Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/16

e-Leadership edisi 16 (12-4-2007)

Kepemimpinan dan Karakter

                           Edisi April 2007
==================================**==================================
                     Milis Publikasi e-LEADERSHIP
                                 ****
                   Topik: Kepemimpinan dan Karakter
==================================**==================================

  MENU SAJI

  EDITORIAL      : Sebuah Kunci Kepemimpinan
  ARTIKEL (1)    : Kepemimpinan: Karakter dan Sifat
  ARTIKEL (2)    : Pemimpin yang Layak Diikuti
  INSPIRASI      : Apakah Karakter Saya Tunduk kepada Kristus?
  RENUNGAN       : Nilai Sebuah Paskah
  JELAJAH        : Essential Skills for Your Excellent Career

==================================**==================================
EDITORIAL

                  -*- SEBUAH KUNCI KEPEMIMPINAN -*-

  Karakter seorang pemimpin bisa dikatakan sebagai kunci keberhasilan
  kepemimpinannya. Melalui karakter yang baik dan kuat, ia akan mampu
  melalui masalah yang sering kali hadir ketika ia ada di puncak.
  Karakter jugalah yang menentukan apakah ia seorang pemimpin yang
  layak untuk diikuti.

  Setelah membahas rangkaian aspek dalam kepemimpinan, kini kita akan
  menyelami berbagai karakter yang harus dimiliki oleh seorang
  pemimpin yang baik. Sebagai pengenalan, edisi kali ini menyajikan
  gambaran singkat tentang pentingnya seorang pemimpin memiliki
  karakter yang baik dan kuat dalam kepemimpinannya.

  Dalam bulan April ini kita juga memperingati Paskah -- kemenangan
  Yesus atas kuasa dosa dan maut. Berkenaan dengan itu, redaksi
  menyajikan satu renungan Paskah. Kiranya bisa menjadi berkat untuk
  para sahabat. Selamat menyimak sajian kali ini. Selamat Paskah!

  Staf Leadership,
  Lanny

           "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula,
     mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa
         dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu,
      menjadi yang sulung di antara banyak saudara." (Roma 8:29)
              < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Roma+8:29 >

==================================**==================================

         NEARLY ALL MEN CAN STAND ADVERSITY, BUT IF YOU WANT
              TO TEST A MAN`S CHARACTER, GIVE HIM POWER.
                          (Abraham Lincoln)

==================================**==================================
ARTIKEL (1)

               -*- KEPEMIMPINAN: KARAKTER DAN SIFAT -*-

  Karakter terus berkembang dari waktu ke waktu. Banyak orang
  mengatakan karakter seseorang terbentuk sedari kecil. Kita memang
  tidak mengetahui dengan pasti kapan tepatnya karakter itu mulai
  berkembang. Akan tetapi, bisa dipastikan bahwa karakter tidak dapat
  berubah dengan cepat. Dari perilaku seseorang, kita bisa menebak
  karakternya. Seorang yang berkarakter kuat menunjukkan aktivitas,
  energi, kemantapan tekad, disiplin, kemauan keras, dan keberanian.
  Dia melihat apa yang ia inginkan lalu mengejarnya. Ia juga menarik
  orang untuk mengikutinya. Di sisi lain, orang yang berkarakter lemah
  tidak menunjukkan sifat-sifat tersebut. Ia tidak tahu apa yang ia
  inginkan. Sifatnya tidak terkelola dengan baik, terombang-ambing dan
  tidak konsisten. Akibatnya, tidak ada seorang pun yang bersedia
  mengikutinya.

  Orang yang kuat tidak selalu berkarakter baik. Seorang pemimpin
  preman adalah contoh orang berpengaruh yang berkarakter buruk.
  Sedangkan pemimpin suatu komunitas terkemuka adalah contoh orang
  berpengaruh dan berkarakter baik. Organisasi membutuhkan pemimpin
  yang kuat sekaligus berkarakter baik, yang bisa dipercaya dan yang
  akan memimpin mereka menuju masa depan.

  Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, para pengikut Anda
  harus memercayai Anda dan dilibatkan dalam visi yang Anda miliki.
  Korn/Ferry International, suatu perusahaan pencari para eksekutif,
  mengadakan survei mengenai apa yang diinginkan organisasi dari sang
  pemimpinnya. Para responden mengatakan bahwa mereka menginginkan
  orang yang beretika sekaligus memiliki visi ke depan yang kuat.
  Dalam banyak organisasi, tindakan seorang pemimpin menjadi teladan.
  Perilaku pemimpin bisa memenangkan kepercayaan, kesetiaan, dan
  menjamin vitalitas perusahaan agar berjalan dengan baik. Salah satu
  cara untuk membangun kepercayaan adalah dengan menunjukkan karakter
  yang baik -- terdiri dari keyakinan, nilai, kemampuan, dan sifat.

  Keyakinan adalah sesuatu yang kita pegang teguh dan mengakar dalam
  diri kita. Bisa berupa anggapan atau pendirian yang Anda anggap
  benar mengenai orang lain, konsep, atau hal-hal lain. Bisa juga
  berupa keyakinan tentang kehidupan, kematian, agama, hal baik dan
  hal buruk, dan sebagainya.

  Nilai adalah sikap mengenai harga diri orang lain, konsep, atau hal
  lainnya. Misalnya, Anda menilai suatu mobil bagus, rumah yang
  nyaman, persahabatan erat, kenyamanan pribadi, atau keluarga
  harmonis. Nilai bersifat penting karena memengaruhi perilaku
  seseorang dalam menimbang seberapa pentingnya setiap pilihan. Anda
  mungkin menilai sahabat lebih berharga daripada kepentingan Anda
  sendiri, sedangkan orang lain mungkin menilai yang sebaliknya.

  Sifat akan membedakan seseorang berdasarkan kualitas atau
  karakteristiknya, sedangkan karakter adalah jumlah keseluruhan dari
  sifat-sifat ini. Kita akan memfokuskan diri hanya pada beberapa
  sifat yang krusial untuk seorang pemimpin. Semakin banyak yang Anda
  miliki dari daftar berikut, semakin besar kepercayaan pengikut Anda
  terhadap Anda.

  Sifat-Sifat Seorang Pemimpin yang Baik
  --------------------------------------
  * Jujur. Seorang pemimpin yang baik menunjukkan ketulusan,
    integritas, dan keterbukaan dalam setiap tindakannya.

  * Kompeten. Tindakan seorang pemimpin haruslah berdasar pada
    penalaran dan prinsip moral, bukannya menggunakan emosi
    kanak-kanak dalam mengambil suatu keputusan.

  * Berpandangan ke depan dan menetapkan tujuan. Dalam menetapkan
    tujuan, seorang pemimpin perlu menanamkan pemikiran bahwa tujuan
    itu adalah milik seluruh organisasi. Ia mengetahui apa yang
    diinginkannya dan bagaimana cara untuk mendapatkannya. Biasanya ia
    menetapkan prioritas berdasarkan nilai dasarnya.

  * Memberi inspirasi. Dalam mengerjakan setiap tugas, seorang
    pemimpin harus menunjukkan rasa percaya diri, ketahanan mental,
    fisik, dan spiritual. Dengan begitu, bawahan akan terdorong untuk
    mencapai yang lebih baik lagi.

  * Cerdas. Seorang pemimpin yang efektif harus memiliki kemauan untuk
    terus membaca, belajar, dan mencari tugas-tugas yang menantang
    kemampuannya.

  * Berpikiran adil. Prasangka adalah musuh dari keadilan. Seorang
    pemimpin yang baik akan memperlakukan semua orang dengan adil. Ia
    menunjukkan empatinya dengan bersikap peka terhadap perasaan,
    nilai, minat, dan keberadaan orang lain.

  * Berpikiran luas. Pemimpin yang baik menyadari setiap perbedaan
    yang ada dalam ruang lingkup kepemimpinannya dan mau menerima
    segala perbedaan itu.

  * Berani. Seorang pemimpin yang baik selalu bertekun dalam usahanya
    mencapai tujuan, bukannya terus-terusan berusaha mengatasi
    berbagai halangan yang memang sulit untuk diatasi. Biasanya,
    meskipun sedang berada di bawah tekanan, ia tetap tenang dan
    menunjukkan rasa percaya diri.

  * Tegas. Anda tidak dapat menjadi seorang pemimpin yang baik bila
    tidak tegas dalam mengambil keputusan tepat di saat yang tepat.

  * Imajinatif. Inovasi dan kreativitas diperlukan dalam suatu
    kepemimpinan. Seorang pemimpin haruslah membuat perubahan tepat di
    saat yang tepat dalam pemikiran, rencana, dan metodenya. Selain
    itu, kreativitas sang pemimpin juga terlihat dengan memikirkan
    tujuan dan gagasan baru yang lebih baik, dan menemukan solusi baru
    dalam memecahkan masalah. (t/Lanny)

  Sumber diterjemahkan dari:
  Nama situs  : The Art and Science of Leadership
  Judul asli  : Leadership -- Character and Traits
  Penulis     : Donald Clark
  Alamat situs: http://www.nwlink.com/~donclark/leader/leadchr.html.

==================================**==================================
ARTIKEL (2)

                 -*- PEMIMPIN YANG LAYAK DIIKUTI -*-

  Dari sekian banyak pemimpin yang ada di dunia ini, pastilah ada
  pemimpin yang mengendalikan suatu organisasi besar dan mampu
  merangkul begitu banyak pengikut, tapi ternyata tidak memiliki
  karakter. Mereka mampu memberikan perintah dengan jelas. Mereka
  menunjukkan keberanian dan kemampuan. Dan mereka bahkan mau
  menerima nasihat orang lain. Kepemimpinan mereka berhasil dan
  sukses, namun apakah tampuk kepemimpinan itu sanggup bertahan lama?

  Anda memang dapat memimpin tanpa memiliki karakter. Kendatipun
  begitu, karakter menentukan apakah seorang pemimpin itu layak
  diikuti. Integritas tidaklah diperlukan bila Anda bisa dengan mudah
  membujuk orang-orang untuk mengikuti Anda. Namun, bila Anda ingin
  memenangkan respek dari para pengikut Anda, integritas mutlak
  dibutuhkan. Karunia dan keteguhan hati bisa pula menunjukkan
  kemampuan Anda, tetapi karakter Andalah yang menjadi milik pusaka
  Anda.

  Studi-Studi Pendukung
  ---------------------
  Penulis James Kousez dan Barry Posner melakukan survei terhadap
  hampir 1.500 manajer dari berbagai negara. Mereka mengajukan
  pertanyaan seperti ini: "Dari pemimpin Anda, karakter, nilai, atau
  ciri apa yang paling Anda kagumi?" Dengan kata lain, apa yang
  membuat seorang pemimpin layak diikuti?

  Lebih dari 225 karakter, nilai, dan ciri berhasil teridentifikasi.
  Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi lima belas kategori utama.
  Ternyata, lima karakter yang paling banyak diharapkan orang dari
  pemimpinnya adalah "integritas," "jujur," "dapat dipercaya,"
  "memiliki karakter," dan "memiliki pendirian."

  Studi lain yang dilakukan di Universitas Santa Clara dan beberapa
  perusahaan dalam seminar berantai selama dua tahun, melibatkan lebih
  dari 2.600 manajer tingkat atas. Mereka diminta mengisi daftar
  karakteristik atasan mereka. Hasilnya, "kejujuran" menempati posisi
  teratas, disusul oleh "kemampuan", "kecerdasan", dan "membangkitkan
  inspirasi".

  Hasil studi yang dilakukan Korn/Ferry International bekerja sama
  dengan Columbia Graduate mendukung temuan-temuan di atas. Dengan
  melakukan survei terhadap lebih dari 1.500 eksekutif tingkat atas di
  dua puluh negara, fokus survei tersebut terletak pada strategi
  pertumbuhan, bidang keahlian, dan karakteristik seorang pemimpin
  yang ideal. "Etika" menempati posisi yang tertinggi, atau dengan
  kata lain pemimpin yang diharapkan adalah yang tak bercela.

  Ujian di Puncak Kepemimpinan
  ----------------------------
  Sesungguhnya, sebagai pemimpin Anda dinilai bukan dari ke mana Anda
  mengarahkan orang-orang yang mengikut Anda, tapi lebih berdasarkan
  bagaimana Anda mengarahkan mereka. Mereka akan selalu
  memperbincangkan karakter Anda sebagai seorang manusia, bukan hanya
  keahlian memimpin yang Anda miliki. Mereka yang memutuskan untuk
  mengikut Anda berharap Anda memiliki kepribadian yang lebih baik
  daripada mereka. Karena alasan inilah, karakter memiliki peran yang
  sangat signifikan dalam kepemimpinan.

  Sebuah definisi karakter yang sederhana, namun cukup menggigit
  berbunyi: karakter adalah kerelaan melakukan yang benar sekalipun
  sulit. Sebagai seorang pemimpin, Anda dituntut untuk bisa membuat
  keputusan yang tepat -- keputusan yang terkadang bertentangan dengan
  keinginan, emosi, kata hati, kecenderungan umum, dan akal sehat.
  Karakter Anda berkaitan dengan kerelaan untuk membuat keputusan yang
  benar dan yang harus dilakukan.

  Ada harga yang harus dibayar ketika Anda memutuskan untuk melakukan
  yang benar. Waktu, uang, kesempatan, reputasi, dan bahkan kemajuan
  karier Anda terkadang harus dipertaruhkan, meski setidaknya untuk
  jangka waktu pendek. Sering kali orang beranggapan bahwa hal-hal
  dilematis seperti ini akan menghilang begitu kesuksesan sudah ada
  dalam genggaman. Ini asumsi yang salah karena kesuksesan justru
  meningkatkan risiko. Ketika kesuksesan sudah dicapai, ada satu
  tantangan yang tak bisa dihindari, yaitu mempertahankan kesuksesan.
  Lebih mudah untuk memenangkan pertandingan basket kelas dunia
  daripada mempertahankan gelar juara tersebut. Lebih menyenangkan
  memecahkan rekor penjualan daripada mencoba menyamai rekor tersebut
  pada periode berikutnya. Seseorang yang berada di puncak karier
  mengalami tekanan jauh lebih banyak daripada yang bisa Anda
  bayangkan.

  Seorang teman saya berhasil membuat perusahaannya "go public"
  beberapa tahun yang lalu. Sebelumnya, ia dikenal sebagai seseorang
  yang memiliki integritas tinggi, penuh kharisma, dan karakter yang
  sangat menarik untuk orang lain. Dalam waktu singkat ia berhasil
  mengumpulkan modal yang diperlukannya. Selama proses itu, ia
  berupaya agar tidak mengambil jalan singkat secara moral maupun
  etika.

  Namun, saat berhasil mencapai puncak, besarnya finansial yang ia
  peroleh dan ketamakan para pemegang saham mulai memengaruhinya.
  Usahanya untuk berkembang tergantikan oleh ketakutan bahwa semua
  yang telah ia dapatkan akan hilang. Ia bersyukur pada Tuhan atas
  berkat-Nya sehingga ia mencapai kesuksesan. Tapi ia mulai meragukan
  apakah Tuhan akan menolongnya untuk mempertahankan kesuksesan yang
  telah Ia berikan.

  Melakukan hal yang benar meski harus membayar harga adalah tanda
  seorang pemimpin yang hebat. Saat Anda memutuskan untuk memegang
  teguh apa yang benar sekalipun keyakinan itu mengorbankan sesuatu
  yang berharga bagi Anda, maka Anda telah menjadi seorang pemimpin
  yang layak diikuti.

  Alkitab memberikan contoh dalam Perjanjian Lama, yaitu kisah
  Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Mereka bertiga, bersama Daniel,
  dikirim ke Babilonia sebagai budak. Melalui campur tangan Tuhan,
  akhirnya mereka memperoleh posisi tinggi dan hidup yang
  berkelimpahan. Masalah mulai muncul saat Raja Nebukadnezar membangun
  sebuah patung emas dan memerintahkan setiap orang untuk
  menyembahnya. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, sebagai orang beriman,
  tidak mengindahkan perintah raja. Ketika raja mengetahui hal itu, ia
  memanggil mereka dan memberikan kesempatan kedua pada mereka untuk
  menyembah patung itu. Tetapi ketiga pemuda itu tidak membutuhkan
  kesempatan kedua. Mereka tetap berpegang teguh pada pendiriannya
  untuk tidak menyembah patung berhala tersebut, meskipun nyawa mereka
  menjadi taruhannya karena raja memerintahkan mereka untuk dimasukkan
  ke dalam dapur api.

  Akan tiba waktunya dalam kepemimpinan Anda, karakter Anda akan
  diuji. Sering kali di tengah kesuksesan, pemimpin melupakan
  kepercayaan dan standar yang mereka pegang dalam perjalanannya
  menuju sukses. Tekanan untuk berkompromi demi mempertahankan
  kesuksesan akan senantiasa menghantui. Akibatnya, mereka melupakan
  siapa sumber kesuksesan mereka.

  Apa yang membuat ketiga pemuda Ibrani tersebut berani memegang teguh
  sikap yang benar? Mereka menyadari bahwa segala kemewahan dan hidup
  nyaman yang mereka peroleh semata-mata adalah karunia dan anugerah
  dari Tuhan, bukan Nebukadnezar. Inilah cara pandang yang kerap kali
  hilang dari para pemimpin masa kini: tidak melupakan sumber berkat.
  Jadi, untuk apa mereka mengabaikan prinsip-prinsip Tuhan untuk
  mempertahankan berkat yang datangnya dari Tuhan?

  Ketika ujian terhadap karakter itu datang, sesungguhnya Anda diberi
  sebuah kesempatan untuk menjadi seorang pahlawan. Jika Anda berani
  mengambil risiko untuk melakukan yang benar, saat Anda kembali
  menengok ke belakang, Anda akan melihat bahwa pada saat itu Anda
  benar-benar menempatkan diri sebagai seorang pemimpin dan pribadi
  yang baik dan layak diiikuti.

  Sumber diringkas dari:
  Judul buku: The Next Generation Leader
  Judul bab : Karakter Menentukan Pusaka Seorang Pemimpin
  Penulis   : Andy Stanley
  Penerjemah: Jody Rondonuwu
  Penerbit  : Harvest Publication House, Jakarta 2005
  Halaman   : 123 -- 140

==================================**==================================
INSPIRASI

         -*- APAKAH KARAKTER SAYA TUNDUK KEPADA KRISTUS? -*-

  Kepemimpinan juga menuntut otoritas moral. Para pengikut hanya akan
  memercayai para pemimpin yang menunjukkan tingkat integritas
  tertinggi. Orang-orang tidak akan mengikuti pemimpin yang moralnya
  tidak pantas menjadi seorang pemimpin. Setiap kali Anda berkompromi
  dengan karakter Anda, Anda berkompromi dengan kepemimpinan.

  Beberapa waktu yang lalu, salah seorang anggota staf kami merasa
  frustrasi dengan peran kepemimpinannya karena orang-orang tertentu
  di bawah supervisinya tampaknya tidak kooperatif. Saya mulai
  menyelidiki departemennya untuk mencari tahu apa yang tidak wajar.
  Lalu gambaran yang sebenarnya mulai tampak. Seseorang berkata, "Ia
  menentukan rapat-rapat lalu ia sendiri tidak muncul." Yang lain
  berkata, "Ia jarang membalas telepon." Seorang yang lain berkata,
  "Kami sering tidak tahu di mana ia berada."

  Saya menjadwalkan sebuah pertemuan dengan pemimpin itu dan
  memverifikasi pernyataan rekan-rekan satu timnya. Lalu saya menatap
  matanya dan berkata, "Mari kita luruskan masalah ini. Saat engkau
  memberi tahu rekan-rekan satu timmu bahwa engkau akan berada di
  tempat tertentu pada waktu tertentu, dan engkau terlambat atau tidak
  muncul, itu adalah masalah karakter. Saat engkau berjanji untuk
  membalas telepon lalu lalai melakukannya, itu membuat orang-orang
  merasa tidak dihargai. Saat rekan-rekan satu timmu tidak tahu di
  mana engkau berada selama jam-jam kerja, hal itu mengikis
  kepercayaan. Engkau harus menyelesaikan masalah ini atau kami harus
  memindahkanmu." Selama bertahun-tahun saya telah menyaksikan bahwa
  jika masalah karakter dikompromikan, hal itu akan melukai seluruh
  tim dan akhirnya merusak misi.

  Siapa yang ingin menjadi pemimpin yang menurunkan moral bawahan dan
  merusak tujuan? Saya tentu tidak ingin. Jadi, secara berkala saya
  menyanyikan lagu Rory Noland selama saya bersaat teduh bersama
  Allah:

  Roh Kudus, kendalikanlah.
  Kendalikan tubuh, pikiran, dan jiwaku.
  Ingatkan segala sesuatu yang tidak berkenan kepadamu,
  Segala sesuatu yang mendukakan hatimu.
  Roh Kudus, kendalikanlah.

  Sumber diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: Kepemimpinan yang Berani
  Judul bab : Seni Memimpin Diri
  Penulis   : Bill Hybels
  Penerjemah: Anne Natanael
  Penerbit  : Gospel Press, Batam Center 2004
  Halaman   : 231 -- 232

==================================**==================================
RENUNGAN

                     -*- NILAI SEBUAH PASKAH -*-

  Kisah kebangkitan dalam Injil Yohanes ini mencakup dua tema, yakni
  iman dan cinta. Agar bisa memercayai peristiwa kebangkitan, kita
  membutuhkan iman karena kebangkitan adalah suatu misteri. Dalam
  kamus Webster, "misteri" diartikan sebagai suatu teka-teki yang
  sulit dijelaskan, sesuatu yang mendatangkan rasa heran, yang membuat
  seseorang berdiri terpaku di hadapannya tanpa mengeluarkan sepatah
  kata pun. Dalam peristiwa kebangkitan, kita juga mengalami semua
  yang dilukiskan untuk sebuah misteri dalam kamus Webster.
  Kebangkitan itu hanya dapat dipahami dalam konteks iman karena tak
  ada sesuatu pun di dunia ini yang bisa membantu kita untuk memahami
  kebangkitan seonggok tubuh yang telah kehilangan nyawa. Kesedihan
  serta keputusasaan yang dibawa oleh kematian, kini telah diatasi
  oleh suatu janji akan kehidupan kekal, dan ini hanya dapat dipahami
  lewat iman.

  Tema yang kedua adalah cinta. Seperti yang tampak pada akhir perikop
  Injil ini, Yohanes, murid yang dikasihi Yesus serta yang mengasihi
  Yesus, adalah orang pertama yang percaya akan kebangkitan. Ia juga
  adalah orang pertama yang mengerti peristiwa kebangkitan. Cinta
  memberinya mata yang bisa melihat tanda misteri dan percaya. Cinta
  mampu menangkap kebenaran ketika intelek diliputi ketidakpastian.
  Cinta bisa membuka nilai asli dari sesuatu ketika pikiran manusia
  seakan menjadi buta.

  Maria Magdalena merupakan satu dari mereka yang termasuk dalam
  kelompok pionir yang menerima warta kebangkitan Yesus. Mereka adalah
  kaum kecil yang masih tertinggal di bawah kaki salib Yesus, ketika
  semua teman Yesus (para murid) terbirit-birit lari meninggalkan-Nya.
  Ketika tubuh Yesus dimasukkan ke dalam kubur, mereka juga ada di
  sana. Merekalah yang pertama kali datang ke kubur Yesus di pagi
  buta. Cinta mereka akan Yesus kini mendapat imbalannya, yakni
  menjadi kelompok pertama yang mengetahui warta gembira kebangkitan
  Yesus.

  Di abad ini ketika Yesus telah berada dalam keagungan Bapa-Nya di
  surga, di manakah kita bisa bertemu dengan Yesus yang bangkit? Di
  awal Injil Yohanes, sejumlah orang Yunani, kelompok yang dikenal
  sebagai kaum pencari kebenaran, datang mendekati para murid dan
  meminta untuk bertemu dengan Yesus. Namun sayangnya, Yesus tidak
  menampakkan diri kepada mereka. Kaum Yunani tersebut hanya bisa
  bertemu dengan Yesus lewat kedua belas murid-Nya. Jadi, terhadap
  pertanyaan yang baru saja diajukan di atas, kini diberikan
  jawabannya: "Orang lain bisa melihat Yesus yang bangkit lewat mereka
  yang percaya akan Dia", yakni lewat mereka yang menyebut diri
  Kristen, yang menyebut diri murid-murid Yesus di abad ini.
  Teman-teman kita atau siapa saja yang bertemu dengan kita setiap
  hari, seharusnya mampu melihat diri Yesus yang bangkit lewat
  pelayanan dan cinta kita.

  Kita tahu bahwa kehidupan Maria Magdalena telah berubah secara
  radikal sejak ia bertemu dengan Yesus. Yesus mampu melihat kehadiran
  yang ilahi dalam diri Maria Magdalena dan secara perlahan
  membantunya untuk mampu melihat kehadiran ilahi itu dalam dirinya
  dengan matanya sendiri. Sebagai pengikut Yesus, kita seharusnya
  mampu membawa perubahan hidup sebagaimana dialami Maria Magdalena di
  atas.

  Ketika seseorang tak mampu melihat hari esok, ketika ia dilanda
  putus asa yang berat, ketika kakinya tak mampu lagi melangkah untuk
  meneruskan perjalanannya, ketika mata seseorang seakan buta dan tak
  mampu melihat apa yang benar, ketika seseorang tidak mendapat
  penghargaan yang layak sebagai manusia, di saat seperti itulah kita
  hendaknya datang memberikan kekuatan, harapan, dan semangat baru,
  untuk terus bergerak maju. Inilah warta kebangkitan yang seyogyanya
  kita kumandangkan.

  Sumber diedit seperlunya dari:
  Situs       : Pondok Renungan
  Penulis     : Tarsis Sigho
  Alamat situs: http://www.pondokrenungan.com/isi.php?tipe=Renungan&table=isi&id=535

==================================**==================================
JELAJAH

         -*- ESSENTIAL SKILLS FOR YOUR EXCELLENT CAREER -*-
                     http://www.mindtools.com

  Bingung mencari referensi untuk mengembangkan kemampuan memimpin
  Anda? Situs mancanegara yang didirikan oleh James Manktelow pada
  tahun 1995 ini rasanya sayang untuk dilewatkan begitu saja. Lebih
  dari seratus bahan kepemimpinan yang terus diperbarui secara
  berkala, mengenai Time Management, Decision Making, Leadership
  Skills, dll, tersedia di situs yang tampilannya sarat dengan
  informasi ini. Dilengkapi dengan mesin pencari yang memudahkan Anda
  dalam mencari topik-topik tertentu. Selain itu, Anda juga bisa
  mendaftarkan alamat surat elektronik Anda untuk mendapatkan artikel
  dwimingguan mengenai beragam topik kepemimpinan. Disediakan juga
  forum komunitas sebagai tempat berinteraksi dan bertukar pikiran
  dengan para pemimpin anggota situs ini. Tunggu apa lagi? Segera
  kunjungi situs ini dan manfaatkan beraneka fasilitas yang
  disediakannya.

  Kiriman dari: Yulan

==================================**==================================
Berlangganan       : subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti           : unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Kontak e-Leadership: staf-leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead    : http://lead.sabda.org/
----------------------------------------------------------------------
                     Redaksi e-Leadership: Lanny
    e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
           Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs:
             http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
                      Copyright(c) 2007 oleh YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org