Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/115 |
|
e-Leadership edisi 115 (24-3-2012)
|
|
=========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI MARET 2012============= KEPEMIMPINAN VISIONER (II) e-Leadership 115 -- 24/03/2012 DAFTAR ISI ARTIKEL KHUSUS: PENDERITAAN DAN KEMATIAN KRISTUS: MEMBATALKAN TUNTUTAN HUKUM TAURAT TERHADAP KITA ARTIKEL: PENTINGNYA KEPEMIMPINAN KRISTEN YANG VISIONER (II) JELAJAH BUKU: KAMU JUGA BISA MERAIH! STOP PRESS: KUMPULAN BAHAN PASKAH DARI YLSA Shalom, Saat ini banyak bukti yang menunjukkan bahwa visi hanya merupakan pernyataan yang mati. Akibatnya, visi gagal menggerakkan motivasi dan harapan bagi organisasi menjadi lebih energik. Oleh karena itu, seorang pemimpin diharapkan memiliki visi untuk menentukan tujuan masa depan sebuah organisasi. Dalam hal ini, visi bukan sekadar cita-cita atau keinginan pribadi, tetapi visi merupakan sesuatu yang berasal dari Tuhan. Mengapa seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas? Temukan jawabannya dalam artikel yang telah kami persiapkan di bawah ini. Simak juga sebuah artikel khusus -- Paskah yang dapat membantu Anda untuk lebih mengerti akan arti pengorbanan Kristus. Kiranya sajian kami minggu ini dapat memberkati Anda semua. Selamat membaca. Pemimpin Redaksi e-Leadership, Desi Rianto < ryan(at)in-christ.net > < http://lead.sabda.org > "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong." (Amsal 19:22) < http://alkitab.sabda.org/?Amsal+19:22 > ARTIKEL KHUSUS: PENDERITAAN DAN KEMATIAN KRISTUS: MEMBATALKAN TUNTUTAN HUKUM TAURAT TERHADAP KITA "Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu... telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib." (Kolose 2:13-14) Sangatlah bodoh kita memiliki pemikiran bahwa perbuatan baik kita pada suatu hari nanti akan cukup membayar keburukan yang kita lakukan. Ada dua alasan mengapa kita mengatakan pemikiran itu sebagai kebodohan. Pertama, pemikiran itu sama sekali tidak benar. Semua perbuatan baik kita pun tidak sempurna, karena kita tidak memuliakan Tuhan dalam cara kita melakukannya. Apakah kita melakukan kebaikan dalam ketergantungan dengan penuh sukacita pada Tuhan dengan tujuan menyatakan kemuliaan-Nya? Apakah kita telah memenuhi perintah untuk melayani "dengan kekuatan yang telah dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus" (1 Petrus 4:11)? Apa yang harus kita lakukan untuk menjawab firman Tuhan, "Sebab segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa" (Roma 14:23)? Menurut saya, kita seharusnya tidak berkata apa-apa. "Segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut" (Roma 3:19). Kita tidak akan berkata apa pun. Merupakan kebodohan jika kita mengira bahwa kebaikan kita akan cukup membayar kejahatan kita di hadapan Allah. Tanpa iman kepada Kristus, perbuatan kita hanyalah suatu pemberontakan. Alasan kedua mengapa mengharapkan perbuatan baik untuk keselamatan kita merupakan kebodohan adalah karena ini bukan cara Tuhan dalam menyelamatkan. Jika kita diselamatkan dari akibat perbuatan jahat kita, pasti bukan disebabkan perbuatan baik kita lebih banyak daripada perbuatan buruk kita. Tetapi disebabkan "surat hutang (kita)" di surga telah dipakukan pada salib Kristus. Tuhan tidak menyelamatkan orang berdosa dengan menimbang perbuatan-perbuatan mereka. Tidak ada harapan bagi keselamatan di dalam perbuatan baik kita. Pengharapan hanya datang melalui penderitaan dan kematian Yesus Kristus. Tidak ada keselamatan dengan cara menyeimbangkan perbuatan baik dengan perbuatan buruk. Keselamatan diberikan melalui penghapusan utang. Catatan perbuatan jahat kita (termasuk perbuatan baik yang tidak sempurna yang kita lakukan), ditambah hukuman yang harus diterima, harus dihapus -- bukan diseimbangkan. Inilah yang dikaruniakan Kristus melalui penderitaan dan kematian-Nya. Penghapusan terjadi ketika semua perbuatan jahat kita "dipakukan pada kayu salib" (Kolose 2:14). Bagaimana bisa catatan semua utang itu dipakukan pada kayu salib? Bukan kertas yang dipaku di atas salib, tetapi Yesus Kristus. Yesus Kristuslah yang menanggung semua akibat perbuatan buruk dan baik kita. Dia menanggung hukumannya. Dia menempatkan keselamatan pada landasan yang sama sekali berbeda. Dia menjadi satu-satunya harapan saya. Dan beriman kepada-Nya merupakan satu-satunya jalan saya kepada Allah. Diambil dari: Judul buku: Penderitaan Yesus Kristus Judul buku asli: The Passion of Jesus Christ Penulis: John Piper Penerjemah: Stevy Tilaar Penerbit: Momentum Surabaya, 2005 Halaman: 22 -- 23 Catatan: Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai "Alasan Mengapa Kristus Menderita dan Mati" bisa dibaca di situs e-Misi dengan alamat: 1. http://misi.sabda.org/alasan_mengapa_kristus_menderita_mati 2. http://misi.sabda.org/alasan-mengapa-kristus-menderita-mati ARTIKEL: PENTINGNYA KEPEMIMPINAN KRISTEN YANG VISIONER (II) Red.: Dalam e-Leadership 114 telah dibahas hal pertama mengenai pentingnya visi bagi pemimpin, yaitu visi menggerakkan organisasi/gereja yang dipimpin. Berikut ini adalah pembahasan bagian berikutnya. 2. Visi Menentukan Tujuan, dan Tujuan Menyatakan Arah dan Sasaran Sebuah Organisasi Bob Gordon mengatakan, "Ketiadaan visi akan membawa orang-orang hanyut dalam keberadaan yang tanpa arti, tanpa tujuan, dan tidak efektif". Oleh sebab itu, visi sangat penting untuk memberi petunjuk -- memungkinkan kita mengetahui ke mana kita akan melangkah dan apa yang hendak kita capai. Wafford, mengungkapkan bahwa visi seumpama "gyros" (semacam kompas) yang akan menentukan suatu arah yang benar bagi organisasi. Dengan visi yang jelas, maka ke sanalah segala usaha diberdayakan dan difokuskan. Visi memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi. Sebuah visi memproyeksikan keunikan dari suatu kondisi masa depan. Arah yang spesifik dan yang dapat dikenali, tidak berubah atau berbelok secara tak terduga, mempermudah dalam pencapaian sasaran. Sebuah visi memiliki cara yang unik untuk mengarahkan gerakan organisasi secara positif. Visi memberikan gambaran mental yang sesuai buat kita, dan membuat orang-orang tetap memiliki "gambaran besar". Visi menentukan peta perjalanan untuk menuntun dan mengarahkan kita. Kita tidak akan pernah tahu ke mana kita harus melanjutkan perjalanan, jika kita tidak tahu ke mana kita akan pergi. Visi menentukan arah perginya sebuah organisasi. Visi itu ibarat sebuah magnet, artinya bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh suatu organisasi mendapat arahan dari visi. Visi menegaskan aksi seseorang atau suatu organisasi, dan visi menjadi inti (core) sasaran yang hendak dicapai. Arah gerak organisasi menjadi terarah karena dikendalikan oleh visi yang ada, dan arah yang dicapai tidak lain adalah mewujudkan visi itu dalam kenyataan yang sesungguhnya. Itu sebabnya, seorang pemimpin visioner harus bisa tampil di depan dan mendeklarasikan visi organisasi itu, memimpin, mendorong, mengarahkan setiap anggota, dengan tetap bersandarkan pada visi yang diyakini bersama. 3. Visi Memberi Motivasi dan Harapan bagi Organisasi Kesatuan sebuah grup yang dihadirkan dalam sebuah ide di dalam visi, bukan hanya disebabkan oleh karisma seorang pemimpin atau loyalitas suatu organisasi. Kekuatan dari visi adalah visi menghadirkan pemahaman umum dari realitas dan masa depan, serta memersuasi suatu grup untuk beraksi. Visi bisa menjadi sumber motivasi yang kuat, menyatukan, dan memengaruhi organisasi jika para anggota menerima dan mau berkomitmen pada visi tersebut. Itu artinya, visi harus bisa dikomunikasikan dengan baik, sehingga mampu menggugah dan memotivasi untuk dilakukannya tindakan nyata secara bersama-sama. Visi yang baik akan menggugah imajinasi orang. Hal itu sangat tergantung pada sejauh mana para pemimpin itu sendiri tergugah oleh sasaran itu. Jika imajinasi mereka tidak menyala-nyala, mereka tidak akan membakar imajinasi orang lain. Apa yang harus terjadi pada masa yang akan datang, yang hanya dapat dilihat oleh para pemimpin, sekarang disampaikan di depan mata, sehingga orang lain dapat melihatnya dan termotivasi untuk ambil bagian dalam visi itu. Visi yang baik akan menantang orang untuk berpartisipasi, dan secara pribadi mereka tertantang untuk mewujudkan tujuan itu. Brian Tracy, mengatakan bahwa di antara 3000-an penelitian yang pernah dia baca, ia menyimpulkan dengan menempatkan visi pada tempat teratas dari daftar kualitas kepemimpinan pada umumnya. Visi, menurut Tracy, memunculkan harapan, dan harapan adalah motivator yang ampuh. Visi bisa mengubah pikiran dan hati seseorang apabila mereka menerima visi tersebut sebagai visi mereka sendiri. Visi yang mengubahkan adalah visi yang mengilhami pengikutnya, yang mendorong mereka memberikan pengabdian dan bertindak. Visi yang memotivasi memungkinkan pengikut visi itu hidup, seakan-akan hari ini adalah hari yang pertama dan yang terakhir dalam kehidupan kita, dan bukan untuk menyetir kita melainkan untuk memberi kita tujuan. Visi memberikan kita suatu keyakinan dan memberi tahu apa yang harus kita lakukan. Visi memotivasi kita karena hal itu memusatkan perhatian kita pada masa depan, dan mendorong kita untuk mengambil tindakan ke arah perwujudannya. Sasaran-sasaran visi yang telah tercapai juga menolong orang-orang mencapai kepuasan karena mereka melihat adanya hasil. Hal tersebut memotivasi mereka untuk maju terus. Oleh karena itu, visi yang jelas dapat dipandang sebagai titik-titik keberhasilan di sepanjang hidup seseorang, membesarkan hati untuk melihat bahwa kita sudah mencapai satu sasaran lagi dan siap untuk mencapai sasaran selanjutnya. Seorang pemimpin visioner harus memiliki visi sebagai kriteria terpenting dan harus memotivasi orang lain demi terwujudnya visi, sebab keberhasilan mencapai visi tertentu sangat menentukan tingkat motivasi dan pengharapan kelanjutan dari sebuah visi itu bagi organisasi. Kesimpulan Visi adalah sesuatu yang penting untuk kelangsungan hidup suatu organisasi. Visi merupakan pemberian Allah dan lahir dari adanya iman, ditopang oleh pengharapan, diarahkan oleh imajinasi, dan diperkuat oleh semangat. Visi mencakup pandangan yang luas, yang berada di luar batas-batas pemikiran, kepastian, dan sangkaan. Visi itu mutlak penting. Itulah sebabnya, Charlew Swindoll mengatakan demikian, "tanpa visi, tidak mengherankan bila tamatlah riwayat kita!" Seorang pemimpin harus memiliki visi sebagai salah satu faktor penting yang menentukan kelayakannya memimpin suatu organisasi. Visi itu penting karena dengan visi yang baik, akan menggerakkan suatu organisasi ke masa depan, menggerakkan dengan tujuan dan arah yang jelas, serta anggota organisasi termotivasi dan berpengharapan karena mereka memiliki tujuan yang baik ke depan yang ingin direalisasikan secara bersama-sama. Namun, hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin visioner adalah visi itu janganlah hanya terbatas pada ide yang mengkristal dan aktualisasi dalam gagasan-gagasan yang indah, melainkan harus sampai pada tindakan yang dilakukan. Tom Marshall berpendapat, "Adalah tidak memadai untuk sekadar memperoleh sebuah visi atau bahkan mengonseptualisasikan visi itu pada sasaran yang digambarkan dengan baik dan jelas. Kalau Anda tidak bisa mendapatkan orang yang mengikuti Anda untuk mencapai visi itu, Anda bukan pemimpin." John C. Bowling menegaskan, "Agar bisa menjadi pemimpin yang efektif, Anda perlu visi. Tetapi, Anda perlu juga mengomunikasikan visi itu kepada orang lain dengan langkah-langkah yang secara emosional dan mental membuat mereka dengan sukarela bersedia mewujudkan visi itu menjadi kenyataan. Visi tidak akan ada artinya jika tidak diterjemahkan ke dalam tindakan." Akhirnya, Heriyanto menyimpulkan, "Kepemimpinan berjalan dengan efektif saat pemimpin mampu menemukan orang-orang yang mampu menerjemahkan visinya, dan merekrut orang-orang yang berani tampil merintis visi menjadi tindakan." Jadi, visi yang baik pasti memberi dampak besar bagi kepemimpinan, dan baru membuahkan hasil apabila mampu dimengerti dan mampu dilakukan atau diwujudkan oleh semua anggota organisasi. Diambil dari: Nama situs: GKT Lampung Alamat URL: http://www.gktlampung.org/artikel/pentingnya-kepemimpinan- kristen-yang-visioner-darianus-mendrofa-431.html Judul artikel: Pentingnya Kepemimpinan Kristen yang Visioner Penulis: Darianus Mendrofa Tanggal akses: 1 Desember 2011 KUTIPAN "Bukan apa yang kita miliki yang menentukan kebermaknaan hidup kita, melainkan kesediaan kita untuk berbagi yang akan membawa kita naik pada tingkat kehidupan yang lebih tinggi." (Paulus Winarto) JELAJAH BUKU: KAMU JUGA BISA MERAIH! Judul buku: Kamu Juga Bisa Meraih! Penulis: Robby I. Chandra Penerbit: Young Leaders Indonesia Ukuran: 14 x 21 cm Tebal: 172 halaman Jika selama ini Anda hanya beranggapan bahwa seorang pemimpin harus mampu membangun kerja sama antara anggotanya, Anda perlu membaca buku ini. Buku ketiga dari serial perjalanan kepemimpinan yang ditulis oleh Robby I. Chandra ini mengajak para pemimpin untuk selangkah lebih maju. "Kamu Juga Bisa Meraih!" adalah seruan yang seolah diteriakkan kepada mereka untuk mengarahkan pandangan ke luar dari kelompok yang mereka pimpin. Meraih artinya menjangkau mitra dan menggandeng para pemimpin lain untuk menghasilkan kerja sama dan mengembangkannya. Buku ini terdiri atas delapan pasal yang diapit oleh bagian Pengantar dan Penutup. Masing-masing dijabarkan lagi dalam beberapa poin, lalu diakhiri dengan refleksi dan kesimpulan. Pasal 1 dan 2 merupakan upaya untuk membangkitkan evaluasi diri terhadap kepemimpinan yang kita lakukan. Hal ini terlihat dari penulisan judul "Sulitkah Bergandengan dengan Rekan yang Setara?" dan "Sulitkah Bekerja dalam Tim?" yang memicu kita untuk mengidentifikasi persoalan kepemimpinan yang kita jalani. Dua pasal berikutnya menyajikan prinsip Alkitab tentang kepemimpinan dan contoh dari tokoh-tokoh pemimpin secara umum. Menginjak ke pasal 5 dan 6, pembaca akan dipacu untuk memahami analisis yang lebih mendalam sebagai fondasi untuk menjalin kemitraan dan sinergi dengan para pemimpin lainnya. Pemimpin harus memandang orang lain sebagai sosok penting dalam hidupnya, dan pandangan itu sedikit banyak dipengaruhi oleh metafor yang dipilihnya untuk melukiskan prinsip kepemimpinan. Sementara itu, dua pasal terakhir merupakan saran dan petunjuk untuk mewujudkan proses meraih tersebut. Latar belakang penulis sebagai seorang yang telah lama berkecimpung dalam dunia kepemimpinan gereja maupun sekuler membuat kualitas buku ini tidak diragukan lagi. Penulis juga dengan piawai menyertakan kisah ilustrasi, kutipan, dan data-data penelitian untuk mendukung analisisnya. Sudah saatnya pemimpin Kristen tidak hanya berkutat dalam pembangunan kerja sama di dalam kelompoknya. Pemimpin harus mau dan harus bisa meraih rekan-rekannya yang memimpin kelompok lain untuk menunaikan tugas-tugas yang diberikan Allah bagi Gereja-Nya. Diulas oleh: Mahardhika Dicky K. STOP PRESS: KUMPULAN BAHAN PASKAH DARI YLSA Apakah Anda sedang bingung mempersiapkan acara Paskah di gereja, persekutuan, atau komunitas Anda? Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) < http://www.ylsa.org > menyediakan sejumlah sumber bahan Paskah pilihan dan alkitabiah untuk membantu Anda menemukan pengetahuan Alkitab dan inspirasi untuk menyambut Paskah. Anda bisa berkunjung ke Situs Paskah Indonesia < http://paskah.sabda.org/ > yang memuat segudang bahan menarik seputar Paskah, antara lain artikel, drama, puisi, kesaksian, dan buku. Anda juga bisa menyumbangkan bahan-bahan Paskah karya Anda di situs ini dan membagikannya kepada orang lain. Jika waktu Anda terbatas dan membutuhkan referensi terpercaya seputar bahan Paskah, berbagai link dan daftar kategori di situs mini < http://paskah.co/ > akan menolong Anda menyeleksi bahan-bahan yang Anda butuhkan. YLSA juga menghadirkan kisah-kisah Paskah dalam bentuk video yang memadukan unsur teks, audio, dan grafis menarik yang dapat diunduh secara gratis di YouTube < http://youtube/user/sabdaalkitab >. Selain itu, Anda juga kami undang untuk berinteraksi dengan anak-anak Tuhan yang lain melalui "sharing" dan diskusi seputar perayaan Paskah di Facebook Paskah < http://fb.sabda.org/paskah >. Paskah segera datang, jangan menunda lagi. Segera kunjungi keempat pranala kami dan dapatkan bahan-bahan Paskah dari YLSA! Kontak: < leadership(at)sabda.org > Redaksi: Desi Rianto, Yonathan Sigit (c) 2012 Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org > < http://fb.sabda.org/lead > Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |