ARTIKEL
Terkadang, Allah Benar-Benar Menutup Pintu
Selama beberapa tahun terakhir, tubuh saya memiliki hubungan yang aneh dengan makanan. Ketika saya mengatakan aneh, maksud saya adalah mengerikan. Alih-alih memberi nutrisi, banyak makanan memberi saya racun dalam dosis kecil. Makanan apa yang menyebabkan ini dan dalam jumlah berapa? Saya tidak yakin. Bahkan, tidak ada yang yakin -- dan itu bagian yang tersulit.
Saat rasa sakit menajam dan perut saya membesar, saya tahu bahwa saya sedang bereaksi. Seringnya, satu-satunya pertahanan saya adalah dengan melakukan tidur ekstra dan mengonsumsi lebih banyak obat, dengan mengetahui bahwa penyakitnya akan hilang dalam beberapa hari. Terkadang, bagaimanapun juga, saya khawatir ada yang salah, bahwa saya mungkin sedang sekarat. Saya merasa seperti Humpty Dumpty (satu karakter dongeng berupa telur, yang namanya identik dengan sesuatu yang rapuh atau keadaan yang genting - Red.): semua kuda raja dan semua pegawai raja -- dan semua spesialis medis dan semua pengobatan holistik alami -- sepertinya tidak dapat membuat sistem pencernaan saya bekerja lagi. Selama empat tahun terakhir, saya telah mengumpulkan satu lemari penuh dengan botol plastik dengan label-label aneh, tetapi hanya sedikit yang membantu.
Terkadang, Tuhan Menutup Pintu dan Jendela
Saat saya memproses rasa sakit dan ketaknyamanan yang hampir selalu terjadi, saya dibantu oleh Jared Wilson. Dengan indah, dia menggambarkan apa artinya hancur dan masih dikasihi Allah. Dia tahu bagaimana rasanya melepaskan tali yang kita semua pegang, dan membiarkan Yesus menangkap dirinya.
Wilson menulis,
"Saya punya masalah dengan semua sorakan penyemangat 'kejar impian Anda!' dari para pemimpin Kristen. Bukan karena saya iri kepada orang-orang yang ingin meraih impian mereka, melainkan karena saya pikir kita tidak siap melihat betapa mudahnya mengacaukan impian yang kita kejar dengan mengejar kehendak Allah dalam Kristus. Anda tahu, mungkin saja rencana Allah untuk kita adalah menjadi kecil. Rencana-Nya untuk kita mungkin adalah kegagalan pribadi. Mungkin saja, saat pintu lain ditutup, itu bukan karena Dia berencana untuk membuka jendela, melainkan karena Dia berencana meruntuhkan bangunan tersebut pada Anda. Pertanyaan yang harus kita tanyakan kepada diri kita sendiri adalah: Akankah Kristus cukup?" (The Story of Everything, 122)
Paragraf ini mencerminkan tema kekristenan yang sering diabaikan, bahkan di gereja terbaik kita: esok mungkin tidak lebih baik daripada hari ini.
Terkadang, Penurunan Berarti Kematian
Dua hal dari kutipan Wilson dapat diilustrasikan dengan melihat secara singkat kehidupan dari Yohanes Pembaptis. Pertama, pernyataan tentang menjadi kecil. Yohanes Pembaptis berkata dengan mengacu kepada Yesus, "Dia harus semakin besar, tetapi aku harus semakin kecil" (Yohanes 3:30). Yohanes ingin agar Yesus akan bergerak menjadi sorotan, bukan dirinya, yang meneladankan kepada kita sekarang tentang keindahan kekal dari menjadi kecil.
Kedua, Wilson meniru frase yang umum dalam istilah Kristen: bahwa sebuah pintu yang tertutup pasti mengartikan adanya kesempatan lain (kesempatan yang lebih baik!) yang akan selalu muncul. Namun, mungkin saja itu tidak terjadi -- itu tidak terjadi pada Yohanes (Pembaptis). Saat Allah mengirim Yohanes ke penjara, dia tidak keluar. Dia dihukum mati di sana (Matius 14:1-12).
Akan tetapi, sebelum dia dibunuh, Yohanes mengirim utusan kepada Yesus untuk menanyakan apakah Dia adalah Mesias, atau apakah mereka harus mencari yang lain (Matius 11:1-3). Alih-alih menumbuhkan imannya, keadaan sulit dalam kehidupan Yohanes menjadi seperti racun, yang kemudian membawanya ke arah keraguan dan kekecewaan. Sepertinya, Yesus tidak terlihat melakukan hal-hal yang dia harapkan akan dilakukan oleh Mesias. "Jika Yesus datang untuk membebaskan orang-orang yang terbelenggu (Lukas 4:18), mengapa saya masih ditahan dalam penjara?"
Agar lebih jelas, di penjara, Yohanes menanyakan apakah Yesus cukup untuknya saat dia benar-benar mengalami penurunan dan sepertinya akan mati.
Akankah Kristus Cukup?
Pertanyaan yang sering kita tanyakan itu serupa. Akankah Yesus cukup bagi kita ketika satu pintu ditutup, dan Allah tidak membukakan sebuah jendela?
Ya, Yesus cukup bagi kita.
Ketika Anda membela apa yang benar, dan berakhir di penjara (seperti kasus Yohanes); Ketika Anda menderita kanker; Ketika Anda kehilangan pekerjaan; Ketika rumah Anda dirampok; Saat orang tua Anda bercerai; Saat Anda sakit dan terbaring di lantai, dan anak-anak Anda bertanya, "Ayah, apakah engkau baik-baik saja?" Yesus tetaplah Yesus. Dia saja akan cukup bagi Anda.
Ketika Rasul Paulus berulang kali berdoa agar kesulitan-kesulitannya dilepaskan, Allah mengatakan kepadanya, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalan kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (2 Korintus 12:9). Di tempat lainnya, Allah mengingatkan umat-Nya, "Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan" (Yesaya 41:10).
Hari ini, jika Anda lemah, ketahuilah bahwa Yesus itu kuat dan bahwa Ia sangat mengasihi Anda -- bahkan jika Anda tidak memahami rasa sakit Anda dan rencana Allah tentang hal itu. Penderitaan kita "mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya" (2 Korintus 4:17). Meskipun seluruh bangunan rumah runtuh, fondasi kita dalam Kristus tidak akan pernah retak. (t/N. Risanti)
Download Audio
|