Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/70 |
|
e-BinaAnak edisi 70 (3-4-2002)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 070/April/2002 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Pengertian dan Dasar-dasar Kurikulum o/ ARTIKEL (2) : Kekuatan Sebuah Kurikulum o/ TIPS MENGAJAR : Bagaimana Mengevaluasi Kurikulum? o/ SHARING GSM : Pendapat-pendapat GSM Mengenai: Apa arti penting kurikulum bagi para GSM? o/ DARI ANDA UNTUK ANDA: Ucapan Terima Kasih ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Syalom, Selama bulan April ini, e-BinaAnak merencanakan akan menyajikan tema-tema berseri seputar kurikulum dan apa serta bagaimana menyiapkan dan mengembangkan bahan-bahan pelajaran. Sajian kami pada edisi ini antara lain adalah dua artikel yang berjudul "Pengertian dan Dasar-dasar Kurikulum" dan "Kekuatan Sebuah Kurikulum." Harapan kami semoga dua artikel ini dapat menolong anda sebagai GSM untuk semakin mengenal apa yang menjadi dasar kurikulum, sehingga dengan demikian dapat memberi penilaian tentang pentingnya Sekolah Minggu memiliki Kurikulum yang baik. Untuk melengkapi artikel-artikel ini kami juga menyajikan tips, yang berupa pertanyaan-pertanyaan, untuk mengevaluasi apakah Kurikulum di SM anda telah memenuhi syarat sebagai Kurikulum yang baik atau tidak. Selain itu kami juga akan menyajikan sharing dari anggota Milis Diskusi e-BinaGuru yang mendiskusikan tentang Kurikulum. Sebagai informasi tambahan kami memberitahukan bahwa e-BinaAnak pada edisi no. 31 y.l. juga pernah mengulas tema mengenai Kurikulum Sekolah Minggu. Nah, bagi anda yang belum membacanya silakan berkunjung ke situs arsip e-BinaAnak di alamat: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/031/ Selamat belajar. Tim Redaksi "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2Timotius 3:16) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=2Tim+3:16 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL (1) PENGERTIAN DAN DASAR-DASAR KURIKULUM ==================================== "Kita tidak perlu kurikulum. Buku Pedoman mengajar kita adalah Alkitab, jadi Alkitab sajalah yang kita ajarkan." Kita kadang mendengar komentar seperti itu dari gereja atau guru-guru Sekolah Minggu (GSM) dan sekalipun komentar tsb. tidak diucapkan secara langsung, ada sikap-sikap seperti ini yang muncul ketika membicarakan tentang kurikulum. Mengapa? Hal ini mungkin terjadi karena gereja dan GSM salah mengerti tentang "kurikulum". Oleh karena itu marilah kita mulai pembahasan kita tentang kurikulum dengan terlebih dahulu mengerti apa sebenarnya kurikulum dan apa yang menjadi dasar-dasar sebuah kurikulum yang baik. 1. Apakah KURIKULUM? Secara tradisional, "kurikulum" biasa dimengerti sebagai serangkaian program yang berisi rencana-rencana pelajaran yang telah disusun sedemikian rupa yang dapat dipakai secara langsung oleh guru untuk mengajar. Guru beranggapan bahwa semua yang telah disusun dalam rencana-rencana pelajaran itu harus diikuti setiap detailnya dengan setepat mungkin. Akibat dari pengertian ini guru menjadi frustrasi karena ketika dipraktekkan, semua hal dalam rencana pelajaran itu tidak dapat diikuti semuanya dengan tepat. Tapi guru merasa rencana pelajaran itulah satu-satunya pedoman utama yang harus diikuti karena pelajaran yang ada di kurikulum itu dibuat oleh para ahli, sehingga pasti sudah baik dan mereka tidak perlu mengubahnya lagi. Guru akhirnya makin lama makin terpancang dengan rencana pelajaran yang telah disusun tsb. dan tidak dapat mengembangkan idenya sendiri sehingga bahan dalam kurikulum itu bukannya menjadi penolong bagi GSM tapi malah menjadi penghalang bagi guru untuk berkembang. Dalam arti kontemporer "kurikulum" diartikan secara lebih luas, karena kurikulum tidak lagi menekankan pada daftar isi materi rencana pelajaran yang memiliki topik-topik yang telah disusun, tapi lebih menekankan kepada pengalaman-pengalaman proses belajar mengajar yang dapat diberikan kepada para murid dalam konteks dimana murid-murid berada. Dalam konteks pelayanan anak Kristen "kurikulum" dimengerti sebagai program pengajaran lengkap untuk anak-anak yang di dalamnya mencakup daftar subyek/topik pengajaran dalam Alkitab yang telah diintegrasikan dengan pengalaman-pengalaman untuk disesuaikan dengan konteks gereja setempat yang berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab dan yang berpusat pada Kristus serta dipimpin oleh Roh Kudus untuk tujuan pertumbuhan rohani murid (anak didik). Dari pengertian di atas, jelas bahwa kurikulum bukanlah program pengajaran yang disusun terpisah dari Alkitab. Namun sebaliknya program pelajaran yang ada di kurikulum adalah rencana pelajaran yang disusun berdasarkan topik-topik yang menunjang pertumbuhan rohani sesuai yang diajarkan Alkitab. 2. Dasar-dasar KURIKULUM Sebuah kurikulum yang efektif harus dibangun berdasarkan prinsip- prinsip dan stuktur sbb.: a. Dasar Alkitab ------------- Alkitab adalah sumber yang menyediakan semua subyek/topik/ prinsip iman Kristen yang penting untuk diajarkan kepada anak- anak didik. Oleh karena itu inti kurikulum berpusat pada Alkitab, yang adalah Firman yang diinspirasikan oleh Allah sendiri. Selain itu Alkitab juga menjadi tolok ukur untuk menghakimi semua kebenaran atau pengalaman yang diintegrasikan di dalam materi kurikulum. b. Dasar Berita Kristologis ------------------------ Walaupun Alkitab telah menyediakan seluruh isi kurikulum, perlu diingat bahwa berita kebenarannya adalah berpusat pada Pribadi Yesus Kristus. Oleh karena itu kurikulum harus memberitakan dengan jelas keselamatan yang berpusatkan pada pribadi Yesus Kristus. c. Dasar Kebutuhan Anak -------------------- Memang Alkitab "bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (baca: 2Timotius 3:16), namun tidak semua kebenaran tsb. relevan dengan kebutuhan setiap kelompok umur anak. Oleh karena itu kurikulum yang baik harus disusun berdasarkan kebutuhan kelompok umur sehingga sesuai dengan perkembangannya. d. Dasar Pendidikan yang Tepat --------------------------- Kurikulum yang efektif harus sesuai dengan pengetahuan kita tentang bagaimana cara anak-anak didik belajar. Dengan mengkombinasikan pengetahuan tsb. tujuan mengajarkan kebenaran akan lebih mudah tercapai karena kita tahu apa yang memotivasi anak belajar dan bagaimana cara mereka belajar paling baik. e. Dasar Ketepatan Aplikasi ------------------------ Mengajarkan pengetahuan kebenaran Alkitab saja masih kurang, karena tujuan utama Allah memberikan Firman-Nya adalah untuk mengubah hidup manusia. Oleh karena itu kurikulum juga harus dapat mendorong dan menolong anak untuk dapat meresponi kebenaran yang telah diberikan sehingga mereka menjadi "pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja" (baca: Yakobus 1:22). Bahan dirangkum dari sumber: 1. Judul Buku: Childhood Education in the Church Pengarang : Robert E. Clark Penerbit : Moody Press Chicago Halaman : 261 - 263 2. Judul Buku: Christian Education: Foundations for the Future Pengarang : Robert E. Clark Penerbit : Moody Press Chicago Halaman : 495 - 498 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) KEKUATAN SEBUAH KURIKULUM ========================= Seorang ahli Pendidikan Agama Kristen pernah berkata: "Bahan kurikulum yang sempurna belum terbit." Artinya, tidak pernah ada kurikulum yang sempurna. Kurikulum direncanakan untuk menolong, bukan untuk dijadikan wewenang tertinggi. Alkitablah yang harus dipandang sebagai wewenang tertinggi, bukan buku pedoman. Meskipun demikian, perlu dipahami beberapa ciri khas penting yang merupakan kekuatan sebuah kurikulum: 1. Kurikulum harus - Pandangan yang benar mengenai Alkitab 2. Kurikulum harus - Meliputi sebanyak mungkin isi Alkitab 3. Kurikulum harus - Sedekat mungkin dengan pengertian/umur anak 4. Kurikulum harus - Memberi kesukaan belajar dgn variasi metode 1. Pandangan yang benar mengenai Alkitab ------------------------------------- Pandangan benar mengenai Alkitab ialah, bahwa seluruh isi Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru diinspirasikan oleh Roh Allah sendiri. "Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah." (2Petrus 1:20-21) Firman Tuhan dalam Alkitab diberi untuk mengajar dan membawa manusia pada keselamatan di dalam Tuhan Yesus, sebagaimana yang dijelaskan Rasul kepada Timotius: "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2Timotius 3:15-16) 2. Meliputi sebanyak mungkin isi Alkitab ------------------------------------- Alkitab adalah Firman Tuhan yang merupakan sumber dari segala sumber pengajaran Kristen. Memang ada bagian-bagian dari Firman Tuhan yang tidak dapat diceritakan begitu saja, sehingga khususnya untuk anak, terlebih dahulu diajarkan kitab-kitab sejarah, kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul. Sebagai contoh, kurikulum Suara Sekolah Minggu (SSM), disusun dari sekitar 500 cerita Alkitab. Dalam SSM ada beberapa perikop yang telah dipelajari di kelas Anak Kecil, dipelajari kembali pada kelas lain, tetapi dengan metode dan alat peraga yang berbeda. Misalnya, cerita tentang Penciptaan. Cerita diajarkan kepada Anak Kecil, Tengah dan Besar. Juga cerita yang berhubungan dengan Tahun Gereja, seperti Natal, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan Pentakosta, pasti disajikan tiap tahun dengan alat peraga dan penerapan yang berbeda. Hal ini dapat dipertanggungjawabkan karena pengertian rohani seorang anak terus bertumbuh. Cerita tentang orang Samaria yang baik hati yang didengar pada umur empat tahun dapat dimengerti jauh lebih dalam bila didengar pada umur sebelas tahun. Kecuali tema-tema tertentu yang diajarkan beberapa kali, kebanyakan bahan Alkitab diajarkan pada satu tingkat umur saja, sehingga kurikulum sungguh-sungguh meliputi sebanyak dari isi Alkitab. Dalam perencanaan kurikulum Suara Sekolah Minggu, anak-anak biasanya dikelompokkan sebagai berikut: Anak Batita - anak masuk ketika berumur 3 tahun Anak Kecil Tahun I anak masuk ketika berumur 4 tahun Tahun II anak masuk ketika berumur 5 tahun Anak Tengah Tahun I anak masuk ketika berumur 6 tahun Tahun II anak masuk ketika berumur 7 tahun Tahun III anak masuk ketika berumur 8 tahun Anak Besar Tahun I anak masuk ketika berumur 9 tahun Tahun II anak masuk ketika berumur 10 tahun Tahun III anak masuk ketika berumur 11 tahun Tunas Remaja Tahun I anak masuk ketika berumur 12 tahun Tahun II anak masuk ketika berumur 13 tahun 3. Sedekat mungkin dengan pengertian/umur anak ------------------------------------------- Meskipun Alkitab dikarang menurut pengertian orang dewasa, kebanyakan dari isinya dapat diajarkan kepada anak-anak sebagai "susu yang murni". Artinya, bahan dapat disederhanakan dan disajikan dalam bentuk cerita sesuai dengan pengertian dan tingkat perkembangan anak. Bahan pelajaran Alkitab untuk Anak Batita dan Anak Kecil disusun dengan pengertian, bahwa mereka sama sekali belum sadar akan perkembangan sejarah. Mereka tidak tahu bahwa Abraham hidup sebelum Zakheus; bahwa peristiwa Perjanjian Lama mendahului peristiwa yang diceritakan dalam Perjanjian Baru. Karena itu, kurikulum untuk mereka sebaiknya diisi dengan cerita-cerita yang disajikan di bawah satu tema bulanan yang berpusat pada pengalaman mereka, seperti hidup dalam keluarga, penciptaan dan pemeliharaan Allah. Cerita-cerita di bawah tema itu dapat diambil dari Perjanjian Lama atau dari Perjanjian Baru, selama mendukung pokok yang dipilih sebagai tema. Bahan pelajaran Alkitab untuk Anak Tengah disusun dengan pengertian bahwa perikop Alkitab untuk umur itu boleh lebih panjang dan lebih lengkap. Cerita Alkitab sewaktu-waktu masih berfokus kepada tema bulanan, umpamanya: "Memberi dengan sukacita". Empat cerita untuk tema itu dipilih dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tetapi juga ada cerita seri, misalnya, enam cerita mengenai Daniel, empat cerita tentang Filipus. Pada umur ini anak-anak mulai mengerti hubungan dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya. Bahan pelajaran untuk Anak Besar disusun dengan pertimbangan bahwa peristiwa Alkitab dilihat secara keseluruhan dari segi sejarah, baik sejarah dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dalam kurikulum SSM, Anak Besar selama beberapa minggu menyelidiki tentang "Pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan perjalanan mereka di padang belantara". Mereka menyelidiki secara teratur mengenai masa hakim-hakim, raja-raja dan kerajaan Israel yang terpecah menjadi dua. Kemudian selama lima minggu mereka belajar tentang pembangunan tembok Yerusalem di bawah pimpinan Nehemia. Pada minggu-minggu selanjutnya mereka "berjalan" bersama rasul Paulus yang memberikan Injil sampai ke ujung bumi. Pada umur ini juga, anak mengagumi tokoh-tokoh dan meneladaninya, karena itu diajarkan tentang pahlawan-pahlawan iman. Setelah selesai dengan kurikulum Anak Besar, bahan pelajaran selanjutnya disiapkan untuk Tunas Remaja. Anak-anak yang kini berada pada ambang masa remaja dapat diajar jauh lebih luas. Metode bercerita sudah jarang digunakan. Mereka menyelidiki Alkitab sendiri, dipimpin oleh guru yang berfungsi sebagai pendamping. Sewaktu-waktu mereka diajar di luar ruangan untuk menyelidiki pokok tertentu secara nyata. Langkah-langkah seperti inilah yang dibutuhkan untuk mengadakan "kurikulum yang dekat dengan pengertian anak." 4. Memberi kesukaan belajar melalui variasi metode ----------------------------------------------- Kurikulum yang memberi kesukaan belajar kepada anak, mengusulkan berbagai metode dalam menyampaikan dan menerapkan Firman Tuhan. Anak-anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif. Variasi menggunakan alat peraga sebagai media mengajar juga diperhatikan, sehingga tidak hanya satu jenis alat peraga yang dipakai secara terus menerus (misalnya gambar atau gambar flanel). Bahan dikutip dari sumber: Judul Buku: Pedoman Pelayanan Anak Pengarang : Ruth Laufer Penerbit : Grafika Dinoyo, Surabaya Halaman : 202 - 205 ********************************************************************** o/ TIPS BAGAIMANA MENGEVALUASI KURIKULUM? ================================= Berikut ini adalah beberapa contoh pertanyaan yang dapat dipakai untuk menilai apakah Kurikulum yang dipakai di Sekolah Minggu anda telah memenuhi syarat sebagai Kurikulum yang baik. A. ISI: Materi apa yang diajarkan dalam kurikulum? 1. Apakah bahan-bahan pelajarannya didasarkan pada Alkitab, sebagai sumber pengajaran pendidikan Kristen di SM anda? 2. Apakah bahan-bahan pelajarannya memberikan lebih banyak fakta- fakta Alkitab dari pada interpretasi atau tafsiran yang kurang tepat? 3. Apakah bahan pelajarannya mengajarkan kebenaran Firman Tuhan secara konsisten? 4. Apakah bahan pelajarannya mengajarkan kebenaran Alkitab secara lengkap, jelas dan apa adanya, termasuk mujizat dan keajaiban yang Tuhan Yesus lakukan? 5. Apakah bahan pelajarannya mengajak murid untuk memiliki hubungan dengan Tuhan semakin dekat dan pribadi? 6. Apakah bahan pelajarannya mengajar murid untuk memiliki komitmen yang jelas dengan Tuhan? 7. Apakah bahan pelajarannya mengajar murid untuk memiliki iman percaya yang kuat kepada-Nya? B. FALSAFAH: Bagaimana kurikulum didesign? 1. Apakah bahan pelajarannya memiliki tujuan pengajaran yang jelas dan dapat dijalankan/dicapai? 2. Apakah bahan pelajarannya memiliki kunci pengajaran yang jelas sesuai dengan tujuan pengajaran? 3. Apakah bahan pelajarannya memiliki keseimbangan pengajaran yang baik antara iman (pengetahuan) dan perbuatan (aplikasi)? 4. Apakah bahan pelajarannya sesuai dengan tingkat kemampuan murid-murid dan juga interest dan kebutuhannya? 5. Apakah bahan pelajarannya memungkinkan murid untuk mereview pelajaran sebelumnya sehingga murid dapat terus mengingat pelajaran yang telah diberikan? 6. Apakah bahan pelajaran memiliki tingkat kesulitan yang merata dan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia anak? 7. Apakah bahan pelajarannya memberikan ruangan bagi guru untuk berkreasi dengan leluasa? 8. Apakah bahan pelajarannya cukup fleksibel sehingga guru dapat menambah dengan materi-materinya sendiri yang sesuai dengan kebutuhan anak didiknya? C. METODOLOGI: Bagaimana kurikulum menolong menyajikan pelajaran? 1. Apakah bahan pelajarannya menawarkan teknik mengajar yang kreatif? 2. Apakah bahan pelajarannya memakai alat-alat mengajar yang sederhana dan cocok untuk digunakan dalam segala keadaan? 3. Apakah bahan pelajarannya menyediakan alat-alat belajar yang mendorong murid untuk belajar lebih mudah dan menyenangkan? 4. Apakah bahan pelajarannya cukup fleksibel digunakan di berbagai konteks belajar mengajar? 5. Apakah bahan pelajarannya juga menyediakan tambahan materi pelengkap agar guru dapat belajar lebih luas? 6. Apakah bahan pelajarannya dapat digunakan baik oleh guru yang berpengalaman atau yang belum berpengalaman? 7. Apakah bahan pelajarannya mendorong guru untuk bereksperimen dan memberi keleluasaan untuk mengembangkan gaya mengajarnya sendiri? Bahan dirangkum dari sumber: 1. Judul Buku: Childhood Education in the Church Pengarang : Robert E. Clark Penerbit : Moody Press Chicago Halaman : 267 - 268 2. Judul Buku: Christian Education: Foundations for the Future Pengarang : Robert E. Clark Penerbit : Moody Press Chicago Halaman : 499 - 501 ********************************************************************** o/ SHARING GSM Apa arti penting kurikulum bagi para GSM? Berikut ini beberapa sharing pendapat mengenai kurikulum dari para GSM yang kami ambil dari milis diskusi e-BinaGuru. Kiranya memberi manfaat untuk masukan bagi pelayanan Sekolah Minggu kita masing- masing. e-BinaGuru < subscribe-i-kan-BinaGuru@xc.org > Dari: Fiertra Cahya <fiertra@> >Kurikulum itu sebagai "garis pedoman" atau "batang utama pohon"... >Saat kita hanya mengikuti aliran batang tsb. akan segera cepat > habis & akan sangat monoton .... >Sebalik-nya, dengan sedikit effort/ usaha tambahan kita dapat >mengembangkan-nya ke kanan ke kiri sehingga muncul banyak cabang, >banyak daun, dan pada waktu-nya akan berbuah...!! >Jadi, harap di ingat, tanpa 'root' (batang utama-red) pasti tidak >ada ranting & daun (apalagi "buah"), tetapi jika hanya ada 'root' >saja tanpa dahan-daun pun tidak akan ada "buah"...! >Lebih baik ada sedikit dari pada : > - punya terlalu banyak, bingung menggunakan yang mana > - atau tidak ada sama sekali (karena bingung u/ memilih) >Ibarat pesilat yang terlalu banyak belajar jurus malah lupa & tidak >"mendalam" di semua jurus, dibanding pendekar yang mendalami satu >jurus mendasar lalu dikembangkan sesuai keadaan... ------- Dari: Daniel Wiratma <dewe@> >Menurut saya sangat perlu untuk menyusun kurikulum, karena hal ini >akan memberikan gambaran yang terarah mengenai pembinaan anak. >Sangat baik apabila masing-masing Gereja memikirkan dan menciptakan >kurikulumnya sendiri (sesuai dengan visi dan misi Gereja dan juga >sesuai dengan kebutuhan Gereja tersebut). > >Tetapi yang saya tidak menutup mata bahwa yang namanya memikirkan >dan membuat kurikulum untuk pembinaan anak bukan sekedar membuat >telur mata sapi yang tinggal pecahkan telur lalu dimasak. Yang saya >tahu untuk menyusun kurikulum perlu pemikir-pemikir yang benar- >benar mengerti perkembangan anak dan juga memiliki pengertian >teologis yang luas, karena kedua hal tersebut sangat penting. Jadi >mungkin yang ideal yang memikirkan adalah tiem yang terdiri dari >beberapa orang minimal sarjana teologi yang juga punya gelar >sarjana psikologi, lebih bagus lagi adalah apabila dia adalah >pengerja yang mengkhususkan diri untuk pelayanan anak. ------- Dari: Topson Siagian <topson@> >Menyusun kurikulum itu susah-susah gampang. Bisa mulai dari yang >sembarangan sampai ke yang perlu memikirkan aspek-aspek yang >jelimet. Untuk kita GSM, saya kira kita harus memperhatikan aspek >psikologis dan aspek teologis dari bahan yang akan dilontarkan ke >ASM. Hal ini sangat penting untuk mengenal perkembangan anak itu >sendiri. Ada baiknya setiap GSM membaca buku tentang Pendidikan >Agama Kristen. Dengan demikian kita GSM mampu melihat kebutuhan di >dalam pendidikan. Buku-buku ini sangat membantu di dalam menentukan >kurikulum apa yang akan dibuat. ------- Dari: matius <matius@> >Menurut saya dalam kurikulum yang baik perlu adalah yang >penyusunannya dengan mempertimbangkan kebutuhan sekolah minggu itu >sendiri seperti apa. Tentunya setiap tahun akan lebih baik jika >ditentukan target seperti apa yang mau dicapai dari pengajaran yang >diberikan sepanjang tahun. ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Kristin <kristin@> >Saya mengucapkan banyak terima kasih untuk semua artikel yg boleh >saya terima. Khususnya mengenai alat peraga. Itu sangat membantu >saya dalam mengajar sekolah minggu. Tuhan Yesus memberkati >pelayanan kita semua. Redaksi: Terima kasih banyak untuk surat anda yang sangat mendorong semangat kami untuk terus melayani Tuhan dengan penuh sukacita. Kami juga bersyukur jika e-BinaAnak dapat menjadi berkat bagi pelayanan anda. Maju terus melayani dalam Tuhan Yesus!! Sebentar lagi sebuah Situs yang ditujukan khusus untuk guru-guru Sekolah Minggu, yang dinamakan PEPAK (Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen), akan diluncurkan. Dalam Situs ini anda akan dapat menemukan lebih banyak bahan mengenai alat peraga. Nah,... tunggu tanggal peluncurannya, ya! Mohon bantuan doanya. :) ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Oeni, Ratnasari, Davida, Meilania Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |