Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/2 |
|
e-Buku edisi 2 (20-12-2005)
|
|
=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>= <>< e-BUKU ><> * Berbagi Berkat Melalui Buku * 02/Desember 2005 =<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>= <> DARI REDAKSI : Natal dan Tahun Baru Bersama e-Buku <> RESENSI BUKU : 1. [GUNUNG MULIA] Selamat Natal 2. [INTERAKSARA] 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa 3. [BHUANA ILMU POPULER] The Magic of Christmas Miracles 4. [IMMANUEL] The GIFT for All People 5. [KANISIUS] Orang Gila dari Nazaret <> ARTIKEL NATAL : Baca Mulai dari Belakang <> EDISI JANUARI : Mengawali Tahun dengan Melayani ====================================================================== <>= DARI REDAKSI =<> Salam Damai dalam Tuhan Yesus, Natal adalah salah satu saat yang istimewa bagi hidup orang Kristen karena melalui Natal kita diingatkan dengan kasih Allah yang sangat besar bagi kita, anak-anak-Nya. Tinggal beberapa hari lagi kita akan merayakannya bersama-sama. Apa yang akan Anda lakukan untuk menyambut dan merayakan Natal tahun ini? Menghias rumah, menghadiri kebaktian Natal, bertemu keluarga, sahabat, bagi-bagi hadiah, ... semuanya pasti sudah terencana dengan baik. Berbicara tentang hadiah, apakah buku-buku Natal juga menjadi salah satu hadiah yang Anda siapkan bagi orang-orang yang Anda kasihi? Ataukah Anda sedang mencari buku-buku Natal sebagai bacaan untuk disharingkan bersama keluarga? Jika Anda memang sedang mencari buku-buku Natal, simak sajian e-Buku kali ini yang khusus menyajikan resensi Natal. Ada 5 resensi buku seputar Natal dan Yesus Kristus yang kami sajikan, kiranya bisa menjadi alternatif buku-buku yang akan Anda baca bulan ini. Selain itu artikel "Baca dari Belakang" juga bisa menjawab pertanyaan mengenai apa makna sesungguhnya dibalik setiap sukacita dalam menyambut dan merayakan Natal. Kiranya semua sajian kami memberi inspirasi bagi Anda untuk melakukan yang terbaik dan hidup berkenan kepada-Nya. Tak lupa, segenap Redaksi e-Buku mengucapkan: "SELAMAT NATAL 2005 dan TAHUN BARU 2006" Sambut Dia Sang Raja Damai, sambut Dia di bumi dan di hati! Amin! Tuhan memberkati, Redaksi e-Buku (Puji) "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya." (1Yohanes 4:9) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Yohanes+4:9 > ====================================================================== <>= RESENSI 1 =<> SELAMAT NATAL ============= Buku "Selamat Natal" menawarkan kepada Anda yang ingin memaknai Natal dengan cara yang berbeda. Anda juga bisa menyimak salah satu artikelnya di Kolom Artikel. Judul Buku : Selamat Natal (33 Renungan tentang Natal) Penulis : Dr. Andar Ismail Penerbit : PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2002 [Cet. ke-10] Ukuran : 14 cm x 21 cm Tebal : 107 halaman "Selamat Natal", sebuah judul yang begitu sederhana, namun tetap terkesan bersahabat dan penuh keceriaan. Paling tidak kesan ini pula yang bisa ditangkap saat mulai membaca buku ini. Melalui 33 renungan dalam bentuk artikel ringan, sajak, dan kisah-kisah sejarah yang inspiratif, Dr. Andar Ismail mencoba untuk membawa pembaca memahami makna kelahiran Yesus secara mendalam dengan tetap membawa nuansa Natal yang penuh sukacita. Lewat berbagai ilustrasi singkat yang ringan dan terkadang juga menggelitik, kumpulan tulisan yang beberapa di antaranya pernah dimuat di media cetak nasional ini menyoroti berbagai pembahasan mengenai Natal dari berbagai sudut pandang, seperti sejarah, budaya dan tentunya juga Alkitab. Saat membaca buku ini, Anda disambut dengan prolog "Merayakan Natal itu Berbahaya", kemudian judul-judul selanjutnya yang tak kalah menarik seperti "Kalau Sekarang Yesus Lahir di Jakarta", "Andaikata Yesus jadi Gubernur DKI", "Schizofreni dalam Beragama" atau "Sambutan Natal Yohanes Pembaptis" tentunya sangat efektif dalam membuat pembaca penasaran. Dengan gaya bahasa yang mengalir, tanpa menggurui, namun penuh arti, buku ini sangat cocok dan relevan untuk dibaca kapan saja dan oleh siapa saja yang ingin memaknai Natal dengan cara yang berbeda. (Ary) <>= RESENSI 2 =<>, 52 CARA SEDERHANA MEMBUAT NATAL MENJADI ISTIMEWA ================================================ Pernahkah Anda membuat kartu Natal sendiri, mengadakan drama Natal, menghias rumah dengan dekorasi Natal, atau mengundang teman untuk mengikuti perayaan Natal keluarga Anda? Ya, cara-cara sederhana untuk merayakan Natal itulah yang dibagikan Jon Dargartz melalui bukunya kepada pembaca. Judul Buku : 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa Judul Asli : 52 Simple Ways to Make Christmas Special Penulis : Jan Dargartz Penerjemah : Esther S. Mandjani Penerbit : Interaksara, Batam, 1999 Ukuran : 11 cm x 18 cm Tebal : 173 halaman Merayakan Natal tidaklah harus meriah dan mewah. Ada banyak cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk membuat perayaan Natal tetap berkesan dan memiliki makna tanpa harus mengeluarkan banyak biaya dan tenaga. Berbagai cara sederhana untuk merayakan Natal tersebut kini dapat Anda baca dalam buku kecil karya Job Dargartz. Total ada 52 cara merayakan Natal yang dibagikan Jon Dargartz melalui buku ini. Setiap cara disajikan dalam bentuk lugas dan dilengkapi dengan kata mutiara dibawah judul. Beberapa cara mungkin sudah sering Anda terapkan tapi beberapa lagi mungkin baru Anda ketahui. Karena isinya yang praktis dan sanggup menginspirasi orang untuk merayakan Natal dengan cara yang sederhana maka tidak heran bila banyak orang yang meminati buku ini. Hal inilah yang membuat buku kecil ini menjadi salah satu buku terlaris di dunia. Hanya saja, karena buku terjemahan, maka beberapa cara di buku ini sulit untuk diterapkan di Indonesia, kecuali bila ada perubahan dari pembuat acaranya. Hal ini disebabkan karena perbedaan budaya dan adat orang Barat dengan orang Indonesia. Sebagai contoh ide "Berburu Pohon Natal Sendiri" (hal. 77) agak sulit diterapkan di Indonesia karena di sini orang justru membeli pohon cemara tiruan. Selain itu, beberapa istilah juga asing bagi kebanyakan orang Indonesia, misalnya gaun taffeta, sweater mohair, dsb. Terlepas dari kekurangannya, yang dapat dimaklumi karena ditulis sesuai dengan latar budaya si penulis, buku ini tetaplah menawarkan ide-ide cemerlang yang dapat Anda gunakan atau setidaknya memberikan inspirasi untuk membuat Natal Anda lebih berkesan. (Har) <>= RESENSI 3 =<> THE MAGIC OF CHRISTMAS MIRACLES =============================== Kejadian-kejadian pada masa Natal yang ajaib dituliskan kembali dalam buku ini. Silakan simak resensinya dan baca bukunya untuk melihat mukjizat Tuhan yang mungkin juga terjadi di dalam hidup Anda. Judul Buku : The Magic of Christmas Miracles (Koleksi Kisah Nyata Terbaru yang Sangat Memberikan Inspirasi) Judul Asli : The Magic of Christmas Miracles Penulis : Jamie C. Miller; Laura Lewis; Jennifer Basye Sander Penerjemah : Bambang Soemantri Penerbit : PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2002 Ukuran : 12,5 cm x 17,7 cm Tebal : 206 halaman Buku yang berjudul "The Magic of Christmas Miracles" yang telah dialihbahasakan oleh Bambang Soemantri ini berisi 32 kisah nyata yang dialami orang-orang yang hidupnya diubahkan selamanya oleh mukjizat-mukjizat yang terjadi pada masa Natal. Dimulai dengan kisah yang berjudul "Pria Berselendang" yang menceritakan tentang seorang anak gadis berusia 16 tahun yang menemukan kembali harapannya setelah bertemu seorang pria misterius di dalam bis pada malam Natal pada tahun 1965. Hingga kisah yang diberi judul "Sayap Iman" yang bercerita tentang seorang pria yang pingsan setelah menghirup karbondioksida saat mengemudikan pesawat terbang, namun selamat dan dia pun percaya bahwa Tuhanlah yang mengendalikan pesawatnya tinggal landas dengan selamat. Setiap kisah yang dihadirkan di dalam buku ini akan memelihara semangat dan bisa membangkitkan janji mukjizat pada masa Natal untuk seluruh anggota keluarga seperti harapan penulis yang ditulis di halaman "Prakata". Tiga halaman terakhir pada buku ini berisi ajakan kepada pembaca untuk ikut membagikan mukjizat dengan cara mengirimkan cerita tentang mukjizat yang terjadi di dalam hidup baik pada masa Natal maupun pada saat yang lain kepada Redaksi "Miracle". Buku bercover warna hijau ini patut menjadi salah satu pilihan bacaan bagi setiap orang yang ingin melihat dan merasakan mukjizat yang terjadi pada masa Natal. (Puj) <>= RESENSI 4 =<> THE GIFT FOR ALL PEOPLE ======================= Berbicara tentang hadiah, pernahkah Anda memikirkan tentang hadiah teristimewa yang belum ada tandingannya yang pernah diterima manusia? Baca buku berikut ini untuk menemukan jawabannya. Judul Buku : HADIAH Bagi Semua Orang (Pemikiran tentang Anugerah Tuhan yang Besar) Judul Asli : The GIFT for All People Penulis : Max Lucado Penerjemah : Ir. Hari Suminto Penerbit : Immanuel Publishing House, Jakarta, 2004 Ukuran : 13 cm x 18 cm x 1 cm Tebal : 143 halaman Dalam bukunya yang berjudul "The GIFT for All People" (Hadiah Bagi Semua Orang), Max Lucado menuliskan tentang keistimewaan satu hadiah yang terindah dari semua hadiah yang pernah ada di dunia ini: 1. Hadiah itu diberikan oleh Allah 2. Hadiah itu diberikan kepada semua orang yang mau menerimanya. 3. Hadiah itu adalah Yesus -- yang bersedia diutus menjadi penebus dosa manusia dan menjadi pendamai antara Allah dengan manusia. Max mengungkapkan pemikirannya tentang anugerah Allah yang besar dengan mengulas ayat-ayat Alkitab yang sesuai untuk setiap topiknya. Ada empat bagian besar dalam buku ini yang menceritakan secara apik kisah kelahiran Yesus di dunia, persiapannya dalam menebus dosa manusia, dan bagaimana pilihan kita. Yang terpenting, buku ini menekankan tentang hati dan kasih Allah kepada manusia ciptaan-Nya. Karena kasih-Nya itulah, Dia menganugerahkan Yesus, putra-Nya, sebagai hadiah terindah bagi semua orang. Sekarang tergantung respon kita dalam menanggapi hadiah itu -- apakah kita bersedia menerima- Nya atau mengabaikan-Nya. Pilihan itu terserah pada Anda. Warna cokelat mendominasi buku yang tergolong kecil ukurannya ini. Ada sedikit kesan pemborosan karena ada 4 halaman dibiarkan kosong. Halaman tersebut sebenarnya menjadi pembatas antara ulasan tema besar dengan topik-topik yang sesuai dengan tema itu. Kekosongan ini menimbulkan kesan seolah-olah ulasan tema tidak berkaitan dengan topik-topik berikutnya yang dibahas. Namun yang pasti, buku ini bisa menjadi hadiah yang tepat di saat Natal ini khususnya kepada orang- orang di sekitar Anda yang belum menemukan anugerah Allah yang besar itu dalam hidupnya. (End) <>= RESENSI 5 =<> ORANG GILA DARI NAZARET ======================= Resensi di bawah ini adalah kiriman dari pelanggan publikasi e-Buku. Simak resensinya dan jangan lupa baca bukunya. Judul Buku : Orang Gila dari Nazaret Penulis : A. Setyawan, S.J. Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, 2005 Tebal : 289 halaman Ukuran : 12,5 cm x 20 cm Penulis Resensi : Purnawan Kristanto (penulis buku dan moderator milis "Komunitas Penjunan") MEMAHAMI YESUS, ALA MR. BEAN ATAU MR. BOND? Sejak kecil, orang Kristen telah mendapatkan berbagai ajaran tentang iman Kristen yang bersifat baku. Karenanya, metode ini pun kurang memberikan ruang untuk merenungkannya secara kritis. Penulis mengibaratkan fenomena ini seperti film Mr. Bean. Dalam pembukaan film ini, kita melihat ada seberkas sinar kecil yang menyertai kejatuhan sosok Mr. Bean, entah dari mana asalnya. Kita tidak pernah tahu dari manakah asal pria lucu ini. Meski begitu, penonton tidak pernah memusingkan hal ini. Yang penting bagi mereka adalah menikmati kekonyolannya, dagelannya, dan perbuatan gilanya. Hampir seperti itulah pemahaman sebagian orang Kristen tentang Yesus. Pada awalnya, pengetahuan itu merupakan pasokan dari luar. Setiap hari Minggu kita datang ke gereja untuk dibombardir dengan pemahaman teologis yang jatuh dari awan-awan. Dalam kristologi, pendekatan seperti ini dikenal sebagai "kristologi dari atas" (descending christology). Alhasil, umat memang taat pada asas dan dogma, tetapi sama sekali tidak mengenal Kristus yang mereka sembah. Pemutlakan dogma, membuat mereka takut untuk mencoba memahami Yesus secara kreatif. Daripada repot-repot, lebih baik datang kepada-Nya untuk minta disembuhkan dari penyakit, dibebaskan dari stress dan melihat mukjizat-mukjizat-Nya. Mereka lebih tertarik melihat "perbuatan gila" Yesus, daripada mengenal Yesus. Berbeda dengan Mr. Bean, kehebatan dan kegilaan dalam film James Bond telah dibingkai dalam kisah dengan alur yang jelas. Dalam film ini, kita bisa mengetahui lebih banyak tentang sosok Mr. Bond: mengenai asal-usulnya, misinya, relasinya, kecerdasannya, karakternya dan sebagainya. Penonton mempunyai informasi yang memadai tentang sosok Mr. Bond ini. Dalam scene tertentu penonton juga disodori fakta-fakta dan diajak untuk berpikir dan menebak misteri dalam film tersebut. Film James Bond ini merupakan gambaran dari pendekatan "kristologi dari bawah" (ascending christology). Pendekatan ini mencoba memahami Yesus secara historis, terlepas apakah dogma gereja mengatakannya, atau tidak. Titik berangkatnya adalah pengalaman perjumpaan dengan Yesus di dalam sejarah. Meski begitu, pendekatan ini tidak hendak menyangkal keilahian Yesus. Kristologi ini merupakan cara alternatif untuk memahami iman kepada Yesus Kristus. Buku ini merupakan hasil dari pergulatan alumni STF Driyakarya dalam menggali dan menemukan sosok Kristus. Pada bagian pertama, penulis memaparkan berbagai problematika di seputar sosok Yesus. Bagian kedua, mengenalkan dua pendekatan kristologi (dari atas dan dari bawah), lalu menawarkan fungsi simbol yang bisa menjembatani perbedaan kedua pendekatan itu. Menurutnya, tanpa memahami simbol, maka umat akan kesulitan memahami relevansi rumusan dogma dalam realitas kehidupan. Bagian ketiga, terdapat paparan kronologis bagaimana kegilaan Yesus itu dipahami dan dirumuskan oleh para murid dan gereja purba, kemudian dilestarikan dalam bentuk tradisi gereja. Dalam perkembangannya, tradisi gereja ini memunculkan suatu perdebatan tentang status Yesus Kristus: Apakah Dia itu manusia atau Tuhan? Pembahasan tentang status Yesus ini dikupas pada bagian keempat buku ini. Pada bagian kelima, penulis menjelaskan langkah-langkah untuk menerapkan kedua pendekatan tadi untuk memahami kristologi pada zaman sekarang. Bagian terakhir menunjukkan dimensi praktis dalam berkristologi. Buku ini bisa menjadi pintu bagi kaum awam untuk memasuki ruang studi tentang kristologi. Dengan cerdas, penulis berhasil mendaratkan konsep-konsep yang abstrak menggunakan analogi dan metafora sehingga lebih mudah dipahami. Dengan bahasa yang akrab dan memakai idiom-idiom yang ngepop, kita dipandu mengenal konsep-konsep teologi seperti soteriologi (keselamatan), eskatologi (akhir zaman), kenostisisme, dll. Sayangnya, di dalam hal Trinitas, penulis tidak menjelaskannya dengan tuntas. Setyawan mengaku mengalami kesulitan mencari analogi yang pas untuk menjelaskan hal ini. Penulis menduga Trinitas ini merupakan misteri yang memang sengaja diciptakan Allah untuk memberi ruang terbuka bagi pertanyaan-pertanyaan yang tiada habisnya. ====================================================================== <>= ARTIKEL NATAL =<> BACA MULAI DARI BELAKANG ======================== Membaca novel tentunya mulai dari depan atau dari awalnya. Demikian juga halnya dengan membaca biografi. Kita membaca biografi seseorang mulai dari kelahiran orang itu, lalu masa kecilnya, kemudian masa remajanya dan selanjutnya. Agak janggal kalau kita membaca novel atau riwayat hidup mulai dari belakang atau dari akhirnya. Tetapi untuk membaca "riwayat hidup" Tuhan Yesus, kita perlu mulai dari belakang. Saya akan segera menjelaskan hal ini. Janganlah Anda gusar kalau saya mulai dengan kalimat yang tampaknya seolah-olah menghujat atau meremehkan: peristiwa penjelmaan Allah dalam kelahiran Yesus sebenarnya tidak istimewa. Cerita kelahiran seperti itu banyak terdapat dalam budaya-budaya lain. Hampir tiap budaya tradisional mempunyai dongeng tentang Allah atau dewa yang turun ke dunia dan menjelma menjadi manusia. Ada cerita tentang dewa yang menjelma sebagai pertapa lanjut usia. Ada cerita tentang dewa yang menjelma menjadi seorang puteri yang cantik jelita. Ada pula cerita tentang dewa yang turun ke bumi sebagai seorang bayi mungil tersimpan dalam sebuah semangka. Karena itu sebenarnya peristiwa kelahiran Tuhan Yesus tidak sangat istimewa. Seandainya kisah tentang kelahiran Yesus berhenti sampai di situ tanpa kelanjutan apa-apa; apakah sekarang kita menjadi murid dan pengikut-Nya? Agaknya tidak, sebab masakan kita menjadi murid dan pengikut seorang bayi? Kita baru mulai tersentak untuk mengikut Yesus ketika sudah membaca berita tentang kenaikan-Nya ke surga menyusul kebangkitan-Nya dari kematian di kayu salib. Hati kita baru terperangah ketika sudah membaca tentang gaya hidup-Nya yang sungguh lain daripada yang lain. Jiwa kita baru tersentuh ketika sudah membaca pengajaran-Nya yang sungguh unik. Jadi, keistimewaan kelahiran Yesus baru dapat dimengerti setelah kita membaca bagian tengah dan bagian akhir dari "riwayat hidup" Yesus. Kitab-kitab Injil menjadi lebih jelas kalau kita membacanya "mulai dari belakang", yaitu mulai dari kebangkitan Yesus. Kita menjadi orang percaya bukan karena kelahiran Yesus, melainkan karena kematian dan kebangkitan-Nya. Kelahiran Yesus belum memberi dampak apa-apa kepada iman kita. Dampak itu baru muncul dari hidup dan pengajaran-Nya. Sebab itu Natal tidak bisa berdiri sendiri terlepas dari Paskah. Seandainya para rasul hadir di kandang Betlehem pada waktu kelahiran Yesus, mungkin mereka pun tidak dapat memberi kesaksian apa-apa. Orang yang menjadi saksi mata kelahiran Yesus belum bisa mengerti bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Ketika para gembala datang ke kandang dan menceritakan bahwa menurut malaikat bayi ini adalah Juruselamat (lihat Luk 2:11-12); maka "semua orang yang mendengarkannya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu" (ay. 18). Baru sekitar lima puluh tahun kemudian, seorang rasul secara eksplisit bisa bersaksi bahwa bayi di palungan itu adalah Anak Allah dan Penebus: "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka ..." (Gal. 4:4-5) Untunglah kelahiran Yesus disusul dengan masa dewasa-Nya di mana Ia mengajar, sebab kita percaya bukan kepada seorang bayi melainkan kepada seorang rabi yang mengajarkan dan meneladankan sebuah gaya hidup yang unik. Untunglah kelahiran Yesus disusul dengan kematian- Nya di salib sebab kita diselamatkan bukan oleh seorang bayi melainkan oleh Juruselamat yang memberi diri-Nya sendiri. Untunglah kelahiran Yesus disusul dengan kebangkitan dan kenaikan-Nya sebab kita berdoa bukan kepada bayi Yesus melainkan kepada Tuhan Yesus yang "duduk di sebelah kanan Allah" (rumus Pengakuan Iman Rasuli, tahun 540). Sebab itu Natal baru mempunyai arti kalau dilihat dari bagian akhir hidup Yesus. Kita baru bisa memahami kedalaman arti Natal kalau kita memahami karya Yesus sepanjang hidup-Nya yang mencapai klimaks ketika Ia dibangkitkan Allah dari kematian sebagai tanda bahwa Allah mengabsahkan segala karya hidup-Nya. Kesaksian kita kepada masyarakat bukanlah tentang seorang bayi mungil melainkan tentang seorang pria berusia 33 tahun yang memberi keseluruhan diri-Nya sampai mati di atas kayu salib. Pusat pemberitaan gereja bukanlah inkarnasi Yesus (Allah menjadi manusia) melainkan diri dan misi Yesus selama 33 tahun di bumi. Tanpa karya hidup Yesus maka peristiwa inkarnasi di Betlehem tidak ada artinya. Di sinilah letak perbedaan antara Injil dengan segala cerita-cerita mengenai inkarnasi para dewa yang lazim dikenal di budaya-budaya tradisional. Oleh karena karya hidup Yesus itulah, sekarang kita tahu mengapa kita merayakan Natal. Kita merayakan lahirnya seseorang yang 33 tahun kemudian memberi pegangan hidup, bahkan makna hidup, kepada umat manusia. Perayaan Natal menjadi lebih berarti karena kita tahu bahwa bayi yang kita sambut ini tidak terus menerus berada di palungan Betlehem, melainkan bertumbuh menjadi guru yang mengajar di tepi sungai Yordan dan kemudian dipaksa berjalan terbungkuk-bungkuk memikul salib menaiki tangga kota Yerusalem, tetapi kemudian bangkit kembali dan berdiri dengan tegap di bukit Galilea serta bersabda, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat. 28:18-20). Seandainya kisah kelahiran Yesus adalah ibarat bab pertama dari cerita bersambung, maka bab pertama ini baru menjadi jelas duduk perkaranya kalau kita sudah membaca bab terakhirnya. Kita jadi melihat bahwa Natal sungguh patut dirayakan. Kita jadi tahu apa sebabnya kita merasa berbahagia pada hari Natal. Kita jadi mantap dan berucap, "Selamat Natal!" Bahan diambil dan diedit dari: ------------------------------ Judul Buku : Selamat Natal Penulis : Dr. Andar Ismail Penerbit : PT. BPK Gunung Mulia, Yogyakarta, 2002 Halaman : 1 - 4 ====================================================================== =<>= BEBERAPA BUKU HARUS DIUJI, =<>= YANG LAIN HARUS DITELAN SAJA DAN BEBERAPA YANG LAIN PERLU DIKUNYAH DAN DICERNAKAN (Bacon) ====================================================================== <>= EDISI JANUARI =<> MENGAWALI TAHUN DENGAN MELAYANI =============================== Untuk edisi Januari, e-Buku mengangkat tema tentang PELAYANAN. Karena itu Redaksi e-Buku mengajak para pembaca untuk mengirimkan resensi/sharing buku-buku/info buku yang bertemakan Pelayanan ke: < staf-buku(at)sabda.org >. Kiriman yang memenuhi syarat akan dimuat pada Edisi Januari 2006. Selain itu, Redaksi e-Buku juga mengajak Anda untuk memberikan usulan tentang tema-tema buku yang ingin diresensi. Kami tunggu masukannya dan terima kasih atas perhatiannya. =<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>= Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Buku 2005 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati Arsip Publikasi e-Buku bisa dibaca online di: < http://www.sabda.org/publikasi/e-buku/ > < http://www.sabda.org/ebuku/ > =<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>= Staf Redaksi : Puji, Endah, Ary Berlangganan : < subscribe-i-kan-buku(at)xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-buku(at)xc.org > Kontak e-Buku : < staf-buku(at)sabda.org > =<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>= "Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar." (1Timotius 4:13) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Timotius+4:13>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |