Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/3 |
|
e-Buku edisi 3 (20-1-2006)
|
|
=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>= <>< e-BUKU ><> * Berbagi Berkat Melalui Buku * 03/Januari 2006 =<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>= <> DARI REDAKSI : Mengawali Tahun Baru dengan Melayani <> RESENSI BUKU : 1. [GUNUNG MULIA] Melayani dengan Efektif 2. [KALAM HIDUP] Watak Pekerja Kristus 3. [KALAM HIDUP] Rencana Agung Penginjilan 4. [Yayasan KDP] Berkorban Demi Kristus 5. [ANDI] Stop Trying To Live For Jesus <> ARTIKEL : Membaca atau Berhenti dari Pelayanan <> SEPUTAR BUKU : Semua Angka Punya Makna <> SERBA SERBI : Mengenal Situs GUBUK Online <> EDISI PEBRUARI : Kasih di Bulan Pebruari ====================================================================== <>= DARI REDAKSI =<> Salam kasih dalam Tuhan Yesus, Dengan datangnya tahun yang baru, kita sering mendengar orang berkomentar, "Betapa cepatnya waktu berlalu ...." Memang, pada masa dimana segala sesuatu bergerak dengan cepat komentar seperti ini cenderung terdengar sebagai keluhan. Ya, keluhan. Betapa cepat usia kita bertambah ..., betapa cepat gaya hidup manusia berubah ..., betapa cepat pandangan dan metode yang kita yakini selama ini tiba- tiba menjadi usang ..., betapa cepat waktu hilang sementara kita masih belum berbuat apa-apa baik untuk Tuhan maupun untuk sesama .... Nah, bukan suatu kebetulan jika edisi Publikasi e-Buku pada awal tahun ini ingin mengajak Anda menengok beberapa resensi buku dan artikel yang bertema tentang pelayanan. Kiranya sajian kami ini dapat menolong Anda untuk menata lagi langkah-langkah yang kita rencanakan di tahun 2006 sehingga waktu dalam hidup kita tidak hanya berlalu begitu saja, tetapi boleh diisi dengan pelayanan yang semakin efektif dan produktif. Selamat membaca dan terus melayani! Staf Redaksi e-Buku, (Ary) "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1Petrus 4:10) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Petrus+4:10 > ====================================================================== <>= RESENSI 1 =<> MELAYANI DENGAN EFEKTIF ======================= Setiap orang yang telah mengenal Kristus pasti mempunyai kerinduan untuk melayani Tuhan dan sesama. Bagaimana caranya melayani dengan efektif? Di bawah ini adalah resensi dari buku yang akan menjawab pertanyaan Anda tersebut. Judul Buku : Melayani dengan Efektif Judul Asli : Effective Christian Ministry Penulis : Ronald W. Leigh Penerjemah : Stephen Suleeman Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1991 Ukuran : 13 cm x 21 cm Tebal : 268 halaman Dari judulnya saja mungkin Anda menebak bahwa buku ini hanya ditujukan bagi para pendeta atau hamba-hamba Tuhan yang ingin pelayanannya bisa dilakukan dengan efektif. Padahal tidak karena buku ini bisa pula dijadikan pegangan bagi kaum awam yang terlibat dalam pelayanan kepada Tuhan. Isi dari buku yang judul aslinya "Effective Christian Ministry" ini memang komplit. Dalam buku yang ditulis oleh Ronald W. Leigh ini Anda bisa mendapatkan 34 prinsip pelayanan yang dijabarkan dengan detail. Ke-34 prinsip pelayanan ini dikelompokkan dalam sepuluh bab dan sangat praktis sekali untuk digunakan dalam pelayanan Kristen (konseling, misi, keluarga, dan penggembalaan). Penjelasan yang diberikan dalam tiap prinsip didasarkan pada Alkitab dan penemuan- penemuan dalam bidang psikologi, sosiologi, komunikasi dan pendidikan. Dengan demikian buku ini sangat penting dibaca oleh mereka yang rindu untuk melayani Tuhan dan yang ingin agar pelayanannya bisa efektif dan berhasil. [Kiriman dari: Christiana] <>= RESENSI 2 =<> WATAK PEKERJA KRISTUS ===================== Buku "Watak Pekerja Kristus" memperlengkapi Anda untuk melayani orang lain. Simak resensinya di bawah ini. Judul Buku : Watak Pekerja Kristus Penulis : Tom Yeakley Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1995 Tebal : 78 halaman Ukuran : 12,5 cm x 18,5 cm Download : http://www.sabda.net/modul_buku/index.php#watak Buku "Watak Pekerja Kristus" adalah salah satu buku pegangan Pemahaman Alkitab (PA) dari Para Navigator yang sangat dikenal dengan pelayanan pemuridannya. Buku ini disusun bagi para pemimpin PA untuk memperlengkapi orang-orang yang sudah menjadi murid yang bertumbuh, stabil, dan sungguh-sungguh rindu untuk menolong pertumbuhan orang lain dalam Kristus. Tujuan yang ingin dicapai buku ini adalah mengajarkan pokok-pokok yang berhubungan dengan watak pekerja Kristus seperti kerendahan hati, kekudusan, sifat melayani, kejujuran, dsb. Berisi 10 pelajaran, pertanyaan pada setiap pelajaran, dan dilengkapi dengan petunjuk bagi pemimpin, format pertemuan serta daftar pengecekan dimaksudkan untuk memudahkan pemakaian buku ini. Selain bertujuan untuk mengajar, buku ini juga digunakan untuk memotivasi para murid dalam menerapkan apa yang terdapat dalam setiap pelajarannya ke dalam keseharian hidup mereka. Dengan demikian mereka menjadi semakin dewasa dalam Kristus dan pada akhirnya semakin mampu melayani orang lain seperti harapan dan doa Tom Yeakley yang ditulis di halaman pendahuluan buku ini. [Kiriman dari: Lisbet] <>= RESENSI 3 =<> RENCANA AGUNG PENGINJILAN ========================= Ada prinsip-prinsip pelayanan yang dilakukan Yesus sewaktu hidup di dunia dan cara penerapannya untuk memberitakan Injil Keselamatan. Judul : Rencana Agung Penginjilan Judul Asli : The Master Plan of Evangelism Penulis : Robert E. Coleman Penerjemah : Ir. G.J. Tiendas dan W. Stanley Health, Ph.D., M.Div. Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1996 Tebal : 104 halaman Buku Online: http://www.sabda.org/misi/book_isi.php?id=25 Download : http://www.sabda.net/modul_buku/index.php#rencana Menjalankan pelayanan penginjilan berdasarkan metode pelayanan Yesus sewaktu hidup di dunia itulah pesan utama yang ingin disampaikan oleh Robert E. Coleman dalam bukunya yang berjudul "Rencana Agung Penginjilan". Karena mendasarkan teorinya pada praktik pelayanan Yesus maka isi buku ini terbilang cukup mudah dipahami bahkan oleh orang yang tidak pernah terjun dalam dunia misi. Acungan jempol juga pantas ditujukan untuk G.J. Tiendas dan W. Stanley Health yang mampu menerjemahkan buku ini dengan baik ke dalam bahasa Indonesia. Setiap bab menjelaskan satu metode yang Yesus lakukan mulai dari "Pemilihan" dan diakhiri dengan "Pelipatgandaan". Penjelasan mengenai metode-metode tersebut tidak hanya berbicara mengenai ayat- ayat Alkitab tetapi juga dilengkapi dengan cara penerapannya di masa sekarang. Agaknya hal inilah yang menjadi keunggulan dari buku ini dibandingkan dengan buku-buku rohani lainnya yang seringkali hanya menekankan pada peneladanan terhadap diri Kristus secara teoritis. Kenyataannya banyak orang yang justru ingin tahu bagaimana perintah Kristus dapat dijalankan di zaman modern ini. Secara umum buku ini sangat layak untuk dibaca, bukan hanya oleh para hamba Tuhan tetapi juga oleh orang awam. [Kiriman dari: Hardhono] <>= RESENSI 4 =<> BERKORBAN DEMI KRISTUS ====================== Jika suatu saat nyawa Anda dipertaruhkan karena mempertahankan iman kepada Kristus, keputusan apa yang akan Anda ambil? Sudah siapkah Anda "Berkorban Demi Kristus"? Judul : Berkorban Demi Kristus Judul Asli : Tortured For Christ Penulis : Richard Wurmbrand Penerjemah : Ivan Haryono Penerbit : Yayasan Kasih dalam Perbuatan, Surabaya, 2002 Ukuran : 14 cm x 21 cm Tebal : 192 halaman "Berkorban Demi Kristus" tidak hanya menyingkap tentang kisah penderitaan seseorang di bawah pemerintahan rezim Komunis, tapi juga menyingkapkan iman yang teguh kepada Kristus dan kegigihan seseorang untuk membagikan "kebenaran" kepada orang lain. Seseorang tersebut adalah Richard Wurmbrand, pendeta penginjil yang telah menghabiskan waktu 14 tahun di dalam penjara sebagai hukuman atas pelayanan yang dilakukannya bagi gereja bawah tanah. Setiap lembar dari buku ini menceritakan kesaksian hidupnya. Dimulai dengan cerita tentang kehidupannya semasa kecil sebagai seorang atheis, cerita bagaimana dia bertobat, dan bagaimana ia melawan kediktatoran komunis dengan kasih Kristus. Penyesalannya sebagai seorang atheis membuatnya bertekad untuk memberi kesaksian tentang Kristus kepada orang-orang Rusia yang sejak kecil telah diajarkan dan dididik dengan pemahaman atheisme. Dan kerinduannya inilah yang membawanya ke dalam penderitaan fisik di tangan rezim komunis. Tetapi hatinya tetap bersukacita di dalam Tuhan, seperti yang dia ungkapkan di dalam buku ini. Yang lebih mengejutkan lagi, dia sama sekali tidak membenci orang-orang yang telah menyiksanya. Dia tetap mengasihi mereka bahkan mendoakannya. Buku ini telah mengalami beberapa kali revisi isi dan tampilan kulit muka baru dari cetakan sebelumnya. Telah diterjemahkan ke dalam 70 bahasa dan jutaan cetakannya telah didistribusikan di seluruh dunia. Hal-hal yang telah dialami Richard Wurmbrand dan harga yang harus ia bayar sebagai pengikut Kristus, layak disimak untuk menambah kekayaan rohani dalam kehidupan kerohanian Anda. [Kiriman dari: Arya] <>= RESENSI 5 =<> STOP TRYING TO LIVE FOR JESUS ============================= Bagaimana memiliki hidup yang hidup berpusatkan pada Kristus? Temukan jawabannya dalam buku Stop Trying To Live For Jesus. Judul Buku : Stop Trying To Live For Jesus Penulis : Charles Price Penerbit : Penerbit Andi Sumber : pbmr-andi.com Charles Price adalah seorang pengkhotbah yang pelayanannya semakin dihargai di berbagai bagian dunia. Logat bicaranya sudah tidak menunjukkan bahwa ia berasal dari negara Inggris bagian barat yang indah. Isi khotbahnya menunjukkan pemahaman yang dalam tentang firman Allah yang ajaib. Rasa humornya yang hangat dan jenaka membuat orang-orang mudah memahami pesannya, sementara penerapannya yang praktis dan ilustrasinya yang sesuai membuat pesannya bermanfaat dan menantang. Ia memberi komentar secara sederhana, tetapi tidak dangkal. Ia bersikap teologis tanpa membosankan atau menimbulkan perdebatan. Di masa kekristenan ada dalam bahaya dan mulai berpusat pada manusia, Charles Price menekankan agar kita berpusat pada Kristus. Jika hal itu kedengarannya tidak praktis, bacalah bukunya. Anda akan menemukan begitu banyak anekdot yang membuktikan bahwa ia tahu bagaimana menunjukkan kepada orang-orang bahwa Kristus itu nyata dan disediakan untuk orang-orang yang nyata. Dalam buku yang ditulis dengan jelas dan dibantu dengan banyak ilustrasi ini, Charles Price menguliti mitos-mitos Injili yang telah tumbuh melampaui Injil dan menantang kita agar berhenti berusaha untuk hidup bagi Yesus dan mulai menemukan Kristus yang menjadi kehidupan kita, satu-satunya sumber kemenangan dan realitas rohani yang sejati. Buku ini wajib dibaca oleh semua orang Kristen. DAFTAR ISI: Ucapan Terima Kasih Kata Pendahuluan 1. Menjadi Orang Kristen Sebagaimana Adanya 2. Tidak Bagus untuk Apa pun 3. Hidup Berdasarkan Ketentuan-ketentuan Allah 4. Ketuhanan Kristus Yesus 5. Perubahan Pikiran 6. Pengampunan dan Keadilan Allah 7. Roh Kudus di dalam Anda 8. Dipenuhi dengan Roh Kudus 9. Hidup dengan Iman 10. Menaati Apa yang Dikatakan Allah dan Mempercayai Allah Sebagaimana Adanya 11. Di dalam Kristus dan Bertindak Sumber: * Situs Penerbit Buku dan Majalah Rohani ANDI ==> http://www.pbmr-andi.com/ * Situs GUBUK Online ==> http://www.sabda.org/ebuku/index.php?n=tampil_review&id=112 ====================================================================== <>= ARTIKEL <>= MEMBACA ATAU BERHENTI DARI PELAYANAN ==================================== Oleh: J. Oswald Sanders Nasihat Paulus kepada Timotius, "Bertekunlah dalam membaca", pasti ada hubungannya dengan membaca Kitab Suci Perjanjian Lama di muka umum. Namun demikian, perintahnya juga cocok sekali untuk bidang- bidang bacaan yang lain. Buku yang diminta Paulus agar dibawa oleh Timotius kemungkinan adalah beberapa karya pilihan, yaitu buku-buku sejarah Yahudi, tafsiran dan penjelasan Hukum Taurat serta kitab- kitab para nabi, mungkin juga beberapa karya penyair-penyair kafir, yang dikutip olehnya di dalam khotbah-khotbah dan surat-suratnya. Ia ingin memakai minggu-minggu atau bulan-bulan yang terakhir sebaik- baiknya dengan mempelajari buku-bukunya yang berharga sebagai seorang pelajar sampai akhir hidupnya. Cerita yang mirip juga terjadi pada William Tyndale selama ia dipenjarakan dan tidak lama sebelum ia mati syahid pada tahun 1536. Ia menulis kepada gubernur yang memerintah pada waktu itu, sambil minta agar beberapa barangnya dapat dikirimkan kepadanya: "Sebuah topi yang lebih hangat, sebatang lilin, secarik kain untuk menambal pembalut kaki .... Tetapi yang terutama sekali saya mohon dan meminta dengan sangat kepada bapak yang mulia agar dengan segera melalui pengacara mengizinkan saya mendapat Alkitab Ibrani saya, buku Tata Bahasa Ibrani dan Kamus Ibrani, supaya saya dapat mempelajari buku-buku tersebut." Baik Paulus maupun Tyndale, keduanya memakai saat-saat terakhir sebelum mati syahid untuk mempelajari perkamen-perkamen mereka. Dalam pasal ini dianggap sudah dipahami bahwa minat yang paling utama dan paling besar para pemimpin rohani adalah mempelajari firman Allah dengan rajin dan dengan penerangan Roh Kudus untuk menguasainya. Tetapi yang kita bicarakan sekarang ialah bacaan- bacaan tambahan yang mereka perlukan. Orang yang ingin tumbuh secara rohani dan akal budinya akan banyak membaca buku. Pengacara yang ingin sukses di dalam jabatannya harus lebih mengetahui kasus-kasus dan perubahan-perubahan penting di dalam hukum. Seorang dokter secara terus-menerus harus mengikuti penemuan-penemuan baru di bidangnya. Demikian pula seorang pemimpin rohani harus menguasai firman Allah dan prinsip-prinsipnya, dan juga mengetahui apa yang sedang ada dalam pikiran orang-orang yang minta bimbingannya. Untuk dapat mencapai tujuan ini, di samping mengadakan hubungan pribadi, ia harus membaca beberapa buku yang terpilih. Sekarang kebiasaan membaca buku-buku rohani dan buku klasik yang berbobot dan berguna sudah semakin jarang. Pada zaman di mana orang lebih banyak mempunyai waktu senggang, yang sebelumnya tidak pernah terjadi dalam sejarah dunia, banyak orang mengatakan bahwa mereka tidak ada waktu untuk membaca. Alasan ini tidak boleh dipakai oleh seorang pemimpin rohani. John Wesley mempunyai kecintaan untuk membaca dan pembacaannya sebagian besar dilakukan pada waktu ia naik kuda. Kadang-kadang ia naik kuda 90 mil dan sering kali 50 mil sehari. Ia membaca mengenai pelbagai pokok secara mendalam. Ia biasa bepergian dengan membawa sebuah buku ilmu pengetahuan, sejarah atau kedokteran, ditaruh di bagian depan sadelnya, dan dengan cara demikian ia dapat membaca ribuan jilid buku. Di samping Perjanjian Baru bahasa Yunani, masih ada tiga buah buku yang tidak dapat dihapuskan dari pikiran dan hatinya selama ia belajar di Oxford. "Pada waktu itulah ia mulai sungguh-sungguh mempelajari The Imitation of Christ, Holy Living and Dying, dan The Serious Call. Ketiga buku ini sangat membimbing kehidupan rohaninya." Ia berkata kepada para pendeta muda di kalangan kaum Wesley, agar banyak membaca atau berhenti saja dari pelayanan! Keputusan untuk membaca buku-buku yang bermanfaat bagi perkembangan jiwa, pikiran dan rohani paling sedikit setengah jam sehari, akan terbukti sangat berguna bagi mereka yang selama ini berkecenderungan membatasi bacaan mereka pada buku-buku yang sederhana dan ringan. Dalam satu seri kupasan yang sangat mendalam mengenai "Penggunaan dan Penyalahgunaan Buku" yang dimuat dalam The Alliance Weekly, Dr. A.W. Tozer mengemukakan beberapa hal yang menarik untuk kita perhatikan: "Mengapa orang-orang Kristen zaman sekarang merasa bahwa mereka tidak sanggup membaca buku-buku karya penulis-penulis yang terkenal? Yang jelas ialah bahwa daya berpikir manusia tidak berkurang dari generasi yang satu ke generasi yang berikutnya. Kita sama pandainya dengan nenek moyang kita, dan apa yang dapat mereka lakukan, kita juga dapat melakukannya, jika kita cukup berkemauan untuk mencobanya. Sebab utama adanya kemunduran dalam mutu bacaan Kristen sekarang bukanlah bersifat intelektual, melainkan lebih bersifat rohani. Untuk dapat menikmati buku agama yang besar, kita perlu menyerahkan diri kepada Allah dan melepaskan diri dari dunia, tetapi sekarang ini tidak ada banyak orang Kristen yang dapat melakukannya. Tulisan para pemimpin Kristen pada zaman dahulu, para ahli mistik dan kaum Puritan tidak terlalu sukar untuk dimengerti, tetapi mereka berada pada tingkat atas, di mana udara segar dan jernih, dan hanya orang yang tertarik kepada Allah yang dapat datang .... Salah satu alasan mengapa orang tidak dapat memahami karya-karya klasik Kristen adalah karena mereka mencoba mengerti tanpa bermaksud untuk menaatinya." Sumber diambil dari: Judul Buletin : Sahabat Gembala, Edisi Maret 1994 Judul Artikel : Membaca atau Berhenti dari Pelayanan [Bagian dari buku "Kepemimpinan Rohani" tulisan J. Oswald Sanders -- Kalam Hidup] Penulis : J. Oswald Sanders Halaman : 32 - 34 ====================================================================== <>= SEPUTAR BUKU =<> SEMUA ANGKA PUNYA MAKNA ======================= Pernahkah Anda memperhatikan, International Standard Book Number (ISBN) buku yang Anda baca? Kalau Anda tidak bekerja di perpustakaan, penerbit, atau tidak pernah berurusan dengan ISBN, deretan nomor itu seperti tak bermakna. Padahal bagi penerbit, nomor ini sama pentingnya dengan nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP). Biasanya, nomor ini ditulis kecil di tempat yang jarang dilihat pembaca. Di bagian bawah sampul belakang atau di balik halaman judul, misalnya. Setiap buku di dunia memiliki nomor ISBN berbeda. Meski sistem penomoran buku sudah setua sejarah buku, namun sistem penomoran secara internasional sendiri belum berusia setengah abad. Ketika jumlah buku belum begitu banyak, urusan penomoran buku belum begitu rumit. Perpustakaan Alexandria, Mesir, yang dibangun Ptolemeus II Philadelpus (302 - 246 SM) dan terbesar di masanya pun koleksinya masih dalam hitungan ratusan ribu. Pada masa itu buku- buku di perpustakaan dinomori berdasarkan nomor urut sederhana. Tujuannya masih sebatas untuk mempermudah pembuatan katalog. Antar perpustakaan pun berbeda aturan. Masalah mulai muncul di abad ke-20 ketika milyaran buku dicetak. Perdagangan buku lintas negara juga semakin marak. Sejak itulah, sistem penomoran buku secara internasional mulai dipikirkan. Cikal bakal ISBN bermula dari gagasan W.H. Smith, pemilik toko buku terbesar di Inggris tahun 1965. Waktu itu ia berencana memindahkan toko bukunya ke gedung baru yang dilengkapi sistem komputerisasi. Dengan bantuan konsultan ahli dan Komite Distribusi dan Metode dari Asosiasi Distribusi Penerbit Inggris, Smith memperkenalkan sistem Standard Book Numbering (SBN) tahun 1966. Setahun berikutnya, sistem yang ia gagas diterapkan di Inggris. Pada tahun yang sama, International Organization of Standardization (ISO) mulai membahas kemungkinan mengadopsi sistem ini untuk pemakaian internasional. Tahun 1970, ISO pun menyetujui sistem ISBN sebagai standar yang dikenal sebagai IS0 2108. Hingga sekarang sekitar 150 negara telah memakai sistem ini, termasuk Indonesia. Masing-masing negara memiliki badan resmi yang berhak mengeluarkan ISBN. Di Indonesia, otoritas itu berada di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). ISBN terdiri atas sepuluh digit angka. Bagian pertama menunjukkan negara asal penerbit (untuk Indonesia 979). Bagian berikutnya menunjukkan identitas penerbit. Sebagai misal, Gramedia Pustaka Utama (GPU) 655, sehingga ISBN-nya 979-655-XXX-X. Sementara buku- buku terbitan Mizan ber-ISBN 979-433-XXX-X. Bagian ketiga menunjukkan urutan judul buku di dalam penerbit tersebut. Sedangkan angka terakhir merupakan angka pemeriksa (check digit). Angka ini diperoleh melalui rumus tertentu berdasarkan angka-angka sebelumnya. Meski letaknya paling ujung, angka pemeriksa punya fungsi penting. Kita tahu, salah ketik sering terjadi saat menulis angka. Saat seseorang memasukkan sembilan angka ISBN, angka pemeriksa akan muncul di tempat lain dan dicocokkan dengan digit ke-10 ini. Jika tidak sama, berarti ada angka yang salah ketik. Pada buku-buku penting dan berumur panjang, ISBN biasanya dikawinkan dengan bar code sistem EAN (European Article Number). Dengan semakin kompleksnya urusan perbukuan, suatu saat sistem ISBN bisa saja mengalami revisi. Saat ini IS0 bahkan telah berencana mengubah ISBN dari sepuluh digit menjadi tiga belas digit mulai awal tahun 2007. Meski nanti ISBN berubah formula, ada satu hal yang tak mungkin berubah: berapa pun digitnya, tiap angka pasti punya makna. (Emshol) Bahan diambil dan diedit dari sumber: Judul Majalah : Intisari, September 2005 Penulis : Emshol Halaman : 46 - 47 ====================================================================== <>= SERBA SERBI =<> MENGENAL SITUS GUBUK ONLINE =========================== htpp://www.sabda.org/ebuku/ GUBUK Online (Gudang Buku Kristen Online) adalah nama baru dari Situs e-BUKU, sebuah situs yang berisi informasi seputar buku-buku Kristen terutama dalam bentuk elektronik. Ada 82 buku rohani yang dapat Anda download untuk selanjutnya dibaca secara offline dan 54 buku diantaranya juga bisa langsung Anda baca secara online. Buku- buku tersebut terbagi dalam sembilan kategori: "Alkitab", "Biblika", "Pendalaman Alkitab", "Teologia", "Misi/Penginjilan", "Leadership", "Konseling", "Pelayanan Anak" dan "Umum". Selain buku, situs ini juga dilengkapi dengan Resensi buku dan Artikel yang berkaitan dengan buku. Untuk mempermudah pencarian disediakan pula fasilitas pencarian. Nah, tunggu apa lagi? Segera jelajahi Situs GUBUK Online dan temukan informasi berharga mengenai buku-buku Kristen. ====================================================================== =<>= KITA MEMBACA BUKANNYA UNTUK MENENTANG ATAU MEMBANTAH, BUKANNYA UNTUK PERCAYA DAN MENGANGGAPNYA BENAR, BUKANNYA UNTUK MENDAPATKAN PEMBICARAAN DAN PEMBAHASAN, MELAINKAN UNTUK MENIMBANG DAN MEMIKIRKAN. (Bacon) =<>= ====================================================================== <>= EDISI PEBRUARI =<> KASIH DI BULAN PEBRUARI ======================= Pada edisi Pebruari mendatang, e-Buku ingin berbagi kasih dengan Anda. Karena itu setiap bahan yang ditampilkan akan bertemakan tentang KASIH. Kami pun mengajak pembaca untuk ikut menyatakan kasih Anda kepada pembaca yang lain melalui e-Buku ini. Caranya mudah, kirimkan resensi/sharing buku-buku/info buku yang bertemakan KASIH ke: < staf-buku(at)sabda.org >. Kiriman Anda yang memenuhi syarat akan dimuat pada Edisi Pebruari 2006. Selain itu, Redaksi e-Buku juga menunggu usulan Anda tentang tema- tema buku yang ingin diresensi untuk edisi-edisi mendatang. Kami tunggu ya! Terima kasih. Tuhan memberkati. =<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>= Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Buku 2006 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati Arsip Publikasi e-Buku bisa dibaca online di: < http://www.sabda.org/publikasi/e-buku/ > < http://www.sabda.org/ebuku/ > =<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>= Staf Redaksi : Puji, Endah, Ary Berlangganan : < subscribe-i-kan-buku(at)xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-buku(at)xc.org > Kontak e-Buku : < staf-buku(at)sabda.org > =<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>=<>= "Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar." (1 Timotius 4:13) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Timotius+4:13 >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |