Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/128

e-Leadership edisi 128 (15-10-2012)

Kepemimpinan dan Konflik (I)

=========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI OKTOBER 2012============

                      KEPEMIMPINAN DAN KONFLIK (I)

                    e-Leadership 128 -- 15/10/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: JENIS-JENIS KONFLIK (I)
INSPIRASI: SUKSES ADALAH HAKKU (YOSUA 1:8)
STOP PRESS: DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG

Shalom,

Kata "konflik" berasal dari bahasa latin "configere" yang artinya
melanggar, menabrak, dan membenturkan. Dengan demikian, kata konflik
dapat berarti kegiatan menabrakkan atau membenturkan suatu kepentingan
secara bersama-sama. Timbulnya konflik tidak secara otomatis, tetapi
ini disebabkan oleh berbagai keadaan atau kondisi. Contohnya
ketidakpuasan, keluhan, adanya tujuan yang berbeda, hambatan
komunikasi, manusia serta perilakunya, dan masih banyak contoh yang
lain.

Konflik merupakan hal yang tidak bisa terelakkan dalam setiap
organisasi. Dapat dikatakan konflik adalah "bumbu" yang melaluinya
bisa tercipta perubahan dalam organisasi. Dalam edisi ini, redaksi
e-Leadership mengajak setiap pemimpin untuk mengenali gambaran
kemampuannya, untuk memimpin dan menghadapi berbagai konflik. Kiranya
sajian ini memperlengkapi setiap pemimpin dalam menangani konflik,
sebagai alat pertumbuhan, baik secara pribadi maupun organisasi. Tuhan
memberkati.

Pemimpin Redaksi e-Leadership,
Desi Rianto
< ryan(at)in-christ.net >
< http://lead.sabda.org >

"Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku
menanti-nantikan Engkau." (Mazmur 25:21)
< http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+25:21 >

                   ARTIKEL: JENIS-JENIS KONFLIK (I)

Jenis konflik yang paling umum berhubungan dengan isu-isu pribadi
(konflik kepribadian; pergumulan kekuasaan; rasa tidak aman, kurangnya
pengakuan); isu-isu yang bersifat material (perselisihan atas
kepemilikan harta benda); perbedaan-perbedaan ideologi dan teologi
(perbedaan kepercayaan). Konflik pribadi sering merupakan peperangan
emosional; konflik ideologi secara tipikal merupakan konflik
intelektual dalam permulaannya (sekalipun sering berkembang menjadi
pergumulan emosional). Apa pun konteks jenis kepemimpinan yang Anda
layani, kemungkinan besar akan menghadapi setiap variasi konflik.

Untuk memelihara keseimbangan dan momentum, seorang pemimpin harus
menyadari kapan konflik biasanya timbul dan mengambil langkah untuk
mengatasinya. Resolusi sering muncul melalui teknik seperti negosiasi,
dialog, dan pemberdayaan. Ketidakberhasilan untuk mengatasi konflik
dengan tepat dapat melumpuhkan atau menimbulkan kerusakan serius pada
kesehatan, kemajuan, dan potensi organisasi.

Terlepas dari kendala-kendala yang biasanya terjadi sebagai akibat
konflik, pengenalan pada konflik yang terkendali dan terencana oleh
pemimpin, dapat menjadi dorongan yang berharga bagi gerakan yang
positif dan tentulah sebuah alat kepemimpinan yang kurang dimanfaatkan
secara maksimal.

Konflik yang disebabkan secara sengaja oleh pemimpin, baik dengan
mempromosikan visi yang menantang atau dengan melakukan
tindakan-tindakan yang berkaitan dengan visi yang dirancang secara
khusus, untuk menghasilkan konfrontasi yang produktif. Untuk
membedakannya dari tekanan dan gejolak yang terjadi di dalam alur
kehidupan organisasi yang normal, marilah kita menyebutkan konflik
yang dibuat oleh pemimpin sebagai konflik strategis.

Memulai Konflik Strategis

Meskipun biasanya kita menganggap konflik sebagai istilah yang negatif
-- sebagai kendala atau hambatan -- sebenarnya konflik, terutama
konflik strategis, menggambarkan suatu kesempatan. Ternyata, para
pemimpin menggunakan konflik untuk menolong orang-orang bertumbuh.
Konflik adalah salah satu alat yang dimiliki para pemimpin untuk
membuat hal-hal baik terjadi. Bila konflik digagas, dimulai, dan
dikelola dengan tepat, maka konflik akan menjadi komponen yang dapat
digunakan untuk melakukan pendekatan dalam mengatasi masalah.

Setiap organisasi yang sehat memunyai seorang pemimpin kunci yang
mengerti nilai dan perlunya konflik, dan menggunakannya sebagai alat
untuk memajukan organisasi. Jangan berasumsi bahwa mereka adalah
orang-orang yang menjengkelkan dan pembuat keonaran; sering kali, para
pemimpin itu adalah orang-orang yang pintar bergaul, yang hanya
sekadar menyadari bahwa konflik adalah pilihan yang terbaik untuk
memungkinkan segala sesuatu maju.

Memberi Respons dengan Kecakapan

Namun demikian, tampaknya kesediaan Anda untuk mengintegrasikan
konflik tergantung pada beberapa faktor, seperti: kepribadian,
kestabilan emosi, kedewasaan rohani, dan kecakapan untuk memimpin.

Kecakapan Anda untuk memimpin merupakan gambaran yang cukup tepat
mengenai bagaimana Anda akan menghadapi konflik. Untuk mengoptimalkan
konflik sebagai alat, kenalilah kecenderungan Anda dan masukkan
kecenderungan tersebut ke dalam rencana Anda. Ada empat kecakapan
memimpin: pemimpin pengarah, pemimpin strategis, pemimpin pembangun
tim, dan pemimpin operasional. Marilah kita pelajari, bagaimana setiap
jenis kepemimpinan itu menangani konflik, sebagai alat pertumbuhan,
secara normal.

Pemimpin Pengarah

Dari empat jenis, pemimpin pengarah adalah yang paling cenderung
menciptakan tekanan-tekanan dengan tujuan mendorong kelompok untuk
maju. Sebagai pemenang visi yang dominan dalam tim kepemimpinan,
pemimpin pengarah memiliki peluang-peluang yang paling banyak untuk
memancing konflik.

Sebagai tambahan, jenis kepribadian dari kebanyakan pemimpin pengarah
memberi kemungkinan untuk perilaku yang mengandung risiko besar --
seperti mendorong orang-orang yang dipimpinnya dengan sengaja untuk
melewati batas-batas mereka. Walaupun pemimpin yang baik tidak akan
menyalahgunakan taktik ini; pemimpin pengarah cenderung menikmati
tenaga, intensitas emosi, dan perubahan langkah yang dapat dinaikkan
oleh tekanan ini. Waspadalah: Setelah para pemimpin memulai suatu
konflik dan menikmati keuntungan utama dari konflik itu, mereka sering
mendelegasikan proses resolusinya kepada orang lain.

Pemimpin Strategis

Kebanyakan pemimpin strategis merasakan pengembangan konflik sebagai
suatu taktik yang membangkitkan minat dan yang membuahkan hasil-hasil
yang menyenangkan untuk dipelajari. Para pemimpin strategis yang hebat
terbuka terhadap alat apa pun, untuk memelihara integrasi organisasi
dan memacu kemajuan untuk mencapai visi. Namun demikian,
memperkenalkan konflik eksternal di dalam kelompok akan menimbulkan
konflik internal bagi pemimpin strategis. Pada umumnya, mereka merasa
kurang senang dengan spekulasi yang berisiko tinggi, dan mereka
menyadari konflik yang terkendali pun tidak dapat diperhitungkan
sepenuhnya.

Mereka mungkin mengalami jenis kontradiksi internal lainnya juga.
Sebagai orang-orang yang tidak emosional, mereka tidak terlalu
memerhatikan penderitaan orang sebagai akibat konflik. Namun demikian,
mereka memunyai pengertian secara intelektual adanya harga yang
mungkin dibutuhkan taktik seperti ini dari orang-orang yang dipimpin.
Akhirnya, hal paling menarik bagi mereka adalah menguji berbagai macam
kemungkinan, mengamati hasilnya, dan menarik kesimpulan yang mungkin
menolong organisasinya untuk mencapai visinya pada situasi saat ini
atau di kemudian hari. Mereka jarang campur tangan di dalam proses
yang sedang berkembang; mereka cukup hanya mengumpulkan data yang
berkaitan dan menginterpretasikan maksud data tersebut.

Pemimpin Pembangun Tim

Sekalipun di bawah kondisi yang terbaik, para pemimpin pembangun tim
merasakan penderitaan orang-orang yang dipimpinnya. Karena terdorong
oleh perasaannya, maka para pemimpin ini sukar menerima perlunya
konflik, dan karena mereka mengerti emosi orang-orang tersebut, mereka
mengerti manfaat konflik.

Para pemimpin pembangun tim, biasanya menghasilkan konflik yang sama
sekali berbeda dari konflik yang dibuat oleh pemimpin pengarah: Mereka
sering mengecap pilihan-pilihan orang-orang yang mereka pimpin itu,
sebagai perusak tujuan yang disepakati atau memperlemah kemampuan
orang lain untuk mencapai sasaran mereka. Mereka mungkin mendorong
orang-orang yang menyakiti hati sesamanya untuk mematuhi prinsip
Matius 18:15, menjumpai orang yang mereka sakiti dan meminta maaf.
Bila perasaan sakit hati menghalangi kemajuan terhadap visi mereka,
maka interaksi yang diakibatkannya tidak biasa, namun biasanya
produktif.

Pemimpin Operasional

Para pemimpin operasional tidak menyukai konflik karena dua hal.
Pertama, mereka sering diminta oleh pemimpin pengarah untuk
menyelesaikan isu-isu konflik. Kedua, karena mereka sangat tertarik
untuk mempertahankan momentum, maka konflik dipandang seolah-olah
memperlambat gerakan untuk maju, tanpa jaminan bahwa mereka akan dapat
menguasai kembali letupan konflik itu. Konsekuensinya, pemimpin
operasional biasanya menginginkan konflik secepatnya berakhir sebersih
mungkin dari perjalanan mereka. Pada kesempatan tertentu, mereka
mungkin memperkenalkan konflik yang merupakan kemauan mereka sendiri,
tetapi itu bukan taktik dagang yang biasa mereka kerahkan.

Sering kali, mereka tidak sampai pada akar masalah; mereka
mengumpulkan pihak-pihak yang terlibat, membuat suatu tinjauan
persoalan yang sangat bersifat bisnis, dan mengeluarkan resolusi yang
direkomendasikan. Begitu orang-orang yang terlihat menerima
rekomendasi tersebut, para ahli operasional ini memusatkan kembali
perhatian mereka pada tugas-tugas yang sudah menunggu.

Konflik pada Tim

Salah satu ironi yang lebih menarik adalah bahwa tim-tim kepemimpinan
sering memunyai konflik yang terpendam di dalam tim mereka
masing-masing, yang timbul hanya karena perbedaan-perbedaan emosional
dan intelektual yang dibawa oleh pemimpinnya masing-masing ke meja
kerja. Cara mereka yang berbeda untuk mengumpulkan dan menganalisis
informasi, menilai dan berinteraksi dengan orang-orang, menggambarkan
dan menerapkan kesimpulan, dan berkomunikasi dengan orang-orang
biasanya meningkatkan tekanan. Unsur-unsur yang menolong tim untuk
menyelesaikan perbedaan-perbedaannya adalah kesepakatan bersama untuk
menerima visi sebagai pusat perhatian mereka dan pencapaiannya secara
efisien sebagai sasaran mereka.

[Berlanjut ke e-Leadership edisi 129]

Diambil dari:
Judul buku: A Fish Out of Water
Judul bab: Konflik: Senjata Rahasia Pemimpin
Penulis: George Barna
Penerjemah: Sri Wandaningsih
Penerbit: Immanuel, Jakarta 2006
Halaman: 149 -- 153

                               KUTIPAN

"Keyakinan kita kepada Kristus tidaklah menjadikan kita malas, cuek,
atau ceroboh melainkan justru membangkitkan kita, mendesak kita, dan
menjadikan kita aktif hidup benar dan berbuat baik. Tidak ada
keyakinan diri yang setara dengan ini." (Ulrich Zwingli)

                INSPIRASI: SUKSES ADALAH HAKKU (YOSUA 1:8)

Perhatikan filosofi "Success is My Right!" Artinya, setiap orang
berhak sukses. Mungkin bagi sebagian orang akan bertanya, "Bagaimana
mungkin bisa sukses kalau modal saja tidak punya?" Orang-orang yang
bertanya seperti itu meragukan kalau orang miskin, orang bodoh, orang
yang tidak berpengalaman bisa sukses. Ini adalah pendapat yang terlalu
prematur. Banyak "orang kecil" sudah membuktikan bahwa pendapat itu
salah. Salah satunya adalah Lee Myung Bak, Presiden Korea Selatan.

Lee ternyata memunyai masa lalu yang tidak menyenangkan. Namun, dia
yakin dan terus berjuang untuk membuktikan bahwa siapa pun berhak
untuk sukses. Waktu kecil, Lee selalu sarapan ampas gandum. Karena
tidak punya uang, pada siang hari ia mengganjal perutnya dengan minum
air. Malam harinya, dia kembali harus makan ampas gandum yang didapat
dari orang tuanya, hasil dari penyulingan minuman keras. Bisa
dikatakan, Lee melewati masa kecilnya dengan makan sampah. Namun,
meski miskin, Lee bertekad untuk kuliah. Dia belajar keras demi
memperoleh beasiswa. Pada akhir 1959, keluarganya pindah ke ibukota,
Seoul, untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Namun, nasib mereka
belum berubah. Lee memutuskan untuk lepas dari orang tua. Dia bekerja
menjadi buruh bangunan. Setelah SMA, Lee berhasil diterima di
perguruan tinggi terkenal, Korea University. Dia bekerja sebagai
tukang sapu jalan untuk membiayai kuliahnya. Sebagai mahasiswa, dia
mulai berkenalan dengan dunia politik. Lee terpilih menjadi anggota
dewan mahasiswa. Tidak jarang dia terlibat dalam aksi demo
antipemerintah. Tindakannya ini membawanya ke penjara dengan hukuman
percobaan pada 1964. Dengan kejadian ini, nyaris saja Lee tidak bisa
diterima sebagai pegawai Hyundai Group. Pasalnya, pihak Hyundai
khawatir, pemerintah akan marah jika Lee diterima di perusahaan itu.
Lee tidak putus asa. Lalu, ia membuat surat ke kantor kepresidenan.
Isi surat bernada sangat memelas, yang intinya berharap pemerintah
tidak menghancurkan masa depannya. Jawaban atas surat ini sangat
membahagiakan. Pihak kepresidenan memerintahkan Hyundai untuk menerima
Lee sebagai karyawan. Di perusahaan tersebut, bakat Lee sangat
terlihat. Bahkan, dia bisa membereskan semua masalah di perusahaan
itu. Setelah 30 tahun bekerja di Hyundai, Lee mulai masuk ke dunia
politik. Tahun 1992, dia menjadi anggota dewan. Tahun 2002, dia
terpilih menjadi Walikota Seol. Dan kini, ia menjadi orang nomor satu
di Korea Selatan. Suatu contoh bahwa setiap orang bisa sukses.

Tuhan juga memberi kesempatan untuk kita sukses. Ada dua hal yang
perlu diperhatikan supaya kita bisa sukses, yaitu hidup sebagai orang
yang menghidupi kebenaran atau firman Tuhan dan hidup sebagai orang
yang mau menabur. Jika kita tidak menjadi lelah, maka pada saatnya
kita akan menikmati sukses yang kita rindukan itu.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama buku renungan: Manna Sorgawi, 14 Mei 2012
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: YPI Kawanan Kecil Divisi Renungan Harian, Jakarta 2012

     STOP PRESS: DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG

Kami yakin Anda yang aktif di pelayanan pasti sudah mulai berpikir
untuk mempersiapkan Natal, bukan? Nah, dengan gembira kami
menginformasikan bahwa Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) telah menyediakan
wadah di situs "natal.sabda.org" bagi setiap pelayan Tuhan, agar bisa
saling berbagi bahan-bahan Natal dalam bahasa Indonesia. Ada banyak
bahan yang bisa didapatkan, seperti Renungan Natal, Artikel Natal,
Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal, Puisi Natal, Tips Natal, Bahan
Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi Buku Natal, Review Situs Natal,
e-Cards Natal, Gambar/Desain Natal, Lagu Natal, dan bahkan sarana
diskusi tentang topik Natal.

Yang istimewa adalah situs "natal.sabda.org" dirancang sebagai situs
yang interaktif, sehingga pengunjung dapat mendaftarkan diri untuk
berpartisipasi aktif dengan mengirimkan tulisan, menulis blog,
memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada rekan
pengunjung lain. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs
"natal.sabda.org". Mari berbagi berkat pada perayaan hari kedatangan
Kristus ke dunia 2000 tahun yang lalu ini, dengan menjadi berkat bagi
kemuliaan nama-Nya.

==>  http://natal.sabda.org/

Kontak: < leadership(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto dan Yonathan Sigit
Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/lead >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org