Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/117

e-Leadership edisi 117 (23-4-2012)

Inisiatif Kepemimpinan Kristen (II)

===========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI APRIL 2012==============

                 INISIATIF KEPEMIMPINAN KRISTEN (II)

                  e-Leadership 117 -- 23/04/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: PEMIMPIN YANG BAIK MEMILIKI STRATEGI (II)
JELAJAH BUKU: HALF TIME
STOP PRESS: DVD LIBRARY SABDA ANAK 1.2

Shalom,

Seorang pemimpin pasti tidak bisa melepaskan diri dari strategi yang
harus dibuatnya. Strategi tersebut berkaitan erat dengan sasaran.
Sia-sialah strategi yang disusun oleh pemimpin, jika dia gagal
menetapkan sasaran yang pasti. Anda bisa membaca artikel kami yang
menyoroti kedua hal ini, terkhusus dalam kaitannya dengan organisasi
gereja dalam edisi 117. Kami juga menyajikan ulasan buku "Half Time",
yang dapat menambah wawasan Anda sebagai seorang pemimpin Kristen.
Kiranya, seluruh menu dalam edisi e-Leadership kali ini memberi
manfaat bagi Anda. Tuhan memberkati.

Redaksi Tamu e-Leadership,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://lead.sabda.org >


"Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku dan peraturan-Ku.
Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah TUHAN." (Imamat
18:5) < http://alkitab.sabda.org/?Imamat+18:5 >

         ARTIKEL: PEMIMPIN YANG BAIK MEMILIKI STRATEGI (II)

Berapa besar kehidupan Anda yang tersentuh strategi?

Sekali Anda memahami apa yang dimaksud dengan strategi dan mengapa ia
begitu penting, maka setiap bagian dari kehidupan Anda akan dibawa ke
dalam strategi. Sebenarnya, ada tiga bagian dasar yang memengaruhi
strategi Anda: kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, dan kehidupan
organisasi.

Sering kali, sasaran mencerminkan keyakinan dan iman kita di dalam
Allah yang berkuasa. Apakah kita memercayai Dia untuk melakukan
pekerjaan-Nya di dalam kita?

Tujuan-tujuan pribadi harus ditetapkan dan sasaran-sasaran harus
dikembangkan. Suatu pengamatan cepat pada sasaran-sasaran pribadi
tersebut akan menyingkapkan banyak rasa frustrasi pada seorang
pemimpin. Dengan mudah, dia dapat merasa frustrasi dalam hidupnya,
karena ia tidak mencapai tujuan dan sasaran apa pun yang dimilikinya
bagi diri sendiri.

Misalnya, seorang pemimpin mungkin memiliki suatu tujuan pribadi untuk
menjaga kondisi fisiknya tetap prima. Dia mungkin menetapkan sasaran
untuk berolahraga dua kali seminggu. Jika jadwal kerjanya tidak
memungkinkan, maka ia akan merasa frustrasi, dan dalam beberapa hal
kualitas pekerjaannya dapat menurun.

Bagi orang percaya, sasaran-sasaran keluarga adalah prioritas.
Meluangkan waktu setiap minggu bersama suami/istri atau anak-anak
adalah suatu keharusan. Bila sasaran-sasaran ini tidak tercapai, maka
dapat mematahkan dan merusak semangat. Para pemimpin akan bekerja
dengan baik bila lebih memerhatikan sasaran-sasaran pribadi dan
keluarga. Mereka bisa menemukan akar-akar frustrasi dan kekecewaan
yang saat ini memengaruhi pekerjaan mereka.

Sasaran-sasaran organisasi harus ditetapkan dalam kerangka kerja
prioritas, khususnya dalam kaitannya dengan sasaran pribadi dan
keluarga. Pekerjaan seseorang tidaklah lebih penting daripada
keluarganya sendiri. Namun, untuk mencapai keseimbangan di antara
pribadi, keluarga, dan organisasi tidaklah selalu mudah.

Selama tahun-tahun pertama pernikahan kami, saya dan istri mencoba
untuk menjaga pentingnya hubungan dengan meluangkan waktu, setidaknya
1 malam hanya untuk bersama. Dengan setia kami menjaga kencan malam
kami. Kemudian kami mengubahnya menjadi 1 hari bersama (sewaktu
anak-anak bersekolah). Setiap minggu kami merindukan 1 hari bersama
itu. Ini membantu kami untuk menetapkan prioritas sasaran sebuah
keluarga -- supaya tetap menjadi teman karib satu terhadap lainnya
dengan meluangkan waktu hanya berdua saja, setidaknya sehari dalam
seminggu. Hal itu bisa diukur, maka itu adalah suatu sasaran.
Tujuannya adalah menjadi teman karib. Penyesuaian harus dibuat dari
waktu ke waktu, tetapi sangat sedikit dan jarak antaranya jauh.

Alasan mengapa sasaran keluarga ini penting bagi saya karena saya tahu
pengajaran Alkitab mengenai keluarga. Saya juga tahu kebutuhan pribadi
saya akan kebersamaan dan kasih. Keluarga juga penting karena sangat
memengaruhi pekerjaan saya. Saya bekerja dengan lebih baik dan tepat
waktu bila memunyai waktu dengan istri. Bila segala sesuatu berjalan
lancar di antara kami, pekerjaan saya menjadi jauh lebih menyenangkan.

Mengapa membuat sasaran itu penting?

Jika tidak memiliki sasaran, Anda tidak mungkin menentukan tepat
gunanya kehidupan Anda. Menurut saya, setiap orang memiliki sasaran.
Mungkin mereka tidak menuliskannya atau bahkan tidak mampu
mengomunikasikannya kepada orang lain. Tetapi sama saja, mereka
memunyainya. Jika Anda dapat memasuki perasaan batin seseorang dan
menemukan sasaran-sasarannya, Anda dapat berbicara banyak tentang
orang tersebut dan kesempatannya melakukan banyak hal yang produktif.

Sasaran yang Tidak Realistis

Terkadang, sasaran yang kita buat tidak realistis. Mereka tidak
mengevaluasi dengan hati-hati potensi orang dan sumber daya. Misalnya,
tidak realistis bagi sebuah jemaat dalam komunitas 10.000 orang dan
terpisah 100 mil dari komunitas lain, menetapkan sasaran 20.000 orang
anggota jemaat! Namun, untuk wilayah metropolitan yang besar, angka
tersebut masih bisa dikatakan realistis.

Sasaran yang Tidak Spesifik

Pada sisi lain, sasaran yang kita miliki tidak dapat tercapai karena
tidak spesifik. Menjangkau sebanyak mungkin orang dengan Injil Kristus
bukanlah suatu sasaran yang sesungguhnya, namun merupakan maksud baik.
Sebuah sasaran yang spesifik di dalam sebuah tujuan adalah membagikan
Injil dari pintu ke pintu kepada 10.000 rumah dalam komunitas Anda
selama periode waktu 3 bulan.

Sebagian orang sama sekali tidak suka sasaran. Bagaimana dengan
kemahakuasaan Allah? Baik, memang benar Allah Mahakuasa, dan Dialah
yang mengatur segala sesuatu di alam semesta. Akan tetapi, Dia juga
bekerja melalui manusia. Dia yang menetapkan cara dan tujuan-Nya. Kita
bertanggung jawab kepada-Nya. Sering kali, sasaran mencerminkan
keyakinan dan iman kita kepada Allah yang berkuasa. Apakah kita
memercayai Dia untuk melakukan pekerjaan-Nya di dalam kita?

Mempertahankan Jumlah dalam Perspektif

Yang disebut "permainan angka" adalah area masalah sasaran, yang
biasanya dihadapi. Kehadiran pengunjung yang lebih besar di gereja
dalam minggu ini adalah sebuah sasaran. Namun, sasaran tersebut belum
tentu pantas bagi orang-orang percaya yang memiliki kesungguhan
terhadap prinsip-prinsip Alkitab.

Terkadang, sasaran kita didasarkan pada motif kedagingan, dengan
membandingkannya dengan orang lain. Hanya kepada Allah kita
bertanggung jawab. Kontes, hadiah, persaingan, dan penghargaan sering
kali digunakan untuk merangsang orang mencapai sasaran-sasaran
tertentu. Tanpa ingin untuk berargumentasi mengenai keabsahan
penggunaan metode seperti itu dalam organisasi Kristen, setidaknya
kita dapat menekankan motif yang menggarisbawahinya. Jika metode yang
ada tidak bertentangan dengan firman Allah, dan jika motifnya pantas
dan alkitabiah, maka metode tersebut dapat digunakan. Mungkin Anda
tidak ingin menggunakan metode tersebut di atas, tetapi bagi sebagian
orang masih memungkinkan.

Pelajarilah kebenaran ini: tidaklah bijaksana mengembangkan sasaran
berdasarkan perbandingan dengan orang lain. Jangan mencoba untuk
melakukan sesuatu yang besar, hanya untuk menjadi lebih besar dari
orang lain. Jadilah sebagaimana yang Allah kehendaki. Anda bertanggung
jawab kepada Allah atas penggunaan talenta dan kemampuan Anda, bukan
atas apa yang orang lain miliki.

Beberapa pemimpin mencoba untuk menghindari penggunaan angka dan
berakhir tanpa berbuat apa-apa. Mereka tidak memiliki sasaran yang
spesifik, dan dengan demikian tidak ada jalan untuk memperbaiki diri
sendiri atau organisasi mereka. Mereka akan menonton suatu situasi
menjadi buruk sebelum melakukan sesuatu. Sikap apatis dan kemalasan
semacam itu bukanlah karakteristik seorang pemimpin rohani. Selalu ada
ruang untuk perbaikan. Tuhan layak menerima yang terbaik dari kita!

Menurut pengalaman saya, jumlah adalah penting untuk evaluasi yang
memadai. Pertimbangkan kelas sekolah minggu yang terus menurun dalam
jumlah pengunjung selama suatu periode. Suatu evaluasi harus
dilakukan. Jika tidak ada angka yang nyata, yang memperlihatkan
penurunan, maka hal itu tidak dapat dilakukan. Sebab-sebab penurunan
adalah pembahasan lain yang memerlukan evaluasi yang teliti dan dengan
mempertimbangkan semua fakta. Pemimpin yang tidak peduli pada apa yang
terjadi dan tidak melakukan sesuatu untuk mengubah keadaan, hanya
menunjukkan bahwa mereka tidak pantas untuk menjadi pemimpin.

Pemimpin yang baik pasti punya strategi. Strategi bukan suatu pilihan
melainkan esensi. Dengan kata lain, kita semua memiliki strategi,
entah tertulis atau tidak, baik atau buruk. Strategi sebagian orang
bersifat "mediocre" (tidak terlalu baik atau buruk). Mereka tidak
melakukan sesuatu kecuali mempertahankan "status quo" [keadaan/situasi
dalam kekosongan, Red] -- hal yang mustahil.

Jika pada saat ini Anda sedang melayani sebagai pemimpin rohani,
mengapa tidak berhenti sejenak dari membaca dan mulai menuangkan
strategi Anda? Jangan lupa untuk menetapkan sasaran dalam kehidupan
pribadi, keluarga, juga kehidupan organisasi Anda.

Diambil dan disunting dari:
Judul asli buku: The Seven Laws of Christian Leadeship
Judul buku terjemahan: Rahasia Keberhasilan Seorang Pemimpin
      (7 Hukum Kepemimpinan Rohani)
Judul asli artikel: Pemimpin Yang Baik Memiliki Strategi
Penulis: David Hocking
Penerjemah: Martin Muslie, Deddy, Suryadi, Xavier Quentin Pranata
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 1994
Halaman: 223 -- 227

                               KUTIPAN

"Hikmat menurut Alkitab itu selalu berhubungan dengan kebenaran dan
kerendahan hati dan tidak pernah terlepas dari kebaikan dan kekudusan
hidup sejati." (A. W. Tozer)

                       JELAJAH BUKU: HALF TIME

Judul buku: Waktu Paruh
Judul asli buku: Half Time
Penulis: Bob Buford
Penerjemah: Alvin Siwi
Penerbit: Cipta Olah Pustaka, 2000
Ukuran: 13,5 x 20,5 cm
Tebal: 190 halaman

Waktu memunyai arti penting dalam hidup kita. Ada beberapa hal penting
yang bisa Anda temukan dalam buku berjudul "Half Time" karya Bob
Buford. Salah satunya ialah miliki visi yang jelas dan jangan sampai
kehilangan visi itu dalam kehidupan Anda. Buku ini menceritakan kisah
seorang anak yang berusia sebelas tahun, yang harus menjadi "kepala
keluarga" sepeninggal ayahnya. Ada banyak kisah tertuang di dalamnya,
mulai dari kesedihan, tentang visi, dukacita, dan keberhasilan.

Buku ini menekankan tentang "paruh waktu". Dalam kehidupan seseorang,
waktu dibagi menjadi paruh pertama dan paruh kedua. Batas waktu paruh
pertama ditandai ketika seseorang sudah berada pada usia 40 tahun.
Setelah itu, ia akan memasuki paruh kedua. Paruh pertama adalah saat
di mana kita bertarung keras untuk melakukan banyak hal yang berguna.
Banyak orang melewati paruh pertama ini dengan penderitaan karena
mereka tidak bisa menggunakan waktu dengan baik (terlalu banyak
alkohol, bercerai, tak ada waktu untuk anak-anak, penuh rasa bersalah,
dll.). Untuk dapat melalui paruh pertama menuju ke paruh kedua, harus
memunyai hal yang paling dasar terlebih dulu, yaitu miliki iman kepada
Yesus (menerima Kristus karena Dia adalah Tuhan). Melalui iman, kita
dapat menghubungkan 2 kapasitas yang berbeda, yaitu rasionalitas dan
perasaan emosi, dalam perjalanan pertumbuhan pribadi kita. Kita harus
mengembangkan kedewasaan spiritual, memiliki komitmen untuk melayani,
dan menemukan misi di dalam hidup kita. Hasil yang didapat pada paruh
pertama akan memengaruhi langkah seseorang dalam melewati paruh kedua.
Ketika seseorang mengalami kesuksesan dalam paruh pertama, maka ia
akan mengharapkan hal yang lebih dari kesuksesan itu sendiri. Paruh
kedua memunyai arah yang akan mengubah kesuksesan menjadi signifikan.

Buku ini sangat cocok sekali bagi setiap pemimpin Kristen untuk
belajar bagaimana menggunakan waktu dengan baik, yang berguna untuk
Kerajaan Allah. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh kita, tapi apakah
hal itu berguna untuk Kerajaan Allah atau hanya untuk kepentingan
pribadi. Sementara di paruh kedua, kita harus melanjutkan setiap hal
yang sudah kita kerjakan di paruh pertama untuk bisa lebih lagi
menghasilkan buah demi kemuliaan nama-Nya.

Diulas oleh: Santi Titik L.

                STOP PRESS: DVD LIBRARY SABDA ANAK 1.2

Telah hadir produk terbaru Yayasan Lembaga SABDA berupa DVD "Library
SABDA Anak 1.2", yang memuat 10.000+ bahan pelayanan anak.

DVD "Library SABDA Anak 1.2" adalah sebuah perpustakaan digital, yang
berisi: cerita-cerita Alkitab dalam format video, audio, gambar, komik
dan animasi; dan bahan-bahan lain seperti Software Alkitab SABDA,
Alkitab mobile (HP), ribuan artikel pelayanan Anak dan ratusan e-Buku
Kristen. Semua bahan ini tersedia untuk melengkapi pelayanan hamba
Tuhan, guru sekolah, sekolah minggu, dan juga para orangtua. Selain
bermanfaat untuk dipakai sebagai alat peraga, bahan-bahan ini juga
menjadi sumber inspirasi untuk mengembangkan pelayanan anak di mana
pun Anda berada. Harapan kami DVD ini juga dapat tersebar dengan
mudah, karena gratis dan dapat dicopy atau diberikan kepada
rekan-rekan pelayan lain yang membutuhkan. Tetapi DVD ini dilarang
digandakan untuk tujuan komersial.

Jika Anda tertarik untuk mendapatkan DVD di atas, silakan kontak:
< ylsa@sabda.org >. Apabila Anda rindu mendukung pelayanan YLSA dengan
dana, agar YLSA bisa membagikan DVD "Library SABDA Anak 1.2" secara
gratis kepada lebih banyak orang, silakan kirim ke:

YAYASAN LEMBAGA SABDA
a.n. Yulia Oeniyati
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo
No. Rekening: 0790266579

Kontak: < leadership(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto dan Yonathan Sigit
(c) 2012 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/lead >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org