahayaan terang dan redup (minim cahaya).
2. Kertas hitam (sesuai jumlah anak).

Langkah-langkah: 

1. Kumpulkan anak-anak SM dalam satu ruang khusus yang minim cahaya. 

2. Guru SM membacakan ayat dalam Yohanes 3:16 dan memberi penjelasan 
sebagai berikut:

   a. Hidup binasa: hidup dalam ruang gelap, tidak menyenangkan, jauh 
   dari Tuhan.

   b. Hidup kekal: hidup dalam ruang terang, menyenangkan, dekat 
   dengan Tuhan.

3. Bacalah pertanyaan berikut ini dan mintalah anak-anak merespons 
dengan mengangkat tangan.
(Jika anak-anak mengangkat tangan, mintalah mereka pindah dari ruang 
gelap menuju terang, dan lepaskan kertas hitam yang menempel di dada 
mereka)

   a. Siapa yang ingin hidup kekal?
   b. Siapa yang ingin tinggal di ruang yang terang?
   c. Siapa yang ingin dekat dengan Tuhan?
   d. Siapa yang ingin menyenangkan hati Tuhan?
   (Bacalah pertanyaan ini berulang-ulang sampai semua anak berpindah ke ruang terang)

4. Jika masih ada anak yang belum mau pindah (bisa karena belum 
memahami firman Tuhan ini), mintalah salah satu anak dalam ruang 
terang untuk mengajak anak tersebut berpindah dengan berkata, "Tuhan 
Yesus menyelamatkan dirimu juga."

Penutup: 
Ajaklah anak-anak SM berdoa: "Bapa di surga, terima kasih 
karena kasih-Mu yang besar bagi kami. Engkau telah menyelamatkan kami 
melalui Anak-Mu yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus. Ajari kami untuk 
setia kepada Tuhan dan menjadi saksi bagi mereka yang masih terhilang. 
Amin."


           SUA PELAYAN ANAK: KARAKTER YANG DIMILIKI YESUS

e-BinaAnak: Sebutkan karakter yang dimiliki Yesus (sejauh yang Anda 
tahu)! Pilih satu dari karakter Yesus yang Anda sebutkan dan jelaskan 
apa usaha Anda untuk menerapkan karakter itu dalam kehidupan Anda 
sehari-hari.

Tindakan berbagi ini bisa menjadi ide untuk kita semua dalam 
mendidik/mengarahkan anak-anak untuk mengenal karakter Kristus dan 
menyadari identitasnya sebagai anak-anak Tuhan. (4 Februari 2014)

Imelda Natalia Sembiring: Mengasihi siapa saja, marah jika ada orang 
yg melarang anak2 datang kepada-Nya.

e-BinaAnak: Ya, benar bu. Salah satu karakter yang dimiliki Tuhan 
Yesus adalah mengasihi. Tuhan Yesus mengasihi semua orang, bahkan Ia 
mengajarkan kepada kita semua untuk mengasihi sesama, termasuk musuh 
kita.

Ida Susy Natalin: Pemaaf. Saya berusaha untuk mengajar mereka 
memaafkan jika ada yang bersalah, begitu juga dengan saya. Walaupun 
sulit, tetapi harus berusaha menjadi seorang yang pemaaf.

e-BinaAnak: Benar. Memaafkan orang yang berbuat salah kepada kita 
memang bukan hal mudah. Selain kita belajar membuka hati dan memaafkan 
mereka dengan tulus, kita pun harus belajar untuk memaksa diri kita 
untuk taat pada firman-Nya, yaitu mengampuni orang yang bersalah 
kepada kita supaya Bapa di surga juga mengampuni kita.

Bidan Mala Hutasoit: Karakter Yesus menurut saya: rendah hati (tdk 
sombong). Sewaktu Yesus dicobai oleh iblis, Tuhan tidak sombong. Usaha 
saya: selalu belajar setiap hari.

e-BinaAnak: Setuju. Yesus memiliki karakter yang rendah hati. Kita 
harus berusaha dan terus berjuang dalam meneladani karakter Yesus yang 
satu ini -- rendah hati. Rendah hati sangat penting kita miliki karena 
ini merupakan salah satu sikap yang mencerminkan kasih Kristus. 
Meskipun Allah memberikan kuasa kepada Yesus, satu kali pun Yesus 
tidak pernah menyombongkan diri-Nya. Mari kita terus belajar bersikap 
rendah hati kepada semua orang.

Sumber: https://www.facebook.com/sabdabinaanak/posts/10151910958881629


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org