Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/39 |
|
e-Buku edisi 39 (18-12-2008)
|
|
_________________e-BUKU (Berbagi Berkat Melalui Buku)_________________ Edisi 39/Desember/2008 TEMA: Cerita dan Renungan Natal ______________________________________________________________________ EDITORIAL RESENSI: 1. The Christmas Story, Gloria Graffa 2. Selamat Natal, Gunung Mulia 3. Rahasia di Balik Kisah Natal 1, Kanisius 4. My Favourite Christmas, Gloria Cyber Ministries 5. Guideposts bagi Jiwa: Kisah-Kisah Iman Natal, Gospel Press ARTIKEL: Cerita Natal? Ah, Paling Juga Begitu Saja .... KUTIPAN EDISI BULAN DEPAN: Edisi Januari 2009 PENERBIT EDISI INI ______________________________________________________________________ EDITORIAL Salam kasih, Saat lembaran tahun 2008 dibuka, rasanya tahun ini akan menjadi tahun yang panjang. Namun, waktu terus berjalan dan tak terasa penghujung tahun 2008 sudah di depan mata. Identik dengan penghujung tahun adalah masa-masa di mana kelahiran Kristus dirayakan. Karena itu, kami ingin mengajak Pembaca merenungkan kembali arti kelahiran Yesus di dalam hidup Pembaca melalui berbagai resensi yang kami hadirkan bulan ini. Kita pasti memiliki pengalaman yang unik saat merayakan Natal. Mengapa? Karena pengalaman yang Pembaca miliki pasti berbeda dengan pengalaman orang lain. Apabila Anda ingin menciptakan suasana yang berbeda untuk Natal kali ini, Pembaca bisa mendapatkan inspirasi melalui buku-buku yang telah kami resensi di edisi ini. Simaklah pula sajian renungan dan artikel Natal yang mengajak kita merenungkan kembali rencana besar Allah bagi manusia yang diwujudkan melalui kelahiran Yesus. Kiranya melalui renungan dan artikel ini, kita semakin mengasihi-Nya dan semakin kuat berakar di dalam-Nya. Akhir kata, seluruh Redaksi e-Buku mengucapkan: Selamat Natal 2008 dan Selamat Menyambut Tahun Baru 2009 Pimpinan Redaksi e-Buku, Sri Setyawati "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." (Lukas 2:11) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Lukas+2:11 > ______________________________________________________________________ RESENSI 1 THE CHRISTMAS STORY Penulis: G.A. Myers Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta Ukuran buku: 12,5 x 19 cm Tebal: 120 halaman Seandainya kita menjadi salah satu gembala yang hidup ketika Yesus lahir, kira-kira apa yang akan kita perbincangkan bersama teman-teman sesama gembala di padang rumput? Atau, pernahkah kita membayangkan seperti apa suasana ketika Maria mengunjungi Elisabet, saudaranya? Juga, pernahkah Anda membayangkan ketika Maria dan Yusuf harus menerima kenyataan bahwa Yesus terpaksa lahir di kandang hewan? Alkitab bukanlah novel yang mengupas hal-hal itu secara detail. Kisah dalam Alkitab nyaris tanpa bunga-bunga kalimat. Namun, alangkah menariknya jika pada masa Natal, kita bisa merenungkan serta menerbangkan imajinasi kita tentang suasana seputar Natal. Buku ini berisi kisah-kisah seputar Natal yang ditulis ulang. Penulis hendak menghidupkan kembali suasana Natal. Tulisan-tulisannya ini seperti cerpen yang mengacu pada satu kisah di dalam Alkitab. Misalnya, ada kisah tentang pergumulan Maria ketika menerima kabar dari malaikat serta kisah para gembala yang datang untuk menyembah Tuhan. Kisah-kisah di dalam buku ini "hidup" karena dipaparkan dalam bentuk cerita yang mengalir dan tidak kaku. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Gloria Cyber Ministry Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.glorianet.org/natal.html RESENSI 2 SELAMAT NATAL Penulis: Pdt. Dr. Andar Ismail Penerbit: Gunung Mulia, Jakarta 2005 Ukuran buku: 14 x 21 cm Tebal: 110 halaman Natal berarti kelahiran. Bagi kita, umat Kristen, Natal artinya bukan sekadar kelahiran. Mengapa? Karena perayaan Natal yang dilakukan oleh umat Kristen itu dilakukan dalam rangka mengingat kembali sosok sentral dalam kekristenan, Yesus. Natal juga bukan berarti hanya memperingati hari Kelahiran. Tapi ada sesuatu yang ingin dikenang, sesuatu yang harus dipelajari dan diteladani. Buku ini terdiri dari lima kelompok besar, antara lain hubungan Allah dengan Natal, cerita Yesus sebagai tokoh sentral Natal, berbagai lagu Natal, tokoh-tokoh yang ada dalam peristiwa Natal, dan pesan Natal untuk gereja. Di akhir buku ini, pengarang menyajikan sebuah epilog berjudul "Berita Susulan". Isinya mengingatkan kita pada realitas hidup, bahwa tidak semua orang dapat merayakan Natal dengan suasana yang meriah, makanan yang "wah", dan serba gegap gempita. Justru sebaliknya, banyak yang merayakannya di tengah kemiskinan, kesendirian, kesibukan, kebencian, dan lain-lain. Di bagian akhir (hlm. 107), pengarang menyampaikan pesan, "Meskipun Natal selesailah sudah, namun pintu kandang masih bisa dibuka, lentera di dalamnya masih menyala, dan bayi itu masih ada." Diringkas dari: Nama situs: BPK Gunung Mulia Penulis: Pdt. Magyolin Alamat URL: http://www.bpkgm.com/eResensi1.asp?id=1007042100 RESENSI 3 RAHASIA DI BALIK KISAH NATAL 1 Penulis: Stanislaus Surip, OFMCap Penerbit: Kanisius, Yogyakarta 2007 Ukuran buku: 125 x 190 cm Halaman: 96 halaman Setiap tahun pada tanggal 25 Desember, Natal senantiasa dirayakan secara meriah di seluruh penjuru dunia. Bukan hanya gereja-gereja yang menyambut Natal dengan sukacita, pusat-pusat perbelanjaan dan tempat-tempat umum lainnya tak ketinggalan menghias dirinya dengan aneka dekorasi bernuansa Natal. Akan tetapi, benarkah Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember? Bagaimana sebenarnya kisah Yesus yang dilahirkan di kandang karena tidak mendapat penginapan? Siapakah orang-orang majus itu? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu barangkali bisa disatukan menjadi sebuah pertanyaan besar. Apa rahasia yang tersembunyi di balik kisah Natal? Buku yang terdiri dari dua jilid ini ingin memaparkan berbagai macam laporan historis dan teologis tentang peristiwa sekitar kelahiran Yesus. Metode yang dipakai adalah studi tentang aneka catatan sejarah dan penemuan arkeologi biblis. Dari situ, data yang ada kemudian diangkat ke dalam refleksi teologis. Jilid I berisi kisah-kisah Natal yang beredar di masyarakat. Pertama ialah tentang lokasi kelahiran Yesus, yaitu Bethlehem. Apa arti Bethlehem, seperti apa kota itu, dan sebagainya. Selain itu, dibahas pula asal mula jenis-jenis binatang yang menjaga palungan bayi Yesus serta sejarah penetapan tanggal 25 Desember sebagai perayaan Natal. Ternyata, selain dalam Injil, kisah Natal juga ditemukan dalam Al-Quran. Ada beberapa surat dalam Al-Quran yang menyebutkan kisah kelahiran Yesus (Isa). Misalnya, Surat Ali Imran dan An Nisa (hlm. 85). Surat lain adalah Surat Maryam yang kisahnya memiliki kesamaan dengan kisah kelahiran Yesus dalam Injil Matius dan Lukas. Jilid II hanya berisi dua bagian saja, yaitu kisah kelahiran Yesus versi Lukas dan versi Yohanes. Dalam pembahasan kisah kelahiran Yesus versi Lukas, pembaca diajak untuk mengenal tokoh-tokoh seputar kelahiran Yesus, misalnya Zakharia, Elisabet, Yohanes Pembaptis, Yusuf, dan Maria. Dalam bagian ini, disajikan pula ulasan kronologis, mulai dari kelahiran Yohanes Pembaptis, hidup dan karya Yohanes Pembaptis, kelahiran Yesus, hingga masa kanak-kanak Yesus. Bagian kedua yang merupakan versi Yohanes lebih terfokus pada persoalan "Firman". Yesus adalah Firman yang menjadi manusia dan diam di antara kita. Hal tersebut merupakan rumusan teologi yang searti dengan Imanuel, "Allah beserta kita" (hlm. 79). Membaca buku ini dalam suasana Natal tentu saja sangat tepat. Isi buku ini sangat membantu mereka yang ingin mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan Natal. Pertanyaan-pertanyaan yang mencuat mengenai Natal dijelaskan dengan jawaban yang lugas dan mengalir. Metode penjelasan dengan memaparkan data historis dan data refleksi teologis menambah kemantapan buku ini. Apalagi buku ini juga disertai dengan ilustrasi yang mendukung. Selain itu, teks Kitab Suci yang dikutip juga ditulis secara lengkap. Hal ini memang membantu pembaca agar tidak terpecah konsentrasinya dan kehilangan alur dalam membaca. Di lain pihak, tujuan untuk mengajak pembaca membolak-balik Kitab Suci tidak tercapai. Persoalan yang mungkin perlu diperhatikan adalah penerbitan buku ini dalam dua jilid. Padahal, buku ini sangat memungkinkan jika diterbitkan dalam satu jilid saja. Dengan jumlah halaman dan isi yang tidak terlalu banyak, kiranya akan lebih efektif jika diterbitkan dalam satu jilid saja. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Kanisius Penulis: Fr. Anton Yanuar Alamat URL: http://www.kanisiusmedia.com/resensi_detail.php?idresensi=119 RESENSI 4 MY FAVOURITE CHRISTMAS Penulis: Tim Penulis Gloria Cyber Ministries Penerbit: Gloria Cyber Ministries, Yogyakarta 2006 Ukuran buku: 13 x 16,5 cm Tebal: 184 halaman Buku tentang Natal memang sangat mudah didapat di toko-toko buku Kristen maupun toko-toko buku umum. Namun, buku karya tim penulis Gloria Cyber Ministries ini bisa dibilang lain daripada yang lain. Mengapa? Buku ini berisi berbagai perenungan dan pengalaman unik seputar Natal dari tim penulis sendiri. Tim penulis sengaja membuat tulisan "gado-gado" karena Natal juga dinikmati oleh bermacam manusia yang berbeda mata dan telinga serta yang bisa menangkap bermacam warna dan rasa. Mereka berharap tulisan-tulisan tersebut dapat dilihat dari banyak sisi sehingga tampak lebih komplet dan indah. Buku ini ditulis dengan bahasa yang santai, tapi memiliki kesan mendalam. Ditambah pula kata-kata mutiara di setiap bab menambah kesan beda pada buku ini. Akan tetapi di sisi lain, karena buku ini ditulis oleh banyak orang dan masing-masing memberikan kesan Natal yang berbeda, saat membaca, kita kurang bisa fokus pada satu pesan Natal. Namun, bagi Anda yang ingin membuat kesan Natal yang berbeda dari tahun ke tahun, buku ini bisa memberi inspirasi bagi Anda. Selamat membaca. Ditulis oleh: Sri Setyawati RESENSI 5 GUIDEPOSTS BAGI JIWA: KISAH-KISAH IMAN NATAL Judul asli buku: Guideposts for The Spirit: Christmas Stories of Faith Penulis: Billy Graham, Richard Crenna, dkk. Penerjemah: Mary N. Rondonuwu Penerbit: Gospel Press, Batam 2006 Ukuran buku: 15,3 x 15,3 cm Tebal: 447 halaman Mungkinkah Saudara ingin merayakan Natal kali ini dengan suatu refleksi pribadi? Apakah Saudara merasa hampa dan ingin dikuatkan kembali? Jangan khawatir! Saudara bisa memeroleh tulisan-tulisan yang membangun iman melalui buku ini. Segera temukan makna Natal yang bisa menggoncang iman Saudara untuk kembali bangkit dan lebih menyala-nyala lagi di dalam Tuhan. Dari judulnya sudah jelas bahwa buku ini berisi kisah-kisah terbaik yang mengharukan dan menyentuh iman. Enam puluh empat kisah karunia Natal sejati -- doa-doa yang terjawab, malaikat-malaikat dalam kehidupan nyata, dan keajaiban-keajaiban dahsyat -- ini terbagi ke dalam enam bab. Beberapa di antaranya adalah kisah dari orang-orang terkenal. Buku ini sudah dialihbahasakan dengan sangat baik sehingga Saudara bisa memahami pesan yang terkandung di dalamnya dengan mudah. Satu kutipan menguatkan yang mengawali setiap artikel, menjadikan buku ini semakin menyentuh. Meskipun tebal, namun buku ini tidak membebani Saudara untuk membacanya karena bahasa, kisah, dan makna yang terkandung di dalamnya sangat menyegarkan jiwa. Pastikan Saudara segera memiliki dan membacanya! Dikirim oleh: Rere (setya_tya83(at)xxxx) ______________________________________________________________________ ARTIKEL CERITA NATAL? AH, PALING JUGA BEGITU SAJA .... Oleh: Wiji Suprayogi Berkali-kali aku menjumpai rapat Natal yang memutuskan untuk menggantikan acara cerita Natal yang berupa kisah kelahiran Yesus dengan cerita lain. Anggapan yang muncul adalah semua sudah hafal dan semua bisa membacanya di Alkitab, jadi tidak perlu lagi membahasnya. "Paling kisahnya itu-itu juga, jadi mending kita ganti dengan cerita lain yang lebih seru dan menarik jemaat," begitu komentar beberapa orang. Kucoba membaca kisah kelahiran Yesus beberapa kali, dan aku mendapat beberapa pelajaran. Aku tak begitu ingat apakah beberapa pelajaran ini berasal dari timbunan ingatanku -- yang berasal dari berbagai buku -- atau memang murni dari interpretasiku, tetapi inilah yang muncul ketika aku membacanya berulang kali suatu malam. MARIA YANG TEGAR DAN MEMILIKI HATI YANG TAAT Maria memang masih keturunan raja, tetapi ia sudah tidak lagi tinggal di istana. Dalam kesehariannya, aku bayangkan Maria adalah gadis desa biasa yang menjalani kehidupan dengan penuh rutinitas dan monoton. Mungkin, baginya perubahan adalah hal yang tidak begitu penting. Toh, semuanya berjalan dengan baik. Lalu, datanglah malaikat Tuhan mengabarkan bahwa ia akan menjadi ibu dari Sang Juru Selamat. Bagaimana perasaan Anda jika seseorang memberi tahu Anda bahwa Anda akan menjadi ibu/bapak dari seorang presiden? Tentu saja senang. Tetapi, pikirkan lagi bahwa Maria harus menanggung malu karena hamil, sedangkan ia belum menikah, baru bertunangan. Kemudian, bayangkan bahwa ia juga harus mendidik calon pemimpin, bagaimana kalau gagal? Bagaimana ia lari dari tudingan dan desas-desus masyarakat di sekitarnya? Pemikiran seperti itu mungkin saja muncul dalam benaknya. Alkitab mencatat bahwa Maria tidak lari, tetapi menerima semuanya dengan tegar. Aku berpikir, pastilah Maria seseorang yang teguh dan memiliki hati yang taat untuk menjalani hidup. Ia bisa saja menolak dan tetap menjadi gadis desa biasa tanpa tanggung jawab berlebih. Tetapi, menurutku Maria memiliki hati yang taat, sehingga ia rela menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini. Ketegaran dan ketaatannya itulah, menurutku, yang memampukannya berani pergi ke Mesir dan tinggal di sana -- menghindari Herodes yang hendak membunuh Bayinya -- dan, terlebih lagi, untuk menyaksikan Putranya disalib. TUHAN MEMILIH PEREMPUAN Kaum perempuan, oleh beberapa orang, dianggap sebagai pembawa dosa ke dunia. Kemudian dianggap sebagai warga kelas dua atau bahkan warga yang keberadaannya tak diperhitungkan. Tetapi, jelas sekali Tuhan menonjolkan peran perempuan dalam kisah besar kelahiran Yesus -- Elisabet, ibu Yohanes, dan Maria sendiri. Bahkan, Yusuf, bapak Yesus, tidak begitu banyak diceritakan. Dalam kisah ini, kaum perempuan justru memiliki peran yang begitu besar dalam menentukan sejarah keselamatan dan perkembangan dunia secara keseluruhan. Dan bisa dikatakan bahwa perempuan telah impas menebus kesalahannya mendatangkan dosa karena telah dipakai untuk mendatangkan Juru Selamat ke dunia ini. Maria bisa saja menolak, sesuai kehendak bebasnya, untuk melahirkan Sang Juru Selamat, sama ketika Hawa akhirnya memutuskan untuk memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Mereka mengambil keputusannya sendiri-sendiri. Tuhan memakai, mencatat, dan menonjolkan perempuan dalam dunia yang dikuasai laki-laki. Pembelajaran yang harus kita camkan, yaitu perempuan adalah rekan sejajar laki-laki. BERDUA LEBIH BAIK Maria tidak sendirian. Ada Yusuf di sampingnya yang ikut mendukung semua proses ini. Bisakah Anda bayangkan jika Yusuf kemudian memutuskan untuk membatalkan pertunangan atau memaksa Maria menggugurkan kandungannya? Pastilah Yusuf juga laki-laki yang bertanggung jawab dan melindungi istrinya sedemikian rupa sehingga Yesus menjadi besar dan siap menjalankan tugas-Nya. Tidak banyak catatan dalam Alkitab mengenai Yusuf, tetapi kita bisa menduga kontribusinya yang begitu besar dalam kehidupan keluarga ini -- yang bisa saja dipandang sebagai keluarga bermasalah oleh lingkungan di sekitarnya. Di sini, aku melihat betapa kebersamaan dalam satu tim akan memudahkan berbagai hal dan membuat hidup kita menjadi lebih berarti. Bagaimana kalau Yesus akhirnya hanya dididik oleh ibunya tanpa kehadiran seorang ayah? Tentunya kita akan menjumpai Juru Selamat yang secara psikologis tidak lengkap karena kehilangan figur ayah. Namun, puji Tuhan, Alkitab mencatat adanya kerja sama yang harmonis dalam keluarga ini, sehingga ketika mereka diminta ke Mesir -- sebuah negeri yang jauh dan sama sekali baru peradabannya -- mereka menjalaninya bersama. TIGA RAJA Ada tiga raja yang disebut dalam kisah kelahiran Yesus: Kaisar Agustus, Raja Herodes, dan tentu saja Yesus sendiri. Pertama, Kaisar Agustus. Ia membuat banyak orang bersusah payah pergi ke daerah yang jauh untuk menuntaskan sensus penduduk yang ia perintahkan. Secara pribadi, aku membayangkan ia adalah tipikal beberapa pemimpin yang sering menggunakan kekuasaannya untuk memersulit kehidupan orang lain. Mungkin, alasannya adalah demi ketertiban atau kebaikan bersama, tetapi karena kekuasaan, orang sering lupa membedakan mana kepentingan pribadi atau kepentingan bersama yang bersifat lebih objektif. Kedua, Raja Herodes. Ia memiliki reputasi buruk, sebagai pembunuh bayi-bayi di Bethlehem. Semua orang pastinya setuju bahwa ia adalah perwakilan dari pemimpin yang kejam dan tidak mementingkan orang lain. Demi kekuasaan, semua jalan ditempuh tanpa memandang baik atau buruk, berguna atau tidak. Ketiga, Yesus. Orang majus menyebut-Nya "Raja", dan hal itu membuat Herodes iri dan ketakutan. Alkitab mencatat bahwa kesederhanaan kelahiran-Nya dirayakan dengan pujian malaikat surga. Kesederhanan kehadiran-Nya membuat orang-orang yang tak terhitung dalam masyarakat, seperti para gembala, dapat berhadapan secara pribadi dengan seorang Raja. Kehadiran-Nya membawa misi damai bagi seluruh dunia. ORANG MAJUS Pernahkah Anda berpikir mengapa orang majus dimasukkan ke dalam kisah kelahiran Yesus? Apa pentingnya? Temanku, seorang dosen, telah menginterpretasikannya. Aku ingat kembali interpretasinya ketika membaca kisah orang majus ini. Menurutnya, orang majus mewakili orang Asia dalam menyambut kedatangan Yesus. Jika kedatangan Yesus merupakan kesukaan bagi dunia, seharusnya seluruh dunia menyambut kedatangan-Nya. Dan, Tuhan pasti menyiapkan jalan bagi setiap misi-Nya. Wajar apabila seluruh dunia mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Sang Raja. Pasti Allah telah merancangkan waktu kelahiran Yesus dengan tepat. Kedatangan malaikat kepada Maria dan peristiwa-peristiwa pemberitahuan kepada para pelaku sejarah dalam kisah kelahiran Yesus serta nubuatan para nabi pendahulu, merupakan bukti bahwa kelahiran Yesus telah dipersiapkan dengan penuh kebijakan dan kecermatan. Tentunya, seluruh bangsa dan tatanan yang ada di dunia ini juga dipersiapkan untuk misi-Nya. Selanjutnya, mari kita lihat latar belakang sosial di sekitar kelahiran Yesus. Yesus lahir pada masa pemerintahan Romawi yang luas wilayahnya hampir sebagian belahan bumi ini -- dari Afrika, Eropa, dan sebagian Asia. Jadi, bisa dikatakan bahwa Romawi adalah penguasa bumi pada saat itu. Sebagai penguasa bumi, tentu saja pemerintahan Romawi memberikan tatanan yang mengatur berbagai aktivitas di wilayah kekuasaan mereka, termasuk di dalamnya komunikasi dan transportasi yang berjalan lancar. Karena mereka menguasai sebagian besar wilayah bumi, tentu saja berbagai tatanan itu sangat mewarnai kehidupan dunia. Situasi ini disebut oleh beberapa sejarawan sebagai "kedamaian Romawi". Dunia berada dalam masa damai -- paling tidak, perang besar tidak terjadi selama pemerintahan Roma berdiri kokoh. Suasana itu memungkinkan adanya sensus yang akhirnya menggenapi nubuatan bahwa Juru Selamat akan dilahirkan di Bethlehem. Kemudian, lancarnya transportasi membuat perjalanan keluarga Yesus ke Mesir tidak sulit. Dan nantinya, situasi damai di Roma itu juga sangat mendukung lancarnya pengabaran Injil ke seluruh dunia. Bukankah latar belakang wilayah Roma mewakili kebudayaan dari Eropa sampai Afrika (Mesir) dalam menyambut kedatangan Yesus? Dalam latar belakang sosial tadi, ada satu kebudayaan yang dulu berkuasa dan ditaklukkan Roma, yang juga memberikan sumbangsih dalam mempersiapkan misi Allah. Kebudayaan itu adalah kebudayaan Yunani. Walaupun secara pemerintahan yang berkuasa adalah Romawi, dunia pemikiran yang terus berkembang saat itu adalah dunia pemikiran Yunani yang penuh dengan filsafat dan menjadi pola pikir pada zaman itu. Kebudayaan ini merasuk begitu kuat dan memberikan bahasa universal yang bisa dipahami oleh berbagai orang. Ketika keluarga Yesus pergi ke Mesir, suasana yang global dan juga bahasa Yunani yang telah menjadi seperti bahasa internasional tentu ikut menolong kelancaran informasi. Paling tidak, jika mereka tidak bisa berbahasa Yunani, ada jalur komunikasi bersama yang diciptakan oleh kebudayaan Yunani tersebut. Pada gilirannya nanti, rasionalitas Yunani memberikan persiapan, sehingga orang bisa menerima pengetahuan kebenaran dalam Injil. Allah kita hebat, bukan? Semua telah disiapkan-Nya dengan saksama -- dari latar belakang sosial sampai pemikiran manusia -- agar misi-Nya menyelamatkan dunia terlaksana dengan sempurna. Namun, Allah juga menyiapkan Yesus sebagai Pribadi yang independen dan memiliki integritas sendiri. Dia tidak berasal dari kedua kebudayaan besar itu, tetapi berasal dari satu kebudayaan kecil yang independen dan mandiri, yaitu kebudayaan Yahudi. Tuhan memang memakai berbagai kebudayaan untuk memperlancar misi-Nya, tetapi jelas, Tuhan memiliki otoritas tersendiri dan tidak mengikuti filsafat manusia. Berbagai hal duniawi dipakai, tetapi kepercayaan yang benar akan adanya Tuhan haruslah merupakan kebenaran yang langsung berasal dari Tuhan. Bangsa Yahudi, sebagai umat pilihan Tuhan, memiliki hal itu. Melalui merekalah Tuhan berbicara dalam sejarah manusia. Melalui merekalah kita mengenal Tuhan. Yesus lahir dari kebudayaan di mana Tuhan menyatakan kebenarannya secara khusus. Jadi, jelas Yesus tidak berasal dari dunia ini, dan itu tersirat dari asal-usulnya -- orang Yahudi. Hal ini juga merupakan penggenapan janji Tuhan kepada Abraham dan berbagai nubuat yang diterima para nabi. Sampai di sini kita melihat, berbagai kebudayaan telah dipakai Tuhan dalam rencana-Nya. Yesus dihadirkan dalam lingkup kebangsaan dan kebudayaan yang amat luas. Nah, di mana letak Asia dalam kisah ini? Latar belakang dan pemikiran yang melingkupi dunia kelahiran Yesus tidak menyebut peran Asia secara jelas. Secara geografis, kampung halaman Yesus memang terletak di Asia, tetapi bagaimana kebudayaan Asia menyambut Dia? Rupanya orang majus yang berasal dari Babel dan mewakili pemikiran orang Timur menjadi penanda istimewa bahwa Yesus juga hadir bagi orang Asia dengan segala pemikirannya -- begitu interpretasi temanku. Alkitab memang hanya menyebut orang majus dari Timur. Menurut ensiklopedia, orang majus berasal dari Babel dan merupakan ahli-ahli astrologi yang sangat besar kemungkinannya berhubungan erat dengan kepercayaan "zoroaster" yang merupakan satu kepercayaan besar di Asia pada masa itu. Luasnya pengaruh kepercayaan tersebut memerlihatkan bahwa kebudayaan Asia terwakili dengan kehadiran orang majus dalam kisah kelahiran Yesus. Bukankah orang majus tadi bertanya: "Di manakah Dia, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." Pertanyaan tersebut menyiratkan, mereka memunyai pengetahuan akan datangnya Juru Selamat ke dunia ini. Jadi, rupanya Allah telah memberikan informasi kedatangan Sang Juru Selamat kepada seluruh peradaban di dunia ini. Seluruh umat manusia berada dalam lingkup peradaban yang berbeda-beda. Bahkan, temanku berani menyatakan bahwa benua Amerika yang mungkin tidak disebut sama sekali dalam kisah Natal juga terwakili. Berdasarkan penyelidikan temanku itu, ada bukti kuat bahwa orang asli Amerika berasal dari Asia. Jadi, terbukti `kan kalau seluruh peradaban menyambut kedatangan Yesus? Bagi temanku tersebut, penjelasan ini juga membuktikan bahwa nubuatan akan datangnya "keturunan perempuan yang akan meremukkan kepala ular" dalam Kejadian 3:15, sebenarnya sudah dimiliki oleh semua umat di dunia ini. Hanya setelah peristiwa menara Babel, semua informasi itu tercerai-berai dan menjadi tidak utuh lagi karena manusia kemudian tercerai-berai juga ke seluruh penjuru dunia. Garis besarnya, kekaisaran Romawi menyediakan berbagai sarana untuk misi Tuhan di dunia, seperti transportasi dan komunikasi yang membuat misi kedatangan Sang Juru Selamat tergenapi serta memudahkan penyebaran Injil. Sementara, pemikiran Yunani yang berkembang menyiapkan suatu rasionalitas tersendiri bagi misi Tuhan ini. Kemudian, kemandirian budaya Yahudi memberikan ciri tersendiri dan identitas kuat bagi Yesus dan misi-Nya. Sementara, orang majus mengokohkan bahwa Yesus datang untuk seluruh umat manusia di dunia ini. Semua peradaban di dunia ini memberikan jalan bagi kehadiran Yesus di dunia. Aku merinding saat mendengar penjelasan temanku. Benar kata Alkitab bahwa kehadiran-Nya membawa kesukaan besar bagi seluruh bangsa. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: My Favourite Christmas Penulis: Tim Penulis Gloria Cyber Ministries Penerbit: Penerbit Gloria Cyber Ministries, Yogyakarta 2006 Halaman: 70 -- 83 ______________________________________________________________________ KEBAHAGIAAN TERBESAR DI DUNIA ADALAH MEMBUAT ORANG LAIN BAHAGIA ______________________________________________________________________ EDISI BULAN DEPAN EDISI JANUARI 2009 PEMBARUAN HIDUP Tiada terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2008. Beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun baru 2009. Apakah masih ada beberapa rencana Anda yang belum tercapai di tahun ini? Harapan kami hal itu tidak menyurutkan semangat Anda untuk terus berjuang menjadikan hidup Anda hari ini lebih baik dari hari kemarin. Untuk memulai tahun 2009, e-Buku hadir dengan tema "Pembaruan Hidup". Karena itu, kami menyajikan resensi buku-buku tentang pembaruan hidup, baik cetak maupun elektronik. Tentu saja dilengkapi dengan sajian lainnya yang berkaitan dengan tema tersebut. Tentu saja kami masih mengundang para Pembaca sekalian untuk lebih terlibat dalam edisi kali ini. Silakan kirim resensi, informasi, kesaksian, atau pun artikel yang berkaitan dengan tema ini kepada Redaksi e-Buku di alamat: buku(at)sabda.org. Mari terus membagikan berkat melalui buku. ______________________________________________________________________ PENERBIT EDISI INI Gloria Graffa/Gloria Cyber Ministries Jl. Supadi 2, Kotabaru, Yogyakarta 55224 Jl. F.M. Noto 19, Kotabaru, Yogyakarta Telp./Fax.: 0274-580009 E-mail: jogja(at)glorianet.org atau gcm(at)glorianet.org Situs: www.glorianet.org BPK GUNUNG MULIA Jl. Kwitang 22-23, Jakarta 10420 Telp.: 021-3901208; Fax.: 3901633 E-mail: bpkgm(at)centrin.net.id Situs: http://www.bpkgm.com/ YAYASAN KANISIUS Jl. Cempaka No. 9, Deresan, Yogyakarta 32767 Telp.: (0274) 588783, 565996; Fax.: (0274) 563349 E-mail: office(at)kanisius.co.id Situs: www.kanisius.co.id Gospel Press P.O. Box 238, Batam Centre 29432 Telp.: 021-7444-555 ext. 105 Fax.: (021) 7470-9281 E-mail: info(at)karismabookstore.com _____________________________________________________________________ Terbit Perdana 17 November 2005 Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Buku 2008 YLSA -- http://www.ylsa.org/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati Arsip Publikasi e-Buku bisa dibaca online di: http://www.sabda.org/publikasi/e-buku/ http://gubuk.sabda.org/ Network Literatur: http://in-christ.net/komunitas_umum/network_literatur ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Sri Setyawati Staf Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Berlangganan: subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org Kontak e-Buku: buku(at)sabda.org ______________________________________________________________________ "Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar." (1 Timotius 4:13) http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Timotius+4:13
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |