Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/15 |
|
e-Leadership edisi 15 (8-3-2007)
|
|
Edisi Maret 2007 ==================================**================================== Milis Publikasi e-LEADERSHIP **** Topik: Komunikasi ==================================**================================== MENU SAJI EDITORIAL : Sisi Krusial Komunikasi ARTIKEL (1) : Dasar Komunikasi dan Peran Pemimpin Kristen di Dalamnya ARTIKEL (2) : Gaya Komunikasi TIPS : Tanpa Komunikasi, Seorang Pemimpin akan Berjalan Sendirian STOP PRESS : Menjadi "Hamba Elektronik" bagi Tubuh Kristus ==================================**================================== EDITORIAL -*- SISI KRUSIAL KOMUNIKASI -*- Bagi seorang pemimpin, mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik merupakan hal yang penting demi efektivitas kepemimpinan yang diemban. Ia harus mampu membagikan pengetahuan dan idenya dengan jelas kepada rekan-rekan kerja dan orang-orang yang dipimpinnya. Jika tidak, pengetahuan atau ide sepenting dan sehebat apa pun tidak akan berguna karena orang lain tak bisa menangkap arti sesungguhnya. Begitu pentingnya kemampuan berkomunikasi ini sehingga Bruce Barton, seorang anggota kongres dan penulis, mengatakan, "Para pembicaralah yang selalu memimpin dan akan terus memimpin." Dalam edisi ini, Anda akan dibawa untuk mempelajari dasar-dasar berkomunikasi dengan orang lain, mengetahui beragam gaya komunikasi yang mungkin Anda gunakan selama ini, serta beberapa kriteria komunikasi yang efektif. Kiranya sajian kali ini bisa membantu Anda dalam mengasah kemampuan berkomunikasi sehingga membantu dalam membina hubungan dan memahami bawahan atau teman-teman sekerja Anda. Selamat belajar. Redaksi e-Leadership, Lanny "Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan." (Amsal 15:2) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+15:2> ==================================**================================== THE MOST IMPORTANT INGREDIENT TO THE FORMULA OF SUCCESS IS KNOWING HOW TO GET ALONG WITH PEOPLE. (Theodore Roosevelt) ==================================**================================== ARTIKEL (1) -*- DASAR KOMUNIKASI DAN PERAN PEMIMPIN KRISTEN DI DALAMNYA -*- Berangkat dari teori Multiple Intelligence, Howard Gardner dari Universitas Harvard menemukan bahwa seorang pemimpin memiliki "lingustic intelligence" (kecerdasan berbahasa). Artinya, seorang pemimpin dapat memakai bahasa, baik dengan kata-kata maupun tulisan, untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Memang tidak semua pemimpin memiliki tingkat kecerdasan yang sama. Namun, kecakapan dalam berkomunikasi bisa diperoleh melalui proses belajar. Winston Churchill memenangkan perang melawan tirani Jerman melalui proses komunikasi dengan rakyatnya. Satu hal yang tidak banyak diketahui orang tentang orator yang hebat ini adalah ternyata Churchill mengidap cacat bicara yang cukup parah pada masa kecilnya. Alih-alih menyebabkan patah semangat dan minder, Churchill justru mulai mempelajari Shakespeare dan Alkitab bahasa Inggris, King James Version, dengan sungguh-sungguh. Kisah Churchill menunjukkan betapa seorang pemimpin harus terus belajar berkomunikasi. Kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam berkomunikasi adalah kejernihan pikiran dan kejelasan akan apa yang hendak disampaikan, bukan sekadar kalimat-kalimat indah yang tak jelas maknanya. Satu contoh yang dapat kita lihat, saat berkhotbah di bukit, Yesus menggunakan bahasa yang sederhana. Namun ketika berbicara dengan Nikodemus, seseorang yang terpelajar, Ia menggunakan bahasa yang filosofis. Bagi seorang pemimpin Kristen, kualitas komunikasi dengan Tuhan berperan penting dalam komunikasinya dengan sesama. Semakin dalam komunikasinya dengan Tuhan, semakin ia memahami apa yang Tuhan ingin ia perbuat terhadap diri, sesama, dan lingkungannya. Bila komunikasi dengan Sang Pencipta tidak berjalan lancar dan baik, komunikasi dengan sesama menjadi tidak efektif karena ia tidak bisa memahami sesamanya. Banyak masalah yang disebabkan kegagalan seseorang dalam berkomunikasi. Maka dari itu, penting bagi seorang pemimpin untuk mempelajari proses komunikasi. Dengan komunikasi yang baik, seluruh sistem organisasi dapat berjalan lancar sehingga akan terhindar dari konflik yang menghambat mekanisme kerja. Untuk itu, Anda perlu memahami berbagai dasar dan aspek komunikasi seperti yang dipaparkan berikut. Definisi Komunikasi ------------------- Komunikasi adalah proses pertukaran dan penyampaian informasi dan ide dari seseorang kepada orang lain. Definisi yang lain menjelaskan komunikasi sebagai suatu proses dan transaksi pengiriman pesan dari pihak tertentu, melalui media tertentu, dalam bentuk-bentuk tertentu sehingga mencapai sasaran, yaitu pihak lain yang mengakibatkan terjadinya hubungan tertentu. Dalam kaitannya dengan kepemimpinan, komunikasi dapat diartikan sebagai proses dan transaksi pengiriman pesan secara dua arah, yaitu dari pemimpin kepada mereka yang dipimpin, dan sebaliknya. Unsur Komunikasi ----------------- Dalam suatu proses komunikasi, ada beberapa unsur yang mutlak keberadaannya. Berikut adalah unsur komunikasi yang diperlukan agar komunikasi menjadi efektif. * Pengirim Langkah pertama yang harus dilakukan seorang komunikator yang efektif adalah menciptakan kredibilitas. Seorang pemimpin perlu menunjukkan bahwa ia memahami subjek, pendengar, dan konteks pesan yang disampaikan. Anda wajib memahami pendengar -- kepada siapa Anda akan menyampaikan pesan, baik individu maupun kelompok. Jika Anda tidak mampu memahami pendengar Anda, mereka tidak akan bisa menangkap isi pesan Anda dengan benar. * Pesan Seorang komunikator juga perlu mempertimbangkan pesan yang akan disampaikannya. Komunikasi tertulis, lisan, dan nonverbal dipengaruhi oleh nada suara pengirim, metode organisasi, keabsahan argumen, apa yang harus dikomunikasikan dan apa yang tidak, dan juga gaya setiap individu dalam berkomunikasi. Suatu pesan memiliki komponen intelektual dan emosional. Intelektual memungkinkan kita untuk berpikir dan menggunakan nalar, sedangkan emosi mengizinkan kita untuk menunjukkan perubahan motivasi, yang pada akhirnya dapat mengubah cara pemikiran dan tindakan kita. * Media Pesan bisa disampaikan melalui berbagai media. Media verbal, misalnya melalui tatap muka, telepon, atau "video conferencing" (pertemuan dengan menggunakan video untuk bertatap muka dan berbicara dengan orang di tempat lain); dan juga media tertulis, misalnya surat, e-mail, memo, dan laporan. Setiap media memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Tidaklah efektif, misalnya, jika memberikan satu daftar panjang barang-barang kebutuhan kantor dengan lisan atau memberikan kritik tajam kepada seseorang melalui e-mail. * Penerima Setelah pesan disampaikan kepada para pendengar, Anda tentu mengharapkan akan ada reaksi atau tanggapan dari para pendengar sehubungan dengan pesan tersebut. Setiap individu akan terlibat dalam proses komunikasi dengan membawa ide dan perasaannya. Hal ini akan memengaruhi pemahaman dan respons mereka terhadap pesan yang kita sampaikan. Untuk menjadi seorang komunikator yang sukses, Anda harus mempertimbangkan hal-hal ini sebelum menyampaikan pesan sehingga dapat menentukan langkah yang tepat. * Respons Para penerima pesan akan merespons pesan Anda, baik secara verbal maupun nonverbal. Anda perlu mencermati dan memerhatikan dengan saksama setiap respons yang timbul karena dengan ini Anda dapat mengetahui seberapa jauh mereka memahami isi pesan Anda. Respons ini bisa beragam bentuknya, baik verbal maupun nonverbal. Secara sederhana, menganggukkan kepala menunjukkan bahwa seseorang memahami pesan yang disampaikan, atau menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan keras menyiratkan seseorang sedang merasa jengkel. * Konteks Konteks adalah cara penyampaian suatu pesan, yang meliputi nada suara, bahasa tubuh, gerakan tangan, dan emosi (marah, takut, ragu-ragu, gembira, dll.). Meskipun sering menyebabkan penerima menjadi salah menangkap isi pesan, konteks merupakan komunikator yang kuat yang bisa membantu kita saling memahami. Proses Komunikasi ----------------- Jalannya komunikasi dari pengirim sampai ke penerima bisa dijelaskan sebagai berikut. Tahap pertama adalah "thought" (pemikiran). Pada tahap ini, pesan yang berupa informasi, ide, atau perasaan tersimpan dalam pikiran pengirim. Kemudian pesan tersebut dikirimkan melalui kata-kata atau simbol lain melalui media yang dipilih. Proses ini disebut "encoding" (pengekspresian pesan). Tahap selanjutnya adalah "decoding" (pengartian pesan), di mana penerima mengartikan kata-kata atau simbol itu menjadi suatu konsep atau informasi yang dapat ia mengerti. Seberapa jauh pengertiannya akan pesan yang diterima dapat diketahui dari respons yang ia tunjukkan. Hambatan Komunikasi ------------------- Segala sesuatu yang menghalangi kita untuk memahami pesan disebut hambatan dalam komunikasi. Ada banyak hambatan fisik dan psikologis, seperti yang diuraikan di bawah ini. Penghambat pertama adalah budaya, latar belakang, dan prasangka. Acap kali orang membiarkan pengalamannya mengubah arti pesan yang ia terima. Ketiga faktor ini memang bisa membantu bila pengalaman digunakan untuk memahami suatu hal yang baru. Namun, bila mengubah isi pesan, ketiganya adalah hambatan dalam proses komunikasi. Suara-suara lain di sekitar Anda berpotensi mengaburkan komunikasi. Maka dari itu, dibutuhkan konsentrasi penuh terhadap pesan yang disampaikan, baik dari pihak pengirim maupun penerima. Terlalu berpusat pada diri sendiri juga dapat menimbulkan kebingungan dan konflik dalam komunikasi. Beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah sikap defensif (ketika kita merasa disudutkan dan diserang), sikap superioritas (merasa diri lebih tahu daripada orang lain), dan ego (merasa diri sebagai pusat aktivitas). Sering kali persepsi juga menjadi faktor penghambat. Jika kita merasa seseorang berbicara terlalu cepat, tidak lancar, dan tidak jelas pengucapannya, kita menjadi malas mendengarkan dan tidak mengacuhkannya. Selain itu, kita cenderung mau mendengarkan orang yang berkedudukan tinggi, namun mengabaikan pembicara yang berkedudukan rendah. Faktor yang menghambat komunikasi selanjutnya adalah lingkungan. Lampu atau cahaya yang terlalu terang, ketertarikan kepada orang tertentu, dan pemandangan yang tidak biasa dilihat berpeluang untuk menganggu proses komunikasi. Faktor yang terakhir adalah stres. Saat stres, pemikiran Anda cenderung dipengaruhi oleh kerangka-kerangka seperti kepercayaan, nilai-nilai, pengetahuan, dan tujuan Anda. Stres menyebabkan Anda sulit untuk berpikir dengan jernih. Komunikasi Nonverbal -------------------- Selain komunikasi suara (verbal), komunikasi nonverbal (tanpa suara) dapat digunakan untuk menyampaikan isi pesan sepenuhnya. Berikut adalah jenis-jenis komunikasi nonverbal. - Kontak mata. Orang yang menjaga kontak mata dengan pendengarnya mengesankan dirinya sebagai orang yang terbuka, ramah, peduli, dan dapat dipercaya. Hal ini akan memperlancar proses komunikasi. - Ekspresi wajah. Tersenyum adalah cara yang paling mudah untuk menunjukkan kegembiraan, keramahan, dan kehangatan. Seorang pemimpin yang murah senyum ketika berbicara di hadapan para bawahannya membuat mereka merasa nyaman, mau mendengarkan dan memerhatikan lebih saksama. - Gerak tubuh. Tanpa gerakan-gerakan tubuh (tangan, misalnya), Anda sebagai pembicara akan dinilai membosankan dan kaku. Komunikasi yang hidup akan menarik perhatian pendengar sehingga komunikasi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami. - Postur dan posisi tubuh. Anda dapat mengomunikasikan berbagai pesan dengan cara Anda berbicara dan bergerak. Berdiri tegak dan posisi condong ke arah pendengar menunjukkan bahwa Anda ramah dan terbuka. Sebaliknya, berbicara sembari terus memunggungi pendengar atau memandang lantai atau langit-langit menunjukkan keengganan atau ketidaktertarikan. - Kedekatan. Setiap budaya memiliki norma dan aturan berbeda tentang jarak kedekatan yang dianggap nyaman ketika orang berkomunikasi. Anda harus mencermati apakah ada tanda-tanda ketidaknyamanan dari lawan bicara dengan jarak yang Anda tetapkan. - Vokal. Salah satu hal yang sering disinggung adalah nada suara yang monoton dari seorang pembicara. Kemonotonan akan dinilai sebagai sesuatu yang membosankan dan menjemukan. Oleh karena itu, gunakanlah nada suara (tinggi rendah), ritme, dan penekanan secara bervariasi untuk membuat komunikasi Anda "berwarna". Peran Pemimpin Kristen dalam Komunikasi --------------------------------------- Pengertian dan pemahaman adalah bagian penting dalam komunikasi. Bila bagian itu hilang, tidak ada komunikasi yang efektif. Adalah hal yang penting untuk menanyakan secara langsung apakah pendengar mengerti apa yang telah Anda sampaikan, seperti yang dilakukan Yesus saat menceritakan sebuah perumpamaan (Mat. 13:51). Yesus adalah contoh komunikator yang ideal dan ulung. Selama tiga setengah tahun pelayanannya di dunia, banyak orang yang dengan senang hati mengikuti-Nya untuk mendengar perkataan-Nya dan belajar dari-Nya (Mat. 13:54). Sayangnya dalam banyak situasi, para pemimpin mengeraskan hati dan tak mau mendengar pesan Yesus. Mereka gagal memahami apa yang Yesus katakan dan lakukan. Inilah yang dinamakan ketiadaan komunikasi. Seorang pemimpin Kristen tidak harus menjadi seorang orator handal, namun haruslah menjadi seorang komunikator yang efektif. Dalam 1Kor. 2:4-5, Paulus memaparkan bahwa Tuhan memakai pemimpin yang mau menjadi saluran bagi Roh Kudus. Roh Kudus sendiri yang akan memimpin dan memberi pengertian pada pemimpin itu agar setiap ucapan dan perbuatannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Komunikasi yang diilhami oleh Roh Kudus merupakan aset yang penting bagi pemimpin untuk memandu dan mengorganisir suatu tim. Komunikasi yang baik mendorong kreativitas, antusiasme, kerja sama, dan semangat kesatuan dalam tim itu sendiri untuk mencapai tujuan karena setiap anggota bisa saling mengerti dan memahami sang pemimpin. Berlawanan dengan itu, seorang komunikator yang buruk -- yang tidak berfokus pada visi dan tak acuh terhadap kepentingan dan kebutuhan anggota timnya -- akan mengakibatkan kesalahpahaman, kerancuan, kejengkelan dan kefrustrasian, kepasifan dari anggota tim, dan akhirnya menyebabkan penyimpangan tujuan dan visi. Tulisan di atas dirangkum dari: Chandra, Robby, I. "Pemimpin yang Komunikatif." Dalam situs Indo Lead http://lead.sabda.org/_pdf/pemimpin_yang_komunikatif.pdf. Clark, Donald. 1997. "Communication and Leadership". Dalam http://www.mindtools.com/CommSkll/CommunicationIntro.htm. Halcomb, James, et al. 2000. "Courageous Leaders". Seattle: Youth with A Mission Publishing. Octavianus, P. 1986. "Manajemen dan Kepemimpinan menurut Wahyu Allah". Malang: Gandum Mas. ==================================**================================== ARTIKEL (2) -*- GAYA KOMUNIKASI -*- Ada orang-orang tertentu yang seolah-olah dilahirkan untuk menjadi orang yang sukses dalam pergaulan. Dengan mudahnya mereka dapat menjalin persahabatan setiap bertemu dengan teman yang baru. Bukan itu saja, persahabatan mereka pun biasanya bertahan sampai kekal. Sebaliknya, ada pula orang-orang yang justru mengalami kesukaran dalam pergaulan. Tema "disalahmengerti" merupakan tema pokok hidup mereka meski mereka tak henti-hentinya berusaha mengoreksi diri. Banyak faktor yang terlibat yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan kita dalam pergaulan, salah satunya adalah gaya kita berkomunikasi. Tanpa kita sadari, sebenarnya gaya komunikasi itu sendiri adalah bagian dari isi berita yang kita komunikasikan. Pada umumnya, orang yang sukses dalam pergaulan bukan saja memahami dampak gaya komunikasinya pada orang lain, ia pun telah berhasil mengubahnya menjadi gaya komunikasi yang luwes dan menyenangkan. Gaya komunikasinya bukan saja tidak mengganggu isi berita yang ingin ia sampaikan, malah gayanya yang luwes itu menambah kekuatan atau bahkan adakalanya melengkapi kekurangan isi berita yang ingin ia kemukakan. Di bawah ini saya mencoba menjabarkan tujuh gaya komunikasi yang tidak sehat. Kiranya dapat menolong kita memperbaiki keterampilan yang sangat penting ini. Gaya 1: Si Penganggap --------------------- Ungkapan yang biasanya terlontar dari dirinya adalah, "Saudara seharusnya sudah mengerti maksud saya." Si Penganggap umumnya melakukan satu kesalahan yang cukup serius dalam komunikasi, yakni menganggap orang lain pasti memahami isi hatinya. Sebelum kita menganggap orang lain sudah menangkap maksud kita, kita perlu mengecek ulang, apakah benar ia sudah memahami pembicaraan kita. Gaya komunikasi seperti ini acap kali membuahkan kekecewaan dan bahkan kemarahan. Gaya 2: Si Sepenggal -------------------- Orang ini berpikir, "Bukankah sudah saya katakan semuanya itu?" Namun, yang sesungguhnya terjadi adalah ia memang belum mengemukakan seluruh pikirannya -- baru sepenggal saja. Sewaktu kita berbicara, kecepatan pikiran kita bergerak dari satu topik ke topik lainnya tidaklah sama dengan kecepatan lidah kita mengungkapkan isi pikiran itu sendiri. Bagi Si Sepenggal, pikirannya bergerak telalu cepat atau lidahnya terlalu lamban sehingga maksud hatinya tidak tertuang sepenuhnya melalui bahasa ucapan. Masalahnya, ia tidak menyadari hal ini sehingga dalam benaknya, ia sudah mengatakan semua yang ingin ia sampaikan. Si Sepenggal rentan terhadap frustrasi karena komunikasinya menjadi terpotong-potong dan, sudah tentu, membuka pintu terhadap kesalahpahaman. Gaya 3: Si Peremeh ------------------ Ucapan Si Peremeh pada umumnya ditandai dengan kalimat sejenis ini, "Kenapa tidak mengerti-mengerti?" atau "Memang bodoh kamu!" Si Peremeh memiliki satu masalah yang lumayan serius, yakni ia memperlakukan semua orang sama seperti dirinya. Alhasil, apabila orang lain tidak bisa mengikuti kemauan atau pikirannya, ia pun marah. Sewaktu marah, bukannya melihat bahwa memang orang lain berbeda dengannya, ia justru memandang perbedaan sebagai kekurangan di pihak orang lain. Gaya komunikasi ini cenderung merusak hubungan dengan orang lain. Siapa saja yang pernah disakitinya akan menjaga jarak karena tidak mau terluka lagi. Gaya 4: Si Penyenang -------------------- Si Penyenang mempunyai satu misi dalam hidupnya, yakni menyenangkan hati semua orang. Akibatnya, tema seperti ini sering keluar dari bibirnya, "Saya akan lakukan apa saja bagimu asal kamu bahagia." Bicara dengan Si Penyenang memang bisa menyenangkan karena ia akan mengangguk-angguk saja, namun biasanya gaya komunikasi ini dapat mendangkalkan relasi pribadi. Sukar sekali untuk mengetahui hati Si Penyenang karena ia tidak terbuka. Ketidakterbukaannya itu juga cenderung membuatnya menumpuk semua perasaan dalam hati. Kalau tidak tertahankan, ia mudah menjadi orang tertekan dan tidak bahagia. Gaya 5: Si Pelupa ----------------- Kita bisa lupa dan adakalanya sengaja melupakan peristiwa tertentu. Malangnya, Si Pelupa melupakan terlalu banyak hal dan frekuensinya terlalu sering. Ia acap kali berujar, "Tidak, saya tidak mengatakan hal itu." Namun kenyataannya, ia mengatakan hal tersebut. Baik lupa atau melupakan informasi yang akhirnya dibutuhkan oleh orang lain cenderung melemahkan kepercayaan orang pada dirinya sendiri. Orang lain dapat membentuk anggapan bahwa Si Pelupa meremehkan atau bisa juga orang lain menilai bahwa Si Pelupa tidak tulus. Ini berbahaya! Komunikasi sangat bergantung pada kepercayaan; tanpanya, yang mendengar adalah suara belaka. Gaya 6: Si Pendebat ------------------- Repot juga berkomunikasi dengan Si Pendebat karena pembicaraan yang dilakukan dengannya cenderung menjadi arena balapan kebenaran. Perhatikan kata-kata yang biasanya keluar dari mulutnya, "Apa benar saya berkata demikian? Apa kamu yakin? Bagaimana dengan dirimu sendiri?" Si Pendebat kaya dengan kata-kata dan gaya berkomunikasinya mirip dengan taktik menyerbu orang lain dengan bombardemen kata-kata. Si Pendebat cenderung melemparkan fokus masalah ke pihak lawannya sehingga ia bebas dari kesulitan. Gaya komunikasi ini bisa menimbulkan rasa tidak suka dan jenuh pada orang lain karena bicara dengannya membuat diri merasa diserang. Lebih jauh lagi, Si Pendebat akhirnya membuat orang beranggapan bahwa ia senantiasa mengelak dari tanggung jawabnya. Gaya 7: Si Talenan ------------------ Rasa iba, kasihan, simpati adalah beberapa kata yang sering diasosiasikan dengan Si Talenan karena perasaan-perasaan seperti itulah yang timbul tatkala melihatnya. Si Talenan selalu menyediakan dirinya menjadi sasaran tudingan orang lain tanpa benar-benar menyadari di mana letak kesalahannya (kalau memang ada). Ucapan seperti ini cenderung muncul dari bibirnya, "Betul, memang saya yang salah dan sudah sepantasnya dimarahi." Masalahnya, ia melakukan itu karena tidak berani atau berkekuatan memperhadapkan orang lain dengan kebenaran. Ia tidak suka keributan dan baginya silang pendapat tidaklah bijaksana, jadi harus dihindarkan. Gaya komunikasi ini sangat merugikan dirinya dan bisa mengundang penghinaan dari orang lain. Orang lain semakin berani berbuat sekehendak hatinya tanpa memedulikan perasaannya. Namun, bukankah ia jugalah yang memulainya? Dari penjelasan di atas kita melihat bahwa gaya komunikasi dapat memancarkan kepribadian kita yang sesungguhnya, namun bisa pula merupakan gaya yang dipelajari. Adakalanya untuk mendapatkan penerimaan dari orang lain, kita terpaksa mengikuti gaya komunikasi tertentu. Atau kita belajar dari keluarga kita sendiri sehingga kita menganggap gaya komunikasi kita dipahami semua orang, alias universal. Jika gaya komunikasi kita memang merupakan buah kepribadian sendiri, sudah tentu perlu koreksi. Obat penawarnya ada beberapa, misalnya meminta tanggapan orang lain. Mungkin kita dapat memeriksa ucapan-ucapan kita dengan lebih teliti dan menanyakan, kira-kira apa yang orang lain rasakan tatkala mendengar kata-kata kita. Kita rela membayar mahal dan menanamkan waktu yang panjang untuk pendidikan kita; ironisnya, kita sering tidak bersedia membayar mahal untuk belajar menyehatkan gaya komunikasi kita. Memang, adakalanya hal yang penting tampaknya sederhana. Sumber diedit seperlunya dari: Judul asli : Gaya Komunikasi Penulis : -- Alamat situs : http://lead.sabda.org/?title=gaya_komunikasi ==================================**================================== TIPS -*- TANPA KOMUNIKASI, SEORANG PEMIMPIN AKAN BERJALAN SENDIRIAN -*- Kesuksesan kepemimpinan, pekerjaan, dan hubungan-hubungan pribadi Anda sangat tergantung pada kemampuan Anda berkomunikasi. Orang takkan mengikuti Anda jika mereka tidak tahu apa yang Anda inginkan atau ke mana tujuan Anda. Anda dapat menjadi komunikator yang lebih efektif jika mengikuti empat kebenaran dasar berikut ini. 1. Sederhanakanlah Pesan Anda Komunikasi bukanlah sekadar soal apa yang Anda ucapkan, melainkan juga bagaimana Anda mengucapkannya. Kunci komunikasi yang efektif adalah kesederhanaan. Lupakanlah upaya mengesankan orang lain dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang canggih. Jika Anda ingin membina hubungan dengan sesama, utamakanlah kesederhanaan. Napoleon Bonaparte selalu mengatakan kepada para sekretarisnya, "Yang jelas, yang jelas". Seorang eksekutif junior diundang untuk berbicara kepada orang banyak untuk pertama kalinya. Maka, ia pun mendekati pembimbingnya untuk meminta nasihat tentang berpidato yang baik. Kata pembimbingnya, "Siapkanlah pembukaan yang bersemangat, yang akan menarik perhatian seluruh hadirin. Lalu siapkanlah rangkuman serta penutupan yang dramatis, yang akan membuat orang jadi ingin bertindak. Lalu janganlah bertele-tele di tengah-tengahnya.", 2. Pandanglah Lawan Bicara Anda Komunikator yang ulung berfokus pada lawan bicaranya. Mereka tahu bahwa tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif kepada hadirin tanpa mengetahui apa pun menyangkut mereka. Sementara Anda berkomunikasi dengan orang -- entah secara individu atau secara kelompok -- tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri sendiri. Siapakah pendengar saya? Apakah pertanyaan-pertanyaan mereka? Apakah yang perlu dicapai? Dan berapa banyakkah waktu yang saya miliki? Jika Anda ingin menjadi komunikator yang lebih baik, berorientasilah pada pendengar. Orang memercayai komunikator ulung karena komunikator ulung itu pun memercayai orang. 3. Tunjukkanlah Kebenaran Kredibilitas mendahului komunikasi yang hebat. Ada dua cara untuk menyampaikan kredibilitas kepada pendengar Anda. Pertama, percayalah kepada apa yang Anda ucapkan. Orang biasa akan menjadi komunikator ulung jika memiliki semangat keyakinan yang tinggi. Jendral Lapangan Ferdinand Foch berkata, "Senjata yang paling ampuh di bumi adalah jiwa manusia yang berkobar-kobar." Kedua, amalkanlah ucapan Anda. Tak ada kredibilitas yang lebih besar ketimbang keyakinan pada tindakan. 4. Tariklah Respons Sementara Anda berkomunikasi, janganlah pernah lupa bahwa sasaran dari komunikasi adalah tindakan. Jika Anda melemparkan sejumlah informasi kepada orang lain, Anda bukan sedang berkomunikasi. Setiap kali Anda berbicara kepada orang lain, berilah mereka sesuatu untuk dirasakan, diingat, dan dilakukan. Jika sukses melakukannya, kemampuan Anda untuk memimpin orang lain akan meningkat. Bahan diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: 21 Kualitas Kepemimpinan Sejati Judul bab : Komunikasi: Tanpanya Anda akan Berjalan Sendirian Penerbit : Interaksara, Batam Centre 2001 Penulis : John C. Maxwell Halaman : 40 -- 42 ==================================**================================== STOP PRESS -*- MENJADI "HAMBA ELEKTRONIK" BAGI TUBUH KRISTUS -*- Judul di atas adalah visi dari pelayanan Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Ingin mengetahui tentang apa dan bagaimana YLSA secara lebih dekat? Dapatkan semua informasinya di milis publikasi Berita YLSA. Newsletter elektronik yang diterbitkan sebulan sekali via e-mail ini akan memberikan informasi aktual mengenai pelayanan dan perkembangan YLSA. Pelayanan YLSA bergerak di bidang Software/IT; pendidikan dan pelatihan dengan mengadakan kegiatan pendidikan online, pelatihan, presentasi, seminar kepada masyarakat Kristen Indonesia; divisi literatur yang menyediakan bahan-bahan Kristen yang akan mendukung pelayanan Anda. Selanjutnya ada divisi jaringan yang membangun jaringan antargereja, antarorganisasi, antaryayasan, dan antarlembaga Kristen yang bergerak dalam bidang pelayanan yang menggunakan media komputer/internet, divisi komunitas, divisi pelayanan umum, dan divisi konsultasi yang memberikan jasa pelayanan konsultasi teknologi komputer/internet bagi pelayanan individu atau organisasi Kristen. Silakan berkunjung dan bergabung dengan milis publikasi Berita YLSA. Bersama-sama kita menjadi rekan sekerja Allah yang telah memercayakan pelayanan ini kepada kita. ==> <subscribe-i-kan-berita-ylsa(at)hub.xc.org> [berlangganan] ==> http://www.sabda.org/ylsa/ [situs] ==> http://www.sabda.org/publikasi/berita_ylsa/ [arsip publikasi] ==================================**================================== Berlangganan : subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Kontak e-Leadership: staf-leadership(at)sabda.org Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead : http://lead.sabda.org/ ---------------------------------------------------------------------- Redaksi e-Leadership: Lanny e-Leadership merupakan kerja sama antara Indo Lead, YLSA, dll. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Bahan ini dapat dibaca secara tersambung di situs: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/ Copyright(c) 2007 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ==================================**==================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |