Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/88

e-BinaAnak edisi 88 (13-8-2002)

Cara Anak Berpikir

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                     Edisi 088/Agustus/2002
-----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL (1)          : Cara Berpikir Anak
    o/ ARTIKEL (2)          : Perkembangan Alam Pikir Anak
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Tahukah Allah Apa yang Kita Pikirkan?
    o/ AKTIVITAS            : Permainan "Sentuh Sana-Sini"
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Ingin Berlangganan e-BinaAnak
                                  dan e-BinaGuru

**********************************************************************
  Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Syalom,

  Minggu ini e-BinaAnak akan melanjutkan membahas tentang pengenalan
  anak, yaitu seputar "Cara Anak Berpikir". Topik ini sangat penting
  karena guru harus mengetahui bahwa cara berpikir anak berbeda dengan
  cara berpikir orang dewasa. Oleh karena itu sebagai guru SM kita
  harus mengetahui bagaimana cara anak berpikir sehingga kita dapat
  mengajar sesuai kemampuan berpikir yang mereka miliki. Jika kita
  memaksakan diri untuk mengajar dengan gaya kita sebagai orang
  dewasa, maka tujuan pengajaran kita tidak akan dapat berhasil
  dengan maksimal atau bahkan lebih parah lagi jika anak menjadi
  salah mengerti.

  Kami berharap ulasan-ulasan edisi ini dapat menambah pengetahuan
  para guru SM mengenai anak SM-nya, sehingga guru SM dapat membenahi
  cara mengajarnya dan belajar menyesuaikan dengan cara berpikir anak.

  Selamat melayani!

  Tim Redaksi

               "Ketika aku kanak-kanak,
                    aku berkata-kata seperti kanak-kanak,
                    aku merasa seperti kanak-kanak,
                    aku berpikir seperti kanak-kanak.
                Sekarang sesudah aku menjadi dewasa,
                    aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu."
                                           (1Korintus 13:11)
         < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Korintus+13:11 >


*********************************************************************
o/ ARTIKEL

                          CARA ANAK BERPIKIR
                          ==================

  1. Anak-anak berpikir harafiah dan konkret
     ---------------------------------------
     Ide-ide abstrak dan simbolis akan ditangkap menurut pengertian
     harafiah mereka. Misalnya saja, Monika, gadis kecil yang baru
     berusia lima tahun, ia berhenti mengucapkan doa malamnya pada
     minggu di mana ia dan keluarganya pindah ke rumah baru mereka.
     Ibu Monika menyangka keengganan putrinya untuk mengucapkan doa
     malam ini disebabkan karena kekecewaan Monika karena pindah dari
     rumah mereka yang lama. Namun demikian, Monika tampak benar-benar
     bahagia dengan rumah barunya dan lingkungan di sekitarnya.
     Akhirnya, setelah beberapa minggu berlalu, orangtua Monika baru
     mengerti alasan yang sebenarnya Monika enggan berdoa malam. Di
     rumah mereka yang lama, Monika dengan mudah memvisualisasikan
     bahwa doanya didengar Tuhan karena di dekat rumah mereka yang
     lama tersebut ada sebuah gereja. Tuhan, menurut pemikirannya yang
     lugu, tinggal di "rumah-Nya" yaitu di gereja. Dengan demikian
     ketika mereka harus pindah ke luar kota, pikiran dan keyakinannya
     tidak terentang cukup jauh untuk membayangkan bahwa Tuhan masih
     dapat mendengar doanya walaupun rumah mereka yang baru jauh dari
     gereja. Pemikirannya yang lugu membuatnya menciptakan gambaran
     bahwa Tuhan tinggal di dalam gereja, oleh karena itu di rumah
     lama doanya masih dapat didengar Tuhan karena dekat gereja.

  2. Pemikiran anak berkembang dari pengalaman pribadinya
     ----------------------------------------------------
     Anak-anak tahu apa yang ia lihat dan ia kerjakan. Kata-kata tidak
     cukup untuk menyampaikan informasi yang ingin ia ucapkan. Anak-
     anak membutuhkan bingkai referensi sehingga penjelasan verbal
     yang ingin ia sampaikan mempunyai makna yang jelas. Kebutuhan
     anak akan pengalaman seringkali diikuti dengan masalah
     keterbatasan anak dalam berpikir, yaitu masalah kosa kata.

  3. Pemikiran anak dibatasi oleh perbendaharaan kosa kata yang
     dimilikinya
     ----------------------------------------------------------
     Anak usia tiga tahun mampu memahami 85-89% percakapan normal yang
     dilakukan oleh orang dewasa. Namun, 10-15% kata-kata asing yang
     ditangkapnya seringkali menimbulkan masalah. Anak usia di bawah
     empat tahun jarang sekali ada yang meminta penjelasan untuk kata-
     kata asing yang didengarnya. Mereka terlalu sibuk belajar tentang
     segala hal sehingga tidak sempat bertanya definisi kata-kata yang
     didengarnya tersebut. Sebaliknya, anak-anak akan mengembangkan
     suatu pola mencocokkan kata-kata asing tersebut dengan kata-kata
     yang telah mereka ketahui maknanya.

     Pada suatu Minggu Paskah, dalam perjalanan kami pulang dari
     menghadiri misa Paskah di gereja, saya menanyai Andrew di mobil
     tentang kisah Alkitab yang baru saja ia dengarkan. Tampaknya
     tidak ada salahnya kami bertanya hal-hal seputar Paskah pada
     Andrew, tetapi jawaban Andrew sungguh mengejutkan, "Cerita tadi
     tentang Yesus di penjara (prison)!"

     Saya tahu isi Alkitab dan saya tentu saja tahu kisah Paulus dalam
     penjara atau Yusuf dalam penjara, tetapi tak pernah sekalipun
     saya mendengar tentang Yesus dalam penjara. Setelah beberapa
     pertanyaan, akhirnya jelas sudah apa yang sebenarnya didengar
     Andrew. Pada masa pra-paskah, guru-guru di sekolah Andrew selalu
     memperbincangkan bahwa "Allah telah bangkit!", "God is risen!".
     Mereka juga menyanyikan lagu tentang hal itu dan mengatakan agar
     anak-anak bahagia karena "Allah telah bangkit (risen)". Tetapi
     tak satupun dari guru-guru tersebut yang menjelaskan apa arti
     "risen" sebenarnya. Karena belum pernah mendengarkan kata
     tersebut sebelumnya, Andrew melakukan apa yang biasanya dilakukan
     anak-anak jika mereka mendengarkan kata-kata asing. Ia
     menggunakan kata tersebut untuk menggantikan kata yang mirip
     bunyinya (kata "risen" dan "prison") dengan kata yang pernah ia
     dengarkan dan sepanjang hari ia merasa heran mengapa semua orang
     harus berbahagia jika Yesus dipenjarakan.

     Bahkan jika anak-anak menggunakan kata-kata dengan benar, belum
     tentu mereka memahami kata-kata tersebut. Anak-anak sangat lihai
     dalam menirukan, mereka ikut bernyanyi, mengutip sajak-sajak,
     menggunakan ungkapan atau kiasan tanpa memahami apa yang baru
     saja mereka nyanyikan atau katakan. Kenyataan bahwa mereka tidak
     memahami arti kata-kata yang mereka ucapkan juga tidak mengganggu
     mereka sedikitpun. Mereka itu seperti politikus yang puas
     mendengar apapun yang mereka ucapkan walaupun sebenarnya kata-
     kata tersebut tidak mempunyai arti sama sekali.

  4. Pemikiran anak-anak dibentuk oleh sudut pandang yang terbatas
     -------------------------------------------------------------
     Jika orang-orang dewasa seringkali kesulitan dalam menerima sudut
     pandang orang lain, anak-anak seringkali mengalami kesulitan
     karena mereka tidak menyadari bahwa orang lain dapat mempunyai
     sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang yang dimilikinya.
     Anak-anak dengan gembiranya menganggap orang lain mempunyai
     pikiran dan perasaan yang sama tentang segala hal.

     Dengan demikian, jika seorang anak kecil mempunyai suatu ide
     yang mantap, adalah hal yang sulit untuk dapat mengubah cara
     berpikirnya. Jika ada cara lain untuk melihat sesuatu, cara
     anak-anaklah yang benar.

  Sudut pandang anak akan menghasilkan kesimpulan yang menarik karena
  ia seringkali akan memfokuskan perhatian mereka terhadap suatu
  masalah kecil atau tidak ada hubungannya sama sekali dan kehilangan
  komponen yang utama. Contohnya, seorang anak dalam menceritakan
  orang Samaria yang baik hati akan lebih memfokuskan cerita pada
  keledai-keledai, tutup kepala, atau para perampok dari pada tentang
  kebaikan yang harus diberikan kepada siapapun yang membutuhkannya.
  Jika dalam cerita, anak-anak tertarik kepada keledainya, maka cerita
  tersebut adalah tentang keledai menurut sudut pandang si anak.

  Bahan diterjemahkan dari sumber:
  Judul Buku: Everything You Want to Know About Teaching Young
              Children: Birth - 6 years
  Penulis   : Wesley Haystead
  Penerbit  : Gospel Light Publication, 1989
  Halaman   : 13 - 15


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

  Sebagai guru SM kita harus mengerti secara mendalam bagaimana
  sebenarnya perkembangan alam pikir anak SM kita. Setelah kita
  membicarakan "Cara Berpikir Anak" secara umum dari artikel di
  atas, berikut ini kami akan sajikan secara lebih spesifik mengenai
  "Perkembangan Alam Pikir Anak" menurut pembagian kelas dan umur
  dalam Sekolah Minggu.

                     PERKEMBANGAN ALAM PIKIR ANAK
                     ============================

  ANAK BATITA (Di bawah 3 Tahun)

  1. Daya konsentrasi terbatas
     -------------------------
     Anak Batita belum sanggup untuk berkosentrasi dalam jangka waktu
     lama. Perhatian cepat dialihkan kepada kegiatan lain. Tetapi ia
     dapat mendengarkan sebuah cerita dengan penuh perhatian, asal
     ceritanya pendek, tidak melebihi lima menit. Anak batita senang
     bila cerita itu diceritakan ulang berkali-kali dengan kata-kata
     yang sama.

  2. Arti kata-kata belum pasti dimengerti
     -------------------------------------
     Pada waktu seorang anak berumur tiga tahun ia mengenal k.l. 900
     kata dan akan bertambah menjadi k.l. 1500 kata menjelang 4 tahun.
     Kebanyakan kata yang dipakai adalah kata benda; bentuk kalimatnya
     sederhana, terdiri dari dua, tiga kata saja. Tetapi mereka dapat
     menyebut hal-hal yang dilihat. Karena kata perbendaharaan katanya
     terbatas, ia belum pasti mengerti arti kata yang didengar dan
     dipakai atau dihafal. Karena itu perlu sekali dipakai kata-kata
     yang sederhana kalau membawa cerita Alkitab. Kata-kata ayat
     hafalan juga perlu dijelaskan.

  3. Belajar melalui panca indera
     ----------------------------
     Panca indera merupakan gerbang dari otak anak. Melalui melihat,
     mendengar, mencium, merasa, dan meraba, anak dapat mengenal dunia
     di sekelilingnya. Ia belajar melalui pengalaman langsung.

  4. Rasa ingin tahu
     ---------------
     Anak batita terus bertanya karena didorong rasa ingin tahu.
     Pertanyaan pertama merupakan: "Apa ini?" "Apa itu?". Melalui
     bertanya seorang anak menambah kemampuan pikiran dan
     pengetahuannya. Karena itu pertanyaan-pertanyaan harus dijawab
     dengan sabar, meskipun sewaktu-waktu membosankan.

  5. Mulai mengerti mengenai waktu
     -----------------------------
     Anak batita mengembangkan pengertian mengenai jarak waktu dan
     mulai mengerti istilah "kemarin", "hari ini", dan "hari esok".
     Mereka juga dapat mengingat kejadian-kejadian yang tidak terlalu
     lama dan berbicara mengenainya.

  6. Kesanggupan menghitung dan mengerti angka
     -----------------------------------------
     Secara rutin anak batita dapat berhitung sampai sepuluh, tetapi
     ia hanya dapat menguasai dua atau tiga benda pada permulaan.
     Kwantitas itu bertambah dengan bertambahnya umur.

  ANAK KECIL (4-5 Tahun)

  1. Kuat dalam menghayal
     --------------------
     Mereka kaya dalam hal berkhayal. Lewat kesanggupan mengkhyalnya
     ia mengisi kekurangan dalam pengertian. Ia sulit membedakan di
     antara yang benar dan yang dikhayalkan.

  2. Suka meniru
     -----------
     Mereka suka meniru. Melalui meniru ia mencari pengalaman untuk
     memahami dan memasuki dunia orang dewasa yang makin lama makin
     menarik. Melalui meniru pula mereka mendidik dirinya sendiri.
     Sebab itu perlu sekali mereka melihat teladan yang baik. Karena
     mereka akan meniru segala sesuatu yang menarik perhatiannya, baik
     atau buruk.

  3. Mengembangkan pengertian akan jangka waktu
     ------------------------------------------
     Anak berumur 4 dan 5 tahun mulai mengerti mengenai minggu, bulan,
     dan juga mulai mengerti musim-musim. Tapi mereka tidak mempunyai
     pegertian luas akan masa lampau atau masa depan yang luas. Kalau
     bercerita kepada mereka cukup menyebut "dulu" tanpa menyebut abad
     dan tahunnya.

  4. Menghitung dan pengertian akan angka
     ------------------------------------
     Seorang anak kecil sekarang sudah dapat menghitung sampai angka
     30. Kemudian mereka dapat mencocokkan angka dengan benda yang
     sesuai. Mereka senang mempelajari nyanyian yang menyebutkan
     angka dan permainan jari yang memakai jari-jari dalam hal
     menghitung. Mereka mulai menulis angka.

  5. Menambah perbendaharaan kata
     ----------------------------
     Anak kecil yang banyak bergaul dengan kakak dan orang dewasa
     sangat beruntung dalam hal menambah kata-kata dan menjadi lancar
     dalam memakai bahasa. Anak berumur 4 tahun k.l. mengenal dan
     memakai 1550 kata, anak berumur 5 tahun 2200 kata. Mereka senang
     berbicara dan senang mendengar cerita.

  ANAK TENGAH (6-8 Tahun)

  1. Hal menulis dan membaca
     -----------------------
     Mengikuti kelas satu sampai kelas tiga SD mendorong anak mulai
     belajar mnulis dan membaca. Mereka bangga jika dapat membaca
     kalimat-kalimat pada surat kabar dan majalah. Membaca buku cerita
     anak juga menjadi kesukaan mereka, meski dengan perlahan-lahan.

  2. Haus akan cerita
     ----------------
     Meskipun senang membaca, anak tengah belum bisa membaca dengan
     cepat. Sehingga mendengar cerita merupakan hal yang sangat
     menyenangkan. Mereka mulai membedakan antara cerita dongeng dan
     cerita nyata. Bila pada kelompok ini ditanamkan keyakinan bahwa
     Tuhan berbicara kepada kita melalui firman-Nya dan bahwa
     peristiwa yang diceritakan dalam Alkitab sungguh terjadi, mereka
     akan bersemangat dalam mendengarnya dan akan memegangnya sebagai
     keyakinan.

  3. Konsentrasi lebih lama
     ----------------------
     Anak tengah dapat bertahan lebih lama. Hal ini dikarenakan daya
     konsentrasi mereka yang lebih lama. Mereka tahan mengikuti
     kebaktian anak yang berlangsung dalam satu jam. Mereka juga dapat
     mengerti dan mengikuti instruksi guru.

  4. Belum mengerti hal yang abstrak
     -------------------------------
     Anak tengah belum dapat mengerti hal yang abstrak, yaitu sesuatu
     yang tidak dapat dilihat dan dipegang. Karena itu bila dalam
     pelajaran yang disampaikan ada kata-kata yang abstrak, guru perlu
     menjelaskannya, seperti kata iman dan pengampunan. Istilah-
     istilah semacam itu hendaknya dijelaskan melalui peristiwa dalam
     cerita. Mereka hanya mengerti kata-kata dalam arti yang
     sebenarnya.

  5. Cara berpikir "hitam putih"
     ---------------------------
     Pengertian anak tengah masih sederhana dan polos. Cara berpikir
     mereka adalah "hitam putih". Yang baik sungguh baik dan yang
     jelek sungguh jelek. Mereka belum mengerti besarnya komplikasi
     kepribadian seseorang. Bahwa seseorang pada satu saat bisa
     melakukan hal yang baik dan kemudian hari melakukan hal yang
     tidak perlu dicontohi, masih terlalu sulit untuk pengertian
     mereka.

  6. Belum mempunyai pendapat sendiri
     --------------------------------
     Pola pemikiran anak berumur 6-8 tahun masih tergantung pada
     orangtua atau guru mereka. Itu berarti, pola penilaian positif
     yang ditanamkan oleh orangtua atau guru mempunyai pengaruh besar
     dalam hidup mereka. Dalam rangka membangun kepribadian anak,
     sebaiknya mereka diberi kesempatan untuk belajar mengambil
     keputusan atas hal-hal yang sederhana, juga diijinkan bertanya
     atau memberikan pendapat secara spontan.

  7. Hidup dari hari ke hari
     -----------------------
     Keterbatasan tetapi juga keindahan dari cara hidup anak tengah
     adalah hidup dari hari ke hari. Mereka tidak terlalu melihat ke
     belakang dan tidak menguatirkan hari esok. Itu sebabnya mereka
     belum tertarik pada sejarah, baik sejarah umum maupun sejarah
     Alkitab.

  ANAK BESAR (9-11 Tahun)

  1. Daya konsentrasi baik
     ---------------------
     Anak besar telah mempunyai daya konsentrasi yang baik. Mereka
     sanggup duduk untuk mendengar cerita selama 20 - 25 menit.
     Kesukaan mereka mempelajari sejarah dapat diisi dengan cerita
     dalam urutan sejarah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Juga
     dapat diajarkan mengenai peta Alkitab yang berhubungan dengan
     cerita yang disampaikan. Daya konsentrasi yang baik ini juga
     memungkinkan anak besar mempelajari ayat hafalan yang lebih
     panjang kalimatnya.

  2. Mempunyai banyak minat
     ----------------------
     Pengalaman dan kesanggupan baru menimbulkan banyak cita-cita pada
     anak besar. Mereka senang berolahraga, mengumpulkan perangko atau
     gambar pahlawan/tokoh, juga benda-benda dari alam semesta.

     Banyak hal yang menarik minat anak besar. Melalui ketertarikan
     ini mereka menyiapkan diri untuk memilih cita-cita yang akan
     dikembangkan. Bila pengembangan cita-cita dibangun bersama dengan
     pengenalan akan Allah, masa depan akan sampai dalam takut akan
     Tuhan.

  3. Suka membaca
     ------------
     Keinginan untuk menemukan banyak hal yang baru mendorong anak
     besar untuk membaca. Mereka tidak lagi tertarik pada cerita
     khayal, tetapi kepada hal yang sungguh-sungguh terjadi. Alangkah
     baiknya jika Sekolah Minggu membuka perpustakaan dan menyediakan
     buku-buku yang mengisi kebutuhan anak besar itu.

  4. Mulai berpikir logis
     --------------------
     Sejalan dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan yang diperoleh di
     Sekolah Dasar, anak besar semakin terlatih dalam hal berpikir.
     Memahami hal ini, dalam interaksi kelas sebaiknya guru
     menciptakan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pikiran anak.

     Searah dengan perkembangan logika mereka, anak besar
     memperhatikan apakah hidup seseorang sesuai dengan perkataannya
     atau tidak. Mereka sendiri ingin berbuat hal yang benar dan
     menuntut orang dewasa melakukan apa yang mereka katakan.

  Bahan diringkas dari sumber:
  Judul Buku: Pedoman Pelayanan Anak
  Pengarang : Ruth Laufer
  Penerbit  : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia,
              Departemen Pembinaan Anak dan Pemuda, Malang, 1993
  Halaman   : 43-44, 51-53, 61-63, dan 71-72


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR

  Renungan di bawah ini dapat digunakan guru SM untuk mengajarkan
  kepada anak SM bahwa Tuhan mengetahui apapun yang mereka sedang
  pikirkan. Silakan modifikasi sendiri dengan metode mengajar yang
  sesuai dengan tingkat usia anak-anak SM anda.

                  TAHUKAH ALLAH APA YANG KITA PIKIRKAN?
                  =====================================

  "Buku ini menarik sekali!" kata Dodi. "Di dalamnya menceritakan
  tentang seorang laki-laki yang dapat mengetahui apa yang dipikirkan
  orang lain. Dapatkah Ibu melakukan hal itu? Tahukah Ibu apa yang
  sedang saya pikirkan?" tanya Dodi kepada ibunya.

  Ibu tersenyum, "Bagaimana Ibu dapat mengetahuinya?" tanya ibu.
  "Hanya Allah yang mengetahuinya."

  Dodi terdiam beberapa saat. "Apakah Allah benar-benar tahu apa yang
  sedang saya pikirkan?" tanya Dodi. "Tahukah ia setiap pikiran yang
  ada pada saya?"

  Renungan Singkat tentang Apa yang Diketahui Allah:
  --------------------------------------------------
  1. Tahukah kamu hal-hal yang dipikirkan teman-temanmu sebelum
     mereka mengatakannya? Tentu saja tidak. Tidak seorang pun dari
     teman atau anggota keluargamu yang mengetahuinya.

  2. Tetapi, tahukah kamu bahwa Allah mengetahui setiap hal yang kamu
     pikirkan? Alkitab sendiri yang mengatakannya.

  Ibu membuka Alkitabnya pada kitab Mazmur 139 dan membacakan ayat
  satu sampai empat. Kemudian ia mengulang ayat empat, "Sebab sebelum
  lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah
  Kauketahui, ya TUHAN."

  "Bu, Saya kira saya akan lebih berhati-hati dengan hal-hal yang
  saya pikirkan," kata Dodi.

  Ibu tersenyum. "Pikiran kita seperti layar televisi yang dapat
  ditonton oleh Allah," kata ibu, "Jadi kita memang harus lebih
  berhati-hati dengan apa yang kita masukkan ke dalam pikiran kita."

  Gagasan yang baik, bukan?

  Renungan Singkat tentang Allah dan Kamu:
  ----------------------------------------
  1. Allah tahu apa yang kamu katakan atau doakan sebelum kamu
     membuka mulutmu. Ini menunjukkan betapa besarnya perhatian
     Allah terhadapmu.

  2. Pernahkah kamu berdoa dalam hati, tanpa membuka mulutmu?
     Kalau pernah, Allah tetap dapat mendengarkan doamu! Apakah
     kadang-kadang kamu berdoa dengan suara keras, bercakap-cakap
     dengan-Nya? Ia juga menyukai cara seperti itu.

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  Mazmur 139:1-4

  Kebenaran Alkitab:
  ------------------
  Sebelum saya mengucapkan sepatah kata pun, Tuhan telah mengetahui
  apa yang saya pikirkan (baca: Mazmur 139:4).

  Doa:
  ----
  Ya Tuhan Yesus, tolonglah saya agar memikirkan hal-hal yang Engkau
  sukai. Terima kasih Tuhan, karena Engkau telah menciptakan begitu
  banyak hal indah untuk saya pikirkan. Amin.

  Sumber:
  Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
  Penulis   : V. Gilbert Beers
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
  Halaman   : 30 - 31


**********************************************************************
o/ AKTIVITAS

  Apakah Anda ingin mengadakan permainan yang hanya memakan waktu 5
  menit dengan anak-anak kecil untuk melatih berpikir dan bertindak
  dengan cepat? Silakan coba permainan berikut ini.

                       PERMAINAN "SENTUH SANA-SINI"
                       ============================

  Peralatan:
  ----------
  Tidak ada, kecuali alat tulis dan kertas untuk menulis.

  Jumlah pemain:
  --------------
  Berapa anak saja, tetapi lebih baik dimainkan beregu.

  Waktu:
  ------
  5-8 menit.

  Tujuan:
  -------
  1. Melatih kecepatan berpikir dan bertindak.
  2. Menghangatkan suasana pertemuan.

  Cara bermain:
  -------------
  1. Para pemain duduk di tempat masing-masing.

  2. Kemudian pemimpin permainan memberi aba-aba: "pegang benda dan
     plastik" dan setiap orang harus memegang benda apa saja yang
     terbuat dari plastik. Pemain yang paling akhir menyentuh benda
     dari plastik kehilangan angka untuk regunya.

  3. Pemain kemudian kembali ke tempat semula dan permainan diteruskan
     dengan perintah lain: "pegang benda dari kulit," (bisa logam,
     kain, tali, batu/bata dan lain-lain).

  4. Permainan ini dapat juga divariasikan dengan menggunakan bagian-
     bagian ruangan seperti: dinding, atap, pintu, lemari dan lain-
     lain atau menggunakan warna-warna atau benda-benda yang berawalan
     huruf tertentu misalnya: "f".

  5. Dapat juga dengan menyebutkan bagian dari anggota-anggota badan
     teman di sampingnya/depannya/belakangnya, misalnya "pegang tangan
     kanan, pegang siku, pegang kaki, dan lain-lain.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Permainan untuk Segala Usia
  Pengarang : A.M. Patty
  Penerbit  : PT BPK Gunung Mulia, 1996
  Halaman   : 113 - 114


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Suprijadi, Fransiska <fsuprijadi@>
  >Dear
  >Saya GSM di Gereja Kalam Kudus cabang Kosambi Baru, Jakarta.
  >Saya ingin subscribe ke i-kan-BinaAnak dan BinaGuru. Apakah ada
  >prosedur standard yang harus saya ikuti?
  >Terima kasih atas bantuannya.
  >Tuhan memberkati.
  >
  >Fransiska Suprijadi

  Redaksi:
  Surat ini mewakili surat-surat lain yang menanyakan bagaimana cara
  untuk berlangganan e-BinaAnak dan bergabung dengan milis diskusi
  e-BinaGuru. Untuk berlangganan e-BinaAnak dan e-BinaGuru ada banyak
  cara :-) !!!

  1. Lewat EMAIL -- silakan kirimkan e-mail kosong.
     - Untuk berlangganan e-BinaAnak:
     ==>  < subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org >
     - Untuk bergabung dengan milis e-BinaGuru:
     ==>  < subscribe-i-kan-BinaGuru@xc.org >, 2. Lewat WEBFORM untuk subscribe di:
     a. Lewat Situs SABDA.org
     - Untuk berlangganan e-BinaAnak:
     ==> http://www.sabda.org/publikasi/langganan/index.php?isi=subscribe&subscribe=ba/
     - Untuk bergabung dengan milis e-BinaGuru:
     ==> http://ww.sabda.org/komunitas/i-kan/subscribe/index.php?ikan_id=5/

     b. Lewat Situs PEPAK -- saat ini masih dalam tahap uji coba,
                             mohon tanggapannya mengenai situs PEPAK.
     - Untuk berlangganan e-BinaAnak dan bergabung dalam e-BinaGuru:
     ==> http://www.sabda.org/pepak/subscribe/

  3. Lewat System Lyris.
     - Untuk berlangganan e-BinaAnak:
     ==> http://purcell.xc.org/cgi-bin/lyris.pl?join=i-kan-BinaAnak
     - Untuk bergabung dengan milis diskusi e-BinaGuru:
     ==> http://purcell.xc.org/cgi-bin/lyris.pl?join=i-kan-BinaGuru

  4. Lewat Moderator/Owner -- kirim e-mail pemohanan Anda.
     - Untuk berlangganan e-BinaAnak:
       < staf-BinaAnak@sabda.org > atau < owner-i-kan-BinaAnak@xc.org >
     - Untuk bergabung dengan milis e-BinaGuru:
       < owner-i-kan-BinaGuru@xc.org >


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
**********************************************************************
                 Staf Redaksi: Oeni, Davida, Ratnasari
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org