Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/90 |
|
e-BinaAnak edisi 90 (28-8-2002)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 090/Agustus/2002 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Kesulitan Berkomunikasi o/ ARTIKEL (2) : Mengarahkan Percakapan o/ TIPS MENGAJAR (1) : Istilah yang Lebih Mudah Dipahami Anak o/ TIPS MENGAJAR (2) : Prinsip Komunikasi o/ AKTIVITAS : Menyusun Kata-kata Kacau o/ STOP PRESS : KKR Pemuda Remaja 2002 o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Informasi Kelompok Bermain Anak Batita ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, Dapat berkomunikasi dengan anak merupakan kunci keberhasilan guru SM dalam mengajar. Untuk itu guru SM harus belajar untuk memahami bagaimana cara yang anak gunakan dalam berkomunikasi. Seringkali cara mereka berbicara/berkomunikasi tidak sama dengan cara kita orang dewasa berkomunikasi. Selain itu masing-masing anak tidak memiliki cara komunikasi yang persis sama satu dengan yang lain. Ada anak yang memang memiliki kemampuan yang kurang dalam berkomunikasi dibandingkan dengan anak yang lain. Bagaimana menolong anak yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi? Dan bagaimana kita dapat mengarahkan percakapan dengan anak kecil? Silakan simak dalam artikel e-BinaAnak edisi minggu ini. Dua buah tips juga akan kami berikan kepada Anda minggu ini, yaitu bagaimana memilih istilah-istilah yang lebih mudah dipahami anak dan bagaimana menerapkan prinsip berkomunikasi yang positif dengan seorang anak. Selamat melayani! Tim redaksi "Tetapi ia menjawab: "Bukankah aku harus berawas-awas, supaya mengatakan apa yang ditaruh TUHAN ke dalam mulutku?"" (Bilangan 23:12) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Bilangan+23:12 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL (1) KESULITAN BERKOMUNIKASI ======================= Belajar berbicara tidak selalu terjadi "begitu saja". Seorang guru sedikitnya memiliki seorang murid yang mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dengan tepat, menyusun kata-kata menjadi kalimat yang bermakna, atau mencerna dengan tepat apa yang dikatakan padanya. Beberapa anak kemungkinan mengalami ketiga kesulitan tersebut. Berikut ini adalah beberapa panduan umum untuk menolong anak-anak yang memiliki kesulitan berkomunikasi. Kemampuan Berbicara ------------------- Beberapa anak, terutama di usia yang masih sangat muda, memiliki kesulitan untuk mengucapkan dengan tepat beberapa lafal kata seperti huruf "r" dan "s". Kata-kata seperti "ranting" dan "susu" diucapkan menjadi "lanting" dan "cucu". Kesalahan berbicara seperti ini sangat khas dan tidaklah sulit memahami arti yang sebenarnya dari kata-kata itu. Tetapi bagaimana dengan anak yang memiliki kesulitan untuk mengucapkan banyak lafal kata secara tepat? Seringkali, orang merasa tidak nyaman untuk meminta kepada anak untuk mengulangi lagi sesuatu yang tidak jelas diucapkannya. Biasanya orang memberi respon umum dengan berpura-pura memahami apa yang diucapkan anak itu. Namun hal ini menyebabkan anak itu semakin frustasi, terutama jika anak itu meminta sesuatu dan menerima pernyataan jawaban yang salah. Hal terbaik yang dilakukan adalah mengatakan kepada anak itu, "Erik, saya tidak mengerti apa yang kamu katakan. Bisakah kamu mengulanginya lagi?" Jika usaha Erik yang kedua juga masih membuat Anda tidak memahami apa yang dikatakannya, dorong dia untuk menunjukkan apa yang diinginkan atau diucapkan. Atau, tanyakan apakah dia membutuhkan atau menginginkan sesuatu. Jika Anda masih tidak dapat memahami yang dijelaskannya, jujurlah mengatakannya. "Erik, saya masih tidak dapat memahami apa yang kamu katakan. Nanti, saat ibumu datang, mungkin dia dapat membantuku untuk memahami apa kamu katakan." Biarkan Erik mengetahui -- meskipun anda tidak dapat memahami yang dikatakannya, namun anda tetap merasa bahwa apa yang dikatakannya cukup penting untuk diulangi lagi. Bahasa ------ "Bahasa" mengacu pada bagaimana kata-kata dirangkai menjadi pernyataan-pernyatan yang bermakna. Seorang anak yang kemampuan bahasanya "lebih rendah" dari anak-anak lain di dalam kelas kemungkinan dia mengalami hambatan dalam mengembangkan bahasa. Ada beberapa metode yang sangat berguna bagi seorang anak di dalam lingkungan kelas. Metode-metode ini tidak bisa dipakai untuk menghasilkan secara kilat kemampuan berbahasa sesuai dengan tingkat usia. Tetapi sesudah beberapa waktu, biasanya metode-metode ini menghasilkan hasil-hasil yang positif. Ada satu metode yang disebut "expansion" (ekspansi). Guru mengulangi apa yang dikatakan anak, tetapi "dibenarkan" struktur kalimatnya. Misalnya, seorang anak berkata, "Dia ambil mainan saya." Guru "mengembangkan" struktur kalimat anak itu: "Dia mengambil mainanmu? Ayo kita mencarikan mainan lainnya untuk dia." Metode ini lebih efektif dibandingkan dengan melakukan cara untuk menarik minat anak itu dengan mengucapkan kata yang salah diucapkannya (seperti "Bukan 'ambil', tetapi yang benar 'mengambil.'") Cara lain yang digunakan untuk menolong seorang anak adalah menggunakan "parallel talk" (pembicaraan paralel). Saat Linda sedang bermain, jelaskan padanya tentang apa yang dia lakukan. "Linda, kamu membangun sebuah rumah dengan kotak-kotak itu. Saya melihat kamu sedang mengendarai sebuah mobil menuju rumahmu." Ketika Linda mendengar kata-kata yang menjelaskan apa yang dilakukannya, maka pada saat itu proses belajar kemampuan berbahasa sedang berlangsung. Memahami -------- Beberapa anak kemungkinan tidak dapat mengembangkan tingkat kemampuan berbahasa yang cukup memadai. Mereka mendengar kata-kata, tetapi belum dapat memahami sepenuhnya apa yang dikatakan guru. Penting untuk diingat bahwa anak-anak masih dalam taraf mempelajari seluk-beluk bahasa kita. Banyak anak yang tampak tidak taat di kelas disebabkan karena tidak akan dapat memahami apa yang dikatakan gurunya. Saat melakukan aktivitas, dekati anak-anak itu satu persatu dan berbicaralah langsung dengannya. Berikan satu perintah saja yang perlu dikerjakannya. Misalnya, daripada mengatakan, "Letakkan pensil itu pada tempatnya," lebih baik mengatakan perintah itu satu per satu sampai dia melaksanakan tugas yang diberikan padanya. Misalnya, "Chris, ambil pensil itu." (Tunggu dia memberikan respon yang benar.) "Sekarang, letakkan pensil itu di dalam tempat pensil." Kadang-kadang juga menolong jika memperagakan maksud yang Anda maksudkan. Anak-anak adalah orang yang spesial. Mereka ingin, sama seperti orang dewasa juga, memperhatikan dan diperhatikan. Ketika mendoakan kelas Anda setiap minggu, minta kepada Allah untuk menolong Anda dalam menemukan cara yang dapat dipakai untuk mendorong anak-anak itu yang sering kali merasa frustasi saat mencoba berkomunikasi. Juga, bertanya kepada orangtua anak-anak itu tentang cara-cara apa yang mereka gunakan untuk menolong berkomunikasi dengan anak-anak mereka. Jika mereka mengekspresikan perhatian tentang kemampuan berbicara anak-anaknya, kemampuan berbahasa atau dalam memahami bahasa, dorong mereka untuk menemui ahli bicara dan bahasa di wilayah mereka (di sekolah, kursus praktis, rumah sakit, atau pusat berbicara, berbahasa dan mendengar di komunitas mereka.) Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber: Judul Buku: Sunday School Smart Pages Editor : Wes dan Sheryl Haystead Penerbit : Gospel Light, Ventura, 1992 Halaman : 79 - 80 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) MENGARAHKAN PERCAKAPAN ====================== Baik orangtua maupun guru dapat mengarahkan percakapan secara wajar sehingga komunikasi sehari-hari dengan anak-anak dapat diubah menjadi suatu pengalaman belajar. Percakapan yang terarah adalah mengajak seorang anak bercakap-cakap secara wajar dan tidak formal untuk mencapai tujuan belajar, penting sekali baik pertumbuhan seorang anak dan bermanfaat bagi orang dewasa. Anak-anak kecil memerlukan kata-kata yang berhubungan dengan perbuatan mreka. Sejak bayi kemampuan berpikir seorang anak berkembang, sebagaimana kemampuan bercakap-cakap berkembang sejajar dengan kemampuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan. Anak yang masih kecil dapat berpikir paling tepat hanya tentang kegiatan yang sedang dilakukannya pada saat itu. Perhatiaanya terpusat pada apa yang dapat disentuhnya, yang dapat dilihatnya, dan yang dapat dirasakannya saat itu. Jadi, kata-kata penjelasan, pertanyaan- pertanyaan yang sederhana, dan dialog tentang apa yang sedang disentuh, yang sedang dilihat, dan yang sedang dirasakan oleh anak itu sangat berpengaruh terhadap kecerdasannya yang sedang berkembang itu. Komentar dan pertanyaan orang-orang dewasa tentang apa yang sedang dilakukan anak itu adalah unsur yang harus ada bila kita ingin membangkitkan keinginannya untuk belajar. Sementara daya belajar seorang anak bertambah, keyakinannya akan kemampuannya untuk mengatasi persoalan-persoalan juga bertambah. Kemungkinan untuk dapat mengatasi tantangan-tantangan baru akan lebih besar pada saat anak itu menyadari bahwa kemampuannya bertambah. Kemampuannya untuk mengingat informasi juga akan meningkat bila kepadanya diberi kata-kata untuk memikirkan pengalaman- pengalamannya. Andi yang baru berusia 2 tahun, diperkenalkan kepada anjing tetangganya yang menggonggong terus-menerus. "Andi, ini si Putih," kata ayahnya ketika Andi mengulurkan tangannya untuk mencoba mengelus anjing itu. "Si Putih senang bila punggungnya dielus-elus," kata Andi. Kemudian, ketika mendengar si Putih menggonggong, Andi berkata, "Si Putih menggonggong." "Si Putih senang Andi," kata ayahnya. Kata-kata ayahnya telah menjadikan pertemuan Andi dengan si Putih lebih mengesankan dan menolong dia mengingat hal-hal yang lebih baik tentang si Putih daripada sekadar sesuatu yang ribut dan membisingkan di balik pagar. Sebagai hasil dari percakapan yang terarah semacam itu, kemampuannya untuk bergaul dengan orang lain juga meningkat. Karena anak-anak yang masih kecil dapat memberi tanggapan yang hangat kepada orang-orang dewasa yang mau mendengarkan mereka dan bercakap-cakap dengan mereka sesuai dengan tingkat kemampuan mereka, maka baik guru maupun orangtua akan mendapati bahwa percakapan semacam itu sangat meyenangkan dan bermanfaat. Senyuman hangat, sentuhan lembut, nada bicara yang wajar, pandangan mata yang berbicara, dan kesediaan untuk mendengarkan akan membangkitkan perhatian dan kasih setiap anak. Kata-kata yang sederhana, kalimat-kalimat yang pendek, pertanyaan-pertanyaan khusus, dan telinga yang peka akan apa yang dikatakan anak itu akan membangkitkan rasa ingin tahu dan pengertiannya. Kepekaan terhadap pengertian seorang anak memungkinkan orangtua dan guru mendorong anak itu agar menanggapi kebenaran-kebenaran firman Allah. Pada dasarnya anak-anak senang belajar. Seorang anak sering secara spontan dapat memahami suatu kebenaran rohani. Seseorang pernah berkata, "Pengetahuan yang berhasil dipahami itu lebih berarti daripada pelajaran yang sekadar diajarkan." Dalam Ulangan 6:7, Musa mendorong para orangtua untuk mengajarkan hukum-hukum Allah kepada anak-anak mereka. "haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." (Ulangan 6:7) Betapa seringya kita mencari pendekatan yang rumit untuk mengajar anak-anak tentang Allah, sedangkan pendekatan yang terbaik adalah melalui percakapan yang wajar yang menghubungkan pribadi Allah dengan pengalaman anak itu pada saat ini. Ketika seorang anak melihat sekuntum bunga serta memperhatikan keharuman dan keindahannya, ia sangat antusias dan merasa kagum akan keajaiban Allah itu. Guru dan orangtua dapat memperkuat antusiasme anak itu dengan memberi komentar tentang berbagai keajaiban di alam yang telah diciptakan Allah sehingga memungkinkan anak itu "merasakan" dan "melihat" Allah. Pengalaman yang dipadukan dengan kata-kata (komnetar) yang tepat itu menanamkan pengertian yang kuat. Dalam mengarahkan komunikasi dengan anak-anak haruslah diingat: --------------------------------------------------------------- 1. Roh Kudus adalah teman sekerja Anda. Ia dapat menolong Anda menggunakan setiap saat yang Anda lewatkan bersama-sama dengan anak-anak itu untuk membimbing mereka dalam pengertian tentang kebenaran itu. Berdoalah setiap hari memohon kesempatan- kesempatan untuk mendidik orang muda menurut jalan yang patuh 2. Percakapan terarah yang secara wajar (tidak formal) mengarahkan pemikiran anak pada kebenaran yang harus dipelajarinya, biasanya membutuhkan latihan (praktek) sebelum percakapan itu bisa terasa wajar. Mulailah dan cobalah. 3. Jangan terlalu kaku terhadap anak-anak. Biarkanlah perhatian mereka menjadi bagian dari kegiatan belajar itu. Gunakan sebanyak mungkin percakapan yang agak menyimpang itu untuk penekanan dalam mengajarkan sesuatu dan tidak memandang hal itu sebagai penyimpangan atau gangguan. 4. Ikutilah peraturan-peraturan sederhana ini: a. Berbicaralah dengan seorang anak secara berhadapan dengan pandangan mata sama. b. Gunakanlah nama panggilan anak itu sesering mungkin. c. Seringlah tersenyum pada waktu Anda bercakap-cakap dengan anak itu. d. Bersikaplah tenang dan amat-amatilah anak itu pada waktu melakukan kegiatan. e. Dengarkan dengan saksama apa yang dikatakannya. 5. Ingatlah bahwa Allah berkata kepada Musa dalam Ulangan 4:10b. "Suruhlah bangsa itu berkumpul kepada-Ku, maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkataan-Ku, sehingga mereka takut kepada-Ku selama mereka hidup di muka bumi dan mengajarkan demikian kepada anak-anak mereka." Itulah nasehat yang tepat bagi para guru dan orangtua masa kini. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Bagaimana Bercakap-cakap dengan Anak Kecil Pengarang : Rachel Iversen Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993 Halaman : 10 - 13 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR (1) ISTILAH YANG LEBIH MUDAH DIPAHAMI ANAK ====================================== Dalam berkomunikasi dengan muridnya, seorang guru SM sebaiknya tidak menggunakan istilah yang sulit dipahami. Juga guru sebaiknya menggunakan bahasa sehari-hari yang bisa dipahami oleh anak. Umumnya anak SD kelas 5 atau 6 sudah dapat memahami hampir semua istilah orang dewasa. Guru pengajar pada kelas ini boleh mulai mengajarkan istilah-istilah baku yang biasa digunakan di gereja, seperti istilah: dosa, bertobat, sidi, penebusan, dan sebagainya. Istilah-istilah tersebut sudah mulai mereka pahami, namun tetap memerlukan penjelasan yang baik. Namun anak-anak kelas 4 SD dan anak-anak yang lebih kecil (kelas 4 SD ke bawah) sulit memahami istilah-istilah yang biasa dipakai orang dewasa. Kalaupun mereka hafal kata: dosa, bertobat, penebusan, terbeban, diselamatkan, Juruselamat, kesembuhan ilahi, kepenuhan Roh, babptisan Roh, dan sebagainya, biasanya tidak diikuti dengan pemahaman yang baik. Karena itu berikut ini disajikan beberapa istilah yang sebaiknya dipakai di kelas-kelas kecil atau bagi anak-anak kecil pada umumnya. Contoh-contoh istilah yang sebaiknya digunakan sebagai berikut: --------------------------------------------------------------- a. "Nakal" atau "Jahat", untuk menjelaskan tentang "Dosa". b. "Dimaafkan kenakalannya" atau "Dimaafkan kesalahannya", untuk menjelaskan hal "Diampuni dosanya". c. "Baik hati", untuk menjelaskan tentang "Hidup baru". d. "Penolong" atau "Perawat", lebih mudah dipahami daripada "Petobat". e. "Berjanji tidak nakal lagi", lebih dipahami daripada "Bertobat". f. "Bercerita", lebih dipahami daripada "Bersaksi". g. "Buku cerita tentang Yesus", untuk menjelaskan "Kitab Suci". h. "Disayangi Allah", untuk menjelaskan hal "Diselamatkan". i. "Sayang", untuk menjelaskan kata "Cinta". j. "Yesus", untuk menjelaskan kata "Tuhan Yesus Kristus". k. "Cerita", sebagai ganti kata "Firman Allah" atau "Khotbah/Renungan". l. "Pembohong yang jahat", untuk menjelaskan kata "Iblis" atau "Setan". m. "Pendeta", untuk menjelaskan kata "Nabi", "Imam", "Rasul". n. "Gereja", untuk menjelaskan kata "Bait Allah". Ingat usaha di atas hanyalah usaha sementara, semasa anak masih kecil, untuk menjembatani antara dunia komunikasi anak kecil dan orang dewasa yang kurang dapat mereka pahami. Jadi pada saat mereka kelas 5 atau 6 SD, mereka harus mulai dilatih memahami setiap istilah yang biasa dipakai di kalangan Kristen pada umumnya. Guru-guru dapat mengembangkan usaha untuk mencari teknik menjelaskan berbagai ajaran gerejanya sendiri, dengan memperhatikan kemampuan pemahaman situasi anak. Sumber: Judul Buku: Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu Pengarang : Drs. Paulus Lie Penerbit : Yayasan Andi, Yogyakarta, 1999 Halaman : 129 - 130 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR (2) PRINSIP KOMUNIKASI ================== Membangun komunikasi yang baik dengan anak harus memperhatikan beberapa prinsip di bawah ini: 1. Menyediakan Waktu ----------------- Beberapa pakar menganggap bahwa waktu itu sendiri tidaklah terlalu penting, tetapi kualitas dari waktu itulah yang lebih penting. Jadi tidak ada suatu komunikasi yang baik yang tidak memerlukan waktu. Sangat disayangkan bahwa banyak orang dewasa yang tahu mencukupi kebutuhan anak secara materiil, tetapi hampir tak mau menyediakan waktu untuk bergaul dengan anak. Demikian pula antara guru dan murid. Komunikasi yang berhasil hanya dapat diperoleh melalui pengorbanan waktu, dengan bertindak demikian, ia sudah mengasihi dan memperhatikan anak. 2. Berkomunikasi Secara Pribadi ---------------------------- Komunikasi antara orangtua anak atau antara guru dan murid sering bersifat negatif, dengan pengertian sewaktu anak itu ada masalah baru orangtua mencari waktu untuk berbicara dengan mereka dan komunikasi itu hanya berupa peneguran dan kritikan. Kadangkala komunikasi itu hanya berbentuk suatu kepentingan saja, misalnya mengumpulkan data atau ingin menyerahkan suatu tugas kepada mereka, formalitas belaka. Jadi komunikasi semacam itu sekadar ada dalam keluarga dan bukan diadakan secara pribadi. Kualitas komunikasi memang penting, tetapi yang lebih penting ialah bagaimana menyediakan waktu berkomunikasi secara pribadi. Komunikasi yang diadakan secara khusus akan dapat menyelami bagaimana rasa senang, marah, sedih, dan gembira itu. Hal demikian bukan saja perlu dilakukan orangtua, tetapi juga merupakan tanggung jawab yang perlu dilakukan oleh guru SM. 3. Menghargai Anak --------------- Orang dewasa, sadar atau tidak, sering meremehkan anak kecil. Sering orang dewasa berkata, "Kamu masih kecil tidak mengerti apa-apa, jangan ikut campur urusan orangtua!", "Ayah/Ibu sudah makan garam lebih banyak daripada kalian, apa yang kalian mengerti?", "Ayah/Ibu lebih tua, sebaiknya kalian patuhi perkataan Ayak/Ibu!" Sebenarnya masalah akan banyak berkurang bila orang dewasa dapat berbicara seperti kepada seorang yang dihargai terhadap anaknya. Kenyataan yang berlaku sekarang berbeda dengan masa muda orangtua, belum ada komputer dan kemajuan ilmu pengetahuan yang secanggih sekarang; jadi tidaklah mengherankan kalau kita menyadari kadangkala anak-anak melebihi kita dalam hal-hal tertentu. Usahakanlah untuk menghargai anak dan menerima pendapat mereka. 4. Mengerti Anak ------------- Dalam berkomunikasi dengan anak, usahakanlah untuk mengenal dunia mereka, memandang posisi mereka untuk mendengarkan apa ceritanya dan apa dalihnya. Mengenali apa yang menjadi suka dan duka, kegemaran, kesulitan, kelebihan, serta kekurangan mereka. Seorang guru SM harus mengenal latar belakang keluarga murid, mengetahui hubungan mereka dengan orangtuanya, mengenal kehidupan keluarganya, dan juga kehidupannya di sekolah. Dengan objek komunikasi, komunikasi akan lebih lancar dan hubungan akan menjadi lebih erat, dan bila anak bermasalah akan mudah diselesaikan. 5. Mempertahankan Hubungan ----------------------- Komunikasi yang baik selalu didasarkan pada hubungan yang baik. Meski orangtua atau guru memiliki wibawa tertentu di hadapan anak, namun bila dapat menganggap anak sebagai teman, anak dapat mengutarakan isi hatinya. Dengan terbuka ia akan menceritakan segala kesedihan dan kegembiraannya. Oleh sebab itu, komunikasi yang baik harus didasarkan pada hubungan yang baik. Sumber: Judul Buku: Menerobos Dunia Anak Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 2000 Halaman : 69 - 71 ********************************************************************** o/ AKTIVITAS Aktivitas berikut ini dapat digunakan dalam kegiatan SM, terutama untuk kelas kecil yang sudah bersekolah dan kelas tengah. Melalui aktivitas ini anak SM Anda dapat dilatih untuk lebih lancar dalam menyusun kata-kata. Bentuk aktivitas ini adalah 'aktivitas beregu'. MENYUSUN KATA-KATA KACAU ======================== Peralatan: ---------- 1. Daftar kata-kata yang hurufnya terbolak-balik. 2. Alat-alat tulis dan kertas untuk tiap regu. Waktu: ------ Biasanya 10 menit (tergantung panjangnya daftar kata-kata yang kacau). Tujuan: ------- 1. Menambah perbendaharaan kosa kata. 2. Melatih kecepatan berpikir. Cara Bermain: ------------- 1. Guru SM mendiktekan sejumlah kata-kata yang kacau (hurufnya terbolak-balik) dan setiap regu harus menulisnya. Daftar kata- kata tersebut harus dipersiapkan sebelumnya untuk masing-masing regu. 2. Perintahnya: setiap regu harus menuliskan kata-kata yang berarti dengan susunan tata bahasa yang benar. Regu yang menyelesaikannya dengan cepat dan benar adalah yang menang. 3. Jenis kata-kata bisa berupa nama kota, nama binatang, nama burung, nama pohon, buah-buahan, dan sebagainya. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Permainan untuk Segala Usia Pengarang : Albertus M. Patty Penerbit : PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996 Halaman : 107 - 108 ********************************************************************** o/ STOP PRESS KKR PEMUDA REMAJA 2002: ======================= "DI TANGAN SIAPA HARI DEPANKU?" Pemuda dan remaja adalah generasi penerus. Sepuluh hingga tigapuluh tahun yang akan datang, merekalah yang memegang peranan, baik itu di -- gereja, masyarakat, bangsa dan dunia. Jika mereka hidup dalam dosa dan rusak, maka masa depan pun kelak akan rusak. Kalau mereka dibawa kepada Tuhan Yesus dan mereka mengalami karya penyelamatan- Nya, maka mereka, melalui pimpinan Roh Kudus dan firman-Nya akan menjadi pemimpin gereja, masyarakat, bangsa, negara bahkan dunia. Memenangkan pemuda dan remaja adalah memenangkan hari depan gereja, bangsa dan dunia. Pembicara: ---------- Pdt. DR. Stephen Tong Tempat dan Waktu Pelaksanaan: ----------------------------- 1. JAKARTA -- Istora Senayan Kamis - Minggu, 12 - 15 September 2002 2. BANDUNG -- Sabuga Bandung Jumat - Minggu, 26 - 29 September 2002 KKR Anak, Minggu, 29 September 2002 KKR Umum, Sabtu dan Minggu, 28 - 29 September 2002 3. SURABAYA -- GOR Kertajaya Jumat - Minggu, 19 - 22 September 2002 Informasi: ---------- 1. JAKARTA Jl. Tanah Abang III/1 Jakarta Pusat 10160 Telp.: (021) 381-0912 2. SURABAYA Andhika Plaza Blok C/6-7 Jl. Simpang Dukuh 38-40 Telp.: (031) 547-2422 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Yohanes <ymh@> >apakah di antara rekan-rekan yang memiliki anak berumur sekitar >,2-3 th, tinggal di Kelapa Gading dan sekitarnya ada yang berminat >mengikuti 'sanggar' (sebutan kelompok bermain u/anak batita dari >yayasan Eunike)? pertemuan tiap hari Rabu pukul 10.00 di Jl. Puan >Raya pengantar bahasa Inggris beaya sangat ekonomis >kwalitas tidak kalah dengan kelompok bermain lain... :-) >saya tergerak mempromosikan ini, karena : >,1. pelayanan yayasan ini sangat bagus >,2. sanggar ini tidak komersil, tetapi profesional..promosi lagi :-) >,3. masih memungkinkan menerima tambahan anak u/ kelompok > yang baru di buka (anak saya bergabung dengan kelompok baru ini) > >kalau ada yang tertarik bergabung atau perlu informasi, bisa segera >kontak ke yayasan Eunike 453 2109 atau informasi lewat istri saya, >Lydia 451 7707 > >terima kasih. >salam, >Yohanes Redaksi: Surat di atas didapat dari Milis e-Ayahbunda. Mudah-mudahan bisa berguna bagi pembaca e-BinaAnak yang membutuhkannya. ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Oeni, Davida, Ratnasari Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |