Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/22 |
|
e-Buku edisi 22 (24-8-2007)
|
|
________________________________e-BUKU________________________________ Berbagi Berkat Melalui Buku 22/Agustus/2007 ______________________________________________________________________ Editorial : Misi Resensi Buku : 1. Hati Misi, ANDI 2. A Biblical Theology Of Mission, Gandum Mas 3. Agar Bumi Bersukacita, Gunung Mulia 4. Merencanakan Misi Lewat Gereja-Gereja Asia, Gandum Mas 5. David Brainerd: Misionaris bagi Suku Indian Amerika, Momentum Artikel Buku : Sekalipun Krisis, Penerbit Kristen Menuai Berkat Dari Halaman Redaksi: - Buletin Doa Open Doors - Alamat Baru Kontak Redaksi e-Buku Edisi September : Tokoh Alkitab Penerbit Edisi Ini ______________________________________________________________________ EDITORIAL Salam kasih, Allah berfirman kepada anak-anak-Nya agar menyampaikan kabar sukacita kepada suku-suku bangsa di mana pun mereka berada, bahkan sampai ke ujung bumi (Mat. 28:19-20). Karena semua orang berhak mendengarkan kabar sukacita dari Allah tersebut. Akan tetapi, yang perlu ditekankan dalam pelaksanaan Amanat Agung ini adalah bahwa pekerjaan ini bukan semata-mata untuk membawa Yesus bagi orang lain, melainkan juga menunjukkan bahwa atas kuasa Roh Kudus, Allah telah berkarya jauh lebih dahulu untuk setiap orang. Untuk membekali setiap Anda yang rindu untuk bermisi, e-Buku hadir dengan menyajikan lima resensi seputar misi. Kiranya sajian kali ini dapat menjadi sumber referensi bagi Anda untuk memperlengkapi diri dalam melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus. Selamat membaca dan bermisi. Pimpinan redaksi e-Buku, Puji Arya Yanti "Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu." (Kisah Para Rasul 11:14) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Kisah+11:14 > ______________________________________________________________________ RESENSI 1 Penulis : Bagus Surjantoro Penerbit : Yayasan ANDI, Yogyakarta 2006 Ukuran buku: 14 x 21 cm Tebal : 165 halaman HATI MISI ========= Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Mrk. 16:15). Itulah kutipan ayat yang tertera di halaman pertama buku yang ditulis oleh pemimpin badan misi Obor Mitra Indonesia ini. Sesuai dengan tujuan ditulisnya buku ini, artikel-artikel yang ada di dalamnya pun merupakan kisah-kisah pengalaman penulis dalam melaksanakan tugas pelayanan lintas budaya di lima benua. Dengan gaya tulisan yang sederhana dan ringan, buku ini memaparkan pentingnya melakukan pelayanan misi dan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk menjalankan tugas mulia ini. Secara keseluruhan, buku ini terdiri dari enam belas bab. Setiap bab selalu diawali dengan kutipan ayat. Demikian pula dalam penjabaran masing-masing bab, penulis menyertakan ayat-ayat Alkitab sebagai dasar dari pemikirannya. Bila Anda memiliki kerinduan untuk melayani Tuhan dalam bidang misi, namun sama sekali belum memiliki pengalaman dalam dunia misi, buku ini wajib Anda baca. Karena di sinilah Anda akan mendapatkan gambaran pelayanan misi. Kiriman dari: Ratri RESENSI 2 Penulis : George W. Peters Penerbit : Gandum Mas Ukuran buku: 22,5 x 15 cm Tebal : 456 halaman A BIBLICAL THEOLOGY OF MISSION ============================== Buku ini penting karena membicarakan semua persoalan mendasar tentang pekabaran Injil/misi pada zaman kita. Barangkali tidak ada buku misioner yang khas, yang secara mendalam dan tuntas membicarakan pokok yang dibahas oleh buku ini. Lagipula, ada fakta penting bahwa pengarang buku ini diidentifikasikan secara jelas dengan pendirian injili yang konservatif. Sayangnya, tidak banyak bahan bacaan serius dan penting seputar pekabaran Injil yang ditulis oleh orang yang memiliki komitmen tersebut. Banyak buku mengenai pekabaran Injil yang beredar, yang meskipun penting dan berpengaruh, menjadi cacat karena secara teologis tidak jelas dan bersifat meragukan. Sebaliknya, cukup aneh juga kalau ada banyak buku yang ditulis dengan ketepatan teologis yang sempurna, tetapi kurang memiliki gairah misioner. Dr. Peters telah berhasil memadukan pernyataan teologis yang luas serta alkitabiah dengan hakikat misi. Keunikan penulis buku ini ialah caranya menyatukan dan memadukan seluruh lingkup tema-tema teologis di dalam dan di sekitar gagasan misi. Gaya dan isi buku ini sendiri akan menarik perhatian banyak pembaca. Teksnya diilustrasikan dan didukung dengan sangat banyak ayat Alkitab dan dihubungkan dengan cara yang mengesankan. Ada banyak bukti bahwa sang pengarang telah banyak membaca serta meneliti kepustakaan penting mengenai pekabaran Injil. Ukuran serta pengaturan buku itu sendiri adalah ambisius dan menarik. Ini semua akan diketahui pada saat dibaca. Hal yang mungkin diabaikan ialah bagaimana pengarang buku ini telah banyak melibatkan dirinya sendiri dalam tulisan yang telah dibuatnya. Diambil dan diedit seperlunya dari: Nama situs: Gandum Mas Penulis : tidak dicantumkan Alamat URL: http://gandummas.com/buku_teks/katalog_a/a010.htm RESENSI 3 Penulis : William A. Dyrness Penerbit : BPK Gunung Mulia Ukuran buku: 14,5 X 21 cm Tebal : 248 halaman AGAR BUMI BERSUKACITA ===================== Pertanyaan-pertanyaan yang sangat mendesak dalam berbagai diskusi tentang misi belakangan ini berpusat pada peranan gereja di tengah permasalahan sosial ekonomi yang begitu kompleks. Buku ini berusaha membicarakannya melalui suatu studi teologi Alkitab. Bagaimanakah pandangan Alkitab terhadap misi Allah di dunia ini? Menurut Alkitab, Allah prihatin atas manusia yang ditempatkan di alam semesta, pada suatu waktu dan tempat. Buku ini menelaah Alkitab secara mendalam berkenaan dengan topik tersebut. Diambil dan diedit seperlunya: Nama situs: BPK Gunung Mulia Penulis : tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.bpkgm.com/eProduct.asp?id=1002024802 RESENSI 4 Penulis : David Royal Brougham Penerbit : Gandum Mas Ukuran buku: 14 x 21 cm Tebal : 223 halaman MERENCANAKAN MISI LEWAT GEREJA-GEREJA ASIA ========================================== Banyak ladang, tetapi pekerja sedikit. Hal ini yang terlintas saat Anda selesai membaca buku karangan David Royal Brougham, penulis yang memunyai pengalaman cukup banyak di ladang misi di Asia. Buku yang diberi judul "Merencanakan Misi Lewat Gereja-Gereja Asia" ini sangat layak dimiliki oleh para hamba Tuhan, para majelis gereja, lembaga pelayanan misi, atau Anda yang terbeban untuk menjadi pelayan Allah dalam membawa jiwa-jiwa kepada kebenaran Allah. Buku ini sarat dengan beberapa studi ilmiah penulis dan seputar pengalamannya selama melakukan pelayanan Injil di Asia. Beberapa hal yang bisa kita dapatkan dalam buku ini adalah tentang pentingnya penanaman misi kepada gereja yang didasarkan pada konsep Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, beberapa tantangan dan hambatan dari dalam gereja dalam melakukan pelayanan misi Asia, analisis pola-pola pelayanan misi beberapa lembaga misi di daerah Asia, sampai usaha mempersiapkan umat Tuhan dalam pekerjaan misi antarbudaya maupun bangsa-bangsa di Asia. Di akhir tulisannya, terlihat bagaimana penulis memiliki kerinduan agar gereja-gereja Asia secara bersama-sama atau pribadi merespons panggilan Allah untuk menjadi pekerja misi lintas budaya maupun antarbangsa di Asia. Selain itu, penulis juga menekankan pentingnya penekanan misi Asia melalui gereja-gereja yang menuju kepada pengaderan, pendidikan, dan pengiriman misi di Asia. Apakah Anda terpanggil menjadi pekerja Allah untuk memenangkan banyak jiwa demi rancangan Tuhan yang besar atas Asia dan umat manusia di dunia? Jangan tunggu lagi, sekaranglah waktunya! Giatlah dalam setiap pekerjaan Tuhan, banyak ladang yang siap untuk dituai. Selamat membaca dan dapatkan berkat yang luar biasa lewat buku ini. Kiriman dari: Kristina RESENSI 5 Penulis : John Thornbury Penerbit : Momentum, Surabaya 2006 (Cet. ke-1) Tebal : 121 halaman DAVID BRAINERD: MISIONARIS BAGI SUKU INDIAN AMERIKA =================================================== "Ini saya, Tuhan, utuslah saya, utuslah saya sampai ke ujung bumi; utuslah saya kepada bangsa kafir yang liar dan ganas di padang belantara; utuslah saya menjauhi segala sesuatu yang dinamakan kenyamanan di bumi, atau kenyamanan duniawi; utuslah saya bahkan kepada maut sekalipun, bila itu dalam pelayanan bagi-Mu dan untuk memperluas kerajaan-Mu," tulis seorang pemuda dalam buku hariannya. Kelak di kemudian hari, buku hariannya tersebut -- "The Memoirs of the Rev. David Brainerd" -- menginspirasi ratusan orang termasuk William Carey, Henry Martyn, Robert M`Cheyne, dan lain-lain untuk menjadi misionaris ke berbagai belahan dunia. Siapakah David Brainerd ini? David Brainerd (1718 -- 1747) adalah perintis misionaris modern. Ia tidak sedang mengarang cerita fiksi petualangan sewaktu menulis dalam buku hariannya. Ia melakukan dan mengalami sendiri apa yang ditulisnya itu -- mengabarkan Injil dengan penuh semangat kepada suku-suku Indian Amerika yang adalah penyembah berhala, penentang kekristenan, dan pembenci nama Kristus; berjalan bermil-mil melewati ngarai, hutan rimba, dan padang belantara ketika kuda kesayangannya sakit dan mati; diterpa hujan badai, hawa dingin, ancaman binatang buas, kelaparan, kehabisan persediaan air minum, kesepian, penyakit paru-paru turunan; hidup miskin, tanpa rumah, tanpa keluarga; hidup dalam kesendirian dan penderitaan. Ia merupakan sosok pemuda pemberani yang tidak mementingkan dirinya sendiri dan kenyamanan pribadi -- seorang misionaris sejati yang mempersembahkan seluruh hidupnya, jiwa dan raga, untuk Tuhan. Seperti Rasul Paulus, baginya "hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan" (Fil. 1:21). Ia rela menderita dan mati bagi Kristus dalam pelayanannya memberitakan Injil di tempat di mana nama Kristus belum pernah didengar dan dikenal. Pada zaman posmodern sekarang ini, pemuda seperti Brainerd jarang sekali ditemui di masyarakat kita yang telah terbuai oleh kehidupan hedonisme dan materialisme. Segala kenikmatan dan kemewahan duniawi yang dikejar tiada henti oleh pemuda-pemudi yang hobi balapan, dugem, seks bebas, aborsi, narkoba, dan lain-lain itu dianggap tidak menarik dan sia-sia oleh Brainerd. Ia lebih memilih hidup saleh, banyak membaca Alkitab dan buku-buku rohani, berdoa, berpuasa, merenung, dan menulis buku harian. Ia akan setuju dengan kata-kata salah seorang pengarang besar Perancis, Victor Hugo, "Kesulitan akan membentuk kita menjadi manusia sejati, sedangkan kemakmuran akan membuat kita menjadi monster." Kerinduan dan panggilan hidupnya adalah memberitakan Kristus kepada suku-suku Indian Amerika yang sedang berjalan menuju jurang kegelapan. Suatu kali, di Sheffield, Massachusetts, ia bertemu dengan seorang utusan dari East Hampton di Long Island, yang telah ditugaskan oleh seluruh penduduk kota dengan suara bulat untuk mengundang dan mendesak Brainerd untuk bekerja di antara mereka sebagai pendeta. Menurut Edwards (Jonathan Edwards, teolog terbesar Amerika yang menjadi bapa rohani dan sahabat dekat Brainerd), undangan ini datang dari salah satu jemaat yang terbesar dan terkaya, di sebuah pulau yang terkenal karena keindahan dan kemakmurannya (hal. 41-42). Namun, Brainerd menolak undangan tersebut. Ia tidak tergoda dengan segala kelimpahan duniawi yang ditawarkan kepadanya. Ia tidak bermain-main sebagai misionaris. Tekadnya sudah bulat untuk memikul salib, menyangkal diri, dan rela menderita bagi Kristus. Dalam buku hariannya, ia menulis demikian: "Atas pilihan saya sendiri, saya terpaksa mengatakan, `Selamat berpisah, teman-teman dan kenyamanan duniawi, juga yang paling saya kasihi, bila Tuhan memintanya: selamat tinggal, selamat tinggal; saya rela menghabiskan hidup saya sampai saat terakhir, dalam gua-gua dan celah-celah gunung di bumi, bila dengan demikian kerajaan Kristus dapat diperluas`" (hal. 79). Banyak orang Kristen, penginjil, dan pendeta yang membaca "The Memoirs of the Rev. David Brainerd" merasa malu dan tertempelak jika membandingkan kehidupan Brainerd dengan kehidupan mereka yang egois. Sering kali, kita sebagai orang Kristen lebih pandai dan lebih banyak berkata-kata ketimbang melakukan tindakan. Kata-kata yang diucapkan di mimbar dan tindakan yang dilakukan sehari-hari acapkali saling bertentangan. Sebagai para pelayan Tuhan, sering kali bukannya melayani Tuhan, melainkan melayani diri kita sendiri. Kita tidak sepenuh hati dan sungguh-sungguh hidup bagi Kristus dan melayani-Nya. Walaupun masa hidup (29 tahun) dan kariernya (hanya 4 tahun) singkat, David Brainerd termasuk salah satu tokoh misionaris terbesar Amerika. Melalui penginjilannya, ratusan orang Indian bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka pribadi. Banyak tokoh yang menjadi teladan dan telah menginspirasi banyak orang, meninggal dunia di usia muda. Pada pertengahan abad ke-20, tepatnya tahun 1956, lima orang misionaris mati martir di Ekuador dibunuh oleh suku Indian Auca. Salah seorang dari lima misionaris martir tersebut adalah Jim Elliot. Ia menjadi martir di usia 29 tahun, usia yang sama dengan Brainerd ketika meninggal karena penyakit paru-paru. Kematian Elliot berdampak luar biasa. Banyak misionaris baru yang terpanggil untuk melayani suku Indian Auca tersebut. Hasilnya, suku kejam tersebut akhirnya terbuka bagi Injil dan banyak jiwa dimenangkan bagi Kristus. Buku yang memotivasi dan menggugah ini merupakan salah satu buku seri misionaris perintis yang diterbitkan oleh Penerbit Momentum. Buku ini benar-benar "fine book selection" karena memenangkan hadiah kedua dari kompetisi terbuka yang diselenggarakan oleh Banner of Truth Trust pada tahun 1962, dan ditulis dengan baik sekali oleh Pdt. John Thornbury, B.A., seorang pendeta Baptis di Ashland Kentucky, Amerika Serikat. Kita patut bersyukur dengan diterbitkannya buku-buku biografi seri misionaris perintis dan buku-buku Reformed terseleksi lainnya. Kiranya ini semua dapat memperkaya khazanah dunia perbukuan Kristen di tanah air dan memperlengkapi banyak orang Kristen untuk terjun dalam pelayanan, membaktikan dan mempersembahkan diri mereka sebagai persembahan yang hidup dan berkenan kepada Tuhan Yesus Kristus. Soli Deo Gloria! Diambil dan diedit seperlunya dari: Nama situs: Buletin Pillar Penulis : Daniel Setiawan Alamat URL: http://www.buletinpillar.org/index.php?id=20 ______________________________________________________________________ ARTIKEL BUKU SEKALIPUN KRISIS, PENERBIT KRISTEN MENUAI BERKAT ================================================ Gelombang krisis tidak selamanya memorak-porandakan dunia penerbitan. Meskipun puluhan bahkan ratusan penerbit anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) gulung tikar lantaran tidak mampu bertahan akibat biaya produksi, terutama bahan baku kertas dan ongkos cetak melonjak tajam, nyatanya ada sebagian penerbit yang justru mendapat berkah. Mereka yang menikmati berkah dari krisis tersebut adalah para penerbit buku rohani, khususnya penerbit-penerbit buku Kristen. "Ini memang momen menarik, pada saat krisis, anehnya (penjualan) kami malah meningkat. Terutama di penjualan buku-buku seri Kesaksian yang memberi kekuatan," kata Vladimir I. Pangemanan, Kepala Divisi Perdagangan BPK Gunung Mulia, salah satu penerbit dan jaringan toko buku Kristen terkemuka di negeri ini. Melonjaknya permintaan buku-buku saat dan setelah krisis moneter tahun 1997 juga dialami oleh penerbit buku Kristen lain, termasuk Penerbit Immanuel. "Awalnya kami sempat tiga bulan "slow down" atau ngerem karena harga kertas ongkos cetakan besar sekali, tapi saya lihat, ngapain saya mesti "slow down", ini justru kesempatan. Ternyata benar, sejak krisis, minat baca orang meningkat luar biasa," ungkap Hilda Daniel, Direktur Penerbitan Penerbit dan Toko Buku Immanuel. Hilda memaparkan peningkatan luar biasa dalam penerbitan yang didukung semakin tingginya minat membaca buku-buku rohani. Dalam setahun, penerbitan yang dikelolanya menghasilkan sekitar tiga puluh judul buku. Sebagian besar adalah buku terjemahan. Sekalipun produksi buku per tahun masih tergolong rendah, buku-buku tersebut terus-menerus mengalami cetak ulang. Pesatnya perkembangan penerbitan buku-buku agama ini tidak hanya dinikmati oleh penerbit Kristen Protestan saja, tetapi juga dirasakan penerbit buku Katolik. Penerbit dan Percetakan Kanisius merupakan salah satunya. Usia penerbitan yang berlokasi di Yogyakarta itu sudah tergolong tua, lebih dari tujuh puluh tahun. Diakui pula, sepanjang masa, dari tahun ke tahun penerbit ini terus mengalami kemajuan. "Secara umum, trennya naik. Kenaikannya rata-rata lima belas persen per tahun," kata J.B. Priyanahadi, Direktur Redaksi Penerbit-Percetakan Kanisius. Kini, Kanisius setiap tahun mencetak buku baru sekitar 200.000 eksemplar. Jumlah ini belum termasuk produksi buku-buku lama yang mengalami cetak ulang dengan jumlah yang hampir sama, yakni sekitar 200.000 buku. Dalam perjalanannya, kendati misi utamanya sebagai lembaga pelayanan, toh para penerbit tersebut mau tidak mau tetap harus mencari keuntungan. Alasannya, agar tetap bisa bertahan dan berkembang. "Memang, sampai sekarang kami masih nonprofit. Artinya, orientasinya lebih kepada "value" atau nilai daripada uang. Namun secara realistis, kami juga harus mendamaikan keduanya. Bagaimana kami memberikan sesuatu yang bernilai kepada masyarakat kalau itu gratisan. Kami, duitnya mau dari mana? Dan orang itu akan membayar sesuatu kalau itu memang bernilai bagi mereka. Sebetulnya, itu sesuatu yang manusiawi," kata FX Supri Harsono, Wakil Direktur Utama Penerbit-Percetakan Kanisius. Pemaparan senada juga terjadi pada penerbit-penerbit lain, seperti Immanuel maupun BPK Gunung Mulia. "Kalau kami tidak ambil untung, bagaimana kami mesti bayar karyawan? Dulu awalnya cuma bertiga, jadi bisa benar-benar nonprofit, tapi lama-lama karyawan bertambah sampai lebih dari dua ratus orang, bagaimana kami menggaji mereka, oleh karena itu, kami mesti ambil untung meski tidak besar," tutur Hilda Daniel. Dalam praktik, Penerbit Immanuel mematok harga jual bukunya paling tinggi tiga kali biaya produksi. Sebagai gambaran, para penerbit buku umumnya menentukan harga jual buku berkisar 3-4 kali biaya produksi. "Kadang-kadang bahkan cuma dua kali atau dua setengah kali biaya produksi. Kami selalu ingat bagaimana orang desa bisa beli," ujar Hilda menambahkan. Sebagai sebuah lembaga yang mengemban misi pelayanan, tetapi juga sekaligus harus bisa hidup mandiri, tarik-menarik antara keperluan misi dan bisnis pada penerbit-penerbit buku demikian selalu terjadi. "Tarik-tarikan antara misi dan bisnis itu selalu ada. Kadang-kadang mau tidak mau kami ada yang namanya subsidi penerbitan. Ada satu buku yang harus diterbitkan, karena kalau bukan kami, belum tentu ada penerbit lain yang mau menerbitkan. Akan tetapi, karena kami pikir baik untuk menunjang misi kami, jadi harus diterbitkan. Untuk itu, mau tidak mau harus rela tidak untung," ungkap Vladimir Pangemanan. Ada beragam langkah yang dilakukan guna menyiasati misi dan desakan bisnis. Salah satu yang dilakukan agar tetap mandiri adalah dengan menerbitkan buku-buku umum di luar buku rohani. Penerbit Kanisius misalnya, buku-buku eksplisit Katolik yang diterbitkan hanya sekitar empat puluh persen dari seluruh produk. Sisanya, enam puluh persen, adalah buku-buku umum. "Tanggung jawab kami yang utama dan pertama adalah ke gereja. Tapi gereja bukan yang eksplisit, melainkan gereja misioner. Gereja yang ikut bertanggung jawab atas kehidupan dan kualitas masyarakat. Nah, masyarakat itu ada sesama Kristen, ada sesama umat beragama, atau sesama umat manusia. Oleh karena itu, kami juga menerbitkan buku-buku humaniora, buku pelajaran, maupun buku pemberdayaan masyarakat, seperti pertanian, peternakan, bahkan buku busana dan anak-anak juga kami terbitkan," kata Supri Harsono. Bagi Penerbit Kanisius, penerbitan buku-buku nonrohani ini cukup bisa diandalkan. "Dari dulu Kanisius kuat di buku-buku pemberdayaan masyarakat, seperti pertanian, peternakan, perikanan. Buku-buku pegangan praktis dan pengenalan pengolahan hasil panen," ujar Priyanahadi. Menariknya, Kanisius juga menerbitkan buku-buku busana, termasuk busana muslim. Hasil penjualannya pun menggembirakan. "Seri busana muslim ini tergolong "best seller". Satu judul bisa terserap lebih dari 40.000 eksemplar. Masyarakat itu selalu berpikir tentang kualitas. Jadi, kalau buku itu kualitasnya baik, tentu akan dibeli," kata Priyanahadi menambahkan. Seperti halnya Kanisius, BPK Gunung Mulia juga menerbitkan buku-buku umum, hanya saja proporsi tidak lebih, antara sepuluh dan dua puluh persen dari total buku yang diterbitkan. Setengah dari buku-buku umum tersebut merupakan buku-buku pelajaran agama Kristen untuk sekolah-sekolah, dari SD hingga SMU, buku-buku yang dipakai oleh sekolah tinggi, teologi dan buku kuliah ekonomi, psikologi, dan bahasa Inggris. Selain itu, penerbit ini juga menerbitkan novel maupun buku-buku keterampilan. Supardan, Sekretaris Umum LAI, mengisahkan, di era tahun 1950-an, tatkala LAI belum memiliki percetakan sendiri, Alkitab dicetak di luar negeri. Saat itu angka sirkulasi sudah mencapai 70.000-an setiap tahun. Era 1970-an, ketika mereka sudah menggunakan mesin cetak sendiri, sirkulasi mencapai 100.000-an eksemplar setiap tahunnya. Selanjutnya, sepanjang tahun terus meningkat hingga tahun 1980-an mencapai 250.000 per tahun. Saat itu kapasitas cetak tidak lagi memadai. Namun, berkat jasa para donatur, persoalan mesin cetak terjawab. Pada tahun 1996, LAI mencetak hingga 600.000 eksemplar per tahun. Bahkan, pada saat krisis ekonomi melanda, permintaan juga meningkat hingga mampu mencetak 1;3 juta eksemplar per tahun. Belakangan, penurunan terjadi. Persoalan yang dihadapi LAI sekarang adalah jumlah produksi Alkitab per tahun di bawah kapasitas produksi yang ada. Hal ini menyebabkan inefisiensi, bahkan ke depan bisa mengakibatkan kerugian yang besar. "Ini menjadi problem kami saat ini. Kalau boleh (mencetak buku-buku lain), persoalan mesin cetak yang "under capacity" akan terselesaikan," kata Supardan. Mengantisipasi persoalan ini, tahun 2004, LAI mulai melirik pasar luar negeri. Beberapa perundingan kini tengah dilakukan. Inilah harga sebuah misi. Diambil dan diedit seperlunya dari: Nama situs: Kompas Cyber Media Penulis : WEN/NCA/UMI Alamat URL: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0312/20/pustaka/755918.htm ______________________________________________________________________ DARI HALAMAN REDAKSI BULETIN DOA OPEN DOORS ====================== Rindukah Anda berdoa bagi pengikut Kristus di seluruh dunia? Kini buletin doa Open Doors hadir bagi setiap Anda yang ingin bersatu hati berdoa bagi mereka yang menghadapi tekanan dan penganiayaan karena imannya kepada Yesus Kristus. Buletin doa ini hadir ke mailbox Anda setiap awal bulan mulai Juli 2007 atas kerja sama Yayasan Lembaga SABDA < http://www.sabda.org/ > dengan Yayasan Obor Damai Indonesia yang dinaungi oleh organisasi Open Doors International < http://www.opendoors.org/ >. Untuk berlangganan, silakan kirim e-mail kosong ke alamat: ==> subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org Apabila Anda rindu mengajak teman atau gereja Anda berdoa, silakan daftarkan mereka untuk berlangganan buletin doa ini dengan mengirimkan nama dan alamat e-mail mereka ke: ==> doa(at)sabda.org Dan marilah kita naikkan doa bersama agar Tuhan memberikan kekuatan dan perlindungan bagi pengikut Kristus yang sedang melaksanakan Amanat Agung di mana pun mereka berada. Selamat berdoa. ALAMAT BARU KONTAK REDAKSI E-BUKU ================================= Sebagai tindak lanjut pembenahan sistem e-mail pada Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), kami menginformasikan kepada para pelanggan sekalian bahwa alamat kontak staf e-Buku telah beralih dari: < staf-buku(at)sabda.org > menjadi: < buku(at)sabda.org > Bagi para pelanggan yang hendak berkorespondensi, mohon menggunakan alamat yang baru sebagaimana diumumkan di atas. ______________________________________________________________________ "Membaca adalah Kewajiban bagi Manusia yang Berbijaksana" ______________________________________________________________________ EDISI SEPTEMBER TOKOH ALKITAB ============= Ingin mengenal tokoh-tokoh Alkitab? Jangan ketinggalan untuk menyimak edisi bulan depan. Anda akan disuguhi resensi buku-buku berisi tokoh-tokoh Alkitab. Selain itu, Anda juga bisa menyimak sajian kami yang lain. Redaksi juga mengundang Anda untuk berpartisipasi mengisi edisi bulan depan dengan cara mengirimkan resensi, kesaksian buku yang sudah Anda baca, informasi buku baru seputar tokoh Alkitab yang Anda ketahui ke alamat: ==> < buku(at)sabda.org > Mari bersama-sama mengobarkan semangat membaca dan berbagi berkat melalui buku demi kemuliaan-Nya. Kami tunggu kiriman Anda. ______________________________________________________________________ PENERBIT EDISI INI YAYASAN ANDI Jl. Beo 38-40, Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 584858 Faks. (0274) 523160 E-mail: pbmrandi(at)indosat.net.id Alamat URL: http://www.pbmr-andi.com PENERBIT GANDUM MAS Kotak Pos 46, Malang 65101 E-mail: infobuku(at)gandummas.com Alamat URL: http://www.gandummas.com/ PT. BPK GUNUNG MULIA Jln. Kwitang 22-23 Jakarta 10420 Telp. (021) 3901208 Faks. (021) 3901633 E-mail: bpkgm(at)centrin.net.id Alamat URL: http://www.bpkgm.com/ PENERBIT MOMENTUM Andhika Plaza C/5-7 Jln. Simpang Dukuh 38-40 Surabaya 60275 Telp. (031) 5472422 Faks. (031) 5459275 E-mail: momentum-cl(at)indo-net.id Alamat URL: http://www.momentum.or.id/ ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Buku 2007 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati Arsip Publikasi e-Buku bisa dibaca online di: http://www.sabda.org/publikasi/e-buku/ http://gubuk.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi : Puji Arya Yanti Berlangganan : subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org Kontak e-Buku : buku(at)sabda.org ______________________________________________________________________ "Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar." (1 Timotius 4:13) http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Timotius+4:13
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |