Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/14 |
|
e-Leadership edisi 14 (8-2-2007)
|
|
Edisi Februari 2007 ==================================**================================== Milis Publikasi e-LEADERSHIP **** Topik: Pengambilan Keputusan ==================================**================================== MENU SAJI EDITORIAL : Pemimpin dan Keputusannya ARTIKEL (1) : Bagaimana Membuat Keputusan ARTIKEL (2) : Kesalahan dalam Pengambilan Keputusan TIPS : Menentukan Prioritas INSPIRASI : Bulatkan Tekad dan Ambillah Keputusan JELAJAH : Leadership Network Advance STOP PRESS : Berita PESTA: Info Aktual PESTA ==================================**================================== EDITORIAL -*- PEMIMPIN DAN KEPUTUSANNYA -*- Kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat sangat diperlukan untuk keberhasilan dan keefektifan suatu kepemimpinan. Keputusan yang tepat mengarahkan seorang pemimpin pada keberhasilan. Sebaliknya, keputusan yang tidak tepat bisa mengganggu atau bahkan menghancurkan individu maupun organisasi, yang berdampak pada singkatnya waktu kepemimpinan seseorang. Kita bisa melihat apakah dia seorang pemimpin yang bijaksana atau tidak melalui keputusan yang diambilnya. Tema edisi kali ini, yaitu Pengambilan Keputusan, tidak dapat dipisahkan dengan edisi sebelumnya, Pemecahan Masalah, karena pada dasarnya langkah awal yang diperlukan untuk memecahkan masalah adalah dengan memutuskan untuk memecahkan masalah tersebut. Sajian kami kali ini akan memandu Anda untuk membuat keputusan yang baik, yang akhirnya akan mengantarkan Anda pada keberhasilan. Selamat belajar. Redaksi e-Leadership Lanny "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." (Amsal 19:21) <http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+19:21> ==================================**================================== THE HARDEST THING TO LEARN IN LIFE IS WHICH BRIDGE TO CROSS AND WHICH TO BURN. (David Russell) ==================================**================================== ARTIKEL (1) -*- BAGAIMANA MEMBUAT KEPUTUSAN -*- Membuat keputusan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena keputusan yang diambil akan melibatkan diri sang pemimpin, orang yang dipimpin, serta lingkungan dan organisasi tempat orang itu berada. Uraian berikut merupakan penjelasan yang dapat membantu seorang pemimpin Kristen mengembangkan kemampuannya dalam membuat keputusan yang baik. a. Meyakini kehendak Tuhan Selama Anda masih merasa ragu-ragu, belum mengetahui dengan pasti apa yang dikehendaki Tuhan, jangan mengambil keputusan. Jangan pula membuat keputusan bila emosi Anda dalam keadaan yang labil, terburu-buru, dan tidak tenang. Dalam keputusan-keputusan yang diambil, yang sangat menentukan adalah sejahtera Tuhan dalam hati kita. Bila Anda memiliki sejahtera Tuhan, Anda akan dapat mengenali kondisi diri sendiri: apakah Anda sedang berpikir jernih dan berimbang. Terkadang situasi atau rekan kerja Anda juga bisa memberikan kesejahteraan karena Tuhan dapat memakai orang lain untuk membantu Anda dalam membuat keputusan. Mengapa penting untuk mengenal kehendak Tuhan dalam membuat keputusan? Sebab keputusan menuntut harga yang harus dibayar dengan mahal. Di balik setiap keputusan, selalu ada tantangan dan kesulitan. Dan keyakinan Anda akan kehendak Tuhan memberikan kesanggupan untuk mengatasi setiap kesulitan yang akan datang. Anda juga harus merasa yakin bahwa Tuhan sendiri puas dengan keputusan Anda. Begitu juga, Anda sendiri harus puas dengan keputusan yang diambil. Jika keputusan itu menyangkut kepentingan orang banyak, Anda juga harus memberikan kesempatan pada mereka untuk merasa puas dengan keputusan itu. b. Keputusan tegas dan jelas Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin, harus senantiasa tegas dan jelas, tidak membuat orang lain merasa bingung. Alkitab memberikan beberapa contoh. Abraham dengan tegas dan jelas meninggalkan tanah airnya dan menuju tanah Kanaan yang belum diketahuinya. Musa dengan tegas meninggalkan Mesir dengan segala kenyamanan dan kemewahannya. Petrus juga dengan tegas dan jelas meninggalkan hidup lamanya sebagai nelayan dan menjadi penjala manusia. Selalu ada kemungkinan bahwa ada orang lain yang tidak dapat menerima keputusan yang jelas dan tegas itu. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan buatlah perhitungan yang matang, analisa yang tepat, dan evaluasi yang objektif. Biasanya, seorang pemimpin sudah memiliki gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi karena keputusan itu dan itulah alasan mengapa ada sasaran yang jelas yang akan dituju oleh keputusan itu. Selanjutnya, penting untuk memberikan kesempatan pada orang lain untuk melahirkan dan mengemukakan pendapat dan pemikirannya, meskipun Anda telah membuat perhitungan tentang keputusan akhir. Menunggu dengan sabar adalah penting bagi seorang pemimpin karena Anda jugalah yang berhak membuat keputusan finalnya. Dengan menahan diri, Anda telah menghargai setiap anggota tubuh Kristus. Selain itu, orang lain akan dengan senang hati ikut melaksanakan keputusan yang Anda tetapkan karena mereka pun turut ambil bagian di dalamnya. c. Keputusan terarah pada tujuan tunggal yang luas Keputusan yang tunggal, namun luas selalu lebih efektif dalam menggerakkan orang-orang yang dipimpin. Sebab dengan pimpinan Roh Kudus, pemimpin dan pengikutnya akan maju bersama menuju sasaran. Jangan membuat keputusan dengan bermacam-macam tujuan yang kecil. Banyaknya tujuan akan merepotkan orang yang dipimpin. Mereka akan merasa bingung untuk menentukan tujuan mana yang harus dicapai terlebih dahulu. Lebih buruk lagi bila tiap-tiap orang yang dipimpin memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang memilih tujuan A, ada yang ingin mencapai tujuan B, dst. Tujuan yang tunggal dan luas itu lebih terarah, lebih mempersatukan, dan lebih mendorong tiap orang untuk mencapai tujuan. Jadilah seorang pemimpin yang memiliki tujuan dan perkara yang besar. Kebesaran, kekuatan, dan kewibawaan seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh luas atau tidaknya tujuan yang hendak dicapai. d. Keputusan sesuai dengan prioritas Seorang pemimpin selalu dihadapkan pada berbagai tugas dan kesibukan. Semuanya dirasakan penting dan harus dikerjakan dengan baik. Namun, tidak mungkin seorang pemimpin dapat melakukan semua tugasnya sekaligus dengan hasil yang sama baiknya. Oleh karena itu, Anda perlu menyusunnya sesuai prioritas. Prioritas dapat menolong kita dalam melaksanakan tugas secara teratur dan disiplin. Menyusun prioritas bisa menjadi hal yang sulit. Adakalanya semua tugas kelihatannya perlu diprioritaskan atau diutamakan. Namun, sebenarnya Anda masih bisa menempatkan hal lain yang lebih utama. Jika Anda tidak tahu mana yang lebih utama, Anda akan mengalami banyak kegagalan. Dengan menyusun prioritas, Anda bisa mendapatkan hasil yang maksimal dan sebaik mungkin karena tugas dikerjakan satu per satu hingga selesai. Namun, bila Anda mengerjakan beberapa tugas dalam waktu bersamaan, hasil yang diperoleh tidak akan memuaskan karena pikiran dan tenaga Anda terbagi dan fokus Anda menyebar. Hasil yang maksimal itu akan memuaskan Tuhan, sekaligus memuaskan Anda dan orang-orang yang turut ambil bagian dalam melaksanakan tugas tersebut. e. Rela membayar harga keputusan Untuk bisa menjadi saluran air, sebilah bambu harus mengalami proses yang panjang dan tidak mengenakkan. Pertama, ia harus dipotong lepas dari akarnya, lalu setiap cabang dan rantingnya harus dibersihkan. Tidak hanya itu, setiap ruas yang ada di dalam bambu juga harus dibersihkan agar air dapat mengalir dengan leluasa. Baru setelah itu, bambu dapat digunakan untuk mengalirkan air dan menyuburkan tanah yang kering. Begitu juga dengan seorang pemimpin. Agar dapat menjadi pemimpin yang baik, ia harus mau mengorbankan ego dan keakuannya untuk dibentuk sesuai keinginan Tuhan. Proses pembentukan itu memang tidak mengenakkan, bahkan kadang menyakitkan bagi kita. Perlu kita ketahui bahwa untuk mencapai hal yang baik diperlukan pengorbanan. Mintalah Roh Kudus untuk mendorong Anda agar rela membayar harga sehingga Anda menjadi seorang pemimpin yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Musa mau mengalami penderitaan dan penderitaan itu menjadikannya pemimpin besar untuk bangsanya (Ibrani 11:25-26). Ia membuat keputusan, rela meninggalkan kemuliaan, kekuasaan, dan kelimpahan Mesir yang ditawarkan padanya jika ia menjadi pemimpin di Mesir, dan memilih masuk dalam penderitaan bangsa Israel. Tidak banyak pemimpin yang sebanding dengan Musa dalam pergumulan yang sehebat itu. f. Berani bertanggung jawab atas tiap kegagalan Setiap pemimpin harus menyadari bahwa tidak pernah ada pemimpin yang tidak gagal, betapa pun bijaksananya, luasnya pandangan, atau cakapnya dia dalam memimpin. Yang penting, setiap kegagalan itu diterima dengan rendah hati, lapang dada, dan ikhlas, terutama ikhlas kepada Tuhan. Dan juga, dalam membuat keputusan haruslah diperhitungkan bahwa kegagalan itu mungkin saja terjadi dan Anda harus berani bertanggung jawab atas tiap kegagalan itu. Tidak banyak pimpinan yang berani seperti itu. Kecenderungan yang ada ialah melemparkan kegagalan dan mencari kesalahan pada orang lain, situasi, atau lingkungan. Perhatikanlah bahwa hanya satu jari yang kita gunakan untuk menyalahkan orang lain, sedangkan tiga jari lainnya terarah kepada diri sendiri. Ini berarti bahwa sepantasnyalah kita lebih memeriksa diri kita sendiri atas setiap kegagalan yang diterima. Rasa tanggung jawab seorang pemimpin mendorongnya untuk berani mengambil risiko dan memikul kesalahan anggotanya. Tindakan seperti ini tidak menghancurkan wibawa seorang pemimpin, malahan akan membuat para anggota semakin menghargai Anda karena Anda terbukti sebagai seorang pemimpin yang bertanggung jawab, rela menderita dan memikul sebagian kesalahan anggota. g. Berani melaksanakan keputusan Membuat keputusan memang bukan perkara mudah apalagi untuk melaksanakannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam Alkitab ada beberapa contoh pemimpin yang memikul dampak yang luar biasa akibat keputusan yang diambilnya. Ketika bertemu Yesus saat menuju Damaskus, Rasul Paulus bertanya, "Apakah yang harus kuperbuat bagi-Mu (Kisah Para Rasul 9:6 -- KJV)?" Ini menunjukkan bagaimana Paulus mencari kehendak Tuhan. Dengan menemukan kehendak Tuhan, Paulus pun mengalami perubahan total. Ia menjadi pemimpin rohani dalam Perjanjian Baru dan dalam sejarah gereja. Rahasia keberhasilannya terletak pada sikapnya yang berani menjalankan keputusan itu. Di depan kita masih banyak hal yang harus dijalankan dan masih banyak yang harus dicapai. Semuanya itu bergantung pada pengertian kita akan kehendak Tuhan dan keputusan untuk memeluk kehendak Tuhan serta keberanian untuk menjalankan kehendak Tuhan. Sumber diringkas dari: Judul buku: Manajemen dan Kepemimpinan menurut Wahyu Allah Judul bab : Bagaimana Membuat Keputusan Penerbit : Gandum Mas, Malang 1986 Penulis : Dr. P. Octavianus Halaman : 117 -- 144 ==================================**================================== ARTIKEL (2) Pengantar --------- Sering kali dalam proses membuat keputusan, orang yang berbeda bisa membuat kesalahan yang sama. Uraian berikut menjelaskan beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam pengambilan keputusan sehingga setelah mengetahuinya, Anda tak perlu mengulangi kesalahan yang sama. -*- KESALAHAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN -*- Jebakan dalam Informasi Pendukung (The Confirming-Evidence Trap) ---------------------------------------------------------------- Kesalahan yang pertama ini disebabkan oleh kecenderungan kita mencari informasi yang mendukung pendapat kita dan mengabaikan informasi yang menentangnya. Ini bukan hanya memengaruhi ke mana kita akan mengumpulkan bukti untuk memperkuat pendapat kita, namun juga bagaimana kita mengartikan bukti yang kita dapat. Dan akhirnya, menyebabkan kita terlalu memerhatikan informasi dan opini yang mendukung dan meremehkan informasi yang sebaliknya. Ada dua hal yang menjadi penyebab. Pertama, kecenderungan kita untuk memutuskan apa yang akan kita lakukan sebelum mengetahui alasan mengapa kita melakukannya. Yang kedua, kecenderungan kita untuk terlibat dengan hal-hal yang kita sukai dan menjauhi hal-hal yang tidak kita sukai. Untuk menghindarkan Anda dari melakukan kesalahan yang sama, pastikanlah untuk selalu memeriksa semua bukti dengan porsi yang seimbang. Hindari kecenderungan untuk menerima bukti pendukung mentah-mentah tanpa mengajukan pertanyaan apa pun. Ajaklah atasan atau rekan kerja yang Anda kagumi untuk saling berargumen. Pastikan bahwa lawan bicara Anda tidak terpengaruh oleh cara pandang Anda, agar ia dapat memberikan opini yang netral. Juga, Anda perlu jujur kepada diri Anda sendiri mengenai motif. Apakah Anda benar-benar mencari informasi yang membantu dalam menentukan pilihan yang tepat? Ataukah hanya mencari informasi yang mendukung dan memperkuat apa yang ingin Anda lakukan? Jebakan dalam Membuat Kerangka (The Framing Trap) ------------------------------------------------- Pengambilan keputusan sering kali ditentukan oleh bagaimana kita memandang pilihan atau bagaimana kita menyusun kerangka pertanyaan berkenaan dengan keputusan itu. Orang cenderung tidak mau mengambil risiko dan mencari-cari alasan agar bisa menghindari keputusan yang mendatangkan kerugian, walau sekecil apa pun. Meskipun di baliknya ada kesempatan yang lebih besar untuk mencapai yang lebih tinggi. Kebanyakan orang juga mencomot kerangka situasi yang ada di hadapan mereka daripada merumuskan ulang masalah dengan cara mereka sendiri. Jangan langsung menerima kerangka yang sudah ada. Cobalah untuk menyusun ulang kerangka masalah dalam beberapa cara, agar Anda bisa memandangnya dari sisi yang berbeda. Cobalah juga untuk menciptakan situasi netral yang memadukan keuntungan dan kerugian atau yang memberikan penjelasan berbeda. Selama proses pengambilan keputusan, tanyakan pada diri Anda bagaimana pemikiran Anda bisa berubah bila kerangka diubah. Jebakan dalam Membuat Perkiraan dan Prediksi (Estimating and Forecasting Traps) ------------------------------------------------------------ Kita semua bisa memperkirakan waktu, volume, jarak, dan berat dengan baik karena kita sering kali membuat keputusan yang berkaitan dengan hal-hal itu, dan cepat mendapat tanggapan tentang keakuratan perkiraan kita. Namun, kita kurang berpengalaman dalam memutuskan prediksi-prediksi yang belum pasti. Sering kali kesalahan yang terjadi dalam perkiraan prediksi adalah salah satu di bawah ini. a. Jebakan karena Terlalu Percaya Diri (The Overconfidence Trap) Terkadang kita terlalu yakin akan kemampuan kita dalam membuat perkiraan atau prediksi. Dalam serangkaian tes, beberapa orang diminta untuk memprediksi nilai saham dalam penutupan bursa saham Dow Jones sepekan ke depan. Dalam ketidakpastian, mereka lalu diminta untuk memperkirakan di titik mana nilai penutupan itu akan jatuh di antara suatu garis. Mereka memperkirakan hanya ada 1% peluang nilai penutupan yang akan melebihi angka tertinggi yang telah mereka tetapkan dan hanya ada 1% peluang nilai penutupan akan jatuh di bawah nilai yang telah mereka tetapkan. Namun ternyata, prediksi-prediksi tersebut meleset jauh karena nilai penutupan jatuh di luar garis sebesar 20-30%. Terlalu yakin akan kemampuan memprediksi justru akan menyebabkan orang menetapkan garis peluang yang terlalu sempit dan kecil. b. Jebakan karena Terlalu Hati-Hati (The Prudence Trap) Sering kali orang terlalu berhati-hati dalam memprediksi. Saat harus mengambil keputusan yang berisiko tinggi, kita cenderung menempatkan perkiraan yang kita buat pada sisi yang aman. Contoh yang sangat bagus adalah pendekatan "analisis skenario kasus terburuk", yang dulunya populer dalam sistem pembuatan senjata. Analisis ini sampai sekarang masih digunakan dalam pengaturan mesin-mesin tertentu. Dengan pendekatan ini, para perancang senjata mendesain senjata buatannya agar dapat digunakan dalam situasi terburuk yang mungkin terjadi, meskipun pada kenyataannya kesulitan yang terdapat dalam situasi tersebut sangat kecil. c. Jebakan karena Memori atau Ingatan (The Recallability Trap) Tak jarang kita membuat prediksi tentang masa depan berdasarkan kenangan kita di masa lampau. Karena itulah, kejadian-kejadian yang meninggalkan kesan mendalam bisa sangat memengaruhi kita. Misalnya, kita cenderung membesar-besarkan peluang terjadinya kejadian yang jarang, namun hebat, seperti kecelakaan pesawat. Kejadian yang dramatis atau yang menimbulkan trauma dalam kehidupan akan mengubah cara pandang Anda. Anda akan menganggap kejadian seperti itu berpeluang lebih besar untuk terulang kembali di masa depan. Ketika kita dituntut untuk mengambil keputusan dengan cepat, peluang untuk melakukan kesalahan akan lebih besar. Apalagi bila waktu yang tersedia juga terbatas. Akhirnya, kita lebih mengandalkan emosi daripada penalaran. Sebelum terlalu banyak menghabiskan waktu dalam membuat keputusan, luangkan waktu untuk meninjau kembali bagaimana cara kita membuat keputusan tersebut. Jangan terikat secara emosional pada suatu hasil sebelum yakin bahwa proses pengambilan keputusan itu bermanfaat untuk Anda. (t/Lanny) Sumber diedit dan diterjemahkan dari: Judul asli : More of the Most Common Decision-Making Mistakes People Make Penulis : Kare Anderson Alamat situs : http://www.pertinent.com/articles/communication/kareCom12.asp ==================================**================================== TIPS -*- MENENTUKAN PRIORITAS -*- Sebuah kaca pembesar tidak akan berguna bila hanya digunakan untuk bermain-main dan dilambai-lambaikan ke sekelilingnya. Namun, jika difokuskan dengan tepat, kaca pembesar itu dapat membuat sebuah lubang bakaran di kayu melalui energi matahari yang ditangkapnya. Anda tidak akan pernah benar-benar menghasilkan atau mencapai sesuatu bila Anda tidak menentukan fokus yang tepat pada prioritas-prioritas yang ada. Banyaknya pilihan yang dihadapi saat ini mengharuskan Anda untuk berfokus pada satu pilihan dan tidak menyebar ke berbagai hal. Poin-poin berikut ini akan membantu Anda untuk menentukan fokus pada hal-hal yang utama. 1. Selektiflah terhadap apa yang Anda lakukan. Dalam masa pelayanan-Nya, Yesus mengonsentrasikan prioritas-prioritas-Nya. Tujuan-Nya jelas, yaitu mencari dan menyelamatkan yang terhilang (Luk. 19:10). Ia menyadari seberapa jauh keterbatasan manusiawi-Nya dan membatasi diri-Nya. Dan oleh karena itulah, dua pertiga waktu pelayanan-Nya dilewatkan dengan kedua belas murid-Nya. Hidup Yesus berhasil karena Ia memaksimalkan waktu dan tenaga dengan berfokus pada beberapa hal yang penting. Orang yang berusaha melakukan segalanya tidak akan mencapai apa-apa. Hanya hidup dengan fokus yang jelaslah yang akan membawa hasil, seperti sebuah sungai yang memiliki satu tujuan dan memiliki muara yang membatasinya sehingga terus mengalir. 2. Prioritaskan hal yang utama. Tanyakan hal berikut pada diri Anda, apakah selama ini Anda mengutamakan yang mayoritas ataukah yang minoritas? Sebagai seorang pemimpin, ada begitu banyak peluang baik yang datang pada Anda. Namun, bila Anda mencoba merespons terlalu banyak peluang, Anda tidak akan ke mana-mana, seperti halnya suatu rawa yang hanya diam di satu tempat. Buatlah daftar dari segala hal yang Anda lakukan sebagai seorang pemimpin. Berikan perhatian pada hal-hal yang Anda lakukan dengan baik. Dengan bimbingan doa, pilihlah tiga atau empat yang terpenting, dan jadikan ini prioritas Anda. Dengan membatasi diri pada segenggam prioritas yang bisa Anda kerjakan dengan baik, Anda akan maju dan mendapatkan hasil yang lebih baik. 3. Lakukanlah "hal-hal yang tepat" lebih daripada "hal-hal dengan tepat". "Para manajer melakukan hal-hal dengan cara yang tepat, namun seorang pemimpin melakukan hal-hal yang tepat." Itulah yang dikatakan Peter Drucker dalam bukunya, "The Effective Executive". Lebih jauh lagi, ia mengatakan bahwa para pemimpin yang berhasil adalah mereka yang belajar memilih hal-hal yang tepat dan melakukannya berulang-ulang sampai melihat buah yang diinginkan. Jack Paar, seorang pelawak profesional dalam NBC Tonight Show, selalu mencoba kelakarnya di hadapan penonton berulang-ulang sampai kelakar itu berjalan seperti yang diinginkannya. Demikian juga, setelah Anda berhasil mengidentifikasikan "hal yang utama" bagi Anda, lakukanlah berulang-ulang sampai Anda mendapat hasil yang baik. 4. Tolaklah yang kecil untuk mendapat yang lebih besar. Michael Jordan, pemain National Basketball Association (NBA), mempunyai intensitas dan fokus. Itulah yang menjelaskan mengapa ia menang. Dalam suatu pertandingan tahun 1998 antara Indiana Pacers dan Chicago Bulls, perbedaan nilai di menit-menit terakhir sangatlah tipis, dan Indianalah yang lebih unggul. Saat Jordan merebut bola dan mencoba melakukan lemparan, pelatih Indiana Pacers, Larry Bird, tidak bersiap-siap merayakan kemenangan timnya, justru berkonsentrasi pada Jordan. Teriakan penonton semakin kencang, tapi para pemenang yang sejati tahu bagaimana untuk tidak berfokus pada hal-hal yang kurang penting. Jordan hampir mencetak satu angka, yang akan memutarbalikkan pertandingan tersebut. Keberhasilan dalam pelayanan dan kepemimpinan jarang terjadi bila tanpa maksud menolak hal-hal kecil untuk mendapat hal-hal yang lebih besar. Pada dasarnya, setiap orang memerlukan dua unsur untuk berhasil: disiplin diri dan fokus. 5. Beri waktu antara menabur dan menuai. Pohon jati memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mencapai tahap kematangannya. Namun, tumbuhan kecil seperti jamur atau bunga bisa tumbuh dengan cepat. Jika Anda tidak memiliki kesabaran dan mau menunggu, Anda tidak akan pernah melihat sebuah tunas kecil menjadi pohon yang besar, kuat, dan kokoh. Demikian juga halnya dengan ide menabur dan menuai (Gal. 6:9). Sesuatu yang berarti membutuhkan waktu dan semakin besar sesuatu itu semakin banyak fokus dan energi yang dibutuhkan. 6. Biarkan Roh Kudus memberi Anda tenaga yang Anda butuhkan. Inilah poin yang terpenting. Bila Anda mengutamakan Roh Kudus dan membiarkannya bekerja dalam hidup Anda, Anda akan melihat hal-hal yang besar lebih daripada yang dibayangkan. Dalam pelayanan dan kepemimpinan, tenaga Anda yang paling fundamental berasal dari hubungan yang harmonis dengan Roh Kudus dan berfokus pada apa yang Allah ingin Anda lakukan. Allah telah memberikan janji-Nya pada kita, yaitu bahwa kita akan menjadi saluran di mana kekuatan Allah akan berpindah (Yoh. 14:12). Berfokuslah pada hal utama yang datang dari Roh Kudus. Sumber diedit dari: Judul buku: On-Purpose Leadership Judul bab : Prioritaskan Hal yang Utama Penerbit : Harvest, Jakarta 2003 Penulis : Dale Galloway dan Warren Bird Halaman : 43 -- 50 ==================================**================================== INSPIRASI -*- BULATKAN TEKAD DAN AMBILLAH KEPUTUSAN -*- Pada masa mudanya, Presiden Ronald Reagan pernah diajak bibinya pergi ke rumah seorang tukang sepatu untuk membuat sepasang sepatu baru. Tukang sepatu bertanya pada Reagan muda, "Sepatu seperti apa yang kau inginkan? Yang berujung persegi atau bundar?" Karena tidak bisa memutuskan, Reagan tidak menjawab, dan tukang sepatu memberinya waktu untuk berpikir. Beberapa hari kemudian, tukang sepatu melihat Reagan di jalan dan menanyakan lagi ujung sepatu seperti apa yang ia inginkan. Reagan masih belum bisa menjawabnya. Tukang sepatu itu lalu berkata, "Datanglah ke rumahku beberapa hari lagi. Sepatumu pasti sudah siap." Ketika Reagan datang ke rumah tukang sepatu itu, dia mendapati sebuah sepatu berujung persegi dan sebuah sepatu berujung bundar! "Ini mengajarkanmu, jangan pernah biarkan orang mengambil keputusan untukmu," kata si tukang sepatu pada pelanggannya yang tak bisa memutuskan. "Saya belajar sesuatu," kata Reagan kemudian, "jika Anda tidak membuat keputusan sendiri, orang lain yang akan memutuskan untuk Anda." (t/Lanny) Sumber diterjemahkan dari: http://net.bible.org/illustration.php?topic=374 ==================================**================================== JELAJAH -*- LEADERSHIP NETWORK ADVANCE -*- http://www.leadnet.org/ Halaman utama situs ini cukup sederhana sehingga Anda langsung bisa melihat apa yang ditawarkan di dalamnya. Sebuah kotak pencarian tersedia di pojok kanan atas. Terdapat juga tautan ke berita-berita terbaru tentang pelayanan. Di halaman utama tersedia sebuah tautan lain yang akan membawa Anda ke halaman yang memaparkan pencapaian Leadership Network dalam membantu gereja dan pemimpin gereja dalam mendapat kesadaran yang lebih jelas dan lebih baik tentang visi mereka serta pengaruhnya. Jika Anda ingin merenungkan tentang siapa Anda, apa masalah yang sesungguhnya Anda hadapi, bagaimana keadaan Anda seharusnya saat ini, atau jika Anda ingin memiliki hidup yang berarti, segeralah berkunjung ke bagian "Halftime" untuk menemukan jawabannya. Situs ini juga menyediakan resensi buku-buku kepemimpinan yang dijual secara tersambung. Sumber diambil dari: Publikasi ICW Edisi 1073 ==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1073/ ==================================**================================== STOP PRESS BERITA PESTA: INFO AKTUAL PESTA Publikasi ini merupakan publikasi yang tepat untuk dibaca oleh para peserta maupun alumni PESTA. Diterbitkan sebulan sekali oleh Yayasan Lembaga SABDA, publikasi ini berisi berita-berita aktual seputar Kursus Pendidikan Studi Teologi Awam (PESTA). Bagi Anda yang belum mengetahui tentang PESTA, tapi tertarik dengan pelayanan PESTA dan ingin mengetahui perkembangannya, silakan bergabung menjadi pelanggan publikasi ini. Dengan berlangganan, Anda tidak hanya akan mendapatkan informasi seperti jadwal kursus, tapi juga kesaksian dari para peserta, termasuk artikel-artikel yang dapat memberkati Anda. ==> < daftar-berita-pesta(at)sabda.org > [berlangganan] ==> http://www.pesta.org/ [situs] ==> http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta/ [arsip] ==================================**================================== Berlangganan : subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Kontak e-Leadership: staf-leadership(at)sabda.org Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead : http://lead.sabda.org/ ---------------------------------------------------------------------- Redaksi e-Leadership: Lanny e-Leadership merupakan kerja sama antara Indo Lead, YLSA, dll. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/ Copyright(c) 2007 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ==================================**==================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |