Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/1 |
|
e-Leadership edisi 1 (1-1-2006)
|
|
Edisi Januari 2006 <><*><>========================================================<><*><> <>< Milis Publikasi e-LEADERSHIP ><> <><*><> Topik: Visi Kepemimpinan <><*><>========================================================<><*><> MENU SAJI EDITORIAL : Apakah Visi Anda? ARTIKEL (1) : Darimana Datangnya Visi Anda? ARTIKEL (2) : Hasrat Melayani di Luar Batas Kemampuan TIPS KEPEMIMPINAN : Menguji Visi Anda JELAJAH : Situs Indo Lead SURAT : Percaya e-Leadership Bisa Menjadi Berkat ===============================><>*<><================================ <>< EDITORIAL Selamat memasuki tahun baru 2006! Kami sungguh bersyukur karena Publikasi e-Leadership Edisi Perdana akhirnya bisa sampai di mailbox Anda di awal tahun 2006 ini. Harapan kami e-Leadership akan muncul dengan setia setiap bulan sekali dengan membawa berkat-berkat istimewa bagi kita semua. Untuk mengawali penerbitan perdana ini, izinkan kami untuk mengajukan pertanyaan pada Anda "Apakah rencana Anda tahun ini? Apa yang Anda harapkan terjadi tahun ini?" Alkitab berkata: "Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum." (Amsal 29:18 TB) atau dalam versi Alkitab The Message, yang menggunakan bahasa yang lebih kontemporer dikatakan: "If people can`t see what God is doing they will stumble all over themselves. But when they attend to what He reveals, they are most blessed." (Proverbs 29:18 MESSAGE) Banyak orang Kristen memahami visi seperti cara dunia mendefinisikan visi. Bagi orang Kristen visi bukan sekedar cita-cita atau keinginan pribadi, visi adalah dari Tuhan. Jika visi kita adalah visi yang digerakkan oleh ambisi pribadi maka kita tidak sedang menjalankan visi Tuhan. Jadi pada dasarnya tidak ada yang disebut sebagai visi pribadi, yang ada adalah Tuhan memanggil seseorang untuk menjalankan visinya Tuhan. Hal ini penting menjadi pergumulan seorang pemimpin Kristen, apakah visi yang kita miliki benar-benar datang dari Tuhan atau hanya berasal dari impian dan keinginan pribadi semata? Untuk itu, edisi e-Leadership kali ini mengambil tema mengenai VISI KEPEMIMPINAN. Sebuah tema yang kami harap sangat relevan untuk Anda renungkan di awal tahun 2006 ini. Redaksi e-Leadership, (Kristian) "Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat." (Amsal 29:18a) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+29:18 > ===============================><>*<><================================ LEADERSHIP IS THE CAPACITY TO TRANSLATE VISION INTO REALITY (Warren Bennis) ===============================><>*<><================================ <>< ARTIKEL (1) -*- DARIMANA DATANGNYA VISI ANDA? -*- (oleh Les Norman -- DCI) Yeremia adalah seorang pemuda yang baru saja memulai berjalan dengan TUHAN dan melayani di Bait Suci. Pada suatu hari Firman TUHAN datang kepadanya dan mengatakan bahwa TUHAN sudah mengenalnya sebelum dia dilahirkan, dan dia adalah seorang pemuda istimewa, yang disiapkan oleh TUHAN untuk menjadi seorang nabi. Yeremia memprotesnya, mengatakan bahwa dia tidak pandai berbicara dan masih muda. TUHAN meyakinkan Yeremia muda dan memberikan janji-janji besar. Kemudian TUHAN mengajukan pertanyaan kepadanya (lihat Yeremia 4:4-12): "Apakah yang kau lihat, hai Yeremia?" Yeremia menjawab dengan benar. Dia melihat tanda-tanda pertama dari kehidupan baru untuk negerinya. TUHAN berkata, "Baik penglihatanmu, sebab Aku siap sedia untuk melaksanakan firman-Ku.", 1. Apa yang Anda lihat dari TUHAN? ---------------------------------- Siapa saja yang harus menerima visi yang menyala-nyala? - Setiap orang percaya, untuk dirinya sendiri, keluarganya, pelayanannya, dan masa depannya. - Setiap pemimpin gereja yang meneladani Kisah Para Rasul 2:42-47 dan tempat dan wilayah yang diberkati Allah. - Setiap gereja di seluruh dunia. Alkitab menyatakan, "Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat" (Amsal 29:18). Dan orang pertama yang menjadi liar adalah Anda yang mengalami kebosanan dalam kehidupan Kristen Anda. Menerima visi adalah lebih daripada sekadar menerima suatu penglihatan dalam ibadah penyembahan kharismatik. Visi itu adalah suatu kesadaran yang mendalam dalam batin kita tentang mengapa kita dilahirkan, dan yang jauh lebih penting lagi, mengapa Anda, dan bukan orang lain yang menerima visi dan telah lahir baru oleh pekerjaan Allah sendiri. 2. Visi adalah nubuatan kehidupan baru dari Allah. -------------------------------------------------- Suatu pandangan sekilas tentang masa depan yang kita terima sebelum hal itu terjadi dapat saja terjadi oleh anugerah Allah asalkan kita benar-benar taat kepada-Nya, tetapi awas dan berhati-hatilah sebab Iblis membenci janji-janji Allah tentang Kehidupan Baru. Iblis mencoba membunuh bayi Musa yang sudah ditetapkan untuk menjadi pembebas bangsa oleh kuasa Allah. Iblis juga mencoba membunuh bayi Yesus, yang akan membebaskan seluruh dunia. Iblis juga menyerang bayi-bayi yang masih dalam rahim ibunya. Iblis menyerang semua orang Kristen lahir baru, dan dengan cara yang sama, suatu `Visi Baru` juga akan diserang habis-habisan oleh Iblis. Visi dan Vultures Beberapa tahun lalu, waktu kami sedang berkendaraan di padang pasir di Afrika Barat dalam perjalanan untuk mengunjungi suatu Sekolah Alkitab yang terpencil letaknya, dari kejauhan kami melihat beberapa burung Vultures [Red.: Burung Vulture dalam bahasa Indonesia disebut dengan Burung Pemakan Bangkai] terbang berputar-putar di atas. Mungkin karena terlalu banyak menonton film koboi, maka kami tahu bahwa ada sesuatu yang sedang sekarat akan mati atau memang sudah mati. Tetapi kira-kira apa itu? Kemudian kami mengubah arah perjalanan kami, memotong jalan, langsung pergi menuju ke tempat di bawah burung Vultures itu beterbangan berputar-putar dan kami tiba di tempat itu dalam waktu hanya beberapa menit saja. Vultures Ketika kami tiba di tempat itu, kami melihat sekelompok burung, ada tujuh burung Vultures yang besar dan hitam warnanya berjalan di tanah dan sedang bergerak maju menuju seekor anak kambing yang baru dilahirkan, yang induknya masih terlalu lemah untuk mengusir burung-burung itu. Kami menakut-nakuti burung-burung itu supaya terbang dan pergi sampai anak kambing itu memperoleh kekuatan untuk lari. Dengan melihat burung-burung Vultures yang berkepala hitam, kami melihat suatu gambaran tentang kuasa-kuasa kegelapan dan serangan-serangannya terhadap visi-visi dan rencana-rencana yang baru dilahirkan. Alkitab menyebutkan kuasa kegelapan sebagai "burung-burung di udara". Burung-burung Vultures ini siap sedia untuk menyerang kita begitu kita selesai membuat suatu rencana kerja baru di ladang Tuhan. Mereka bermaksud untuk menyerang visi kita dan memberikan kepada kita berbagai macam kesulitan waktu kita akan memulainya dan bertahan terus. 3. Burung-burung di udara. -------------------------- Vulture 1 disebut ketidakpercayaan. Dia bertengger di atas bahu kita dan berteriak-teriak terus-menerus, membisikkan hasutan kepada kita, "Benarkah Allah mengatakan ini?" Vulture 2 disebut kebimbangan. Burung Iblis itu membisikkan lagi, katanya, "Jangan mempercayai Allah, orang lain ataupun dirimu sendiri." Musa sempat mendengarkan ocehan burung Iblis semacam ini dan agaknya mulai terpengaruh dan bertanya kepada Allah, "Siapakah aku ini? Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku? Aku tidak pandai bicara, sebab aku berat mulut dan berat lidah. Ah, Tuhan utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus." (Keluaran 3:11, 4:1,10) Vulture 3 disebut takut. Burung Iblis itu menghasut lagi, katanya, "Apa yang akan dikatakan oleh orang lain jika engkau membuat kesalahan, hanya dapat bekerja setengah jalan atau akan gagal total." Vulture 4 disebut patah semangat. Yosua diperingatkan Allah untuk waspada terhadap burung Vulture yang hitam dan jelek ini (lihat Yosua pasal 1; Ulangan 31:6). Vulture 5 disebut kemalasan. Hagai melihat adanya burung Iblis, dan mengatakan kepada orang-orang untuk selalu menguatkan dan meneguhkan hati serta terus bekerja (lihat Hagai 2:4). Vulture 6 disebut pengganggu konsentrasi. Vulture ini adalah burung Iblis yang sangat tangguh yang duduk di bahu kita dan selalu membisikkan hal-hal lain yang harus kita kerjakan sekarang, supaya oleh bisikan-bisikan itu konsentrasi kita jadi terganggu sekali (lihat Lukas 8:14). Vulture 7 disebut ketidaksabaran. Iblis ini licik, buruk, dan kejam. Kalau dia tidak berhasil menghambat kita melalui rasa ketakutan yang dicobanya untuk ditanamkan ke dalam pikiran kita, maka dia akan mendorong kita untuk berlari-lari bertindak mendahului Allah. Mendahului rencana dan kehendak Allah. Jika iman sampai berubah menjadi kesombongan, maka yang tadinya adalah visi yang dibimbing oleh Allah, kini berubah menjadi pekerjaan kedagingan dan pasti akan menyebabkan kegagalan! Waspadalah terhadap yang satu ini, Iblis ini sungguh sangat cerdik dan licin, dan dapat memikat ketidak-sabaran kita. Mengapa Ada Serangan Semacam itu dari Iblis? Itulah prinsip yang dimaksudkan dalam Amsal 29:18. Tanpa wahyu/visi, maka rakyat akan menjadi liar, yaitu kehilangan keyakinan alkitabiah, kehilangan standar moral, dan membuang pengekangan moral sehingga akhirnya musnah. Dalam Matius pasal 25 Anda akan dapat membaca perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijak yang mempunyai visi untuk mempersiapkan diri, hamba-hamba yang bijak yang mempunyai visi untuk memanfaatkan sebanyak-banyaknya karunia rohani yang telah diterimanya dan domba-domba dengan visi yang menyala-nyala untuk melayani yang lain. 4. Jadi apa yang Anda lihat? ---------------------------- a. Atau mungkin Anda tidak mempunyai visi? Jika demikian halnya, lakukanlah apa yang dikerjakan oleh Rasul Yohanes dan segera masuklah ke dalam Roh, supaya dikuasai oleh Roh dan menemui Yesus (lihat Wahyu 1:10). b. Mungkinkah Anda hanya melihat sedikit? Kalau seandainya, menurut pendapat Anda sendiri, visi Anda telah gagal, maka kuburkanlah itu dalam kepastian dan pengharapan yang pasti untuk mengalami kebangkitan (lihat Kisah Para Rasul 16:6-10). c. Apakah Anda sudah melarikan diri dari Visi? Ingatlah bahwa Firman TUHAN datang kepada Yunus dua kali, dan demikian juga kepada Yohanes Markus (lihat 2Timotius 4:11). d. Apakah Anda menderita karena satu visi? Ingat tentang Yusuf yang mempunyai visi yang sejati dari TUHAN tetapi dia mengalami penderitaan karena visinya itu, baik penderitaan fisik maupun penderitaan jiwa (Mazmur 105:16,17), demikian juga terhadap Habakuk dalam Habakuk 2:1-5. Coba Anda periksa apa yang dikatakan Daniel (Daniel 10:7-8,16-17). Dia harus dikuatkan oleh Allah untuk dapat melanjutkan. Seperti Daniel 10:14, waspadalah tentang waktu yang tepat, itu sangat vital. Pakailah waktu TUHAN, jangan pakai waktu menurut perhitungan atau rekayasa kita sendiri. e. Untuk mereka yang benar-benar mempunyai visi. - Kerjakan apa yang dikerjakan oleh Abraham (Kejadian 15:5-10). - Tambahkan pengorbanan pribadi kepada visi. - Usirlah burung-burung di udara (Kejadian 15:11). - Harapkan Allah untuk memberikan konfirmasi atas visi Anda (Kejadian 15:13). Sumber: Kursus Alkitab DCI (Doulos Christou Iesou) Pelajaran 30 Penulis : Dr. Les Norman Penerjemah : Gatot Suhendra, Herald Siagian Bahan ini: * didownload dari Situs e-Learning ==> http://www.sabda.org/learning/download/dci/dci-html.zip * dibaca online di Situs School of Mission On-line ==> http://www.dci.org.uk/indonesian/ind-30.htm ===============================><>*<><================================ MENGETAHUI KE MANA TUJUAN ANDA ADALAH LANGKAH PERTAMA UNTUK SAMPAI KE SANA (Ken Blanchard - We Are the Beloved) ===============================><>*<><================================ <>< ARTIKEL (2) -*- HASRAT MELAYANI DI LUAR BATAS KEMAMPUAN -*- (oleh David dan Becky Waugh) Visi bagaikan api unggun yang berkobar di mana umat Allah berkumpul mengitarinya. Ia dapat memberikan terang, energi, kehangatan, dan persatuan. Ia memungkinkan kita melihat melalui mata Allah, untuk mengerti segala maksud-Nya dan kemungkinan di dalam Dia. Ia menguatkan kita dengan keyakinan bahwa "segala sesuatu bisa terjadi melalui Kristus." Penulis kitab Amsal memperingatkan, "Tanpa suatu visi, umat Allah akan binasa." Tetapi dengan suatu visi yang terlalu besar, umat Allah akan kebingungan sendiri. Setiap visi membutuhkan strategi. Jadi jika harus membatasi visi yang terlalu besar itu bukan berarti Anda juga harus memadamkan Roh. Sebab jika visi menjadi terlalu luas, namun tidak mempunyai tujuan yang khusus, akibatnya visi itu pada dasarnya tak ada gunanya. Sebagai contoh, gereja kami memiliki pernyataan tujuan seperti berikut ini: "Membawa semua orang untuk diselamatkan, mengembalikan mereka kepada Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus Tuhan, membaptiskan mereka di dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, serta mengajar mereka untuk melakukan semua pengajaran Yesus Kristus, sebagaimana yang dinyatakan dalam Alkitab." Tentu saja hal itu merupakan suatu visi yang sangat luas! Gereja kami yang beranggotakan delapan puluh orang jemaat tidak mungkin dapat mengerjakan visi itu. Visi semacam itu memang sangat penting, tetapi tanpa disertai dengan tujuan yang teratur serta strategi untuk mencapainya, sebuah gereja dapat menjadi kewalahan dan bahkan lumpuh. Jika kita gagal menjalankan visi tersebut, periksalah di mana letak kesalahannya? Jawabnya seringkali ialah karena tidak adanya strategi. Bukan karena ingin memadamkan Roh, kami menolak untuk "membatasi visi kami". Kami beranggapan bahwa visi kami itu luas, namun tidak mempunyai tujuan yang khusus, dan akibatnya visi itu pada dasarnya tak ada gunanya. Apakah hubungan antara iman dengan sifat pragmatis? Dengan visi yang besar dan karunia yang bermacam-macam, tetapi dengan jumlah dan kemampuan yang sangat minim, apakah yang dapat dilakukan oleh sebuah gereja? Membatasi visi? Tentu saja tidaklah demikian. Memfokuskan visi bukanlah merupakan suatu proses yang mudah, namun ada beberapa prinsip dalam mempertajam visi yang bisa menolong dalam hal ini: Perhitungkan Sumber Daya, Manusia, dan Campur Tangan Allah ---------------------------------------------------------- Iman dan pragmatisme tidaklah bertentangan, tetapi saling bekerjasama. Iman adalah realitas yang melibatkan campur tangan Allah di dalamnya. Alangkah bodohnya bila seseorang memutuskan sesuatu sebelum ia mengetahui kenyataan yang ada! Yesus pun berkata kepada murid-murid-Nya untuk memperhitungkan biaya sebelum mendirikan sebuah menara dan menyatakan kebodohan seorang raja yang hendak pergi berperang tanpa memperhitungkan kekuatan tentara dari kedua belah pihak (Luk. 14:28-31). Iman tidak membawa kita ke dalam segala pelayanan yang dapat dikerjakan secara serampangan, karena hal itu hanya akan menghabiskan uang dan sumber daya manusia dengan sia-sia. Lebih daripada itu iman tidak akan membawa kita ke tempat perbekalan dengan bersukaria untuk memenuhi tas belanja kita, kemudian mengharapkan Allah untuk membayar bonnya. Hal itu adalah suatu kelancangan, bukanlah iman. Iman tidaklah seperti hal tersebut di atas. Iman akan membawa kita untuk berlutut setiap saat kita diperhadapkan pada suatu kesempatan, menyerahkan diri kita secara terbuka kepada Allah dan memohon kepada-Nya untuk menyatakan diri kepada kita, jika kita melakukan pelayanan itu, kita akan mampu menyelesaikan tanggung jawab kita. Ada suatu batasan pada jumlah tanggung jawab yang tak terhingga yang dapat kita terima. Sejauh manakah sumber daya kita akan berperan? Kekurangan sumber daya tidak akan menutup pintu pelayanan yang baru, tetapi hal itu berarti kita mempertimbangkan tuntutan pribadi dan biaya yang akan dikeluarkan. Di lain pihak, kadang-kadang kami harus jatuh bangun dengan kesakitan untuk mencapai suatu visi. Bilamanakah kita harus berkata ya? Kapankah kita harus berkata tidak? Ada dua buah kriteria atau patokan untuk menentukannya: 1. Apakah jemaat kita "memiliki" visi itu? Jika visi itu pada mulanya hanya berasal dari seseorang atau beberapa orang, apakah jemaat lainnya juga mulai melihatnya sebagai suatu kebutuhan yang terutama? 2. Apakah kita memiliki sumber dayanya? Jika dana dan personilnya tidak kita dapatkan pada saat itu, bisakah kita paling tidak menemukan kemungkinan untuk mendapatkannya dalam waktu yang singkat? Jika Allah telah memberikan kita visi serta kemampuan untuk memenuhi sumber dayanya terlebih dahulu, maka secara otomatis jawaban kita adalah ya. Jika kedua persyaratan itu masih tidak menentu, maka kita harus belajar untuk berkata "Tidak" atau "Belum". Berikan Kepemimpinan yang Jelas dan Mantap ------------------------------------------ Peniup terompet Romawi memberikan isyarat untuk menyerang. Dia juga memberikan tanda kepada tentara supaya mundur ataupun pergi ke tempat tidur. Karena itu tidaklah mengherankan kalau Paulus mengatakan, "Jika terompet mengeluarkan suatu bunyi atau tanda yang tidak jelas, siapakah yang akan mempersiapkan dirinya sendiri untuk berperang?" Beberapa orang di antara kita dengan tak sabar barangkali akan segera menyerang, sedangkan tanda itu sebenarnya dimaksudkan untuk memerintahkan kita supaya segera tidur! Demikian juga, bila para pemimpin gereja menghadapi jemaat dengan sikap memerintah sambil mengatakan, "Demikianlah kata Tuhan," hal itu akan memiliki kekuatan atau pengaruh yang sangat besar, tetapi hal itu harus dikendalikan dengan hati-hati sebagai sebuah senapan yang berisi. Jika Anda menembak dan tidak mengenai sasaran, mungkin sesudah itu Anda akan segera melihat bahwa sebagian besar jemaat meninggalkan gereja Anda. Salah satu dari kata-kata sindiran yang favorit ialah "Kepercayaan saya jauh lebih baik daripada seperti yang diakui oleh sebagian besar jemaat!" Seorang pendeta mungkin yakin akan pimpinan Roh Kudus, tetapi jika jemaat telah merasa tertipu sebelumnya, mereka kemungkinan besar tidak akan mempercayainya pada saat itu. Diperlukan waktu berbulan-bulan dengan penuh kesabaran untuk menyerahkan rencana yang terakhir sebelum keterkejutan para pengikut hilang dan mereka mulai percaya bahwa usulan tersebut benar-benar dapat dijalankan. Capailah Tujuan Itu ------------------- Harapan-harapan yang tidak realistis seringkali hanya membawa kita pada kekecewaan dan keputusasaan. Program-program yang luas sering kami coba untuk capai, tetapi kami menyadari keterbatasan kami. Karena itu kami mempersempit pusat perhatian kami, membatasi prioritas kami, serta menaruh harapan yang sesuai. Dengan tujuan-tujuan yang diperkirakan dapat tercapai, kami lebih mungkin bisa mengalami sukacita dan terdorong untuk mencapai keberhasilan. Mencoba untuk melanting ke atas bumbungan atap biasanya bukanlah merupakan strategi yang terbaik. Menempatkan sebuah tangga yang dapat didaki setingkat demi setingkat mempunyai kemungkinan yang jauh lebih besar untuk bisa menyelesaikan pekerjaan yang baik. Miliki Keberanian untuk Tetap Hidup walaupun Tujuan Anda Tak Tercapai ------------------------------------------------------------ Majalah Newsweek pernah menggambarkan pelari Marry Decker sebagai "seorang perempuan muda cantik yang menempuh jarak dengan kecepatan yang sangat membahayakan dalam sebuah kendaraan pengangkut barang yang sulit dipercayai." Karena cedera yang pernah dialaminya pada masa yang lalu, pelatihnya mendesak dia supaya berlari dalam latihannya dengan para pelari yang lebih lambat untuk mencegahnya bekerja terlalu berat. Dia memiliki suatu visi untuk meraih mendali emas dalam Olimpiade dan akan berlari dengan sekuat tenaga bila saatnya tiba. Namun dalam waktu itu, dia berlari dengan cepat tetapi tidak mengerahkan seluruh tenaganya. Kadang-kadang gereja pun harus melihat kemampuan dirinya. Tak seorang pun dapat berlari dengan cepat sepenuhnya. Meskipun visi itu sangat bagus, namun dengan melakukan pekerjaan terlalu banyak hampir pasti akan menyebabkan pekerjaan terlalu berat, kekecewaan, dan kegagalan. Bahkan pada saat visi itu merupakan sesuatu yang harus kami taati, dengan melibatkan pekerja yang belum waktunya barangkali akan menghasilkan sebuah proyek tanpa kekuatan yang memadai untuk melangsungkannya. Ya, tanpa suatu visi, umat Allah akan "binasa", atau kata lainnya yang sama artinya yaitu "berlari-lari tanpa arah yang menentu" atau "tak dapat dikendalikan". Jika visi itu tidak dibatasi sampai jemaat dapat mengetahui bukan saja ke manakah tujuannya tetapi juga bagaimanakah cara untuk mencapainya, maka mereka akan tetap "berlari tanpa arah yang menentu." Pusat perhatian kita harus jelas, tujuan yang kita tetapkan harus dapat tercapai. Kita harus menetapkan prioritas, menentukan sumber daya terbaik yang dapat digunakan, dan pada saat itu juga melihat kemampuan diri kita sendiri. Akhirnya, kita tidak boleh merasa puas dengan apa yang telah kita kerjakan. Visi tidak akan memberikan kesempatan kepada kita untuk merasa puas bahwa kita telah mengerjakan segala hal yang dapat kita kerjakan. Ya, kita memang harus menyadari keterbatasan kita, tetapi dengan bekerja keras kita selalu dapat mengatasi keterbatasan kita. Milikilah keberanian untuk meneruskan impian-impian yang barangkali belum dapat Anda capai pada saat ini. Rasa tidak puas yang kudus itu ialah suatu harga yang harus kita bayar untuk mengemban visi Juruselamat dalam mengembalikan dunia kepada pemeliharaan Bapa. [Catatan Redaksi: Beberapa bagian dalam artikel ini yang berupa contoh-contoh masalah/kejadian di gereja David dan Becky Waugh kami hilangkan tanpa mengubah atau mengurangi kelengkapan dari isi inti dari artikel ini.] Sumber diambil dan diedit dari: Nama Majalah : Kepemimpinan, Volume 5, Tahun II Penerbit : Penerbit Buku Rohani ANDI Yogyakarta Penulis : David dan Becky Waugh Halaman : 49-53, 56 ===============================><>*<><================================ SEORANG PEMIMPIN MENGETAHUI JALANNYA, MENEMPUH JALANNYA, DAN MENUNJUKKAN JALANNYA (John C. Maxwell) ===============================><>*<><================================ <>< TIPS KEPEMIMPINAN -*- MENGUJI VISI ANDA -*- Bagaimana kita bisa menguji apakah sebuah visi itu berasal dari Tuhan? Jawaban yang paling mudah untuk pertanyaan ini tentu saja adalah dengan menguji apakah visi itu sesuai dengan isi Alkitab. Suatu visi yang berasal dari Tuhan tidak mungkin akan bertentangan dengan Alkitab. Apa yang dicantumkan dalam Alkitab merupakan patokan dan lingkar batasan dimana di dalamnya kita menemukan cara Tuhan memimpin kita. Masalahnya sekarang bagaimana jika visi yang kita berada di wilayah abu-abu. Atau Alkitab tidak memberikan penjelasan secara gamblang dalam hal ini? Memang tidak semua hal ditulis dalam Alkitab secara jelas dan detail, tetapi Alkitab tetap memiliki prinsip-prinsip yang bisa menjadi patokan, yaitu: SEMUA VISI YANG BERASAL DARI ALLAH, PASTI AKAN MEMULIAKAN TUHAN. Janganlah melakukan apa yang tidak memuliakan Allah, meskipun tidak dilarang oleh Alkitab! Visi Kristen harus berada di dalam jalur kebenaran, kesucian, keadilan, dan cinta kasih yang merupakan sifat dari Allah sendiri. Hal-hal ini melingkari kita, sebagai batasan dalam melakukan atau tidak melakukan sesuatu. VISI YANG BERASAL DARI TUHAN BERGUNA UNTUK MEMBANGUN DAN MEMULIHKAN. Segala sesuatu yang diberikan Tuhan berguna untuk membangun dan memulihkan. Sejak kejatuhan manusia kedalam dosa, Tuhan memiliki rencana besar yang bertujuan untuk memulihkan dan menyelamatkan ciptaan-Nya, oleh karena itulah setiap visi yang diberikan Tuhan baik kecil atau besar pasti akan bergerak selaras dengan tujuan utama Tuhan tersebut. VISI YANG BERASAL DARI TUHAN TIDAK AKAN MELEBIHI ALLAH. Jika visi yang Saudara kerjakan ternyata telah merebut tempat dimana Tuhan seharusnya bertahta, jangan perjuangkan visi itu. Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa kita tidak boleh terbelenggu oleh segala apapun yang kita kerjakan. Visi memang penting tapi yang jauh lebih penting untuk kita taati adalah Tuhan, dari mana sumber visi itu berasal. Sumber diringkas oleh Kristian dari: Judul Buku : Mengetahui Kehendak Allah Judul Bab : Langkah-langkah Mencari Kehendak Allah Penulis : Pdt. Dr. Stephen Tong Penerbit : Pusat Literatur Kristen Momentum, 1999 Halaman : 169-182 Bahan ini bisa dibaca online di Situs e-Reformed ==> http://www.sabda.org/reformed/prak21.htm ===============================><>*<><================================ <>< JELAJAH -*- Indo Lead -*- (Situs Kepemimpinan Kristen Indonesia) http://www.sabda.org/lead/ Situs Indo Lead (Christian Leadership Training, Network and Resources Center) dibangun oleh Yayasan Lembaga SABDA dengan beberapa mitra lain untuk menolong masyarakat Kristen Indonesia mendapatkan berbagai sumber informasi bahan-bahan kepemimpinan, khususnya kepemimpinan Kristen dalam bahasa Indonesia. Selain itu, Situs Indo Lead juga dipersiapkan untuk mendukung diterbitkannya publikasi e-Leadership. Secara garis besar situs ini dibagi menjadi 11 kategori topik utama, dan juga dikelompokkan berdasarkan jenis dan format file untuk memudahkan pencarian atau jika Anda ingin mendownloadnya. Dalam situs ini Anda juga bisa menemukan arsip dari bahan-bahan yang pernah diterbitkan publikasi e-Leadership. Nah, silakan berkunjung di Situs Indo Lead karena kami percaya Anda akan mendapat berkat yang melimpah melalui bahan-bahan yang disajikan. Selamat berkunjung. ===============================><>*<><================================ <>< SURAT PEMBACA From: Deasy >Ykk. Pengurus milis e-Leadership, >Terimakasih untuk keanggotaan yang telah kami terima. Kami >menyambut baik hal ini dan percaya ini dapat menjadi berkat bagi >pelayanan kami dan anggota-anggota lainnya. >Tuhan memberkati, >Deasy - LPPBS Redaksi: Terima kasih juga untuk respon positif dan doa Anda dalam mendukung penerbitan milis publikasi e-Leadership ini. Harapan kami, Anda bisa mendapat banyak berkat melalui publikasi ini dan bisa menyalurkannya kepada teman-teman Anda. Kami juga menunggu partisipasi para pembaca dalam bentuk kiriman artikel, tips, review situs, atau kritik dan saran. Terima kasih. <><*><>========================================================<><*><> Berlangganan : < subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org > Kontak e-Leadership: < staf-leadership(at)sabda.org > Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead : http://www.sabda.org/lead/ ---------------------------------------------------------------------- Redaksi e-Leadership: Kristian, Hardhono, Sylvie, Yulia e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/ Copyright(c) 2006 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati <><*><>========================================================<><*><>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |