Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/753

e-BinaAnak edisi 753 (26-4-2017)

Mengajarkan Perjanjian Lama kepada Anak (II)

e-BinaAnak -- Edisi 753/April/II/2017
 
Mengajarkan Perjanjian Lama kepada Anak (II)
e-BinaAnak -- Edisi 753/April/II/2017
 

e-BinaAnak

Salam kasih,

Pada edisi sebelumnya, kita telah belajar tentang metode 3G yang dapat membantu mengajarkan PL kepada anak-anak. Dengan sepuluh tip yang disajikan kali ini, kami berharap kita dapat diperlengkapi dalam mengajarkan dan memperhatikan rambu-rambu dalam menyampaikan cerita-cerita PL kepada anak layan kita. Disertai dengan bahan ajar yang dapat menolong anak layan kita memahami bagian-bagian PL, kiranya sajian ini dapat memberkati, dan nama Tuhan dimuliakan. Soli Deo Gloria!

Rostika

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Rostika

 

MUTIARA GURU

<a target='_blank' href='http://alkitab.mobi/?Ibrani+11:2, '>Ibrani 11:2</a>, BIS

 

TIP Mengajarkan Perjanjian Lama kepada Anak-Anak

Berikut ini adalah ringkasan serangkaian pembicaraan singkat yang dibawakan oleh Kirk Patston dan Kit Barker (Dosen Perjanjian Lama) pada Konferensi Pelayan Anak di Sydney Missionary and Bible College.

1. Jangan mengajarkan PL kepada anak-anak.

Ini mungkin gagasan yang aneh karena diucapkan oleh seorang dosen Perjanjian Lama (PL)! Ada dua kondisi ketika tip ini harus diterapkan, yaitu ketika aliran sastra atau konten tidak sesuai.

Beberapa aliran sastra PL memang tidak cocok untuk anak-anak, tetapi pada semua aliran sastra ada konten yang benar-benar tidak sesuai untuk anak-anak. Dari kisah yang menggambarkan kekerasan hingga kiasan bernuansa seksual dan gambaran perilaku tidak baik, PL penuh dengan cerita yang tidak boleh diajarkan kepada anak-anak kecil.

Simson adalah contoh figur Alkitab yang jarang absen diikutkan dalam Alkitab anak-anak dan kurikulum sekolah minggu, tetapi cerita tentangnya adalah salah satu cerita yang paling tidak patut digunakan sebagai bahan ajar. Jauh dari "teladan iman" yang disampaikan dalam berbagai studi, Simson adalah seorang yang berkepribadian narsistik tulen, tidak menghormati orangtua, seorang "playboy", dan dikuasai oleh dendam pribadi. Guna menceritakan kisah ini dengan baik, kita perlu menceritakan Simson yang apa adanya dan memahami bahwa Simson bukan contoh pribadi yang baik, melainkan gambaran tentang Israel yang pezina, penyembah berhala, dan pendua hati. Meskipun cerita yang disampaikan mungkin adalah cerita yang bagus untuk remaja, mengajarkan versi cerita yang bisa diterima oleh anak usia 5 -- 11 tahun sebenarnya sama saja dengan tidak mengajarkan PL sama sekali. Hal ini membawa saya ke poin kedua ....

2. Mengajarkan PL kepada anak-anak.

Anak-anak perlu mengenal PL lebih jauh, tetapi mari kita pastikan bahwa kita mengajarkan PL dan bukan sesuatu yang lain. Misalnya: mengajarkan kisah Simson, tetapi menghilangkan unsur-unsur seksualitas dan kekerasan dan menggambarkan dia sebagai seorang teladan bukanlah mengajarkan PL. Itu hanya seperti mengambil beberapa bagian dari cerita Alkitab yang bisa diterima dan menceritakan kisah yang sama sekali berbeda. Mengajarkan PL kepada anak-anak sangat penting, dan kita harus berkomitmen mengajarkan PL yang sebenarnya dan bukan sesuatu yang lain.

Tip nomor 3 hingga 10 berikut ini akan memberikan beberapa tip yang berkaitan dengan berbagai aliran sastra dalam PL.

3. Ajarkan narasi secara tipologis.

Ini berarti memberitahu anak-anak bahwa peristiwa-peristiwa dan tokoh-tokoh dalam teks yang kita baca berkaitan dengan peristiwa-peristiwa dan tokoh-tokoh pada kejadian sebelum dan sesudahnya. Tunjukkan keterkaitan tersebut secara gamblang dan alkitabiah supaya kita tidak terjebak pada penafsiran Alkitab secara alegoris.

4. Ajarkan narasi secara kanonis.

Kita semua menyukai cerita yang menarik, dan PL penuh dengannya. Ceritakan satu kisah menarik dari PL sebagai bagian dari narasi satu kitab secara utuh dan sebagai bagian dari rencana penebusan yang lebih besar. Cara ini akan membantu anak-anak dan orang dewasa memahami pesannya.

5. Ajarkan narasi secara etis.

Menjelaskan peranan tokoh-tokoh tertentu (protagonis atau antagonis) dan cara mereka menjalani kehidupan di dunia yang Allah ciptakan bisa menjadi awal yang baik untuk mengajar anak-anak. Langsung beranjak pada penafsiran secara tipologis (mis. apa yang ingin disampaikan melalui cerita ini tentang Yesus?) akan melewatkan kisah-kisah Alkitab yang bisa diambil hikmahnya (mis. mencari tahu respons kita sendiri sebagai umat Allah).

6. Ajarkan hukum secara benar.

Tantangan-tantangan besar ketika mengajarkan hukum Allah adalah bahwa kita bisa saja melebih-lebihkan hukum tersebut (mis. "kita tidak bisa melakukannya, tetapi Yesus bisa") atau terjebak pada legalisme dengan tidak menjelaskan mengapa hukum tersebut ditetapkan. Menjelaskan hukum Allah melalui contoh-contoh penerapannya dalam narasi Alkitab akan membantu anak-anak memahami mengapa hukum tersebut penting bagi Allah. Menjelaskan hukum Allah dengan menghubungkannya pada narasi penebusan akan membuat anak-anak mengerti bahwa anugerah Allah harus direspons dengan ketaatan.

7. Ajarkan sastra apokaliptik dengan visi.

Sastra apokaliptik penuh dengan gambaran aneh dan gamblang tentang binatang buas, naga, api, dan kilat. Bagi anak-anak yang berusia lebih tua, gambaran-gambaran ini tidak asing (Pokemon, Ben-10, Beyblade, dll.), dan bisa memudahkan mereka memahami sudut pandang Alkitab terhadap dunia.

8. Ajarkan hikmat dengan bijaksana.

Sastra perumpamaan dan banyak sastra hikmat pada umumnya terlalu sulit bagi anak-anak kecil yang tidak dapat memahami sebuah abstraksi, dan tidak dapat memahami nuansanya karena mereka berpikir dengan pola pikir yang konkret dan mutlak. Sastra-sastra ini lebih cocok untuk remaja muda yang mampu mendiskusikan bagaimana dan kapan pepatah-pepatah itu "berlaku". Kita bisa mengajarkan tentang hikmat kepada anak-anak melalui cara hidup kita.

9. Hafalkan, tiru, dan bayangkan Mazmur.

Kaya dan padat secara teologis serta berirama dan bersemangat, kitab Mazmur didesain untuk dihafalkan. Dengan menghafalkan sebuah Mazmur, kita akan bisa memahami ayat-ayatnya secara kontekstual (masalah umum yang dijumpai ketika menghafalkan ayat-ayat dari sastra didaktik atau nabi-nabi). Kitab Mazmur juga didesain untuk dilafalkan dalam bentuk doa dan nyanyian, yang memberi peluang pada guru untuk mempraktikkan cara itu di dalam kelas. Selain itu, kitab Mazmur juga kaya dengan ilustrasi, yang memungkinkannya diajarkan melalui berbagai aktivitas motorik. Gunakan aktivitas ini untuk mengilustrasikan perumpamaan dalam sebuah Mazmur, dan pesannya akan lebih mudah ditangkap daripada sekadar menarasikannya.

10. Ajarkan nabi-nabi secara profetis.

Nabi-nabi juga bisa menjadi bahan pelajaran untuk anak-anak, dengan cara menggambarkan sosok mereka. Figur nabi pada umumnya dipertentangkan dengan sosok penguasa yang menyalahgunakan posisi atau kekuasaannya. Tema ini jamak dalam banyak film dan sastra fiksi (dan nonfiksi) yang kita semua gemari. Mengungkapkan kemiripan antara pertentangan dalam Alkitab dan film/sastra dapat membantu anak-anak memahami jalan cerita dalam narasi kitab nabi-nabi dan menangkap pesannya.

Mengajarkan PL kepada anak-anak adalah tanggung jawab besar. Saya berharap, Anda bisa merasa leluasa ketika Anda mengajarkannya kepada anak-anak layan, dan membuat kurikulum Anda sendiri. Tugas tersebut tidak perlu lebih menantang lagi daripada tugas Anda saat ini. (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari
Nama situs : Growing Faith
Alamat situs : https://growingfaith.com.au/parenting/10-tips-for-teaching-the-old-testament-to-children
Judul asli artikel : How to teach the Old Testament to children
Penulis artikel : Kit Barker
Tanggal akses : 13 Desember 2016
 

BAHAN MENGAJAR Memahami Perjanjian Lama (Seri Pengaturan Alkitab #2)

TARGET USIA: 10 -- 14 tahun

TUJUAN: Mengajarkan siswa tentang susunan Perjanjian Lama dan bagaimana setiap bagian dalam kitab-kitabnya menunjuk kepada Kristus.

IDE POKOK: Perjanjian Lama terdiri dari kitab-kitab yang ditulis sebelum Yesus lahir. PL disusun dalam bagian-bagian yang masing-masing memiliki gaya penulisan yang unik guna menyatakan rencana Allah bagi penebusan umat manusia (melalui Yesus).

BACAAN AYAT-AYAT: 2 Timotius 3:16-17; Kejadian 1; Yosua 1; Ayub 1; Yesaya 1; Hosea 1.

BAHAN-BAHAN: papan tulis atau papan poster, lembar kerja "Bagian-bagian dalam Perjanjian Lama" (unduh di sini), gunting, kantung plastik sandwich, dan perekat.

Pendahuluan (5 menit)

DOA PEMBUKAAN: "Tuhan, ungkapkan kebenaran-Mu dari Perjanjian Lama dan berikan kami kekuatan saat kami berusaha memahami bagaimana seluruh Alkitab berfokus pada Yesus Kristus dan rencana masa depan-Mu menghapus dosa dari dunia. Amin."

ULASAN PELAJARAN SEBELUMNYA: Katakanlah, "Minggu lalu, kita belajar bahwa Alkitab ditulis dalam kurun waktu 2.000 tahun. Apakah ada yang ingat berapa banyak kitab yang ada di Alkitab (66)? Berapa banyak penulis yang menulis kitab-kitab tersebut (sekitar 40)?" Ingatkan para siswa bahwa kita tahu Alkitab adalah firman Tuhan yang sejati karena setiap kitab menunjuk pada Injil Yesus Kristus, dan Allah telah memelihara kitab-kitab ini sehingga kita dapat memiliki relasi dengan Dia. Juga, setiap kitab "dinapasi oleh Allah" melalui Roh Kudus, dan ditulis oleh manusia (2 Timotius 3:16-17).

Pelajaran (25 menit)

1. Ingatkan para siswa bahwa Alkitab terdiri dari dua bagian besar: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Katakanlah, "Lihat daftar isi di Alkitab kalian. Hari ini, kita akan berbicara tentang Perjanjian Lama (kitab-kitab yang ditulis sebelum kelahiran Yesus) guna memahami susunannya dan bagaimana Perjanjian Lama menunjuk pada Injil Yesus Kristus.

2. Tuliskan lima kategori kitab-kitab Perjanjian Lama pada papan tulis atau papan poster.

Kitab-kitab Musa atau Pentateuch (kitab Kejadian hingga kitab Ulangan): Beri komentar, "Dalam kitab-kitab ini, Allah menetapkan bangsa Yahudi sebagai orang-orang yang dipilih-Nya -- orang-orang yang darinya Mesias suatu hari akan datang!" Cari Kejadian 1. Secara singkat, bahas catatan Alkitab tentang Adam dan Hawa, Nuh, Abraham, dan Musa. Jelaskan bahwa semua kejadian ini terdapat di kitab Musa.

Kitab-kitab sejarah (kitab Yosua hingga kitab Ester): Mintalah siswa menemukan Yosua 1 di Alkitab mereka. Katakanlah, "Kitab Yosua hingga kitab Ester adalah kitab-kitab sejarah yang menunjukkan Allah sebagai pelindung orang-orang yang percaya kepada-Nya, dan bahwa Dia, sesuai dengan firman-Nya, menghukum yang jahat dan memberi berkat bagi mereka yang percaya pada rencana-Nya (termasuk kesempatan memperoleh keselamatan)." Secara singkat, berikan ulasan kehidupan Yosua (pertempuran Yerikho), Simson, Rut, dan Ester.

Kitab amsal dan puisi (kitab Ayub hingga kitab Kidung Agung): Katakanlah, "Sekarang, mari kita beralih ke Ayub 1. Kitab Ayub hingga kitab Kidung Agung terdiri dari ucapan bijak, metafora, mazmur (lagu), dan puisi. Jenis-jenis tulisan ini menunjukkan keagungan Allah dan kuasa Roh-Nya dengan cara yang berbeda dari kitab-kitab sebelumnya. Dan, melalui Roh-Nya, kita dapat menerima hidup yang kekal!" Berikan ulasan tentang kehidupan Ayub, Daud, dan Salomo.

Kitab nabi-nabi besar (kitab Yesaya hingga kitab Daniel): Jelaskan bahwa kitab-kitab ini disebut sebagai "kitab nabi-nabi besar" karena panjangnya penuturan kisahnya. Beralihlah ke Yesaya 1. Katakanlah, "Para nabi berbicara tentang waktu penghakiman Allah, penebusan, dan kehancuran seluruh dosa pada masa yang akan datang (yang dilakukan melalui pengorbanan Yesus yang tak bercela)." Secara singkat, bahaslah kehidupan Elia dan Daniel.

Kitab nabi-nabi kecil (kitab Hosea hingga kitab Maleakhi): Lihat Hosea 1. Beri komentar, "Kitab-kitab ini disebut sebagai 'kitab nabi-nabi kecil' karena jumlah pasalnya yang lebih sedikit (dan bukan karena pesan mereka kurang penting). Kitab-kitab ini juga ditulis untuk alasan yang sama seperti kitab-kitab nabi besar." Uraikan kitab Yunus sebagai satu contoh dari kitab nabi-nabi kecil.

3. Tanyakan, "Jadi, sekarang, setelah kita mengetahui susunan Perjanjian Lama, tidakkah kita bisa lebih mengerti bagaimana kitab-kitab tersebut menunjuk kepada Injil?" Tambahkan bahwa ada periode waktu sekitar 400 tahun antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan pelajaran minggu depan akan menguraikan kitab-kitab Perjanjian Baru.

Kesimpulan (5 menit)

REKAP: Perjanjian Lama terdiri dari berbagai jenis tulisan yang menunjukkan kuasa Allah, kekudusan Allah, dan rencana-Nya guna menebus umat manusia melalui Yesus Kristus.

DOA PENUTUP: "Tuhan, kami mohon pertolongan-Mu memahami Perjanjian Lama. Bimbing kami saat kami belajar lebih lanjut tentang Engkau dengan mempelajari kitab-kitab Perjanjian Lama. Amin."

Tinjau Ulang Kegiatan (10 menit) -- Unduh Lampiran

Bagikan lembar kerja "Bagian-bagian dalam Perjanjian Lama". Katakan, "Kita akan berlatih mengidentifikasi kitab-kitab yang terdapat dalam setiap kategori Perjanjian Lama." Potong-potong terlebih dahulu nama kitab (ada dalam lembar kerja) untuk setiap siswa, dan letakkan dalam kantung plastik sandwich. Bagikan kantung-kantung plastik tersebut dan beritahu siswa supaya melihat daftar isi Alkitab mereka guna membantu merekatkan setiap nama kitab dalam susunan yang benar. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Ministry to Children
Alamat situs : http://ministry-to-children.com/bible-layout-lesson-two/
Judul asli artikel : Lesson: Understanding the Old Testament (Bible Organization Series #2)
Penulis artikel : Leah Pittsinger
Tanggal akses : 6 Maret 2017
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaAnak.
binaanak@sabda.org
e-BinaAnak
@sabdabinaanak
Redaksi: Rostika, Davida, Amidya, dan Ariel
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org