Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/11 |
|
e-Leadership edisi 11 (10-11-2006)
|
|
Edisi November 2006 ==================================**================================== Milis Publikasi e-LEADERSHIP **** Topik: Aspek Kepemimpinan - Delegasi ==================================**================================== MENU SAJI EDITORIAL : Belajar Tentang Delegasi ARTIKEL (1) : Pendelegasian ARTIKEL (2) : Pola Pendelegasian INSPIRASI : Terimalah Konsekuensinya Bila Anda Tidak Berbagi JELAJAH : Situs Leadershipnow STOP PRESS : Situs SABDA Space ==================================**================================== EDITORIAL -*- BELAJAR TENTANG DELEGASI -*- Salam kasih dalam Kristus, Orang tua (biasanya ibu) akan membagikan tugas rumah tangga pada anak-anaknya. Ada yang bertugas mencuci piring, ada yang menyapu lantai, ada pula yang membersihkan halaman. Hal ini dilakukan bukan berarti sang ibu tidak mampu mengerjakan tugas-tugas tersebut atau tidak suka melihat anak-anaknya bermain. Sebaliknya, ia ingin agar anak-anaknya juga merasa dilibatkan dan dianggap sudah mampu untuk diberi tanggung jawab. Anak-anak juga akan bangga karena ibunya percaya pada mereka. Anak yang merasa mendapat kepercayaan seperti ini biasanya akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang sehat dan belajar bertanggung jawab dengan kepercayaan yang diterimanya. Mendelegasikan merupakan tugas yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin mengingat bahwa pemimpin tidak akan mampu mengerjakan tugas-tugas besar seorang diri saja. Selain itu, mendelegasikan juga melatih kemampuan seseorang pemimpin dalam bekerja sama dengan orang lain. Seorang pemimpin yang baik tahu sampai di mana kemampuan bawahannya, dan tugas-tugas apa yang bisa didelegasikan kepada mereka. Dalam edisi e-Leadership kali ini, Anda akan menemukan berbagai informasi yang berkaitan dengan pendelegasian. Mulai dari alasan pendelegasian hingga manfaat mendelegasikan tugas. Harapan kami, pembahasan ini dapat membantu Anda untuk berbagi tugas dengan tim Anda. Redaksi e-Leadership, Lanny "Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama," (Roma 12:4) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+12:4 > ==================================**================================== YOU CAN DO WHAT I CANNOT DO. I CAN DO WHAT YOU CANNOT DO. TOGETHER WE CAN DO GREAT THINGS. (Mother Teresa) ==================================**================================== ARTIKEL (1) -*- PENDELEGASIAN -*- Sebenarnya, apakah pendelegasian itu? Ada yang berkata, "Sharing is delegation." Pernyataan ini adalah prinsip dasar umum yang menjelaskan apa sebenarnya pendelegasian itu. Bagian ini secara khusus akan menguraikan pengertian pendelegasian serta semua aspek terkait yang ada di dalamnya. PENGERTIAN PENDELEGASIAN ------------------------ 1. Pendelegasian ialah proses terorganisir dalam kerangka hidup organisasi/keorganisasian untuk secara langsung melibatkan sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatan keputusan, pengarahan, dan pengerjaan kerja-yang berkaitan dengan pemastian tugas. 2. Pendelegasian ialah tindakan memercayakan tugas (yang pasti dan jelas), kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan secara individu dalam setiap posisi tugas. Pendelegasian dilakukan dengan cara membagi tugas, kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, serta pertanggungjawaban, yang ditetapkan dalam suatu penjabaran/deskripsi tugas formil dalam organisasi. DASAR PENDELEGASIAN ------------------- Pokok pembahasan tentang dasar pendelegasian ini berupaya untuk menjawab pertanyaan "mengapa pendelegasian itu penting?" Atau "mengapa pendelegasian itu penting dalam hidup dan kerja suatu organisasi?" Pendelegasian itu sangat penting bagi hidup dan kerja setiap organisasi dengan alasan-alasan mendasar berikut di bawah ini. 1. Pemimpin hanya dapat bekerja bersama dan bekerja melalui orang lain, sesuatu yang hanya dapat diwujudkannya melalui pendelegasian. 2. Melalui pendelegasian, pemimpin memberi tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan demi pemastian tanggung jawab tugas (agar setiap individu peserta suatu organisasi berfungsi secara normal). 3. Dengan pendelegasian, pekerjaan keorganisasian dapat berjalan dengan baik tanpa kehadiran pemimpin puncak atau atasan secara langsung. 4. Dalam pendelegasian, pemimpin memercayakan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sekaligus "menuntut" adanya hasil kerja yang pasti dari bawahan. 5. Dalam pendelegasian, pemimpin memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sepadan bagi pelaksanaan kerja sehingga bawahan dengan sendirinya dituntut untuk bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan kerja. SIFAT DELEGASI -------------- 1. Pendelegasian tidak sama pada setiap tingkat hierarki organisasi. Besar kecilnya pendelegasian adalah sesuai dengan tugas, hak, wewenang, kewajiban, tanggung jawab, dan pertanggungjawaban setiap individu dalam hierarki organisasi. 2. Pendelegasian tidak dapat ditransfer dari satu tugas ke tugas yang lain dalam suatu organisasi karena satu pendelegasian berlaku untuk satu tugas saja. SIKAP TERHADAP DELEGASI ----------------------- Ada beberapa sikap terhadap delegasi/pendelegasian yang memiliki efek negatif ataupun positif. Sikap-sikap tersebut adalah sebagai berikut. 1. Pemimpin sering tidak mendelegasikan tugas karena pelbagai alasan, yaitu pemimpin tidak tahu atau takut, dan mempertahankan status quo, serta tidak memercayai orang lain/mencurigai orang lain. 2. Pemimpin sering mendelegasikan semua tugas karena pemimpin tidak tahu ataupun ingin membebaskan diri/meringankan diri dari kewajibannya. 3. Pemimpin sering mendelegasikan sedikit tugas karena pemimpin takut atau sangat hati-hati, atau kurang/tidak percaya. 4. Pemimpin dapat dan patut mendelegasikan tugas dengan bertanggung jawab. Hal ini dapat dilakukan dengan memerhatikan beberapa faktor penting berikut ini. a. Tugas yang tepat harus diberikan kepada orang yang tepat pula, sesuai dengan kapasitas/kompetensi yang ada padanya. b. Tugas yang tepat yang akan didelegasikan harus sepadan dengan wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang tepat pula. c. Memercayakan suatu tugas harus disertai perhitungan waktu yang tepat, kondisi yang tepat dalam suatu sistem manajemen terpadu yang baik. d. Pendelegasian harus dilaksanakan dengan ekspektasi pragmatis yang didukung oleh sistem pengawasan yang baik guna menciptakan efektivitas dan efisiensi kerja serta produksi yang tinggi. e. Pemimpin sebagai pemberi tugas harus secara konsisten memberikan dukungan penuh ("backing") kepada setiap bawahan yang menerima pendelegasian tugas darinya. f. Pendelegasian yang dilaksanakan dengan cara yang tepat, dapat didefinisikan sebagai empat hal berikut. - Cara bijaksana, yaitu sikap bertanggung jawab penuh dari pemimpin dan bawahan. Pemimpin melaksanakan pendelegasian serta memberi dukungan, sementara bawahan siap serta taat kepada pemimpin dalam melaksanakan tugas/tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya. - Cara konsistensi, yaitu sikap pasti yang terus-menerus dipertahankan oleh pemimpin dan bawahan, antara lain: * tetap (tidak berubah) -- berdasarkan ketentuan/polisi kerja organisasi yang berlaku; * teratur (berdasarkan sasaran/kecepatan/ketertiban yang diminta) -- sesuai dengan sistem manajemen organisasi yang ada. * terus-menerus (mencegah/mengatasi hambatan dengan bekerja secara tetap) -- yaitu sesuai dengan tuntutan kerja dan batas waktu yang telah ditetapkan. - Efektif dan efisien, yaitu memperhitungkan faktor kualitas dan kuantitas kerja. - Pragmatis dan produktif, yaitu berorientasi kepada hasil atau produksi tinggi, sesuai dengan perencanaan. SIKAP PEMIMPIN TERHADAP PENDELEGASIAN ------------------------------------- Pendelegasian hanya akan berfungsi secara efektif apabila pemimpin memahami dan mengambil sikap yang tepat terhadap pendelegasian itu. 1. Pemimpin tertinggi dan yang setingkat di atas setiap bawahan bertanggung jawab penuh atas tugas yang didelegasikan dengan memberi dukungan penuh kepada bawahan dengan memenuhi apa yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas. 2. Pemimpin yang mendelegasikan tugas bertanggung jawab memberi kredit kepada setiap pelaksana tugas atas hasil kerja yang telah diperlihatkannya. 3. Pemimpin yang mendelegasikan tugas mutlak bertanggung jawab penuh atas sukses atau gagalnya suatu pelaksanaan kerja serta segala konsekuensi yang ditimbulkan oleh setiap bawahannya. POLA PENDELEGASIAN ------------------ Pola pendelegasian yang membawa hasil memiliki ciri-ciri khusus yang harus dipahami oleh setiap orang. Ciri-ciri khusus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Pendelegasian yang menghasilkan bukanlah pendelegasian pesuruh/babu "Jalankan ini, jalankan itu, lakukan ini, lakukan itu, dsb." Pendelegasian yang sebenarnya tidak berfokus pada prosedur- prosedur dan cara-cara yang digunakan, tetapi terarah kepada upaya pencapaian sasaran/target dan hasil-hasilnya. Prosedur dapat ditetapkan dalam polis/suatu ketentuan, tetapi cara/metode harus dicari sendiri dan dikembangkan oleh setiap pekerja. 2. Pendelegasian yang menghasilkan adalah pendelegasian penatalayanan, yaitu pendelegasian yang berwawasan serta bertujuan melayani. Aspek-aspek pendelegasian ini dikemukakan di bawah ini. a. Fokus pendelegasian adalah hasil kerja yang diharapkan tercapai, dalam upaya menggapai sasaran/tujuan akhir dari organisasi. b. Pendelegasian dilaksanakan dengan sikap hormat yang didasarkan atas penghargaan dan kesadaran terhadap diri sendiri sebagai sesuatu yang "berharga", serta memerhatikan harga diri dan kehendak bebas orang lain, di mana setiap pekerja dipandang sebagai subjek, dan bukan objek kerja. c. Pendelegasian yang menghasilkan melibatkan harapan-harapan yang meliputi bidang berikut. - Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau diinginkan pada waktu depan yang telah ditentukan ("desired results"). * Pendelegasian menyatakan dengan tegas tentang apa yang harus dicapai, bukan bagaimana mencapainya, di mana fokus utama diarahkan kepada hasil produksi. * Pendelegasian memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban membuat/memberi laporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin. - Pelaksanaannya dilandasi pedoman/petunjuk ("guidelines") yang jelas, baik bagi tugas maupun pelaksana tugas. Artinya pendelegasian menyatakan pedoman-pedoman, larangan-larangan, dan batas-batas dimana seseorang harus bekerja/melakukan kewajibannya. Hal ini menolong setiap orang untuk bekerja dengan baik/patut. - Melibatkan sumber-sumber daya ("resources") yang pasti. Pendelegasian menyatakan (disertai dengan pernyataan) akan adanya sumber-sumber daya, antara lain sumber daya manusia, keuangan, teknis, atau organisasi yang dapat dipakai seseorang untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepadanya. - Dinyatakan dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban ("responsibility" dan "accountability"). Pendelegasian menyatakan patokan yang akan digunakan untuk menilai hasil/prestasi akhir, yang diwujudkan dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban kerja yang dapat dilakukan dengan membuat/memberi pelaporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin. - Mempertimbangkan risiko-risiko yang akan terjadi atau ditindaki ("consequences"). Pendelegasian dapat menyatakan akibat-akibat yang akan terjadi, yang baik maupun yang tidak baik, sebagai hasil dari suatu pekerjaan atau tugas yang didelegasikan. Akibat-akibat ini dapat diukur melalui evaluasi/pengkajian yang dilakukan dengan meneliti deskripsi tugas dan hasil kerja atau produk yang telah dilakukan atau dihasilkan. Dengan menanyakan apakah semuanya ini telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rencana, ketentuan dan prosedur, ataukah malah sebaliknya. MEMASTIKAN PELAKSANAAN PENDELEGASIAN ------------------------------------ Untuk memastikan bahwa pendelegasian berlangsung dengan baik, hal berikut harus diperhatikan. 1. Sangatlah perlu menerapkan supervisi/pengawasan yang bersifat langsung/tidak langsung, untuk memastikan bahwa pendelegasian berjalan dengan baik. 2. Sistem dan peluang untuk menerima masukan, yang bersifat terkontrol dan tidak terkontrol juga perlu disiapkan. a. Masukan terkontrol dapat dilaksanakan dengan wujud laporan berkala dan laporan insidentil (dalam bentuk tertulis/lisan). b. Masukan tidak terkontrol dapat dilihat pada hasil nyata yang dicapai dalam pengerjaan tugas, atau cara lain, antara lain menyediakan peluang/kondisi untuk berdiskusi secara terbuka dengan para bawahan, mendengar keluhan mereka, dsb., atau penemuan langsung yang ditemui di lapangan. MASALAH PENDELEGASIAN --------------------- Dalam pendelegasian, sering kali timbul masalah yang bersumber pada fakta berikut. 1. Tugas yang didelegasikan terlampau banyak, atau terlalu sedikit, yang dalam kenyataannya tidak sesuai dengan kapasitas bawahan. 2. Tidak ada pelatihan bagi tugas, baik pelatihan tugas, atau latihan di dalam tugas ("in-service training"). 3. Informasi yang kabur. Yang bersumber dari pemimpin yang "kurang jelas" dalam berkomunikasi dengan para bawahan, atau gengsi dari bawahan, yang walaupun tidak memahami suatu informasi, tetapi malu untuk bertanya. 4. Komando dari atas yang datang dari dua sumber yang berbeda. Ini menciptakan kebingungan bagi dan di antara para bawahan yang dihadapkan dengan pertanyaan, "perintah yang mana yang harus dituruti?", 5. Bawahan tidak mengerti nilai dari tugas yang diinformasikan. Apakah tugas tersebut sangat mendesak karena bernilai primer atau dapat ditunda karena sifatnya yang kurang penting, dsb. 6. Harapan pemimpin yang berlebihan, tanpa mengetahui dengan jelas akan kemampuan para bawahannya dengan pasti. 7. Motivasi dan harapan para bawahan yang bersifat kompleks terhadap pemimpin, tugas, imbalan, situasi/kondisi, dsb. Setiap pemimpin yang baik perlu memahami serta menerapkan pendelegasian dengan penuh tanggung jawab apabila ia menghendaki keberhasilan dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang baik akan memahami bahwa ia hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia dapat bekerja bersama dan bekerja melalui orang lain (para bawahan). Untuk mewujudkan kerja sama ini, pemimpin dapat mewujudkannya melalui pendelegasian, dimana pendelegasian dapat dilakukannya berdasarkan patokan yang telah disinggung di depan. Sumber diambil dan diedit dari: Judul buku : Kepemimpinan yang Dinamis Judul bab : Aspek-Aspek Kepemimpinan Penulis : Pdt. Dr. Yakob Tomatala Penerbit : Gandum Mas, Malang 1997 Halaman : 195 - 205 ==================================**================================== ARTIKEL (2) -*- POLA PENDELEGASIAN -*- (Bil. 11:10-17; Tit. 1:5) Delegasi ialah proses penyerahan tanggung jawab dan wewenang kepada seseorang (Lay, Agus. 1985. "Managemen -- Explo. `85". Jakarta: LPMI Jakarta. Hlm. 25.). Pola pendelegasian itu dapat kita lihat dengan jelas pada contoh kisah Musa di Bilangan 11:10-15. Seni pendelegasian itu menyangkut suatu tugas yang didelegasikan pada orang lain, yaitu seseorang yang tepat dan pada waktu yang tepat pula. Seorang pemimpin yang baik menyadari kesanggupan dan keterbatasannya serta menyadari pula akan kesanggupan orang-orang yang dipimpinnya. Oleh karena itu, ia harus belajar melepaskan tugas-tugas tertentu kepada orang-orang yang ia pimpin agar ia tidak mengerjakan segala sesuatu sendiri, karena memang tak mungkin ia dapat melakukannya. Kegagalan kepemimpinan Musa dalam Bilangan 11 merupakan suatu kenyataan. Musa mengalami kesulitan dalam kepemimpinannya dan ia mengakui itu dengan kata-kata sebagai berikut, "Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini" (ayat 14 a). Jelas Musa tidak dapat memikul seluruh beban bangsa itu sendiri. Kedua, "terlalu berat bagiku" (14 b), kalimat itu pula yang dikemukakan sebelumnya oleh mertuanya. Ketiga, "sebaiknya Engkau membunuh aku saja" (15 a). Memang benar bahwa Musa adalah seorang pemimpin yang penuh dedikasi yang tak diragukan. Kendati demikian, kepemimpinannya lemah. Sesudah ia dikritik oleh Yitro, mertuanya, barulah Musa melangkah di dalam pendelegasiannya. Pendelegasian itu sekaligus membuktikan kematangan pribadinya. Pendelegasian itu memungkinkan seorang pemimpin dapat berbuat banyak hal untuk, kepada, dan melalui banyak orang. Biasanya ada tiga motivasi dibalik orang yang tidak atau enggan mendelegasikan tugas-tugasnya kepada orang lain, yaitu sebagai berikut. a. Karena pemimpin itu terlalu percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik. b. Pemimpin itu tak percaya orang lain. c. Pemimpin takut orang lain yang lebih cakap daripada dirinya akan mengubah segala sesuatu yang telah ia bangun dengan susah payah. Sebaliknya, sikap pendelegasian yang positif bertujuan untuk hal-hal di bawah ini. 1. Untuk mendapatkan orang-orang lain yang cakap untuk melakukan tugas-tugas itu, baik dalam masa darurat atau di waktu-waktu yang akan datang. 2. Dengan pendelegasian itu, banyak orang dilibatkan dalam tugas kepemimpinan sehingga mencegah kegagalan yang mungkin timbul. 3. Dengan pendelegasian yang tepat, pekerjaan itu dapat dilaksanakan lebih banyak dan lebih baik. Tentu saja setiap pemimpin harus membuat perhitungan yang tepat tentang orang yang mendapat tugas pendelegasian itu. Apa yang sungguh-sungguh harus diperhitungkan ialah kepribadian orang tersebut. Mutu dan karunia rohani, bakat, dan kesanggupannya. Lihat Keluaran 18:21, Kisah Rasul 6:3 dan 1Timotius 3:1-13. Pendelegasian itu harus dilakukan setahap demi setahap dan harus disertai pula dengan pengawasan dan laporan kembali. Dalam contoh Musa, sesuai Bilangan 11, kita melihat bahwa ada pemimpin untuk seribu orang, ada pemimpin untuk seratus orang, ada pemimpin untuk lima puluh orang, dan ada pemimpin untuk sepuluh orang. Dalam contoh pendelegasian itu, kita bertemu dengan enam tingkat jalur tanggung jawab. a. Setiap pribadi dalam kelompok sepuluh orang, wajib bertanggung jawab pada pemimpin sepuluh orang. b. Pemimpin sepuluh orang wajib bertanggung jawab pada pemimpin lima puluh orang. c. Pemimpin lima puluh orang wajib bertanggung jawab pada pemimpin seratus orang. d. Pemimpin seratus orang wajib bertanggung jawab pada pemimpin seribu orang. Dan pemimpin seribu orang bertanggung jawab kepada Musa dan Musa bertanggung jawab langsung kepada Allah. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pendelegasian itu? 1. Definisikanlah tugas-tugas yang harus didelegasikan. 2. Definisikanlah dengan jelas batas-batas wewenang yang dilimpahkan kepada seseorang. 3. Tentukanlah dengan jelas batas-batas wewenang yang dilimpahkan kepada seseorang. 4. Jelaskan bagaimana, kapan, dan kepada siapa suatu tugas diserahi dan harus melaporkan kembali. 5. Tentukanlah cara pengawasan. 6. Pikirkanlah bagaimana orang itu harus disiapkan untuk tugas yang didelegasikan. 7. Pendelegasian harus diikuti dengan kepercayaan bahwa saudara yang mendapat tugas itu dapat menyelesaikan tugasnya. 8. Berikanlah penghargaan kepada mereka yang menyelesaikan tugas dengan baik karena penghargaan memberikan juga kesukaan, dan sekaligus adalah kunci keberhasilan dalam hal pendelegasian. Sumber diambil dan diedit dari: Judul buku : Manajemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah Judul bab : Faktor Penentu Maju-Mundurnya Kepemimpinan Rohani Penerbit : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, Malang; Gandum Mas, Malang 1986 Penulis : DR.P. Octavianus Halaman : 19 - 23 ==================================**================================== INSPIRASI -*- TERIMALAH KONSEKUENSINYA BILA ANDA TIDAK BERBAGI -*- Ketika Anda menumbuhkan sebuah gereja, seiring kemajuan waktu yang Anda alami, Anda akan memikul lebih banyak lagi tanggung jawab sampai akhirnya mencapai satu titik yang dapat mematahkan punggung Anda. Selama bertahun-tahun, secara keliru saya berpikir bahwa sebagai seorang pemimpin, seharusnya saya mampu menanggung apa saja. Namun, kini saya telah belajar bahwa setiap orang memiliki keterbatasan dalam menanggung sesuatu--dan dalam waktu yang terbatas. Teman saya, Jim Garlow, pendeta senior Gereja Skyline Wesleyan di luar kota San Diego, menemukan dirinya memikul beban yang terlalu berat. Dia memikul segala tanggung jawab sejak dia menjadi pendeta pada tahun 1995. Gereja itu telah memerangi segala macam zona peperangan sepanjang sepuluh tahun untuk merelokasikan lebih banyak fasilitas yang lebih memadai. Mereka telah berurusan dengan sejumlah masalah lingkungan yang rumit. Mereka telah menghabiskan lebih dari 7 juta dolar dan masih tidak mendapatkan hasil. Mereka telah melewati tiga kampanye keuangan yang penuh tuntutan. Sekarang datang berita bahwa mereka memerlukan pinjaman 8,5 juta dolar, mereka berencana menjual kampus lama mereka seharga 3 juta dolar, dan menjaminkan hampir lebih dari 8 juta dolar. Para konsultan finansial berkata bahwa ini tidak mungkin. Orang-orang menjadi putus asa. Jim tahu dia sedang menghadapi titik balik atau titik kehancuran, tetapi secara diam-diam dia takut kalau kampanye pembangunan akan menenggelamkannya. Selain itu, dia merasa kewalahan dengan anggaran operasional sebesar 62.500 dolar per minggu. Sebagai hasilnya, dia tidak tidur selama beberapa malam. Ketika dia berdoa dan ketika orang-orang mendoakannya, Jim mendapatkan ide. Dia mengumpulkan 250 pendonor gereja dalam satu pertemuan khusus. Dia menjelaskan bagaimana dia tidak dapat tidur di malam hari karena beban sangat besar yang dia tanggung. Dia melambangkan kecemasannya dengan mencoba mengangkat barbel seberat 250 pon. Dia tidak dapat mengangkatnya tanpa menyakiti diri sendiri. Kemudian dia menunjukkan bahwa di bawah kursi setiap orang ada beban seberat 1 pon. Dia meminta setiap orang bergabung bersamanya untuk mengangkat beban itu. Sekarang 250 pon diangkat bersama-sama. Ilustrasi itu memberi satu poin yang bermanfaat: ketika sebuah beban dibagikan, beban itu tidak akan terlalu berat lagi. Dengan mendistribusikan tanggung jawab, Jim menemukan kelepasan emosional yang membuatnya dapat tidur di malam hari. Keadaan ini pada akhirnya akan memungkinkan kreativitas yang segar untuk memimpin orang-orang ke dalam kampanye keuangan yang baru. Kemudian, ketika Jim menyampaikan masalah untuk keuangan tambahan, sebuah mujizat terjadi di luar apa yang dibayangkan para perencana keuangan. Allah melakukan yang tidak mungkin dan menaikkan jaminan yang dibutuhkan hampir 8 juta dolar melalui jemaat. Semua orang mendapat untung dan Jim terus memberi kesaksian tentang itu! Apa yang akan terjadi bila Jim tidak berbagi tanggung jawab ini? Hasilnya pasti akan sangat berbeda. Sumber diambil dan diedit dari: Judul buku : On-Purpose Leadership Judul bab : Ringankan Beban Anda dengan Berbagi Tanggung Jawab Penerbit : Harvest Publication House, Jakarta 2003 Penulis : Dane Galloway dam Warren Bird Halaman : 133 - 134 ==================================**================================== JELAJAH -*- LEADERSHIPNOW -*- http://www.leadershipnow.com/ Situs mancanegara ini menyediakan artikel yang cukup lengkap tentang kepemimpinan. Di situs ini, Anda juga bisa menemukan kata-kata bijak dari orang-orang ternama, bukan hanya yang berkaitan dengan kepemimpinan, tapi juga topik-topik lain seperti Attitude, Communication, Management, Relationship, dll. Selain itu, sembari menjelajah, Anda juga bisa berbelanja buku-buku bestseller tentang kepemimpinan yang tersedia di sini. Tunggu apalagi? Bukankah situs ini merupakan sesuatu yang sayang untuk dilewatkan begitu saja? Kiriman dari: Lanny ==================================**================================== STOP PRESS -*- SITUS SABDA Space -*- http://www.sabdaspace.org/ Bangsa kita sedang mengalami krisis kepemimpinan! Itulah kondisi yang terjadi belakangan ini sehingga beragam pelatihan marak digelar. Mungkin Anda salah satu yang tergerak dalam pelayanan kepemimpinan, khususnya kepemimpinan Kristen. Mungkin Anda memiliki beragam pemikiran atau pandangan mengenai masalah ini yang ingin Anda bagikan kepada orang lain. Melalui situs SABDA Space, Anda diundang untuk dapat membagikan berkat atau masalah dengan para blogger Kristen atau para pengunjung situs SABDA Space. Yang Anda butuhkan hanyalah mendaftarkan diri Anda untuk mendapatkan akun dan mengirimkan tulisan atau komentar. Selain topik tentang kepemimpinan, Anda juga dapat menulis topik-topik lain karena di SABDA Space telah tersedia sejumlah topik lain, seperti Ayah Bunda, Bahasa/Sastra, Kaum Muda, Puisi, dll. Segeralah berbagi berkat dengan bergabung di komunitas blogger Kristen SABDA Space. Kami tunggu. ==================================**================================== Berlangganan : subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org Kontak e-Leadership: staf-leadership(at)sabda.org Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead : http://lead.sabda.org/ ---------------------------------------------------------------------- Redaksi e-Leadership: Lanny, Yulia, Puji e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/ Copyright(c) 2006 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ==================================**==================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |