Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/74 |
|
e-BinaAnak edisi 74 (1-5-2002)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 074/Mei/2002 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Mengenalkan Yesus Kepada Anak o/ BAHAN MENGAJAR (1) : Yesus dan Anak-anak o/ BAHAN MENGAJAR (2) : Tuhan Yesus, Anak Domba Allah o/ AKTIVITAS : 12 Orang Murid Yesus o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Ucapan Terima Kasih ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Syaloom, Selama bulan Mei ini e-BinaAnak akan menyajikan topik-topik berseri yang akan membahas tentang anak dan dunianya. Berikut ini adalah seluruh rangkaian topik sajian kami bulan Mei: No. 74 --> Anak dan Yesus No. 75 --> Anak dan Alkitab No. 76 --> Anak dan Misi No. 77 --> Anak dan Keluarga No. 78 --> Anak dan Guru Untuk sajian yang pertama bulan ini kami akan membahas tentang Anak dan Yesus. Melalui sajian ini kami ingin mengingatkan guru-guru SM bahwa tugas utama diadakannya Sekolah Minggu adalah untuk membawa anak-anak mengenal Kristus supaya anak boleh menerima anugerah keselamatan yang disediakan bagi mereka. Oleh karena itu sajian- sajian kami pada edisi ini diharapkan dapat menolong guru untuk kembali memfokuskan diri pada tugas utama Sekolah Minggu, yaitu bagaimana memperkenalkan Kristus lebih dekat kepada anak-anak dengan cara yang cocok dengan usia anak-anak. Selamat melayani, Tim Redaksi "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya. (Yohanes 1:12) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yoh+1:12 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL MENGENALKAN YESUS KEPADA ANAK ============================= Ketentuan dasar dalam menolong anak untuk mengenal Yesus adalah menempatkan penekanan utama pada kemanusiaan-Nya. Jika kita memperkenalkan Yesus pertama-tama dari sisi keilahian-Nya, tugas belajar anak menjadi jauh lebih rumit. Yesus sendiri mengenali masalah ini saat Dia mengajar murid-murid dan para pengikut-Nya yang lain. Dia memanggil mereka untuk mengikuti Dia, untuk mengamati dan belajar dari Dia. Barulah secara bertahap mereka dapat melihat-Nya sebagai Anak Allah. Dan kemudian, muncullah pengakuan Petrus sebagai hasil pewahyuan khusus dari Allah (lihat Matius 16:16-17). Dengan cara yang sama, sangatlah baik untuk membiarkan anak tertarik secara wajar pada pribadi Yesus. Dengan cara ini anak dibukakan jalan untuk lebih dekat kepada Allah. Yesus akan lebih berarti bagi anak pada saat anak-anak menjadi semakin bertambah dewasa. MENGHUBUNGKAN KEHIDUPAN YESUS DENGAN PENGALAMAN ANAK 1. Masa Bayi dan Kanak-Kanak. -------------------------- Masa bayi dan kanak-kanak Yesus merupakan daya tarik khusus bagi anak-anak. Meskipun Alkitab hanya sedikit menceritakan kedua masa ini, tetapi jelas dinyatakan bahwa Yesus kecil, "Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia." (Lukas 2:52). Anak-anak amat tertarik pada proses pertumbuhan, khususnya yang menyangkut diri mereka. Pertumbuhan mereka dari bayi ke kanak-kanak, membantu mereka menyamakan dirinya dengan Yesus. Juga cerita-cerita tentang bagaimana Yesus bertumbuh menolong meredakan beberapa ketidakpastian tentang apakah Dia itu bayi atau laki-laki dewasa. Banyak anak yang melihat-Nya hanya pada dua tahap kehidupan. Mereka juga perlu melihat Dia sebagai anak laki-laki yang bertumbuh besar. Untuk membuat masa kanak-kanak Yesus lebih berarti bagi anak, kaitkanlah cerita itu dengan beberapa peristiwa yang dialami sendiri oleh anak. Berilah komentar tentang bagaimana Yesus membantu keluarga-Nya. Mengetahui bahwa Yesus pergi ke sekolah dan ke Bait Allah sungguh menarik bagi anak karena ia dapat membandingkannya dengan pengalaman-pengalamannya sendiri. 2. Yesus Tukang Kayu. ------------------ Sisi lain kehidupan Yesus yang amat menarik bagi anak-anak adalah pekerjaan-Nya sebagai tukang kayu. Kebanyakan anak berusia empat atau lima tahun mampu memakai palu kecil dan gergaji mini untuk membuat sesuatu yang cukup mengagumkan. Beri mereka beberapa potong kayu lunak, paku, dan sebuah tempat untuk bekerja. Tentu saja, beberapa petunjuk pendahuluan dan sedikit bimbingan diperlukan demi keamanan mereka. Situasi ini memungkinkan untuk berdiskusi informal tentang apa saja yang mungkin dibuat Yesus di bengkel kayu Yusuf. Aktivitas ini juga membuka kesempatan untuk berbicara tentang tenaga yang kuat dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang dari kayu. Percakapan semacam ini menolong anak melihat Yesus sebagai manusia yang selain cakap, juga memiliki tubuh yang kuat. 3. Yesus Sang Guru yang Teladan. ----------------------------- Anak-anak juga tertarik untuk mengetahui bahwa Yesus mengajar orang banyak tentang Allah. Guru merupakan tokoh penting dalam kehidupan anak kecil. Sebutan "guru" membantu membuka pengertian anak-anak tentang Yesus. Bantulah mereka mengetahui cara-cara spesifik yang digunakan Yesus untuk menolong orang lain, baik lewat ucapan-ucapan-Nya maupun lewat perbuatan-perbuatan-Nya. Penting juga menjelaskan bagaimana Dia berhati-hati untuk tidak melakukan hal-hal yang menyenangkan diri-Nya saja. Hubungkan teladan Yesus yang positif dengan pengalaman-pengalaman anak itu sendiri. Misalnya, "Josh, kamu sungguh baik mau meminjamkan sepeda roda tigamu pada Tiffani. Saya kira Yesus dulu juga melakukan hal itu." Tolonglah anak-anak untuk sadar bahwa orang dewasa juga berusaha untuk meneladani Yesus. "Saya akan senang sekali menolongmu untuk memperbaiki truk itu, Bryan. Yesus selalu menolong orang lain, dan saya juga ingin seperti Dia." Namun, jika teladan Yesus dipakai sebagai usaha untuk memotivasi si anak agar berperilaku lebih baik, maka usaha ini dapat menghasilkan nada seperti, "Mengapa kamu tidak bisa serapi saudara perempuanmu?" Ungkapan semacam ini amat merusak citra diri anak! Dalam diri anak akan terbangun kemarahan terhadap pengharapan yang tampak tidak mampu dicapainya. Dengan demikian, alangkah bijaksana untuk menghindari pernyataan-pernyataan seperti "Yesus tidak menyukainya" atau "Tidak inginkah kamu menjadi seperti Yesus?" Pendekatan semacam ini akan memperoleh respon seperti yang dialami seorang ibu saat ia meminta anaknya yang berusia tiga tahun menolong membereskan mainannya dengan memberi motivasi "karena kita mengasihi Yesus." Gadis kecil itu berpikir sejenak, kemudian berkata, "Mami mengasihi Yesus. Mami saja yang mengambili mainan ini." 4. Yesus dan Mujizat. ------------------ Membicarakan perbuatan-perbuatan Yesus akan secara wajar menuntun anak pada mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya. Anak tidak mengalami kesulitan menerima realitas mujizat. Kesulitannya hanya jika ia bermaksud menerapkannya pada pengalamannya sendiri. Arahkan pembicaraan sehingga anak mengerti bahwa Yesus melakukan perkara-perkara ajaib untuk menolong orang-orang karena Dia mengasihi mereka. Hal yang penting untuk diketahui anak bukanlah semata-mata perbuatan mujizat, tetapi tujuan dari mujizat itu. "Yesus begitu mengasihi orang-orang itu sehingga Dia tidak ingin mereka sakit. Dia membuat mereka sembuh karena Dia mengasihi mereka." Jika anak bertanya, "Tetapi bagaimana Dia melakukannya?" yang paling baik beri jawaban sederhana: "Yesus itu Anak Allah. Saya tidak tahu bagaimana Yesus membangkitkan orang mati, tetapi yang saya tahu adalah Yesus selalu memakai kuasa-Nya untuk menyatakan kasih-Nya yang besar." Tak ada anak yang mengalami keruntuhan iman dengan mendengar orang dewasa berkata, "Ini adalah salah satu hal tentang Yesus dan Allah yang belum dapat saya pahami. Alah begitu besar, ada hal-hal tentang Dia yang tidak dapat dijelaskan. Tetapi kita tahu secara pasti bahwa Yesus mengasihi kita." Arahkan selalu pada apa yang dapat kita ketahui secara pasti, bukannya berputar-putar pada hal-hal yang tidak dapat kita jelaskan. Sumber: Judul Buku: Mengenalkan Yesus kepada Anak Pengarang : Wes Haystead Penerbit : Divisi Literatur Yayasan Gloria Halaman : 122 - 125 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR (1) YESUS DAN ANAK-ANAK =================== Dalam kehidupannya, Tuhan Yesus banyak berurusan dengan anak-anak. Tuhan Yesus selalu menyambut dan menerima anak-anak. Jika ada yang sakit, kerasukan setan, bahkan mati, Tuhan Yesus dengan kuasa-Nya menolong mereka. Yesus tidak menganggap mereka sebagai anak kecil yang tidak perlu diperhatikan. Dia justru sangat memperhatikan anak- anak. Karena itulah Yesus disebut sebagai sahabat anak-anak. 1. Anak-anak Diberkati Yesus ------------------------- "Lalu Ia memeluk anak-anak itu ... dan memberkati mereka ..." (Baca: Markus 10:13-16). Ketika anak-anak datang kepada Tuhan Yesus, banyak orang-orang dewasa menghalangi mereka. Tetapi Tuhan Yesus memarahi orang- orang dewasa itu, "Biarkan anak-anak itu datang kepadaku, jangan menghalang-halangi mereka." Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu dan memberkati mereka. Mereka dapat merasakan betapa Yesus mencintai dan memperhatikan mereka. Itulah Yesus kita, Yesus yang memperhatikan anak-anak. Yesus yang memarahi orang-orang dewasa karena mencoba menghalangi anak-anak datang pada-Nya. 2. Anak-anak Amat Berharga ----------------------- "Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga." (Baca: Matius 18:10). Yesus menerima anak-anak sebagai manusia yang sangat berharga. Tuhan Yesus tidak suka kalau ada orang dewasa yang menganggap remeh anak-anak. Sebab anak-anak yang menganggap remeh anak- anak. Sebab anak-anak justru sangat dilindungi oleh Allah Bapa. Anak-anak punya malaikat pelindung di surga yang selalu memohonkan berkat Allah Bapa buat anak-anak. 3. Anak-anak Tak Boleh Disesatkan ------------------------------ "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut." (Baca: Matius 18:6). Yesus tidak ingin seorang pun dari anak kecil disesatkan, Yesus gemas pada orang dewasa yang menyepelekan atau salah mendidik anak-anak. Yesus tidak ingin anak-anak yang percaya kepada-Nya disesatkan oleh orang-orang lain Apalagi kalau ada anak yang semula mengasihi Yesus, kemudian tidak mau lagi ikut Yesus. Yesus mau kamu selalu ikut Dia, mengasihi Dia. Jangan mau disesatkan oleh ajaran-ajaran yang salah, misalnya, dari televisi, komik, atau ajaran-ajaran tradisi yang ngawur. 4. Anak-anak Sebagai Contoh ------------------------ "Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga." (Baca: Matius 18:4). Yesus beberapa kali menempatkan anak-anak di tengah orang-orang dewasa untuk menjadikannya contoh kerendahan hati dan ketulusan. Misalnya waktu murid-murid-Nya sedang bertengkar mengenai siapa yang paling hebat dan besar di antara mereka. Yesus bahkan menganggap, siapa yang menyambut dan menerima seorang anak dalam nama Yesus Kristus, itu sama dengan menyambut Yesus sendiri. Ini menandakan bahwa Yesus memahami betul sifat dan jiwa anak-anak, apalagi anak-anak yang percaya kepada-Nya. Yesus selalu menghendaki anak-anak tetap memiliki sifat dan jiwa anak-anak, yakni rendah hati, tulus, tidak penuh tipu muslihat, merendahkan diri. 5. Yesus Senang Anak-anak Memuji-Nya --------------------------------- "Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?" (Baca: Matius 21:15-16). Waktu Tuhan Yesus masuk ke Yerusalem, banyak orang bersorak-sorak menyanyi memuji Dia, terutama anak-anak. Sampai-sampai para Imam dan Ahli Taurat kesal bukan main. Apalagi Yesus tidak menegur atau memarahi mereka. Anak-anak itu dengan tulus (walaupun suara mereka tak begitu bagus) menyanyi dan memuji Tuhan Yesus, dan hati Tuhan Yesus tentu senang sekali. Yesus tidak menganggap kamu norak, kalau kamu sungguh-sungguh memuji Dia. Walau suara kamu tak bagus, tapi Tuhan senang pada suara yang tulus, suara yang dikeluarkan dari hati yang mengasihi Yesus. 6. Yesus Senang Persembahan Anak-anak ---------------------------------- "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" (Baca: Yohanes 6:9). Kala itu, ada ribuan orang yang sedang kelaparan. Yesus dan murid- murid-Nya tidak memiliki persediaan makanan yang cukup untuk orang-orang itu. Nah, saat itulah, seorang anak dibawa oleh Andreas murid Yesus, datang kepada Yesus dan mempersembahkan 5 roti jelai dan 2 ikan pelengkap makan roti. Maka Yesus menjadikan persembahan yang sedikit itu sebagai berkat bagi banyak (5000 lebih) orang. Yesus tidak menganggap persembahan anak itu tidak berarti. Dia juga tidak menganggap persembahan itu hanya main- main. Kalau hatimu sungguh-sungguh, persembahanmu akan sangat disukai Yesus, dan bahkan Dia akan menjadikannya sebagai berkat bagi banyak orang. 7. Yesus Menyembuhkan Anak yang Kerasukan -------------------------------------- "Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat itu dengan keras dan menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya." (Baca: Lukas 9:42). Pernah lihat anak kecil kerasukan setan? Mulutnya berbusa dan badannya kejang seperti sakit ayan. Anak itu nyaris mati. Tetapi kemudian datanglah Yesus mengusir roh jahat itu, dan anak itu sehat kembali. Yesus senantiasa menolong anak-anak yang kesusahan dan menderita. Yesus kan sahabat anak-anak. Tetapi peristiwa ini juga mengingatkan kamu supaya tidak main-main dengan kuasa gelap. Anak kecil pun bisa kerasukan setan, lho! Kalau ada teman yang suka main jailangkung, ramalan kartu, nonton film-film mistik, baca mantera-mantera, atau bermain-main dukun-dukunan, kamu jangan ikut-ikutan. Jangan beri kesempatan kepada setan memasuki hidupmu. 8. Yesus Membangkitkan Anak yang Mati ---------------------------------- "... dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya." (Baca: Lukas 7:12-15). Ini luar biasa. Seorang anak muda yang telah mati dibangkitkan oleh Tuhan Yesus. Mengapa? Karena Yesus kasihan pada ibunya. Yesus bisa membayangkan ibu-Nya sendiri, Maria, menyayangi Dia. Karena itu, Dia bisa merasakan betapa sakit dan pilu hati sang ibu yang kehilangan anak. Dengan membangkitkan anak muda itu, Yesus ingin menghibur hati sang ibu. Dan supaya sang ibu terpelihara di hari tuanya oleh anaknya. Yesus mengasihimu dan senantiasa ingin menolongmu. Tetapi Dia juga berharap, melalui kamu, Dia dapat menghibur dan menolong orang lain, misalnya, orangtuamu. Walaupun kamu masih anak-anak, kamu mampu menjadi orang yang berguna bagi keluargamu. Sumber: Judul Buku: Majalah Anak KITA, edisi 3 Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1995 Halaman : 4 - 6 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR (2) TUHAN YESUS, ANAK DOMBA ALLAH ============================= "Mengapa Alkitab menyebut Tuhan Yesus Anak Domba?" tanya Parto. Ayah tersenyum. "Memang hal ini tampaknya aneh," kata Ayah, "tetapi ada satu alasan yang baik mengapa Tuhan Yesus disebut Anak Domba. Sudahkah kamu mempelajari tentang korban bakaran di Sekolah Minggu?" "Hanya sedikit," kata Parto, "tetapi coba Ayah ceritakan lagi tentang hal itu kepada saya." Renungan Singkat tentang: "Tuhan Yesus, Anak Domba Allah" --------------------------------------------------------- 1. Tahukah kamu mengapa Akitab menyebut Tuhan Yesus Anak Domba? 2. Apakah yang seharusnya dikatakan Ayah kepada Parto? Bagaimana orang-orang pada jaman Perjanjian Lama mempersembahkan anak-anak domba itu di atas mezbah mereka? "Pada jaman Perjanjian Lama, orang-orang menyembelih seekor domba dan membakar dagingnya di atas mezbah," kata ayah. "Allahlah yang memerintahkan mereka untuk melakukan hal ini. Inilah cara mereka untuk menunjukkan penyesalan mereka atas dosa-dosa mereka. Inilah juga cara mereka memohon pengampunana dari Allah." "Tetapi kita tidak melakukannya lagi sekarang, bukan?" tanya Parto. "Tidak, kita tidak perlu melakukannya lagi," kata ayah. "Ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib, maka hal itu sama seperti kematian seekor domba yang khusus di atas mezbah yang khusus. Kita tidak perlu lagi membunuh beratus-ratus anak domba untuk dosa-dosa kita, karena Tuhan Yesus sebagai Anak Domba telah mati untuk menebus semua dosa kita. Yang kita lakukan sekarang ialah memohon kepada Tuhan Yesus agar mengampuni dosa-dosa kita." "Saya akan selalu ingat kepada Tuhan Yesus Anak Domba Allah itu, setiap kali saya melihat gambar domba-domba," kata Parto. "Dan saya pun akan selalu ingat cara Ia mati untuk saya." Renungan singkat tentang Tuhan Yesus dan kamu: ---------------------------------------------- 1. Bagaimana caranya Tuhan Yesus dapat seperti seekor anak domba? Apakah yang dikatakan ayah? 2. Sudahkah kamu meminta Tuhan Yesus mengampuni dosa-dosamu? Sudahkah kamu meminta Dia menjadi Juruselamatmu? Jika belum, maukah kamu melakukannya sekarang juga? Bacaan Alkitab: --------------- Yohanes 1:29,35,36 Kebenaran Alkitab: ------------------ "Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia." (Yohanes 1:29) Doa: ---- Ya Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mati untuk dosa-dosa saya. Saya mohon, kiranya Engkau mati mengampuni dosa-dosa saya dan menjadi Juruselamat saya. Amin. Sumber: Judul Buku: Renungan Singkat untuk Anak-anak Pengarang : V. Gilbert Beers Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung Halaman : 196 - 197 ********************************************************************** o/ AKTIVITAS Selama masa pelayanan di dunia, Tuhan Yesus selalu disertai oleh keduabelas murid-Nya. ASM pun sudah sering mendengar cerita mengenai murid-murid Tuhan Yesus. Berikut ini akan kami sajikan cara penyajian cerita dalam bentuk aktivitas mengenai 12 orang murid Yesus. 12 ORANG MURID YESUS ==================== Pergunakanlah lembar-lembar kertas karton untuk membuat kartu nama dalam bentuk angka bagi setiap murid Yesus (lihat di bawah). Tempatkanlah kartu nama ini secara berurutan di dinding ruang kelas sebagai alat pertolongan visual. Berikut ini adalah beberapa saran mengenai metode untuk mempelajari nama murid-murid Yesus. Pergunakanlah metode itu dalam urutan yang disarankan atau aturlah dalam urutan yang Anda kehendaki agar sesuai dengan kebutuhan/situasi kelas Anda. 1. Anjurkanlah anak-anak membuka Matius 10:2-4 di Alkitab mereka masing-masing. Bacalah nyaring-nyaring daftar nama itu bersama- sama. Berikanlah kepada anak-anak masing-masing satu kopi gambar perahu untuk keempat murid yang pertama. Lalu suruhlah mereka mewarnai gambar perahu itu. 2. Sekali lagi, bacalah Matius 10:2-4 bersama-sama dari Alkitab Anda. Suruhlah anak-anak menutup Alkitab mereka serta menyebutkan nama keempat murid yang pertama di luar kepala. Suruh anak-anak mengangkat tinggi-tinggi gambar perahu mereka sambil menyanyikan kata-kata berikut dengan nada lagu "Bapak Yakub". "Simon Petrus, Simon Petrus; Dan Andreas, dan Andreas - Anak Yonas, anak Yonas. Dua orang murid, dua orang murid." 3. Bacalah semua ke-12 nama itu. Ulangilah nama kedua murid yang pertama dengan mempergunakan lagu di atas. Lalu tambahkanlah bait kedua berikut ini: "Yakobus dan Yohanes, Yakobus dan Yohanes: Anak Zebedeus, anak Zebedeus. Mereka nelayan, mereka nelayan. Dan murid Tuhan, dan murid Tuhan." 4. Ulangilah menyebutkan keempat nama murid yang pertama. Lalu berikanlah kepada setiap anak angka 5 hingga 7. Suruhlan mereka mewarnai serta menggunting angka-angka itu. Bacalah nama ke 12 murid itu, sambil membimbing anak-anak mengangkat tinggi-tinggi angka-angka mereka bagi ketujuh murid yang pertama. 5. Buatlah dua set atau lebih kartu nama dan pergunakanlah itu dalam permainan konsentrasi. Ulangilah menyebutkan nama-nama dari ketujuh murid yang pertama. 6. Suruhlah anak-anak menyebutkan nama-nama murid itu secara berurutan. Anak yang pertama mengatakan: "Simon Petrus," yang kedua mengatakan: "Andreas," yang ketiga: "Yakobus," dan seterusnya hingga setiap anak mendapatkan giliran menyebutkan sebuah nama. Ulangilah dari awal lagi sekiranya kelas Anda besar. 7. Berikanlah kepada setiap anak satu kopi dari angka 8 dan 9. Suruhlan mereka mewarnai serta memotong angka-angka ini. Ulangilah menyebutkan keterangan tambahan atas orang-orang ini. Bimbinglah anak-anak menyebutkan kembali nama dari ke-12 murid itu. 8. Tuliskanlah nama-nama murid itu pada papan tulis. Ucapkan semua ke-12 nama itu secara bersama-sama. Lalu hapuslah sebuah nama dan mengucapkannya kembali. Lanjutkan hingga semua ke-12 nama itu terhapus. 9. Bimbinglah anak-anak mengangkat tinggi-tinggi alat peraga angka mereka masing-masing sambil menyebutkan nama kesembilan murid yang pertama. Lalu berikanlah kepada mereka kopi dari angka 10 hingga 12. Suruhlah mereka mewarnai serta memotongnya. 10. Suruhlah para sukarelawan mengucapkan nama dari ke-12 murid itu di luar kepala. Anjurkanlah setiap anak agar berusaha. Sediakanlah kertas karton berukuran 30 x 45 cm serta perekat bagi setiap anak. Suruhlan anak-anak merekatkan angka-angka mereka pada kertas karton itu menjadi sebuah poster. Sumber: Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu, jilid 2 Penerbit : Gandum Mas, Malang, Jawa Timur, 1996 Halaman : 179 - 180 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: <desria_ni@> >Terima kasih untuk semua edisi e-BinaAnak yang telah dikirimkan >kepada saya. Saya mendapat banyak berkat dari artikel-artikel, tips >maupun bahan-bahan mengajar yang ada dalam edisi e-BinaAnak. Saya >terkadang juga menggunakan bahan-bahan mengajar yang ada dalam >e-BinaAnak sebagai bahan pelajaran untuk Sekolah Minggu. >Terima kasih, terus melayani ..... !! >-Ririn- Redaksi: Puji Tuhan jika e-BinaAnak dapat menjadi berkat bagi anda dan pelayanan anda. Kami dari tim redaksi akan semakin giat untuk terus meningkatkan kualitas dari e-BinaAnak agar nama-Nya semakin dimuliakan. Kami akan selalu terbuka menerima saran dan kritik dari pembaca e-BinaAnak. Silakan kirimkan saran maupun kritik anda kepada tim redaksi dengan alamat: < staf-BinaAnak@sabda.org > ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Oeni, Ratnasari, Davida, Meilania Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |