Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/157 |
|
e-Leadership edisi 157 (16-12-2013)
|
|
==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI DESEMBER 2013============ Pemimpin dan Perencanaan (II) e-Leadership -- Pemimpin dan Perencanaan (II) Edisi 157, 16 Desember 2013 Shalom, Setiap pemimpin perlu membuat perencanaan untuk mencapai target dan tujuan organisasi. Perencanaan itu seperti kompas yang menunjukkan arah dan tujuan agar perjalanan lebih terarah. Tanpa perencanaan, organisasi akan kehilangan arah dan tujuan. Pastikan perencanaan yang Anda buat itu SMART (specific, measurable, achievable, realistic, timely). Lebih utama lagi, libatkan Tuhan dalam setiap perencanaan Anda. Edisi pamungkas e-Leadership tahun 2013 ini akan memberikan tip penilaian saat membuat perencanaan. Jawablah setiap pertanyaan dalam kolom tip sebagai panduan membuat perencanaan, baik untuk diri sendiri maupun organisasi. Dalam menyambut momen Natal, Redaksi juga menyertakan renungan Natal dengan tema, "Natal: Pemulihan Harapan Dunia". Kiranya sajian penutup akhir tahun ini dapat menjadi berkat bagi kita semua. Tidak lupa, kami segenap redaksi e-Leadership mengucapkan, "Selamat hari Natal 2013 dan selamat menyambut Tahun Baru 2014." Tuhan memberkati! Pemimpin Redaksi e-Leadership, Ryan < ryan(at)in-christ.net > < http://lead.sabda.org > ... Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. (Mazmur 127:1) < http://alkitab.mobi/tb/Mzm/127/1/ > ARTIKEL NATAL: NATAL: PEMULIHAN HARAPAN DUNIA Di tengah-tengah realitas pengharapan umat manusia yang hampir menuju ketiadaan pengharapan ini, apakah arti Natal bagi kita? Apakah yang dibawa Natal untuk memulihkan harapan dunia ini? Apakah yang sedang ditawarkan Natal untuk manusia yang terancam, ketakutan, kecewa, bimbang, dan putus asa ini? Ada dua pemulihan yang ditawarkan Natal, yaitu: 1. Natal adalah Pernyataan Paling Konkret tentang Aktivitas Allah dalam Sejarah Umat Manusia Dalam diri Yesus Kristus. Allah secara nyata memperlihatkan kepada dunia bahwa Dia tidak meninggalkan dunia. Ia masuk ke dalam dimensi hidup manusia melalui seorang bayi dan berkarya di dalam sejarah. Suatu karya yang kembali memulihkan harapan dunia yang sudah terkikis oleh ancaman zaman. Natal membuka mata kita kepada lemahnya diri manusia untuk menopang harapannya. Natal membuktikan kepada manusia bahwa tanpa campur tangan Allah, manusia tidak akan pernah memiliki pengharapan di dalam hidupnya. Pekerjaan intervensi pemulihan ini tidak pernah berhenti. Natal hanya merupakan awal yang nyata. Aktivitas pemulihan terus berlangsung sampai hari ini. Walaupun realitas seolah tidak menyediakan ruang bagi harapan itu, namun intervensi yang mendatangkan harapan dan memulihkan harapan tetap terjadi. Karena itu, ketika kita merayakan Natal, kita sebenarnya sedang memberitakan kepada dunia bahwa harapan itu masih ada, yaitu di dalam Tuhan Yesus Kristus, yang lahir dalam rupa bayi yang kecil. Natal datang untuk memulihkan harapan dunia. 2. Natal Mengajak Gereja Menegaskan Eksistensinya Sebagai Tanda Pengharapan Dunia Gereja adalah umat pengharapan. Ia memiliki keyakinan yang pasti bahwa hidupnya pada masa kini dan pada masa yang akan datang terpelihara oleh Allah sendiri. Namun, sayang sekali, pengharapan yang indah ini, sering kali membuat gereja apatis terhadap realitas zamannya. Gereja lebih sering memandang pengharapannya secara eskatologis dan lupa pada dimensi masa kini. Jaminan eskatologis yang pasti seharusnya mendorong gereja untuk aktif menghadirkan tanda-tanda pengharapan itu di dunia. Artinya, aktivitas intervensi Allah itu bukan hanya terjadi di akhir sejarah saja, melainkan juga sedang terjadi saat ini. Dan, gereja merupakan saluran intervensi Allah di dunia oleh Roh Kudus yang bekerja di dalam dirinya. Oleh sebab itu, dalam dunia yang sedang bermusuhan, gereja seharusnya menaburkan benih perdamaian. Di tengah dunia yang terpecah belah, gereja seharusnya membawa persatuan. Di tengah dunia yang bimbang, gereja seharusnya memberi kepastian. Di tengah dunia yang ketakutan, gereja seharusnya membagikan keberanian dan di tengah dunia yang sedang sedih, gereja hendaknya membawa sukacita. Inilah dua pesan pemulihan yang ditawarkan Natal pada dunia. Gereja diajak untuk berpartisipasi aktif di dalamnya. Gereja tidak boleh berpangku tangan memandang dunia yang sedang menuju keputusasaan. Sebab, Allah yang telah memberi harapan kepadanya juga masih sedang bekerja. Gereja tidak boleh takut karena yang menjamin harapannya adalah Penguasa langit dan bumi. Kiranya melalui Natal ini, kita semua dengan penuh harapan dan iman mengaku bahwa Allah tidak meninggalkan kita. Amin. Diambil dan disunting dari: Nama situs: Alkitab SABDA Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=608&res=jpz Penulis: Markus Dominggus L. D. Tanggal akses: 27 November 2013 TIP: PERTIMBANGAN MENGENAI PERENCANAAN Ada beberapa hal lagi yang perlu dipertimbangkan dalam mengadakan perencanaan. a. Supaya Allah menerima segala kemuliaan, buatlah rencana yang melampaui kemampuan Anda sendiri. 1 Korintus 10:31: Lakukan bagi kemuliaan Tuhan. Hal ini mungkin, kalau Allah "dilibatkan". (Ingat: Firman Tuhan dan Doa) Hakim-Hakim 7: Teladan Gideon. Tuhan lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas. Nehemia 6:16: Seperti Nehemia, kita harus sadar bahwa suatu rencana dapat terlaksana hanya karena pertolongan Tuhan. Agar Anda yakin bahwa rencana Anda memuliakan Tuhan, hendaklah Anda merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Apakah Tuhan yang menaruh rencana ini dalam hatiku? 2. Apakah saya percaya pada Tuhan dalam rencana ini? 3. Apakah saya percaya bahwa dengan pertolongan Tuhan, hal-hal besar dapat dicapai? 4. Apakah saya siap sedia untuk sungguh-sungguh taat kepada Tuhan dalam rencana ini? Dalam hubungan ini, ingatlah pesan berikut, "Harapkan hal-hal besar dari Allah dan usahakan hal-hal besar bagi Allah." (William Carrey, dalam khotbahnya pada tahun 1792, berdasarkan Yesaya 54:2-3). b. Bersedialah untuk mengadakan perubahan dalam rencana Anda. Hal-hal yang patut dipertimbangkan: 1. Bandingkan rencana dengan hasil aktual! 2. Mungkinkah ada tantangan atau peluang? 3. Perhatikan, kalau-kalau ada perkembangan baru yang memengaruhi rencana Anda! c. Bagaimana jika sumber-sumber kebutuhan tidak cukup tersedia? 1. Berdoa dan bersyukur kepada Tuhan karena Ia menyediakan kebutuhan yang nyata dan sungguh-sungguh perlu. 2. Periksa kembali, apakah sumber-sumber memang sudah sungguh-sungguh dimanfaatkan secara maksimal atau belum. 3. Kalau sumber-sumber terbatas, adakan penyesuaian pada rencana dan jadwal. 4. Ubahlah rencana Anda, hanya apabila Anda yakin bahwa perubahan tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan. d. Belajarlah menggunakan orang lain dalam proses perencanaan. Dalam menyusun rencana kerja, janganlah segan-segan meminta pendapat atau masukan dari orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidang perencanaan. Sampaikan kepadanya gagasan-gagasan Anda dan mintalah ia menyusun kerangkanya. Gunakan juga orang-orang di bawah Anda untuk memperkaya gagasan Anda. e. Bagaimana menggunakan rencana? 1. Rencana dapat dipakai agar Anda dan orang-orang yang Anda pimpin terus terarah kepada tujuan. 2. Rencana dapat dipakai untuk membagikan visi Anda kepada orang lain. f. Bagaimana mengusahakan agar orang-orang yang Anda pimpin membuat perencanaan untuk tugas-tugas mereka? 1. Hendaklah Anda menjadi teladan. 2. Minta mereka membuat rencana untuk tugas-tugas mereka. Tetapkan target untuk tugas ini. 3. Tolong mereka untuk menyusun rencana. Sediakan kerangka rencana. 4. Ingatlah untuk menilai rencana tersebut. 5. Pakai rencana mereka sebagai bahan diskusi. g. Sebagai pemimpin, hendaklah Anda sendiri menerapkan Manajemen Pribadi (Personal Management). Diambil dan disunting dari: Judul buku: Manajemen Pelayanan Judul bab: Perencanaan Judul asli artikel: Pertimbangan-Pertimbangan Lebih Lanjut Mengenai Perencanaan Penulis: Pdt. Drs. Agus Lay Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2006 Halaman: 21 -- 23 KUTIPAN Orang yang menganggap diri sudah sempurna adalah orang yang tidak sempurna. (Dr. Stephen Tong) JELAJAH SITUS: CHRISTIAN LEADERSHIP CONCEPTS Christian Leadership Concepts adalah organisasi nondenominasi kepemimpinan pria yang didirikan oleh Dr. Hal Hadden pada tahun 1982 dan berpusat di Brentwood, Tennessee, AS. Saat ini, gerakan ini telah tersebar ke 82 kota dan 19 negara bagian di Amerika Serikat. Tujuan dari CLC ini adalah untuk memperlengkapi kaum pria dengan kepemimpinan, dan supaya mereka dapat menjadi saksi Kristen yang otentik (Kisah Para Rasul 1:8) melalui program dua tahunan mereka. Situs ini menyediakan sampel kurikulum CLC yang dapat diunduh, sementara kurikulum lengkapnya hanya dapat diperoleh setelah mendaftar di program ini. Sayangnya, meskipun terbuka untuk umum, saat ini program ini hanya tersedia untuk mereka yang tinggal di Amerika Serikat. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang CLC, selain melalui situs mereka, juga dapat melalui Facebook mereka di "ChristianLeadershipConcepts" dan video-video mereka di < http://vimeo.com/album/1686694 >. Mereka juga memiliki situs khusus bagi para wanita Kristen di http://becominglikechrist.org/. (Kusuma Negara) ==> http://christianleadershipconcepts.org/ Tanggal akses: 8 Oktober 2013 Kontak: leadership(at)sabda.org Redaksi: Ryan, Berlin B., dan N. Risanti Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |