Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/18 |
|
e-Buku edisi 18 (19-4-2007)
|
|
________________________________e-BUKU________________________________ Berbagi Berkat Melalui Buku 18/April/2007 ______________________________________________________________________ Editorial : Yesus Kristus Resensi Buku : 1. Hikayat Yesus, SAAT 2. Penderitaan Yesus Kristus, Momentum 3. Kemuliaan Kristus, Momentum 4. Merekayasa Yesus, ANDI 5. Jalan Kematian, Jalan Kehidupan, BPK Gunung Mulia Renungan Paskah : Untuk Belajar Taat dan Disempurnakan Tips Buku : Mengatasi Masalah-Masalah dalam Membaca Cepat Edisi Mei : Khotbah Penerbit Edisi Ini ______________________________________________________________________ EDITORIAL Salam kasih, Kelahiran dan kematian Yesus tidak menjadi sia-sia ketika Dia bangkit mengalahkan maut. Iman percaya kita pun menjadi sempurna (1Kor. 15:14). Kelahiran, kematian, kebangkitan sampai kenaikan-Nya ke surga menjadi serangkaian peristiwa rencana penyelamatan manusia dari dosa. Siapakah Yesus yang rela berkorban di atas kayu salib? Lima resensi buku dihadirkan di hadapan Anda. Buku-buku yang bertema Yesus Kristus tersebut bisa dijadikan referensi bacaan Anda untuk memperdalam pengenalan akan Yesus Kristus. Untuk Belajar Taat dan Disempurnakan menjadi renungan bagi Anda pada masa kematian dan kebangkitan-Nya kali ini. "SELAMAT PASKAH 2007" Pimred e-Buku, Puji Arya Yanti "Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati." (Yohanes 11:25) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+11:25 > ______________________________________________________________________ RESENSI 1 Penulis : Dr. Peter Wongso Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT), Malang 1998 Ukuran : 14,5 x 21 cm Tebal : 361 halaman HIKAYAT YESUS ============= Ketika menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, pastilah kita ingin mengenal-Nya lebih lagi. Siapakah Dia dan apa saja yang Dia lakukan di dunia ini menjadi pertanyaan-pertanyaan yang ingin kita ketahui jawabannya. Peter Wongso menyajikan hikayat Yesus dalam tiga bagian. Diawali dengan membagikan cara menyelidiki dan hasil pengenalannya pada keempat Injil mulai dari penulis, tujuan, dan perikop-perikop yang terdapat di Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Hasil penyelidikannya dilanjutkan dengan mengajak kita menelusuri hikayat Yesus yang dibagi dalam dua belas bagian dari Pra-eksistensi Yesus, Masa Persembunyian Kristus, Permulaan Pelayanan Kristus, Kesengsaraan Yesus hingga hal-hal yang terjadi setelah kebangkitan Yesus. Rangkuman kronologi riwayat Tuhan Yesus sesuai kebenaran keempat Injil dalam buku ini akan menolong pembaca untuk mengenal Yesus Kristus dengan menyeluruh. Kita juga akan mempelajari prinsip praktis sebagai bekal untuk bekerja sama dengan rekan dalam pelayanan. Kiriman dari: Puji RESENSI 2 Judul asli: The Passion Of Jesus Christ Penulis : John Piper Penerjemah: Stevy Tilaar Penerbit : Penerbit Momentum, Surabaya 2005 Ukuran : 14 x 21 cm Tebal : 115 halaman PENDERITAAN YESUS KRISTUS ========================= Gambar kepala Yesus yang bermahkota duri pada sampul depan mencerminkan buku ini. Buku karya John Piper yang berjudul "The Passion Of Jesus Christ" ini patut dijadikan refleksi Paskah Anda tahun ini. Sebuah rencana yang tidak dapat terselami secara akal manusia perihal rencana Allah akan penderitaan Yesus tersebut. Kematian Yesus Kristus juga sempat menjadi isu politik dan isu personal pada abad ke-21, bahwa penderitaan Yesus merupakan suatu hal yang menakutkan. Akan tetapi, di sisi lain ada anggapan bahwa kematian Yesus di kayu salib adalah untuk suatu alasan simpati agama saja. Lepas dari isu di atas, hal terpenting dari tulisan John Piper ini ialah ajakannya bagi setiap orang percaya untuk semakin mengenal tujuan Allah yang agung dalam kematian Anak-Nya bagi kita. Ada lima puluh alasan kenapa Yesus mati berdasarkan Perjanjian Baru. Beberapa tujuan Kristus menderita bagi kita di antaranya adalah untuk membawa kita kepada iman dan menjaga kita agar tetap beriman; menjadikan kita kudus, tak bercacat, dan sempurna. Sempurna di sini berarti bahwa kematian Yesus adalah kunci kita dalam melawan dosa yang didasarkan akan jaminan kesempurnaan yang telah kita miliki. Masih ada 48 alasan Allah lainnya atas pengorbanan Yesus yang bisa Anda ketahui dari buku John Piper ini. Sebuah referensi yang bagus dijadikan penuntun bagi Anda untuk mendalami anugerah agung dari Allah bagi setiap orang percaya lewat pengorbanan Yesus Kristus. Rasakan berkat yang luar biasa yang bisa Anda peroleh dari buku John Piper ini. Selamat Paskah. Kiriman: Kristina RESENSI 3 Judul asli: The Glory of Christ Penulis : John Owen Penerjemah: Hendry Ongkowidjojo Penerbit : Penerbit Momentum, Surabaya 1998 Ukuran : 14 x 21 cm Tebal : 105 halaman KEMULIAAN KRISTUS ================= Buku yang ditulis oleh John Owen ini bermaksud menjelaskan bagaimana Alkitab menggambarkan kemuliaan Tuhan Yesus. Dalam buku ini, beliau menunjukkan betapa kemuliaan Kristus merupakan hal yang tidak terpisahkan dari keberadaan diri-Nya. Dengan demikian kalau kita mengenal Kristus, kita juga akan mengenal kemuliaan-Nya. Melalui halaman demi halaman yang terdapat di buku ini Anda akan memperoleh pemaparan mengenai keberadaan-Nya sebagai satu-satunya Gambar Allah bagi orang percaya sekaligus Pengantara Allah dengan manusia yang dapat kita lihat melalui kerendahan hati-Nya, kasih-Nya, ketaatan-Nya, dan kemuliaan-Nya. Adanya perbedaan cara pandang kita dalam melihat kemuliaan Kristus di masa sekarang dan di masa depan juga dijelaskan dalam tiga bab pembahasan di buku ini. Diawali dengan penjelasan bagaimana kita melihat Kristus di masa sekarang, yaitu dengan iman, dan melihat Kristus di masa yang akan datang, yaitu dengan bertemu muka dengan muka. Kita diajak untuk menguji diri kita sendiri untuk melihat apakah kita sedang terus berusaha untuk semakin mendekat kepada penglihatan yang sempurna akan kemuliaan Kristus di surga kelak. Pada bab terakhir buku ini, John Owen menyampaikan kepada kita betapa sebagai orang Kristen, kita dapat memperoleh anugerah baru yang akan memperbaharui kehidupan rohani kita. Kiriman dari: Pipin RESENSI 4 Penulis : Craig A. Evans Penerbit : ANDI, Yogyakarta 2007 (cet. I) Ukuran Buku: 16 x 23 cm Tebal : 346 halaman MEREKAYASA YESUS ================ Di tengah gencarnya upaya para ahli modern untuk membelokkan kebenaran tentang Yesus dan Injil, tak sekalipun Injil kehilangan taji untuk membungkam setiap pendapat "miring" tentang sosok Yesus. Injil Yudas, Injil Maria, dan Injil Thomas yang beredar belakangan ini mungkin membuat banyak orang percaya menjadi bingung dan meragukan keabsahan Injil dan sosok Yesus yang menjadi tokoh sentral. Buku ini memberi satu "pukulan" telak untuk membungkam pendapat para ahli yang meyakini bahwa ketiga Injil tersebut layak dipercayai. Apakah Yesus sungguh-sungguh menikah dengan Maria Magdalena seperti didesas-desuskan Dan Brown dalam The Da Vinci Code? Apakah Gulungan Laut Mati yang ditemukan baru-baru ini layak kita percayai? Atau, jangan-jangan semua ini adalah sebuah konspirasi rapi para ahli untuk menciptakan gambaran Yesus yang berbeda dengan yang kita percayai selama ini? Sebelum Anda mengambil kesimpulan terlalu dini, ada baiknya Anda menelusuri jejak-jejak Yesus yang dipaparkan secara cermat dalam buku ini lengkap dengan penjelasan rinci mengenai klaim-klaim sepihak tanpa bukti akurat. Bahan diambil dan diedit seperlunya dari sumber: Situs: Penebit ANDI URL : http://www.pbmr-andi.com/buku-buku/index.php?buku-rohani=Merekayasa%20Yesus&penerbit=&kategori=Penginjilan&p=productsMore&iProduct=470 RESENSI 5 Penulis : Pdt. Dr. Eka Darmaputera Penerbit : Gunung Mulia, Jakarta 2006 Ukuran Buku: 14,5 X 21 cm Tebal : 120 halaman JALAN KEMATIAN, JALAN KEHIDUPAN =============================== Buku berjudul "Jalan Kematian, Jalan Kehidupan" ini adalah salah satu buku yang patut dibaca setelah kita melewati hari kelahiran Yesus Kristus (baca: hari Natal). Pasalnya, di dalam buku bersampul biru dan bergambar bukit berwarna keputihan ini, Pdt. Dr. Eka Darmaputera (alm.) mengajak kita untuk menghayati makna Paskah dan makna kematian Yesus Kristus di kayu salib. Buku yang ditulis Pdt. Eka di masa hidupnya ini, sebetulnya merupakan kumpulan khotbahnya dalam sebuah buku berjudul "Sapaan Sabda dari Mimbar Gereja". Di sampul belakang buku ini, pihak penerbit menulis, "Buku ini memuat kumpulan khotbah Eka yang berisi khotbah menjelang Yesus disalibkan. Uraiannya yang gamblang, mudah dipahami, dan mengena membuat kita seolah-olah turut menyaksikan peristiwa menjelang Yesus disalibkan ribuan tahun yang lalu." Apa yang dituliskan oleh pihak penerbit tersebut memang tak berlebihan. Soalnya, dalam 23 renungan yang ditulis Pdt. Eka di buku ini, pembaca diajak merenungkan makna kehadiran Yesus di dunia hingga pada kematian dan kebangkitan-Nya. Dalam tulisan pertama yang berjudul Mengapa Dia Disalibkan, yang ayat acuannya diambil dari Yohanes 19:17-22, ditulis, "Saya bayangkan, kalau saya ada di situ pada waktu itu, di jalan antara Yerusalem dan Golgota, di tengah kerumunan massa yang menonton Yesus yang tertatih-tatih memikul salib, maka bukan saya saja, tetapi juga orang-orang lain, akan bertanya-tanya: Mengapa Ia disalibkan? Mengapa Ia mesti disalibkan? Orang yang begitu baik, yang cuma ada kelembutan memandang dari wajah-Nya, yang cuma ada kebaikan tersimpan dalam hati-Nya, dan yang cuma ada welas-asih keluar dari tindakan-Nya, kalau Ia begitu baik, mengapa orang sebaik itu disalibkan? (halaman 1). Tapi, di halaman 4, Pdt. Eka menjawab pertanyaan mengapa dan mengapa tadi. Dalam tulisan kesembilan berjudul Jalan Salib, yang ayat acuannya diambil dari Yohanes 12:20-28, ada ditulis, "Apa inti yang paling pokok dari kekristenan atau menjadi orang Kristen itu? Dalam pembacaan kita, Yesus mengemukakan tiga hal. Pertama, menurut Yesus, ajaran yang paling pokok dari kekristenan adalah penyangkalan diri. Kesediaan untuk mematikan "keakuan" dan pementingan diri sendiri. Sesungguhnya, jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Menjadi orang Kristen berarti Anda mesti bangun, berdiri, bergerak, berjalan, mengikut Yesus. "Barang siapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku." Di sini salah paham paling banyak terjadi. "Bukan kita yang mengikut Yesus, tetapi Yesus yang mengikut kita" (halaman 39-41). Buku ini sangat menolong kita guna menghayati makna pengorbanan Yesus, jadi patut dibaca. Diambil dan diedit seperlunya dari: Situs : BPK Gunung Mulia Peresensi: Jonro I. Munthe URL : http://bpkgm.com/eResensi1.asp?id=1007046004 ______________________________________________________________________ ARTIKEL BUKU Berikut ini merupakan satu di antara lima puluh alasan Kristus menderita dan mati yang terdapat di dalam buku yang diresensi kali ini, yaitu "Penderitaan Yesus Kristus" yang ditulis oleh John Piper. Kiranya menjadi bahan renungan bagi kita dalam memperingati kematian dan kebangkitan-Nya. Selamat menyimak. UNTUK BELAJAR TAAT DAN DISEMPURNAKAN ==================================== Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya. (Ibrani 5:81) Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah - yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan - yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. (Ibrani 2:10) Surat yang mengatakan bahwa Kristus "belajar taat" melalui penderitaan, bahwa Dia "[di]sempurnakan" dengan penderitaan, adalah surat yang sama yang juga mengatakan bahwa Dia tidak berdosa: "Sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:15). Ajaran ini disampaikan secara konsisten di dalam seluruh Alkitab. Kristus tidak berdosa. Walaupun Dia adalah Anak Allah, Dia juga adalah manusia sejati, yang pernah merasakan segala pencobaan, keinginan, dan kelemahan fisik seperti yang kita rasakan. Dia pernah merasa lapar (Matius 21:18), merasa marah serta sedih (Markus 3:5), dan merasa sakit (Matius 17:12). Tetapi hati-Nya secara sempurna mengasihi Allah dan Dia bertindak sesuai dengan kasih tersebut: "Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya" (1 Petrus 2:22). Oleh karena itu, ketika Alkitab mengatakan Yesus "belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya," ini bukan berarti Dia belajar untuk menghentikan ketidaktaatan-Nya. Makna dari ayat ini adalah bahwa di dalam setiap pencobaan, Dia belajar dalam praktik -- dan di dalam kesengsaraan -- apa yang dimaksudkan dengan menaati. Ketika Alkitab mengatakan bahwa Dia "[di]sempurnakan ... dengan penderitaan," ini bukan berarti Dia secara perlahan-lahan menghilangkan kekurangan yang ada pada diri-Nya. Makna ayat ini adalah bahwa Dia secara bertahap menggenapi kebenaran dan keadilan yang sempurna yang harus dimiliki-Nya agar bisa menyelamatkan kita. Itulah yang dikatakan-Nya pada saat Dia dibaptis. Dia tidak perlu dibaptis karena Dia tidak berdosa. Tetapi Dia menjelaskan kepada Yohanes Pembaptis, "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Matius 3:15). Maksudnya adalah jika Anak Allah bergerak dari inkarnasi kepada salib tanpa menjalani kehidupan yang penuh pencobaan dan kesengsaraan untuk menguji kebenaran dan kasih-Nya, Dia bukanlah Juru Selamat yang sesuai bagi manusia. Penderitaan-Nya bukan hanya karena menanggung murka Allah. Penderitaan-Nya juga menggenapkan kemanusiaan-Nya dan menjadikan Dia layak memanggil kita sebagai saudara (Ibrani 2:17). Bahan diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: Penderitaan Yesus Kristus Judul asli: The Passion of Jesus Christ Penulis : John Piper Halaman : 14 -- 15 ______________________________________________________________________ TIPS BUKU MENGATASI MASALAH-MASALAH DALAM MEMBACA CEPAT ============================================= Dirangkum oleh: Christiana Ratri Yuliani Metode membaca cepat memberi banyak keuntungan bagi setiap orang. Dengan membaca cepat kita bisa mengetahui seluruh isi buku dalam waktu yang singkat. Hal ini sangat menguntungkan bagi kita yang memerlukan banyak informasi, namun tidak memiliki waktu yang banyak untuk membaca. Untuk bisa membaca cepat, ada teknik-teknik khusus yang harus dikuasai. Memang tidak semua orang akan langsung mahir untuk membaca cepat. Keterampilan ini membutuhkan latihan yang mungkin bisa sampai berulang-ulang agar seseorang dapat menguasai teknik-teknik yang tepat dalam membaca cepat. Latihan-latihan ini dipandang penting untuk dilakukan karena biasanya seseorang yang baru pertama kali belajar membaca cepat akan menemui beberapa masalah yang bisa menjadi penghambat dalam membaca cepat. Kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki seseorang dalam membaca pun secara tidak sadar bisa menjadi penghambat untuk bisa membaca dengan cepat. Kebiasaan-kebiasaan yang biasanya sudah dimiliki selama bertahun-tahun ini di antaranya: 1. vokalisasi atau bergumam ketika membaca, 2. membaca dengan menggerakkan bibir namun tidak bersuara (komat-kamit); 3. kepala yang bergerak searah dengan arah tulisan yang dibaca, 4. jari-jari tangan yang selalu menunjuk tulisan yang dibaca, 5. gerakan mata yang selalu kembali ke kata-kata sebelumnya atau mengulang membaca kalimat dari depan, 6. membaca di dalam hati. Kebiasaan-kebiasaan ini menjadi penghambat karena kecepatan membaca, melakukan gerakan, dan bersuara tidaklah sama. Melakukan suatu gerakan maupun bersuara pada waktu membaca membutuhkan waktu yang lebih banyak daripada membaca tulisan. Demikian pula dengan membaca dalam hati. Dengan membaca dalam hati, kita cenderung memerhatikan pelafalan, bukan makna yang terkandung dalam bacaan tersebut. Untuk mengatasi masalah-masalah ini, usahakan untuk mencegah bibir, jari-jari tangan, dan kepala untuk bergerak pada saat membaca. Cara pencegahannya bisa dengan mengatupkan bibir, memasukkan tangan ke dalam saku atau memegangi kepala pada waktu membaca. Sedangkan untuk menghindari supaya tidak bersuara pada waktu membaca adalah dengan merasakan getaran suara di leher. Dengan meletakkan tangan di leher, akan diketahui apakah kita bersuara atau tidak. Membaca dalam hati memang tidak bisa dicegah, tetapi usahakan supaya tidak memerhatikan pelafalannya. Selain masalah-masalah yang tersebut di atas, ada beberapa masalah lain yang berkaitan dengan materi bacaan yang kita baca, misalnya: 1. kepadatan dan beragamnya informasi yang disajikan oleh bacaan, misalnya seperti yang terdapat pada koran dan majalah, 2. bentuk kalimat yang formal, kaku, dan bahasa yang susah dipahami serta berbelit-belit, misalnya seperti dalam korespondensi, perundang-undangan, 3. baik buruknya tulisan, jika ditulis tangan, 4. format, susunan kalimat yang tidak baik dan jumlah halaman yang banyak, misalnya seperti dalam laporan-laporan, 5. faktor teknis, jika dalam e-mail dan teleteks, 6. terlalu panjang dan detail, misalnya dalam perincian dan laporan keuangan yang sebagian besar berupa angka. Meskipun ada banyak masalah yang bisa menjadi penghambat dalam belajar membaca cepat, tidak berarti tidak ada jalan keluarnya. Berikut ini ada beberapa langkah yang bisa digunakan untuk membantu mengatasi masalah-masalah dalam membaca cepat. 1. Miliki kosakata yang luas Jika saat ini Anda masih memiliki kosakata yang terbatas, ada cara-cara yang bisa ditempuh untuk mengatasinya, yaitu dengan menyiapkan catatan kata-kata baru yang belum Anda ketahui. Setelah itu, carilah artinya di dalam kamus. Perbendaharaan kata yang banyak sangat membantu dalam memahami suatu bacaan. 2. Sikap tubuh Membaca cepat memang memerlukan konsentrasi yang tinggi. Tidak jarang pembaca justru berada dalam posisi tegang. Kondisi yang seperti ini justru menjadi penghambat. Untuk itu, ambilah posisi santai saat membaca. 3. Membaca sepintas lalu Dengan membaca sepintas lalu, Anda bisa mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi. 4. Konsentrasi Konsentrasi yang penuh menghindarkan Anda dari melamun atau pikiran yang melayang-layang. Kesulitan dalam berkonsentrasi menunjukkan kecepatan membaca yang rendah. Untuk itu, usahakan agar selalu berkonsentrasi ketika membaca cepat. 5. Retensi/mengingat kembali informasi dari bacaaan Mengingat kembali informasi yang baru saja Anda baca bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan, diskusi, maupun menulis kembali informasi yang sudah diterima. 6. Tujuan dari membaca itu sendiri Dengan menentukan tujuan dari membaca, Anda akan mengetahui apakah bacaan tersebut sesuai dengan kebutuhan Anda atau seperti yang Anda inginkan. 7. Motivasi Motivasi yang jelas dalam membaca akan memengaruhi tingkat pemahaman bacaan. Jika Anda sudah memiliki motivasi yang jelas dalam membaca suatu bacaan, Anda akan lebih mudah menyerap informasi dalam bacaan tersebut. Untuk itu, tumbuhkanlah motivasi dalam membaca. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca cepat sangat efektif dilakukan. Dengan membaca cepat kita bisa mengetahui seluruh isi buku tanpa harus menghabiskan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari untuk bisa membaca seluruh isi buku. Kendala dalam membaca cepat sangat mungkin terjadi sehingga kita memerlukan waktu dan latihan-latihan supaya kita bisa menguasai teknik membaca cepat. Selain itu konsentrasi, motivasi dan tujuan membaca sangat mendukung untuk bisa mahir dalam membaca cepat. Sumber: Soedarso. 2005. "Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wainwright, Gordon. 2006. "Speed Reading Better Recalling". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ______________________________________________________________________ "Try Not To Become A Man Of Succes But Rather Try To Become A Man Of Value" (Albert Einstein) ______________________________________________________________________ EDISI MEI KHOTBAH Menjadi seorang pengkhotbah tidaklah mudah. Apakah yang perlu diperhatikan dan diperlukan agar khotbah bisa disampaikan dengan benar dan menarik bagi pendengarnya? Edisi e-Buku akan hadir di hadapan Anda dengan tema "Khotbah". Silakan ikut berpartisipasi mengisi edisi bulan depan dengan cara mengirimkan resensi, kesaksian buku yang sudah Anda baca, informasi buku baru seputar Khotbah yang Anda ketahui ke alamat: ==> < staf-buku(at)sabda.org > Mari membudayakan membaca! ______________________________________________________________________ PENERBIT EDISI INI Penerbit Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Jln. Arief Margono 18 (Box 74) Malang 65117 Indonesia Telp. (0341) 366025, 325056 Faks. (0341) 323941 E-mail: SAAT(at)indo.net.id PENERBIT MOMENTUM Andhika Plaza C/5-7 Jln. Simpang Dukuh 38-40 Surabaya 60275 Telp. 031-5472422 Faks. 031-5459275 E-mail: momentum-cl(at)indo-net.id PENERBIT ANDI Jln. Beo 38-40 Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 55281 E-mail: pemasaran(at)andipublisher.com URL: http://www.andipublisher.com/ http://www.pbmr-andi.com/ PT. BPK GUNUNG MULIA Jln. Kwitang 22-23 Jakarta 10420 Telp. (021) 3901208 Faks. (021) 3901633 E-mail: bpkgm(at)centrin.net.id URL: http://www.bpkgm.com/ ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Buku 2007 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati Arsip Publikasi e-Buku bisa dibaca online di: http://www.sabda.org/publikasi/e-buku/ http://gubuk.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi : Puji Arya Yanti Berlangganan : subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org Kontak e-Buku : staf-buku(at)sabda.org ______________________________________________________________________ "Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar." (1 Timotius 4:13) http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Timotius+4:13
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |