Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/84 |
|
e-BinaAnak edisi 84 (17-7-2002)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 084/Juli/2002 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Mengajar adalah Suatu Karunia o/ ARTIKEL (2) : Karunia Mengajar dalam Jemaat o/ ARTIKEL (3) : Metode Mengajar Yesus o/ TIPS MENGAJAR : Mengajar Seperti Sang Guru Agung o/ BAHAN MENGAJAR : Mari Kita Mengembangkan Talenta dari Tuhan o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Minta Saran Bahan Cerita untuk Retreat SM ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam sejahtera, Sehubungan dengan tema "Metode Mengajar" yang kita bahas dalam bulan Juli ini, Redaksi akan menyajikan artikel-artikel tentang "Karunia Mengajar". Karunia mengajar adalah karunia rohani yang Tuhan berikan kepada pelayan-pelayan-Nya agar mereka dapat menjalankan tugas panggilan yang dibebankan Tuhan kepadanya. Dengan demikian seharusnya tidak ada GSM yang merasa tidak mampu dalam menjalankan tugas pelayanan di SM, karena jika mereka sungguh-sungguh setia dan taat akan panggilan-Nya, maka Tuhan akan memberikan karunia yang diperlukannya agar pelayanan mereka dapat berhasil dijalankan. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang karunia mengajar ini silakan simak artikel-artikel sajian kami. Selamat membaca! Tim Redaksi "Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;" (Roma 12:7) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+12:7 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL MENGAJAR ADALAH SUATU KARUNIA ============================= Salah satu dari karunia-karunia Roh Kudus yang tersurat dalam Roma 12, adalah karunia mengajar. Ini tidak menunjukkan kepada kemampuan yang kita warisi atau yang kita peroleh, walaupun Allah berkenan memakai kemampuan-kemampuan tersebut, melainkan menunjuk kepada kecakapan yang diberi secara Ilahi untuk mengajarkan jalan kebenaran kepada orang lain. Yang dimaksud bukanlah, bahwa seseorang merasa ingin menjadi pengajar, tetapi apakah ia mempunyai kesadaran bahwa Roh Kudus telah memberi kepadanya suatu karunia yang harus digunakan. Roh Kudus telah memberikan perlengkapan yang perlu kepada gereja untuk melaksanakan pekerjaannya dalam dunia dewasa ini. Karunia- karunia Roh Kudus yang tersurat dalam Roma 12; 1Korintus 12 dan Efesus 4 merupakan bantuan-bantuan rohani yang lengkap untuk membangun Kerajaan Allah. Gereja mempunyai segala peralatan yang perlu untuk melaksanakan suruhannya. Dalam hal inilah terdapat struktur pendidikan dalam gereja. Orang- orang percaya harus diajar untuk menerima dan mengambangkan karunia- karunia (alat-alat) rohani yang demi iman telah diterimanya dari Roh Kudus. Roh itu telah mengaruniakan perlengkapan yang sempurna kepada gereja. Sedikitpun tak ada kekurangan untuk menjadikan gereja suatu kekuatan bagi kebenaran di dunia ini. Pendidik Kristen itu dengan kasih dapat membantu orang lain lebih memasuki pelayanan Roh, dengan memakai perlengkapan Roh Kudus untuk membangun jemaat. Pendidikan Kristen adalah melaksanakan pekerjaan Tuhan menurut cara Tuhan. Oleh sebab itu kita yakin akan adanya perlengkapan yang Tuhan berikan. Sebagaimana tidak dengan sendirinya kita menemui rencana keselamatan Allah, begitu pula tidak dengan sendirinya kita menggunakan cara-cara ilahi. Pendidikan Kristen adalah hal menemui cara kerjanya Roh Allah, Guru yang ilahi itu serta bekerja sama dengan Dia. Pendidikan Kristen bertujuan memperkenankan Firman Allah mengubah setiap segi hidup manusia. Dengan pendidikan Kristen kita dapat menjadikan segala bangsa itu murid Tuhan. A. Pengerahan ---------- Jikalau hal mengajar memang merupakan karunia Roh Kudus, tidak kah hal itu berarti bahwa pengerahan tenaga pengajar harus merupakan pelayanan yang memberi dorongan supaya karunia ini boleh diterima demi iman? Seringkali pengerahan pengerja- pengerja dijalankan seperti untuk pekerjaan biasa, terlihat dari ungkapan di bawah ini: - "Kami betul-betul kekurangan tenaga." - "Dapatkah Saudara mengajar satu kelas?" - "Pekerjaan ini akan memakan banyak waktu, dan berhubung dengan pendidikan Saudara maka pekerjaan ini mudah sekali." Sesungguhnya hal ini patut disesalkan. Pengajar-pengajar tidak boleh diangkat/dipilih karena keperluan yang mendesak atau karena mudah sekali memakai orang yang sudah ada. Allah mempunyai prinsip yang lebih tinggi. Hanya Dia yang dapat mengerahkan tenaga pengajar yang dipilih itu dan hanya Dia yang dapat menghasilkan buah rohani melalui usaha yang bersunguh-sungguh. Kita menyimpang jauh bila kita mengeluarkan pelayanan mengajar dari tempatnya yang patut secara rohani dan yang sesuai dengan Alkitab, serta menjadikannya suatu pekerjaan yang diatur oleh ukuran-ukuran jabatan saja. B. Penyanggupan ------------ Dimensi-dimensi pelayanan mengajar sungguh mengejutkan. Hal-hal berikut melukiskan fakta ini: 1. Pelajar-pelajar yang hadir berasal dari berbagai-bagai suku dan dari berbagai-bagai tingkatan ekonomi dan kebudayaan dalam masyarakat. 2. Singkatnya waktu. Rata-rata waktu mengajar tidak melebihi tiga puluh menit. 3. Kesanggupan untuk mengerti tidak sama, melainkan berbeda-beda. 4. Ada perbedaan yang besar sekali dalam pengetahuan dan pengalaman mengenai Alkitab dan hal-hal rohani. 5. Perlawanan Iblis terhadap pekerjaan Allah. Hanya kuasa Roh Kudus yang bekerja sebagai karunia yang menyanggupkan untuk mengatasi tantangan yang begitu besar. C. Pendidikan ---------- Semua hal yang telah diuraikan di atas, tidak dimaksudkan untuk meremehkan pentingnya hal diadakannya pendidikan pengajar secara terus-menerus. Roh Kudus dapat mengurapi dan menggiatkan perkara- perkara yang telah ada dalam hati dan ingatan pengajar. Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus akan mengingatkan kita tentang semua perkara. Bila hati dan ingatan kita penuh dengan Firman Allah, maka itu berarti ada ladang yang subur untuk tempat Roh Kudus bekerja dan melaksanakan maksud-maksud-Nya. Sumber: Judul Buku: Penginjilan di Sekolah Minggu Pengarang : Richard L. Dresselhaus Penerbit : Gandum Mas, Malang Halaman : 55 - 57 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) KARUNIA MENGAJAR DALAM JEMAAT ============================= Bahwa tugas mengajar merupakan perkerjaan yang sangat mulia, diperlihatkan oleh Paulus dengan mengemukakan adanya karunia mengajar yang diberikan Allah kepada jemaat (Efesus 4:11-13; Roma 12:6-8). Guru dan pelayanan mengajar merupakan pemberian Allah. Roh Kudus yang memberikannya (1Korintus 12:11; 1Korintus 12:28). Sesungguhnya tugas keguruan sejajar dengan tugas pemberitaan Injil, gembala sidang, dan rasul di dalam jemaat. Karena itu, tugas keguruan harus dipikul orang percaya dengan sungguh-sungguh. Tugas itu tentulah menuntut kualitas (Roma 12:7). Bobot di sini tidak saja menyangkut penguasaan materi pengajaran, seperti pemahaman Kitab Suci, tetapi juga mencakup dimensi dimensi moral, etis, dan spiritual -- "perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian hidup" (1Timotius 4:12-13; 1Timotius 4:16). Selain itu pengajaran pun harus selalu selaras dengan kehidupan. Keduanya sama-sama berbicara dengan tegas (bandingkan dengan Titus 2:7). Dalam suratnya Paulus mendesak agar profesi keguruan mendapat penghargaan yang layak dari jemaat, atau orang-orang yang mendapat pengajaran. Ia mengimbau agar mereka yang menerima pengajaran, menopang kehidupan pengajarnya secara finansial. "Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang membagikan pengajaran itu" (Galatia 6:6). Dalam kesempatan lain, Paulus pun menegaskan bahwa penatua- penatua jemaat dengan profesi mengajar, patut mendapat penghormatan ekstra "dua kali lipat" (1Timotius 5:17). Yang tersirat dalam pemahaman Paulus tentang profesi guru dalam hal ini bukanlah dari segi finansial, melainkan dari segi panggilan yang sangat berharga dari Allah. Allah ingin membangun jemaat-Nya, Allah ingin menguatkan iman orang-orang percaya. Perkara itu dilakukan-Nya melalui guru- guru yang diangkat-Nya. Hal itu memberi makna bahwa tugas keguruan bukanlah profesi "kelas dua". Karena itu, mereka yang menjadi guru tidak boleh terus tenggelam dalam perasaan inferior. Sama sekali tidak boleh. Jika kita dipanggil Tuhan ke dalam tugas pelayanan, Ia pasti akan melengkapi kita dengan kemampuan, visi, dan motivasi. Meskipun demikian, demi pelayanan yang berkualitas dalam membangun hidup orang lain, kita dituntut untuk terus meningkatkan bobot pengetahuan dan keterampilan. Hal demikian justru akan menampilkan jati diri kerohanian kita yang sesungguhnya. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengajar, menyampaikan kebenaran dari Tuhan yang berkuasa membangun kehidupan baru. Keterampilan mengajar dapat kita pelajari, latih, dan kembangkan! Pemikiran tentang panggilan pelayanan, khususnya tugas mengajar, perlu kita kembangkan secara konstektual, berakar dalam pemahaman, dan komitmen kristiani yang teguh serta mendasar. Dengan kata lain, nilai-nilai iman kristiani haruslah mewarnai kita di dalam mengemban tugas dan panggilan keguruan, baik di rumah, di gereja maupun di sekolah. Di mana saja pekerjaan Tuhan diembankan kepada kita. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Menjadi Guru Profesional: Sebuah Perspektif Kristiani Pengarang : B.S. Sidjabaat, Ed.D. Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1994 Halaman : 24 - 25 dan 27 - 28 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (3) METODE MENGAJAR YESUS ===================== Waktu belajar telah selesai, namun tak seorangpun mau bergerak dari tempatnya. Guru itu meneruskan pelajaran. Murid-murid-Nya berdesak- desakan ingin lebih mendekati-Nya sampai-sampai kaki mereka hampir masuk ke dalam air danau. Matahari terbenam dan udara menjadi dingin. Tetapi orang-orang itu masih tidak mau meninggalkan tempatnya. Apakah keadaan ini juga terjadi dalam kelas Sekolah Minggu Saudara? Ataukah begitu bel berbunyi anak-anak gaduh dan cepat-cepat keluar dari kelasnya? Yesus tahu bagaimana memikat perhatian murid. Ia seorang guru yang mempesonakan, dan banyak orang datang dari tempat yang jauh-jauh untuk mendengarkan ajaran Yesus tentang hikmat dan kasih Allah. Yesus mengajar karena Ia sangat memperhatikan kesejahteraan orang lain. Pelajaran-pelajaran Yesus itu relevan dan berarti. Metode- metode mengajar yang digunakan-Nya dapat diterapkan di dalam kelas-kelas Sekolah Minggu dewasa ini. Pengajaran Yesus itu hanya dibatasi oleh kemampuan pendengar- pendengar-Nya untuk mengerti kebenaran yang diajarkan-Nya. Yesus tidak dapat menyampaikan segenap kebenaran-Nya itu, oleh karena mereka juga tidak mungkin bisa menerima semuanya. Maka Yesus mengajar dengan memakai perumpamaan-perumpamaan, dan dengan demikian membukakan pengertian akan hal-hal yang dibutuhkan untuk perbaikan pribadi dan pelayanan Kristen. Kepada orang-orang yang mencari, Ia menyampaikan kebenaran kasih Allah kepada manusia dan bagaimana Allah berusaha mencapai mereka melalui anak-Nya yang tunggal. Perumpamaan-perumpamaan Yesus merupakan mata rantai dalam rangkaian kebenaran yang mempersatukan Allah dengan manusia. Dosa telah menyelubungi kebenaran sehingga menjadi tidak jelas. Yesus harus menyingkap selubung itu. Untuk melakukan hal itu Ia harus menerangkan nats Alkitab dari sudut pandangan yang baru. Hal belajar tidak dapat dibatasi lagi oleh pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh para imam. Yesus menerangkan bahwa Allah ingin mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari setiap orang. Dengan cara yang baru dan yang memberikan harapan, Ia mengungkapkan bahwa Allah, Bapa yang pengasih, menaruh perhatian kepada keadaan sehari- hari dan anak-anak-Nya. Yesus berusaha membangkitkan rasa ingin tahu dari dalam terhadap hal-hal rohani. Ia ingin agar mereka itu bertanya, "Mengapa?" Pengajaran Yesus menggoncangkan orang-orang yang sembrono dan yang bersifat masa bodoh, serta menghadap-mukakan mereka dengan kebenaran. Karena Ia memakai aneka ragam lukisan atau perumpamaan, maka orang-orang dari berbagai tingkat kecerdasan dan kerohanian sanggup mengerti ajaran-Nya. Semua lapisan masyarakat tertarik kepada ajaran-Nya, karena Ia menerapkan Firman Allah pada masalah- masalah mereka yang beranekaragam. Manfaat-manfaat pengajaran dengan perumpamaan itu masih penting. Seorang peninjau yang tidak acuh akan menjadi seorang peserta yang aktif dalam proses belajar/mengajar bila pemikiran-pemikiran yang berhubungan dengan kepribadian dan kebutuhan-kebutuhannya diketengahkan. Seorang guru membangkitkan perhatian murid-muridnya dengan memberikan contoh-contoh yang diambil dari dunia mereka. Untuk mengajar seperti Kristus, guru harus turut merasakan Kristus untuk mencapai manusia dengan menyatakan kasih Allah. Motivasi Yesus untuk mengajar itu sederhana tapi juga dalam. Ia menunjukkan bahwa kasih Allah selalu melampaui segala sesuatu. Sasaran terutama tiap-tiap orang Kristen, entah ia mempunyai pelayanan sebagai pengajar entah tidak, ialah menjadi saluran kasih karunia Allah. Orang-orang dari segala lapisan masyarakat merasa tertarik kepada Kristus. Pengajaran-Nya menjangkau melewati rintangan-rintangan dan prasangka-prasangka kebudayaan. Murid-murid-Nya memberikan kesaksian tentang hal ini. Yesus memilih orang-orang dari bermacam-macam jabatan dan Ia membentuk mereka menjadi suatu kesatuan yang bekerja- sama. Contoh ini harus mengilhami guru-guru dewasa ini untuk mengambil pendekatan mengajar yang mencapai semua orang tanpa mempedulikan perbedaan-perbedaan mereka. Pengajaran Kristus itu diberi kuasa dan dipimpin oleh Roh Kudus. Penolong ini juga dijanjikan kepada pengikut-pengikut-Nya. Roh Kudus merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan Kristen dan Ia berusaha bekerja melalui kehidupan orang-orang percaya yang sudah mengabdikan dirinya. Apabila Ia menguasai kehidupan guru, maka murid-murid akan merasa terdorong untuk menyelidiki dan mencapai rencana Allah buat kehidupannya. Yesus menjadi teladan bagi semua guru. Ia mencerminkan kesukaan dan kepuasan yang diperoleh dalam pelayanan mengajar. Dan dengan mengikuti teladan-Nya, guru akan dapat melihat kehidupan murid- muridnya ditantang dan diubahkan oleh Firman Allah. Sumber: Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2 Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1996 Halaman : 202 - 203 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR Jika kita memiliki karunia mengajar, Tuhan ingin agar kita mau menggunakan dan mengembangkan karunia itu secara maksimal bagi kemajuan pekerjaan-Nya. Milikilah kerinduan yang dalam untuk dapat mengajar anak-anak yang telah Tuhan percayakan kepada kita dengan sebaik mungkin. Untuk itu marilah kita sekali lagi melihat secara detail teladan yang telah diberikan oleh Yesus, Sang Guru Agung. Silakan simak ulasan di bawah ini. MENGAJAR SEPERTI SANG GURU AGUNG ================================ 1. Yesus datang dari Allah. Sebagai pengajar Firman Tuhan, kita perlu dilahirkan kembali dalam kerajaan Allah. "Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri- Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri." (Yohanes 7:16-17) 2. Yesus berdoa setiap hari. "Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." (Lukas 6:12) 3. Yesus mengasihi anak-anak dan ingin mereka datang kepada-Nya. Dia mendoakan dan memelihara anak-anak itu. Yesus menghargai anak- anak. "Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama- Ku, ia menyambut Aku."" (Matius 18:2-5) 4. Yesus menggunakan beragam metode. Dia mengajar, memimpin diskusi, mengajukan pertanyaan, bercerita, menggunakan kehidupannya sehari-hari sebagai bahan ilustrasi dan bertatap muka secara langsung dengan orang-orang yang dijumpainya. 5. Yesus adalah seorang pengajar yang bijaksana. Dia mencari kesempatan-kesempaan untuk mengajar dan secara bijaksana memakai waktu pengajaran tersebut. Pengajaran-Nya tepat waktu dan juga tidak mengenal waktu. 6. Yesus percaya dengan apa yang diajarkan-Nya. Dia mengacu pada Alkitab dan mengarahkan murid-murid-Nya sesuai dengan teladan-Nya. Kehidupan-Nya mencerminkan pikiran-Nya dan menambahkan kebenaran dalam pengajaran-Nya. Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul Buku: Becoming a Treasured Teacher: Practical Strategies for Making a Lasting Difference in Young Lives Pengarang : Jody Capehart Penerbit : Victor Books, 1992 Halaman : 11 - 12 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR MARI KITA MENGEMBANGKAN TALENTA DARI TUHAN ========================================== Tujuan: ------- Anak memahami apa yang dimaksud dengan talenta, dan menyadari talenta-telenta yang ia miliki serta bertekad untuk mengembangkannya. Kreasi Simulasi -- Potret Sahabatku: ------------------------------------ Berikan anak kertas kosong dan minta mereka menggambar ciri seorang teman di sebelah kirinya. Jika semua anak menggambar teman sebelah kirinya, maka berarti anak akan digambar oleh satu teman di sebelah kanannya. Hasil lukisan harus menunjukkan ciri seseorang tanpa boleh menyertakan nama anak yang digambar tersebut. Tidak perlu digambar lengkap, cukup yang menjadi cirinya saja. Jadi misalnya, cukup gambar ciri bajunya, atau ciri matanya, dan sebagainya. Kali ini, di samping ciri yang digambar, setiap anak harus juga mencoba menuliskan kelebihan kemampuan anak yang digambar tersebut (yang agak menonjol), misalnya: pandai menyanyi, ramah, rajin, dan sebagainya. Mintalah mereka menuliskan profesi apa yang cocok untuk anak tersebut, misalnya: cocok jadi dokter, guru, pendeta dan seterusnya. Setelah itu, guru mengumpulkan gambar-gambar tersebut tanpa nama, kemudian kembali dibagikan secara acak, sehingga setiap anak memperoleh satu gambar. Setiap anak diminta menebak siapakah anak yang dimaksud oleh gambar tersebut. Guru memberikan wawancara, terutama soroti kelebihan yang dikenali anak lain tentang diri seoarang anak. Tanyakan pada anak tersebut, "Apa benar kamu ingin menjadi dokter?" (jika tidak mau jadi dokter, kamu ingin jadi apa?) Dengan wawancara singkat, guru dapat menggali talenta-talenta yang dimiliki anak tersebut, dan meminta anak tersebut memikirkan talentanya. Acara akan semakin sampai pada tujuannya, jika kemudian setiap anak diberi kesempatan menuliskan apa talentanya. Dan acara ditutup dengan mengajak anak-anak bersyukur atas talenta tersebut, dan meminta pimpinan Tuhan agar dapat mengembangkannya. Sumber: Judul Buku: Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu Pengarang : Paulus Lie Penerbit : Yayasan Andi, Yogyakarta, 1999 Halaman : 124 - 125 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Sampe Manullang < sampe@ > >Salam dalam kasih Yesus Kristus, >Saya sangat berterima kasih, untuk semua e-mail yang di sampaikan >kepada saya, karena itu semua sangat membantu dalam pengajaran anak- >anak SM di gereja kami. >Dalam waktu dekat ini SM gereja kami akan mengadakan retreat yang >bertema 'Aku bukan anak kecil lagi'. Oleh karena itu saya minta >dukungan saran mengenai bahan pelajaran tentang topik yang akan >dibicarakan yaitu : >,1. Aku bukan anak kecil lagi >,2. Kondisi manusia >,3. Yesus juru selamatku >Terima kasih atas bantuannya, Tuhan Yesus memberkati pelayanan >kita. > >Salam dan doa >Sampe Manullang Redaksi: Tema untuk retreat SM Anda sangat menarik. Sebagai saran dari kami, beberapa buku di bawah ini mungkin bisa dipakai sebagai referensi: 1. Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Pengarang : V. Gilbert Beers Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2. Judul Buku: Buku Pintar Mengajar jilid 1 Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1997 3. Judul Buku: Buku Pintar Mengajar jilid 2 Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1996 Setelah selesai retret, jangan lupa bagi-bagi berkatnya, ya? Kami yakin sharing anda akan berguna bagi rekan-rekan yang lain. Silakan kirim sharing anda ke : ==> < staf-BinaAnak@sabda.org > ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Oeni, Davida, Ratnasari Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |